Jumat, 15 Maret 2013

Serupa di Filipina, Kebijakan Ganjil-Genap Jakarta Diprediksi akan Gagal Total

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Program pengurangan kemacetan dengan sistem Ganjil-Genap di Jakarta, dijamin gagal, lantaran konsepnya masih sama dengan program sebelumnya, yakni three in one.

Pengamat Transportasi Filipina, Tanya Gaurano, mengungkapkan hal tersebut dalam Workshop Menakar Efektivitas Kebijakan Nomor Ganjil Genap di Lantai 12 Mall Sarinah di Jalan MH Thamrin, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis(14/3/2013).

Menurut Tanya, di Ibukota Filipina, yakni Manila, program seperti pembatasan kendaraan dengan sistem three in one maupun ganjil-genap sudah dilakukan sejak tahun 1990an.

Saat awal melaksanakan program tersebut, kata Tanya, pemerintah Manila yakin bisa menurunkan penggunaan kendaraan sebanyak 20 persen.

Tapi, kata Tanya, yang terjadi justru lain, kepemilikan kendaraan justru semakin meningkat di Manila dan kemacetan pun tak kunjung usai.

Tanya menilai, ada dua kesalahan, yakni program Ganjil-Genap di Manila maupun program three in one di Manila selalu ada pengecualian-pengecualiannya.

Misalnya mulai dari pengecualian terhadap waktu-waktu three in one yang baru mulai diberlakukan diatas pukul 06.00 WIB, serta hanya di jalan-jalan tertentu saja.

Makanya, mereka yang punya mobil akhirnya memilih berangkat lebih pagi dan akhirnya saat jam pulang kantor, kondisi jalan Manila kembali sesak.

"Atau mereka memilih jalan lain yang tidak masuk dalam program three in one," kata Tanya.

Hal itu terjadi pula dalam program ganjil-genap yang memiliki pengecualian dari segi waktu dan lokasi. Makanya, kemudian justru hanya memindahkan kemacetan dan menggeser waktu kemacetan saja.

Melihat itu, Pengamat Transportasi dari Komite Penghapusan Bensin Bertimbel, Ahmad Syafrudin mengatakan, sebenarnya nasib three in one dan program ganjil-genap di Indonesia akan serupa dengan Manila.

"Di kita kan program ganjil-genap maupun program three in one itu kan hanya ada di jam-jam tertentu saja dan lokasinya pun tertentu. Makanya, hasilnya tak akan berbeda dengan yang didapat pemerintah Kota Manila," kata Syafrudin dalam workshop tersebut.

Semestinya, kata Syafrudin, apabila memang mau membatasi kendaraan, harus dengan tegas dan tanpa pengecualian, yakni diberlakukan di seluruh lokasi dan jalan di Jakarta.

Sumber : http://jakarta.tribunnews.com/2013/03/14/serupa-di-filipina-kebijakan-ganjil-genap-jakarta-diprediksi-akan-gagal-total
Related Posts : ganjil-genap , in , jakarta , jalan , kata tanya , kemacetan , kendaraan , lokasi , manila , one , pengamat , pengecualian , program , syafrudin , tanya , three , transportasi , workshop

Tidak ada komentar :

Posting Komentar