Rabu, 03 Juni 2015

Westbike Messenger, Mengurai Kemacetan Jakarta dengan Sepeda

Mengantarkan dokumen, barang, dan segala jenis paket dengan segera di belantara Jakarta hanya mungkin dilakukan dengan sepeda motor. Akan tetapi, memilih sepeda motor sebagai moda transportasi pengantar belum tentu bijak untuk menghadapi kemacetan di jalan raya.

Sepeda motor meninggalkan jejak karbon berupa sisa gas buang dan bobotnya relatif berat sehingga tidak memungkinkan diangkat-angkat. Hal itu kerap membuat sepeda motor terjebak dan menjadi bagian dari kemacetan. Maka, kembali pada metode pengantaran paket pada masa lalu dengan sepeda yang cenderung ramah lingkungan karena nihil gas buang dicoba Westbike Messenger Services (WMS) sejak Oktober 2013.

Sebagian aktivitas WMS dengan 15 pengendara (rider) sepeda itu terekam pada Kamis (28/5) petang di salah satu pojok Lantai 2 Pasar Santa, Jakarta Selatan.

Hamzah Mutaqqien (23), salah seorang pengendara yang turut merintis bisnis tersebut, bersama Chief Operating Officer WMS Hendi Rachmat dan Co-Founder WMS Duenno Ludissa tengah duduk-duduk santai seusai menjalani aktivitas hari itu.

Tas paket dengan tempelan sejumlah badge menemaninya. "Mental diperlukan," ujar Hamzah yang akrab disapa Jeje saat ditanya apa yang mesti dimiliki seorang pengendara.

Mental yang dimaksud Jeje ialah tatkala harus berhadapan dengan kendaraan bermotor yang menyemut dan seolah tidak peduli dengan kehadiran pengendara sepeda. Mental itu juga yang dibutuhkan tatkala dalam jangka waktu kurang dari dua tahun ia sudah dua kali ditabrak hingga terpental.

Pertama, ditabrak metromini di kawasan Blok M Plaza. Kedua, ditabrak sepeda motor di kawasan Kemayoran.

Mental itu pula yang membuat para pengendara seperti Jeje tetap bangun dan kembali mengayuh sepeda tanpa harus memusingkan urusan ganti rugi atau biaya pengobatan. Itu karena yang paling penting ialah bagaimana paket-paket yang diantarkan itu bisa sampai tepat waktu.

"Kalau paket telat sampai, itu sangat minim (jarang) terjadi karena kami sudah memperhitungkan waktunya," ujar Jeje.

Seluruh wilayah Jakarta, kecuali wilayah utara, memungkinkan dijelajahi para pengendara sepeda itu demi mengantarkan paket dalam waktu bisa kurang dari dua jam. Wilayah utara dikecualikan, menurut Hendi, atas dasar keamanan bagi para pengendara sepeda karena truk-truk besar mendominasi jalan raya di kawasan tersebut.

Pemilihan rute, keahlian bersepeda, dan kemampuan mengendarai sepeda di sela-sela kendaraan bermotor menjadi kunci dalam mencapai ketepatan waktu pengantaran. Sepeda yang dipergunakan adalah jenis fixie (fixed-gear bicycle) tanpa rem milik setiap rider.

Karena itulah, kecepatan mengayuh sepeda tidak semata-mata menjadi kunci. Yang tak kalah penting adalah keterampilan mengendarai sepeda dan kemampuan dalam membaca situasi serta pemilihan jalan. Jeje mengatakan, dalam satu hari, seorang pengendara paling sedikit menempuh rute 50 kilometer.

Setiap pengendara sudah paham betul rute yang hendak mereka lalui dan paling hanya mengecek aplikasi Google Maps untuk sejumlah rute yang sangat baru. Mereka beroperasi sesuai jam kantor dan berakhir sekitar pukul 17.00.

