Rabu, 27 Juni 2012

Dulu Trem, Sekarang Busway Menyusuri Jakarta

Jakarta Transportasi massal sejak dulu memegang peranan penting di Jakarta. Di tahun 1950-an trem listrik menjadi andalan warga Ibukota untuk melakukan mobilitas di tengah kota. Seiring waktu berlalu, angkutan ini mati. Hingga bertahun-tahun kemudian munculah bus besar yang berjalan di jalur khusus, busway.

Di buku 'Jakarta 1950-an, Kenangan Semasa Remaja' karya Firman Lubis, trem listrik beroperasi di beberapa jalur utama Ibukota. Masyarakat umum banyak menggunakan jasa angkutan umum peninggalan kolonial Belanda ini.

Sebenarnya angkutan ini sudah ada di Batavia (nama Jakarta kala itu) sejak pertengahan 1800 hingga 1900-an. Mulanya trem kuda yang mampu mengangkut 40 orang hadir pada 1869. Keberadaan trem kuda ditulis dalam buku 'Kisah Betawi Tempo Doeloe: Robin Hood Betawi' karya Alwi Shahab.

Tiga hingga empat kuda dikerahkan untuk menarik trem ini. Trem juga dilengkapi dengan terompet yang akan dibunyikan oleh kusir sebagai klakson. Untuk bisa menikmati perjalanan trem kuda ini, penumpang harus membayar 10 sen. Waktu operasinya kala itu adalah pukul 05.00-20.00 WIB.

Seiring perkembangan teknologi, keberadaan trem kuda lantas digantikan dengan trem uap yang muncul sekitar 1881. Lokomotif yang dijalankan dengan ketel uap menggantikan keberadaan kuda yang menarik trem sehingga memiliki rute yang lebih panjang.

Kala itu trem uap melintas dari Pasar Ikan sampai Jatinegara. Pasar Baru, Gunung Sahari, Kramat, Salemba, dan Matraman adalah kawasan yang dilintasi alat transportasi ini.

Kemudian pada 1900, teknologi terbaru ditemukan sehingga meminggirkan trem uap dan menggantikannya dengan trem listrik. Pada 1950-an ada sekitar 5 lin (dari bahasa belanda lijn yang berarti lintasan) di Jakarta. Lin-lin itu antara lain melintasi Kampung Melayu, Jalan Cut Mutia, Jalan Tanah Abang Raya (sekarang Jalan Abdul Muis), Harmoni, dan Pasar Ikan.

Pool dan bengkel besar trem listrik berada di Jalan Kramat Raya yang berada di seberang Gedung CTC. Namun kemudian tempat ini digunakan sebagai pool bus PPD.

Operasi trem ini kemudian dihentikan pada 1959. Tidak jelas mengapa pengoperasian alat transportasi ini dihentikan. Firman Lubis yang merupakan anak Betawi menduga trem sulit dioperasikan atau karena tidak ada dana untuk merawat dan meremajakannya.

Trem yang dulu pernah menderu di Ibukota tak ada lagi sisanya. Jalan khusus trem pun sepertinya sudah tertutup aspal jalanan. Bekas rel trem listrik pernah ditemukan saat dilakukan penggalian pinggir jalan daerah kota pada 2006 guna peremajaan kawasan Kota Tua. Hanya itu saja, tiang penyangga kabel listrik pun kini hanya tinggal cerita.

Firman Lubis menyayangkan hilangnya trem dari Ibukota. Sebab trem merupakan alat transportasi yang praktis dan bebas polusi. Di banyak kota besar di Eropa saja trem listrik menjadi transportasi umum yang diandalkan.

Puluhan tahun kemudian, lahirlah busway di Jakarta. Busway merupakan jalan khusus bagi bus TransJakarta, yang menjadi bagian dari sistem transportasi bus cepat atau Bus Rapid Transit di Jakarta. Ide pembangunan bus ini muncul pada 2001 dengan mengadopsi sistem TransMilenio yang sukses di Bogota, Kolombia.

15 Januari 2004 merupakan hari bersejarah busway, karena saat itulah pertama kali busway dioperasikan. Koridor I yang melayani Blok M - Kota menjadi satu-satunya area yang dilayani busway kala itu. Sejumlah masalah pun membayangi keberadaan busway, misalnya saat atap salah satu bus menghantam terowongan rel kereta api dan masalah teknis lainnya.

Sejumlah koridor kemudian ditambah untuk melayani mobilitas warga Jakarta. Hingga bulan keenam 2012 ini, sudah ada 11 koridor yang dioperasikan. Meski sudah 8 tahun beroperasi di Jakarta, namun masih ada masalah yang kerap mendera. Misalnya soal keluhan busway yang tidak steril, terkadang penumpang harus menunggu lama datangnya bus, atau terlalu berdesakannya penumpang di dalam bus.

Kendati sudah ada busway namun kemacetan masih menjadi masalah klasik Ibukota. Para cagub-cawagub DKI yang akan berkontestasi pada 11 Juli mendatang pun berlomba-lomba menyampaikan rencana solusi mengatasi kemacetan Ibukota. Mari kita tunggu 'obat manjur' gubernur-wagub DKI terpilih nantinya.

Sumber : http://news.detik.com/read/2012/06/26/133223/1951068/10/dulu-trem-sekarang-busway-menyusuri-jakarta?9922032
Related Posts : belanda , beroperasi , besar , busway , firman , jalan , karya , keberadaan , kemacetan , penumpang , sistem , transportasi

Tidak ada komentar :

Posting Komentar