Rabu, 14 Maret 2012

Jakarta (Masih) Darurat Macet

INILAH.COM, Jakarta - Kemacetan menjadi persoalan panjang yang terjadi di Ibukota Jakarta. Tingginya tingkat pertumbuhan kendaraan bermotor atau kapasitas jalan yang tak sebanding dengan jumlah kendaraan yang beroperasi, selalu saja menjadi kambing hitam dalam menghadapi persoalan kemacetan di Ibukota.

Dua masalah tersebut, yakni pertumbuhan kendaraan atau keterbatasan kapasitas jalan, selalu disebut-sebut saat pemilihan kepala daerah tiba. Dengan janji-janji manis untuk mengentaskan permasalahan yang terjadi. Seperti lima tahun silam, dimana Gubernur DKI Jakarta, Fauzi Bowo dan Wakil Gubernur Prijanto dalam masa kampanye Pilgub, 2007.

Dengan jargon 'Serahkan pada Ahlinya' pasangan Fauzi - Prijanto saat itu, yakin mampu mengatasi masalah kemacetan yang terjadi. Sebagai gubernur pertama yang dipilih langsung, wajar jika warga Ibukota menaruh harapan besar pada pria yang akrab disapa Foke itu.

Dalam Janji kampanye pasangan Foke - Prijanto, lima tahun lalu, ada beberapa konsep yang dilakukan Foke dalam mengurai kemacetan, yakni mewujudkan konsep transportasi makro yang lebih baik dengan TransJakarta, membangun subway (jalur kereta bawah tanah) yang akan dilakukan tahun 2009.

Tak hanya itu guna menanggulangi keterbatasan minimnya jalan di Jakarta, nantinya jalan-jalan di Jakarta akan dibuat berlapis ke atas. Dengan harapan jalan di Jakarta, bisa bertambah untuk menampung jumlah kendaraan yang juga terus bertambah.

Namun hingga saat ini beberapa konsep pembangunan yang diyakini dapat mengurai kemacetan di kota Jakarta itu, masih jauh dari harapan. Kemacetan masih saja terjadi. Bahkan menjadi momok bagi warga Ibukota. Dioprasikannya TransJakarta di 11 koridor saat ini belum mampu berbuat apa-apa.

"Dilihat dari beberapa program atau janji kampanye dalam Pemilukada DKI Jakarta, 2007 lalu, pemerintahan Foke belum berhasil dengan adanya indikator yang dicanangkan menjadi target incumbent hingga saat ini belum terwujud," kata pengamat politik dari Charta Politika, Yunarto Wijaya.

Misalnya, program mewujudkan moda transportasi makro yang lebih baik dengan TransJakarta. Menurutnya, dari 15 koridor target yang akan dibangun, saat ini baru sebelas koridor yang terealisasi. "Dari 11 koridor, cuma dua koridor yang dapat diwujudkan oleh Fauzi Bowo, sementara sisanya dilaksanakan oleh Sutiyoso," ungkap Yunarto saat dihubungi INILAH.COM.

Tak hanya itu, dijelaskan Yunarto, konsep transportasi subway atau Mass Rapid Transit (MRT) yang ditargetkan akan dibangun 2009 lalu, hingga saat ini masih belum terealisasi. Bahkan saat ini, proyek pembangunan MRT Jakarta masih sebatas tahap kajian mendalam mengenai dampak lingkungan.

Perlunya Transportasi Massal Tahap II
Sementara itu Ketua Dewan Transportasi Kota Jakarta (DTKJ), Azas Tigor Nainggolan, menegaskan keberadaan transportasi massal guna mengurai kemacetan di Jakarta sudah cukup mendesak dan harus dilakukan Pemprov DKI Jakarta. "Jika tidak segera dibenahi jaringan transportasi massalnya, maka kemacetan total benar-benar akan terjadi di Ibukota," katanya.

Menurutnya, Jakarta tidak bisa lagi bergantung pada pengoprasian busway semata-mata, yang masih memiliki keterbatasan dalam daya angkutnya. Pembangunan proyek MRT memang mendesak dilakukan, karena dengan kehadiran MRT menjadi daya angkut kedua transportasi massal, dimana 800 hingga 1 juta orang dapat terangkut.

"Bangkok saja, sudah membangun MRT. Padahal pertumbuhah penduduk Jakarta masih lebih baik dibanding dengan Ibukota Thailand tersebut. Pembangunan MRT bisa dilaksanakan karena adanya kesadaran warga Thailand terhadap keberadaan MRT yang akan melepaskan negaranya dari kemacetan lalu lintas," ungkap Azas Tigor.

“Seharusnya, warga Jakarta meniru warga Thailand. Harus bersama-sama memperjuangkan pembangunan MRT di tengah-tengah kota Jakarta. Selain itu, rencana pembangunan MRT sudah puluhan tahun lalu direncanakan,” ujarnya.[dit]

Sumber : http://metropolitan.inilah.com/read/detail/1840431/jakarta-masih-darurat-macet
Related Posts : jakarta , jalan , kemacetan , kendaraan , keterbatasan , pembangunan , persoalan , pertumbuhan , subway , target , transportasi

Tidak ada komentar :

Posting Komentar