Sebagian besar pengendara adalah mahasiswa. Hendi mengatakan, dari 15 pengendara, 12 orang merupakan mahasiswa, sedangkan tiga lainnya telah menyelesaikan kuliah dan menjadi anggota staf tetap.

Awalnya mereka sesama anggota komunitas. Belakangan, mereka direkrut secara terbuka, lewat pengumuman via media sosial.

Hubungan di antara mereka juga relatif erat. Jalinan komunikasi yang ada seperti layaknya dalam sebuah komunitas, termasuk dengan yang sudah tidak lagi menjadi pengirim paket.

Adya Maulana (20), mahasiswa Jurusan Administrasi Bisnis Universitas Atma Jaya, pernah bergabung selama tiga bulan bersama WMS pada masa liburan kuliah. Petang itu, ia bertandang sekalipun tidak lagi menjadi pengantar paket bersama WMS.

Jeje yang turut mendirikan WMS masih tercatat sebagai mahasiswa Jurusan Sistem Informasi Universitas YAI. Akan tetapi, saat ini ia memilih mengambil cuti kuliah agar bisa lebih fokus mengembangkan bisnis WMS.

Berkembang dengan jumlah permintaan semakin banyak, itulah yang kini dirasakan Hendi dengan 15 pengendara. Jumlah itu sudah bertambah banyak dibandingkan saat ia memulai bisnis pengantaran paket dengan sepeda itu bersama dua pengendara saja.

Ia berencana untuk merekrut lebih banyak pengendara dan itu tidak terbatas pada laki-laki. Saat ini pun sudah ada seorang pengendara perempuan bernama Mawar yang turut bergabung sebagai pengantar paket.

Jika Anda gila menggenjot sepeda, punya KTP, dan ingin mengantongi penghasilan sekitar Rp 3 juta sebulan, mungkin bergabung bersama WMS bisa jadi pilihan. Tentu saja ada sejumlah tahapan seleksi, seperti wawancara, yang akan sangat menentukan apakah calon bakal lulus atau tidak.

Ini masih ditambah bahwa visi yang diusung WMS bukan semata aktif sebagai pengendara sepeda dalam konteks menjadi pengantar paket. Hendi sudah mulai berpikir untuk menggabungkan penyedia layanan jasa serupa di sejumlah kota di Indonesia dalam bentuk asosiasi. Jika tak ada aral melintang, Desember mendatang, ia akan melangsungkan ajang Indonesia Commuter Race.

Hal tersebut bakal jadi bekal pengalaman berharga sebelum mengadakan kompetisi bagi para pengendara sepeda di tingkat Asia Pasifik yang menggunakan moda transportasi itu untuk mengantarkan paket titipan. Ide tersebut diperoleh Hendi setelah sejumlah pengendara WMS ikut dalam ajang Cycle Messenger World Championships di Melbourne, Australia, April lalu.

Setelah sejumlah pencapaian tersebut, Hendi masih mempunyai catatan terkait bisnis pengantaran paket dengan sepeda yang praktis dan aman bagi lingkungan karena tidak menghasilkan gas buang itu. Ia menyatakan, sejauh ini, sebagian besar kliennya yang memberikan perhatian penuh adalah perusahaan asal luar negeri dan kantor kedutaan besar negara sahabat di Jakarta.

Sementara itu, kesadaran tentang lingkungan pada sebagian kalangan di dalam negeri dinilai masih belum utuh. Ini tentu membuat Hendi dan WMS semakin tertantang, serupa ketika ia bersama rekan-rekannya membangkitkan lagi kegairahan bersepeda fixie bersama WMS.

Sumber : http://print.kompas.com/baca/2015/05/30/Westbike-Messenger%2c-Mengurai-Kemacetan-Jakarta-den
Related Posts : bisnis , fixie , gas buang , hendi , jalan raya , jeje , kendaraan bermotor , kuliah , mental , moda , paket , pengantar , pengantaran , pengendara , rider , rute , sepeda , sepeda motor , wms

Tidak ada komentar :

Posting Komentar