Kamis, 12 Desember 2013

Jalur Kereta di Jakarta Akan Ditata

TEMPO.CO, Bogor-Pemerintah akan menata jalur perkeretaapian di wilayah DKI Jakarta untuk mengurai kemacetan lalu lintas dan mengurangi angka kecelakaan. Wakil Menteri Perhubungan Bambang Susantono mengatakan pemerintah akan membangun kereta layang jalur melingkar atau elevated loop line untuk kereta listrik di dalam Kota Jakarta. Proyek senilai Rp 9,5 triliun ini dimulai pada 2014 dan didanai dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.

Kementerian Perhubungan akan berbagi tugas dengan Kementerian Pekerjaan Umum untuk mengerjakan proyek tersebut. Bambang menyatakan, selain pemerintah pusat, proyek ini menjadi tanggung jawab pemerintah provinsi serta kabupaten dan kota di sekitar Jakarta. Setelah proyek kereta layang selesai, dia menegaskan tak akan ada lagi perlintasan sebidang yang merupakan perpotongan antara jalan raya dan jalur kereta api.

Pembangunan kereta layang jalur melingkar ini rencananya terbagi dalam dua lintasan. Lintas pertama adalah sepanjang 10 kilometer dari timur dengan rute Kampung Bandan-Rajawali-Kemayoran-Pasar Senen-Kramat-Pondok Jati. Sedangkan lintasan dua dari barat sepanjang 10 kilometer dengan rute Manggarai-Tanah Abang-Kampung Banda.

Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama meminta agar pembangunan rel layang dipercepat. “Menteri Perhubungan mengatakan proyek ini bisa memakan waktu lima tahun, saya minta agar dua tahun selesai,” kata Ahok—sapaan Basuki.

Dengan durasi pembangunan selama lima tahun, dampak kemacetan akan bertambah kurang-lebih 47 persen. Bila pembangunan memakan waktu dua tahun, kemacetan bisa melonjak 60-70 persen. Namun Ahok memilih waktu penyelesaian yang lebih cepat. “Lebih macet atau tidak, tetap saja kami dimaki-maki,” tuturnya.

Di wilayah yang tidak dilintasi kereta layang, menurut Ahok, pemerintah akan membangun terowongan dan jalan layang. Proyek ini akan dibangun di perlintasan yang ramai arus kendaraan dan penyeberangan.

Menurut Menteri Perhubungan E.E. Mangindaan, ada 15 perlintasan sebidang yang akan dibangun kereta layang atau terowongan. Dari 15 titik tersebut, sebagian besar adalah perlintasan sebidang kelas 1 atau perlintasan besar.

Di perlintasan yang cukup lebar, menurut Mangindaan, akan dibangun terowongan karena lebih singkat dan cepat. Sedangkan beberapa perlintasan yang tergolong kelas 3 akan dibangun kereta layang. “Tak ada pilihan kecuali kereta layang atau terowongan, terutama di Jakarta, Bogor, Bekasi, Tangerang, dan Depok,” katanya.

Direktur Utama PT KAI Commuter Jabodetabek (KCJ) Tri Handoyo menyatakan pembangunan jalan layang dan terowongan mendesak dilakukan. Setiap hari ada 575 perjalanan kereta di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi. V V Ketua Komisi B DPRD DKI Jakarta, Selamat Nurdin, meminta pemerintah DKI Jakarta segera mengajukan pembangunan flyover dan underpass sebagai program prioritas. “Mumpung anggaran 2014 masih dibahas, program itu bisa didahulukan,” ujarnya.

Sumber : http://www.tempo.co/read/fokus/2013/12/11/2888/Jalur-Kereta-di-Jakarta-Akan-Ditata
Related Posts : ahok , basuki , depok , dki , jakarta , jalan layang , jalur , kemacetan , kereta , layang , lintasan , mangindaan , pembangunan , perhubungan , perlintasan , proyek , rute , terowongan

Tidak ada komentar :

Posting Komentar