Kamis, 31 Mei 2012

Ngatasi Macet Dalam Sekejap? Mimpi Kali Ye...

INILAH.COM, Jakarta - Tak disangkal, kemacetan Jakarta terancam kian parah bila tak segera diantisipasi. Namun upaya mengatasi kemacetan tidaklah bisa instan. Banyaknya faktor penyebab yang membuat kemacetan sulit diurai.

Lepas subuh, Iskandar melaju dengan mobilnya dari rumahnya di kawasan Bekasi Timur. Langsung masuk tol Jakarta – Cikampek, lanjut ke jalan tol lingkar dalam, keluar di gerbang tol Tegal Parang, berbelok ke kawasan Kuningan, tempatnya berkantor sebagai staf senior di sebuah kantor pengacara.

Toh Iskandar mengaku tak setiap hari menggunakan mobil ke kantornya. Alasannya, kemacetan Jakarta bertambah parah. “Kalau tak mau mengemudi sendiri, mobil dititipkan di parkiran di Bulak Kapal, sambung bus kota AC. Atau sesekali dititipkan di Stasiun Bekasi, sambung KRL ke Kota dan lanjut bus TransJakarta, kalau memang ada agenda pekerjaan di Kota, Jalan Thamrin atau Jalan Sudirman,” terangnya.

Kenyataan memang menunjukkan, jam kemacetan di Jakarta kian hari kian bertambah lama. Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya (Ditlantas PMJ) menyebut, jika beberapa tahun lalu kepadatan lalu lintas sudah terurai sekitar pukul 21.00 WIB, kini mundur menjadi pukul 23.00 WIB. Ditlantas PMJ memperkirakan, bila tidak segera diatasi maka dalam beberapa waktu mendatang, bisa saja kemacetan baru terurai lepas tengah malam.

Gubernur DKI Jakarta, Fauzi Bowo tak menampik bila kemacetan saat ini menjadi salah satu persoalan utama di Ibukota. Namun demikian dikatakan pria berkumis yang akrab disapa Bang Foke ini, upaya untuk mengatasinya bukan tak dilakukan. Hanya saja, semua tidak bisa diselesaikan instan karena banyak hal yang harus dipertimbangkan.

“Jadi kalau ada orang yang menyebut ada solusi instan untuk mengatasi kemacetan Jakarta, saya kira orang itu perlu belajar lebih lanjut soal transportasi umum megapolitan,” kata Fauzi Bowo

Setuju atau tidak, untuk mengatasi kemacetan memang bukan pekerjaan gampang. Bagaimanapun Jakarta tak bisa berjalan sendiri, tanpa mengacuhkan daerah-daerah yang menjadi penyangga, yakni Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Bodetabek). Setiap kebijakan yang akan diberlakukan, harus memperhitungkan dukungan dari daerah-daerah penyangga tersebut, beserta yang bisa ditimbulkan.

Adalah kenyataan lain kalau sebagian warga yang beraktivitas di Jakarta, justru tinggal di Bodetabek yang menjadi daerah sub-urban. Keberadaan mereka inilah yang setiap harinya mewarnai pergerakan dan perjalanan, terutama pada pagi dan sore hari.

Data dari Jakarta Urban Transport Policy Integration (JUTPI) Commuter Survey tahun 2010, menyebut, setidaknya ada 1.105.000 perjalanan ulang-alik ke Jakarta dari Tangerang dan Tangerang Selatan, Kabupaten Tangerang, Kota Depok dan Bogor, Kabupaten Depok, ataupun Kota dan Kabupaten Bekasi. Jumlah ini melonjak tajam dibanding tahun 2002, sebanyak 743.000 perjalanan.

Dari survei yang sama, moda transportasi yang digunakan warga adalah 48,7% sepeda motor. Padahal sewindu sebelumnya, baru 21,2% saja warga yang menggunakan sepeda motor, sementara bus kota dan angkutan umum masih mendominasi hingga 38,3%. Pada tahun 2010 berdasar survei tersebut, pengguna bus kota dan angkutan umum anjlok jadi 13,5%.

Ini tentu saja menjadi pekerjaan rumah besar, untuk kembali memaksa masyarakat beralih menggunakan bus kota dan angkutan umum. Diperlukan konsep angkutan umum terintegrasi antara DKI Jakarta dengan daerah-daerah penyangga. Hal yang sebenarnya sudah lama diupayakan, namun baru dapat diwujudkan saat ini melalui Angkutan Perbatasan Terintegrasi Busway.

Sebagai gubernur, Bang Foke—demikian Fauzi Bowo sering disapa-- sendiri menyadari tidak mudah menata kembali keberadaan angkutan umum di Ibukota. Meski demikian ia menegaskan, akan terus fokus pada perbaikan dan revitalisasi angkutan umum serta membuat semuanya terintegrasi, sehingga memudahkan mobilitas masyarakat. [mah]

Sumber : http://metropolitan.inilah.com/read/detail/1866045/ngatasi-macet-dalam-sekejap-mimpi-kali-ye
Related Posts : bekasi , bogor , dititipkan , jakarta , jalan , kabupaten , kemacetan , lintas , mobil , orang , pekerjaan , tangerang

Tidak ada komentar :

Posting Komentar