Senin, 08 September 2014

Orang Jakarta Ribut Macet, tetapi Masih Lakukan Ini?

JAKARTA, KOMPAS.com — Selain tingginya jumlah kepemilikan kendaraan pribadi, penyebab lain kemacetan di Jakarta adalah rendahnya tingkat kesadaran pengendara kendaraan untuk tertib berlalu lintas. Ada beragam perilaku berkendaraan yang menyumbang penyebab kemacetan, salah satunya adalah kebiasaan para pengendara di persimpangan berlampu lalu lintas.

Kepala Sub-Direktorat Dikyasa Ditlantas Polda Metro Jaya Ajun Komisaris Besar Warsinem menyebutkan, beberapa perilaku yang turut menyumbang kemacetan itu mulai dari berkendara melawan arus, berkecepatan rendah di lajur cepat, dan berhenti di depan garis putih pembatas saat lampu lalu lintas di persimpangan menyala merah.

Khusus untuk poin yang terakhir, kata Warsinem, pengendara kendaraan yang berhenti di depan garis pembatas di persimpangan itu justru acap kali tak melihat lampu pengatur lalu lintas. Mereka pun kerap tak melihat lampu telah berganti warna menjadi hijau.

"Harus diklakson dulu oleh kendaraan yang ada di belakang baru kemudian mereka jalan. Yang seperti ini kan sebenarnya memperlama saja," kata Warsinem, di sela acara kampanye keselamatan berlalu lintas, di kawasan Bundaran HI, Jakarta, Minggu (7/9/2014) pagi.

Ambil jalur

Persoalan berhenti di persimpangan ini, lanjut Warsinem, juga diperparah dengan perilaku para pengendara yang mengambil jalur kendaraan dari arah lain. Situasi tersebut, tegas dia, merupakan pemicu arus lalu lintas stuck, kendaraan dari semua arah tak lagi bisa bergerak karena mampat di persimpangan.

Berhenti di depan garis putih pembatas saat lampu lalu lintas menyala merah, kata Warsinem, juga tindakan yang memakan hak para pejalan kaki. "Kebiasaan" melewati garis batas tersebut pada umumnya "menjajah" zebra cross yang seharusnya merupakan ruang bagi para pejalan kaki untuk menyeberang.

"Tidak hanya bikin macet, tapi juga bikin orang susah nyebrang," kata Warsinem. "Jadi, benar-benar sangat merugikan. Harusnya kalaupun tidak ada garis stop, mereka berhenti di belakang lampu lalu lintas," ujar dia.

Warsinem mengatakan, sekarang jajaran Ditlantas Polda Metro Jaya sedang gencar menindak para pelanggar lalu lintas yang berpotensi menyebabkan kemacetan. Dalam dua pekan terakhir, per Sabtu (6/9/2014), 4.000-an orang sudah ditilang. "Untuk pelanggaran penyebab kemacetan, termasuk yang masuk ke jalur busway," sebut dia.

Sumber : http://megapolitan.kompas.com/read/2014/09/07/12312911/Orang.Jakarta.Ribut.Macet.tapi.Masih.Lakukan.Ini
Related Posts : ditlantas , garis , jalur , kaki , kebiasaan , kemacetan , kendaraan , lalu lintas , lampu , metro , pejalan , pembatas , pengendara , penyebab , perilaku , persimpangan , putih , rendah , warsinem

Tidak ada komentar :

Posting Komentar