Selasa, 13 Oktober 2015

Catat, Jakarta Bebas Banjir 2018!

JAKARTA, KOMPAS.com — Pemerintah menjanjikan Jakarta akan terbebas dari banjir pada 2018 mendatang dengan catatan normalisasi dan pembangunan sodetan Kali Ciliwung rampung sesuai dengan ekspektasi.

Menteri Pekerjaan Umum dan perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengatakan hal itu saat meninjau lokasi proyek normalisasi dan sodetan Kali Ciliwung, Senin (12/10/2015).

"Kalau pekerjaan normalisasi selesai, sodetan selesai, banjir bakal reda," ujar Basuki.

Saat ini, pekerjaan normalisasi dan pembangunan sodetan Kali Ciliwung terus dikebut. Basuki menjelaskan bagaimana kedua proyek ini bisa mencegah banjir.

"Debit Ciliwung dari atas sini (Kampung Pulo) 570 meter kubik. Sebanyak 43 meter kubik per detik pada saat banjir besar itu disudet di tempat tadi (Otista III). Di hulu sini aliran air 60 meter kubik per detik," kata Basuki.

Debit air tertinggi saat melewati Kampung Pulo, lanjut Basuki, adalah 510 meter kubik per detik. Untuk itu, normalisasi kali di Kampung Pulo didesain 50 meter lebarnya. Desain itu bisa mengalirkan 510 meter kubik per detik sehingga tidak meluap.

Adapun di Ciliwung Lama, Pintu Air Manggarai, dengan kapasitas 70 meter kubik per detik, sudah diperbaiki. Dengan demikian, debit yang sebelumnya 510 meter kubik per detik dikurangi 70 meter kubik per detik, menjadi tinggal 440 meter kubik per detik.

Pintu Air Manggarai sudah ditambahkan satu pintu lagi dengan kapasitas 504 meter kubik per detik. Dengan begitu, saat ada air dengan debit maksimal 470 meter kubik per detik akan bisa lewat begitu saja.

"Kalau dulu debit air terlambat sehingga ada backwater sampai banjir di sini. Backwater itu karena dia kapasitas pintunya kecil, sementara debit airnya besar, jadi tidak tahan kan. Kalau sekarang, dengan 504 meter kubik per detik kapasitas pintu, sedangkan air lewat 470 meter kubik per detik itu sudah bisa lancar," kata Basuki.

Kemudian, di Pintu Air Karet, tambah dia, kapasitasnya juga sudah diperbesar menjadi 724 meter kubik per detik. Basuki yakin normalisasi ini bisa mengendalikan banjir Ciliwung kalau nanti sudah jadi. Paling tidak, normalisasi diperkirakan selesai dua tahun lagi.

Menurut Basuki, proyek ini akan mengurangi dampak banjir yang sangat besar di Jakarta, khususnya, di sekitar Kali Ciliwung.

Pekerjaan normalisasi Kali Ciliwung sudah dikerjakan sejak 2013. Proyek ini menggunakan dana anggaran pendapatan dan belanja negara sekitar Rp 1,18 triliun.

Normalisasi Kali Ciliwung sepanjang 19 kilometer dibagi dalam empat paket. Paket 1 sepanjang 4,49 kilometer dari Pintu Air Manggarai sepanjang Jembatan Kampung Melayu, baru selesai 35,92 persen. Paket 2 sepanjang 6,61 kilometer dari Jembatan Kampung Melayu sampai Jembatan Kalibata. Pekerjaan ini baru selesai 36,5 persen.

Paket 3 sepanjang 6,49 kilometer dari Jembatan Kalibata sampai Jembatan Condet. Pekerjaan ini baru selesai 35,76 persen. Sementara itu, Paket 4 sepanjang 6,18 kilometer dari Jembatan Condet hingga Jembatan Tol JORR TB Simatupang baru selesai 36,12 persen.

Pekerjaan normalisasi ini akan melintasi kelurahan-kelurahan di DKI Jakarta, yaitu Manggarai, Bukit Duri Kebon Manggis, Kampung Melayu, Kampung Pulo, Kebon Baru, Bidaracina, Cikoko, Cawang, Pengadegan, Rawa Jati, Cililitan, Gedong, Tanjung Barat, Balekembang, Pejaten Timur, Jagakarsa, dan Pasar Minggu.

Sementara itu, proyek sodetan ditargetkan selesai tahun depan. Tahun ini, pemerintah menargetkan pembebasan lahannya. Dari 99 hektar kebutuhan lahan, yang baru dibebaskan 1.300 meter persegi di Tongtek, Kelurahan Kampung Melayu, Jatinegara, Jakarta Timur.

Sumber : http://properti.kompas.com/read/2015/10/13/063302121/Catat.Jakarta.Bebas.Banjir.2018
Related Posts : banjir , basuki , ciliwung , debit , detik , jembatan , kali , kampung , kapasitas , kilometer , manggarai , meter kubik , normalisasi , paket , pekerjaan , pintu air , proyek , pulo , sodetan

Tidak ada komentar :

Posting Komentar