Senin, 21 Mei 2012

Macet dan Banjir, Kepada Siapa Jakarta Mengadu?

Metrotvnews.com, Jakarta: Bicara Jakarta banyak persoalan yang terjadi. Banjir dan macet adalah dua di antaranya. Namun ternyata di tengah peliknya persoalan Jakarta, masih banyak orang yang ingin menjadi Gubernur di kota ini.

Tahukah anda berapa uang yang terbuang setiap tahunnya akibat kemacetan di Jakarta? Wow ternyata sebesar Rp28 triliun. Lalu berapa rupiah BBM yang terbuang percuma akibat kemacetan di Jakarta? Ya, sebesar Rp10,7 triliun.

Kemudian, masalah apa yang membuat sebagian warga ibu kota pusing setiap hujan turun? Jawabnya adalah banjir.

Banjir dan macet, dua kata ini seakan melekat pada Jakarta. Warga pun sudah sangat mahfum dengan kemacetan di kota ini jika dulu tidak bisa beralasan telat karena macet, kini warga seakan berdamai dengan hal itu.

Bayangkan waktu produktif warga Jakarta yang terbuang setiap tahunnya mencapai Rp9,7 triliun. Belum lagi masalah lain yang mengancam keberlangsungan hidup warga Jakarta, seperti menurunnya kualitas hidup sehat dan stres.

Uang puluhan triliun rupiah yang hilang setiap tahun seharusnya bisa digunakan untuk membangun Jakarta menjadi lebih baik. Misalnya membuat transportasi massa yang hanya membutuhkan tidak lebih dari Rp28 miliar. Serta membangun puluhan rumah susun atau apartemen sederhana dengan harga yang terjangkau.

Lantas kepada siapakah warga Jakarta harus mengadu?

Pemilihan Gubernur DKI Jakarta tidak kurang dari 100 hari lagi. Semua bakal calon gubernur sudah siap dengan jurus-jurus jitu untuk menjadi pemenang. Visi dan misi yang ditawarkan nyaris seragam. Mengatasi banjir dan kemacetan. Dari calon yang diusung parpol hingga calon independen.

Tak tekecuali kandidat independen alias jalur nonpartai seperti pasangan ekonom Faisal Basri dan Biem Benyamin misalnya. Pasangan independen ini ibarat penetral ditengah perpolitikan Indonesia saat ini. Tidak mudah memang, Faisal beserta tim sukses harus turun ke tiap-tiap kecamatan untuk memverivikasi data yang akan diserahkan ke Komisi Pemilihan Umum Daerah.

Mereka tidak memiliki sumber dana yang pasti untuk membiayai proses pemenangan. Sampai-sampai Faisal harus menjual rumah pribadinya di daerah Kebayoran Baru. Inipun belum bisa memastikan pasangan ini bisa ikut ketahap selanjutnya.

Namun sayang saat ini di Indonesia tidak banyak pasangan independen yang berhasil memenangkan pertarungan pemilihan kepala daerah.

Dari 398 kabupaten, 93 kota, 1 kabupaten administrasi, dan 5 kota administrasi, hanya Provinsi Aceh dan Kabupaten Garut saja yang pernah dipimpin oleh kepala daerah dari jalur independen.

Daya tembus birokrasi yang sulit membuat pasangan independen lebih sering mundur teratur. Kesulitan ini juga menjadi gambaran sistem politik seperti apakah yang ada di negara kita.

Siapapun yang menang Jakarta kini membutuhkan pemimpin yang bisa mengakomodir banyak hal. Bukan hanya bisa menanggulangi kemacetan tetapi berani menyetop penyebab kemacetan dan banjir. Serta berani melakukan perubahan, bukan pembenahan.(DNI)

Sumber : http://www.metrotvnews.com/read/newsvideo/2012/05/20/151350/Macet-dan-Banjir-Kepada-Siapa-Jakarta-Mengadu?/6
Related Posts : administrasi , faisal , independen , indonesia , jakarta , kabupaten , kemacetan , pemilihan , persoalan , rupiah

Tidak ada komentar :

Posting Komentar