Kamis, 27 Juni 2013

Berseri "Wajah" Waduk Pluit Kini...

JAKARTA, KOMPAS.com - Enam bulan lalu, Waduk Pluit tak ubahnya tempat sampah raksasa. Sampah mengalir bersama banjir yang merendam ibu kota Jakarta pada Januari 2013. Kini, separuh "wajahnya" berseri seiring dengan hadirnya pohon-pohon baru di lahan yang sebelumnya disesaki pendatang dan bangunan liar itu.

Sejumlah pekerja menegakkan pohon di sisi barat Waduk Pluit di tepian Jalan Pluit Timur Raya Penjaringan, Jakarta Utara, Selasa (25/6). Pohon-pohon pindahan dari sejumlah lokasi pembibitan, seperti Cengkareng, Jakarta Barat, itu ditanam dan ditopang bambu atau kayu.

Bibit pohon yang ditanam rata-rata bertinggi 3 meter. Ada lebih dari 12 jenis pohon, semuanya khas pesisir, seperti pohon anggur laut (Coccoloba uvifera), kalpataru/keben (Barringtonia asiatica), trembesi (Samanea saman), dan ficus daun kecil (Ficus lyrata). Ada pula pohon jati (Tectona grandis) yang berjejer dan tumbuh lebih dari tiga tahun dengan tinggi tak kurang dari 5 meter.

Pohon baru ditanam dengan jarak khusus dan kedalaman lubang beragam. Selang-seling bersisian dengan beton selebar 3,5 meter yang dibangun khusus untuk jalan inspeksi.

Beberapa pekerja menyiram pohon itu dengan selang dan mobil tangki. Sebagian mengeruk endapan, menumpuknya di sisi luar, dan menguatkan tanggul dengan alat berat.

Kamis pekan lalu, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo juga menanam salah satu bibit pohon. Hadir pula Direktur Utama PT Jakarta Propertindo Budi Karya Sumadi, Kepala Polres Metro Jakarta Utara Komisaris Besar Mohammad Iqbal, unsur pemimpin daerah, serta warga di sekitar Waduk Pluit.

Sampra Daeng Ngale, tokoh yang mewakili warga, menilai kawasan Waduk Pluit berubah drastis dalam enam bulan ini.

Jokowi menyampaikan terima kasih kepada warga yang telah mendukung pemerintah menata kawasan. ”Perencanaan sudah komplet. Fungsi waduk akan dikembalikan sebagai penampung air, sekaligus taman dan hutan kota. PT Jakarta Propertindo yang akan melaksanakannya,” ujarnya.

Budi menyebutkan sekitar 200 pohon telah ditanam. Menurut rencana, kawasan seluas 10 hektar itu akan ditanami 1.000 pohon. Pinggiran waduk akan ditata menjadi hutan kota dan ruang publik. Selain itu, sekitar 4 hektar di antaranya juga akan dibangun instalasi pengolah limbah cair dan pengolah air laut menjadi air bersih. Anggarannya diperkirakan mencapai Rp 15 miliar.

”Kalangan swasta terlibat dalam pembangunan ini. Mereka menyumbang pohon atau sarana lain sesuai rancangan. Banyak pihak ikut andil,” kata Budi. Selain Waduk Pluit, lanjut Budi, PT Jakarta Propertindo juga akan menata kawasan Waduk Ria Rio di Jakarta Timur. Penataan kedua waduk diharapkan telah terlihat ”bentuknya” setidaknya akhir tahun ini.

Sumber : http://megapolitan.kompas.com/read/2013/06/26/0942216/Berseri.Wajah.Waduk.Pluit.Kini
Related Posts : bibit , budi , ficus , hadir , hektar , jakarta , kawasan , meter , pekerja , pengolah , pluit , pohon , pohon-pohon , propertindo , pt , sampah , sisi , waduk , warga

Tidak ada komentar :

Posting Komentar