Jumat, 16 Mei 2014

Macet Jakarta Meluas ke Jalan Kampung

JAKARTA – Kemacetan di Jakarta saat ini makin parah. Tidak hanya terjadi di jalan-jalan protokol atau jalan utama, kemacetan di wilayah ibu kota mulai meluas dan menyebar ke jalan-jalan kampung.

Berdasar data terbaru dari Direktorat Lalu Lintas (Ditlantas) Polda Metro Jaya, kemacetan di ibu kota saat ini naik sekitar 9,5 persen dibandingkan tahun lalu. Selain jalur-jalur utama, jalan-jalan sekunder atau gang-gang kecil di kawasan padat kini juga tidak luput dari kemacetan.

Data Ditlantas Polda Metro Jaya menyebut, tahun lalu total kendaraan yang hilir-mudik di jalan-jalan ibu kota mencapai 16.043.689 unit. Sejak awal tahun ini terdapat penambahan 75 kendaraan baru setiap hari. Jika pertambahan itu tidak segera diantisipasi, jumlah total kendaraan di Jakarta akhir tahun ini bakal naik dua kali lipat dibandingkan tahun lalu. Pertambahan kendaraan tersebut membuat kemacetan kian sulit teratasi.

Ironisnya, meski jumlah kendaraan terus bertambah, luas jalan di Jakarta semakin ’’menyusut’’. Tahun ini jalan di wilayah ibu kota tercatat hanya sepanjang 7.650 km dan selebar 40,1 km. Padahal, jalan tersebut setiap hari dilintasi sekitar 21 juta unit kendaraan dari dalam atau luar Jakarta. Jumlah kendaraan yang tinggi itu tak sebanding dengan daya tampung jalan. Akibatnya, kemacetan tidak bisa dihindari, terutama saat jam-jam sibuk.

Direktur Lalu Lintas (Dirlantas) Polda Mertro Jaya Kombespol Restu Mulya Budyanto mengatakan, pihaknya akan berupaya memaksimalkan anggota satlantas di lapangan untuk mengatasi problem kemacetan tersebut. Mereka akan dikerahkan untuk mengatur kendaraan agar tidak saling serobot.

Dia meyakini langkah masih bisa sedikit mengurai kepadatan arus lalu lintas. Selain itu, pihaknya akan bekerja sama dengan Pemprov DKI. Dia beralasan masalah kemacetan lalu lintas tak hanya menjadi tanggung jawab polisi. ’’Kita akan berbicara dengan semua pihak yang terkait. Kemacetan lalu lintas adalah masalah bersama,’’ katanya Rabu (14/5).

Sementara itu, Ketua Presidium Indonesia Traffic Watch (ITW) Edison Siahaan membenarkan bahwa kemacetan di Jakarta disebabkan oleh terus bertambahnya jumlah kendaraan. Sayangnya, kata dia, hal itu tidak disertai dengan peran asosiasi industri kendaraan bermotor.

Menurut dia, seharusnya kalangan industri itu ikut membantu pemprov dalam mengatasi kemacetan. Sebab, mereka meraup keuntungan tidak sedikit dari penjualan kendaraan bermotor kepada warga di Jakarta.

Dengan meningkatnya jumlah kendaraan di wilayah ibu kota, terang dia, kalangan industri dan agen tunggal pemegang merek (ATPM) seharusnya mewujudkan ketertiban dan kelancaran berlalu lintas. Salah satu caranya adalah menggunakan dana corporate social responsibility (CSR) untuk kegiatan yang riil. Kegiatan tersebut bisa berupa sosialisasi peningkatan kesadaran warga terhadap ketertiban lalu lintas.

’’Para pengusaha jangan hanya mencari keuntungan. Mereka juga harus bertanggung jawab dengan mengeluarkan dana CSR untuk kepentingan tertib lalu lintas,’’ tutur Edison.

Sumber : http://www.jpnn.com/read/2014/05/15/234580/Macet-Jakarta-Meluas-ke-Jalan-Kampung-
Related Posts : csr , data , dihindari , ditlantas , industri , jakarta , jalan , jalan protokol , kampung , kendaraan , kepadatan , ketertiban , macet , meluas , mengurangi , pemprov , pertambahan , polda , warga

Tidak ada komentar :

Posting Komentar