Selasa, 08 Mei 2012

Kala Senja di Kota Tua Jakarta (Foto)

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Suara adzan Magrib menggema menelusup ke gedung tua yang atapnya sudah rapuh. Di ruang besar kumuh dengan berbagai tumpukan barang dagangan milik pedagang kaki lima, serombongan orang mengantre di depan toilet yang dibangun sekenanya. Cahaya lampu 15 watt menyeruak masuk ke ruang yang baunya pesing dan lembab.

Di ruang sebelah Gedung yang berada persis di seberang taman Museum Fatahilaht, wujud bangunan bersejarah itu telah musnah, berganti menjadi minimarket. Berutung gedung besar sebelahnya masih berdiri kokoh dengan berganti fungsi menjadi sebuah kafe bernama kafe Batavia.

Sementara itu, di depan sayap kanan Museum Fatahilah, serombongan pria berusia lanjut yang tergabung dalam Keroncong Kota Tua bersemangat memainkan biola, gitar, okulele hingga bass gitar. Usia senja tak memudarkan semangat mereka menghibur ratusan warga yang pada Minggu (6/5/2012) petang memenuhi halaman Museum Fatahilah.

Di depan pintu masuk Museum Fatahilah yang dulunya adalah Gedung Balaikota yang dibangun tahun 1620 oleh Gubernur Jendral Jan Pieterszoon Coen, belasan anak muda bermain-main dengan ular piton sepanjang 4 meter. Liukan pemuda dari kelompok Indonesia Cobra Show terus menggoda ular tersebut agar mematuknya.

Belasan ular dibawa anggota komunitas pecinta ular ini untuk dipertontonkan ke warga.Tak ketinggalan pula gadis ABG bernama Devi berkalung ular sambil bercanda dengan temannya.

Di samping kiri Museum Fatahilah, gedung-gedung bekas bar, cafe dan pusat perniagaan, kondisinya lebih memprihatinkan. Gedung-gedung tua bernilai sejarah tinggi dibiarkan lapuk dimakan usia menunggu kehancuran.

Sumber : http://www.tribunnews.com/2012/05/08/kala-senja-di-kota-tua-jakarta-foto
Related Posts : bernama , besar , fatahilah , museum , serombongan

Tidak ada komentar :

Posting Komentar