Rabu, 30 September 2015

5 Cara dapatkan penghasilan dari kemacetan Jakarta

Merdeka.com - Tidak dipungkiri lagi bila Jakarta merupakan kota dengan kemacetan memprihatinkan di Indonesia. Bagi sebagian orang hal ini sangat menyebalkan sekaligus membosankan. Saat macet, biasanya seseorang jadi mudah emosi karena terlalu lama menunggu. Nah, agar acara menunggu makin menyenangkan, Anda bisa melakukan sesuatu untuk menambah penghasilan, lho!

Membuat Blog

Saat dalam kemacetan, cobalah memanfaatkan waktu untuk membuat blog dan mengisinya dengan keseharianmu yang menarik. Tidak perlu bingung dengan baterai smartphone yang cepat habis, sebab ada Xiaomi Redmi yang memiliki kapasitas baterai yang tahan lama. Anda bisa mendapatkannya di sini nih. Cobalah untuk aktif di blog dan ikutan kompetisi menulis yang hadiahnya bisa memberikan penghasilan lebih.

Membuat Online Shop

Online shop bisa menjadi pilihan utama untuk membuka peluang bisnis. Sambil menikmati kemacetan di Jakarta, sebaiknya kembangkan online shop milik Anda. Kemacetan tidak akan lagi membosankan, jika Anda memiliki banyak waktu untuk mengembangkan usaha dengan penghasilan yang menggiurkan.

Menjadi Freelance Writer

Memiliki kemampuan menulis berbahasa Inggris bisa dimanfaatkan untuk menghasilkan uang melalui situs freelance. Carilah klien yang mau membayar karya tulis buatan Anda. Seringkali para klien meminta contoh tulisan sebagai bahan review sebelum memutuskan membayar jasa menulis.

Gabung di Forum Online

Untuk memanfaatkan waktu macet, cobalah untuk buka forum online yang akan memudahkan Anda untuk mengembangkan bisnis. Lumayan kan, sebelum ke kantor bisa mengerjakan bisnis sampingan terlebih dahulu.

Bergabung di Program Survey Online

Bermain gadget saat macet merupakan cara ampuh untuk membasmi rasa bosan. Di waktu ini, cobalah untuk bergabung dengan program survey online untuk mendapatkan penghasilan. Imbalan survey ini pada umumnya berupa uang tunai yang dapat diuangkan setelah mencapai batas tertentu. Namun ada pula yang memberi imbalan berupa voucher belanja menarik.

Bila setiap kemacetan dapat dilewati dengan mengerjakan hal seperti pada ulasan di atas, tentu kegiatan menunggu akan menjadi lebih menyenangkan. Semoga bermanfaat!

Sumber : http://www.merdeka.com/gaya/5-cara-dapatkan-penghasilan-dari-kemacetan-jakarta.html

Selasa, 29 September 2015

Antareja Menembus Bumi Jakarta

Liputan6.com, Jakarta - Antareja memang istimewa. Sebagai putra dari Bimasena, ia memiliki ajian yang mampu mengusir pasukan Kurawa, musuh dari Pandawa.

Dalam kisah pewayangan, Antareja merupakan saudara dari Gatotkaca, namun berbeda ibu. Ia lahir dari perut Nagagini, putri Batara Anantaboga, dewa bangsa ular.

Sebagai putra dari Bima dan Nagagini, Antareja menyimpan banyak kesaktian. Ia memiliki ajian Upas Anta, pemberian Hyang Anantaboga. Lidahnya sangat sakti, makhluk apapun yang dijilat bekas telapak kakinya akan menemui kematian.

Anatareja juga berkulit Napakawaca sehingga kebal terhadap senjata. Selain itu, ia memiliki cincin Mustikabumi, pemberian ibunya, yang mempunyai kesaktian, menjauhkan dari kematian selama masih menyentuh bumi maupun tanah.

Kesaktian lain dari Antareja adalah dapat hidup dan berjalan di dalam bumi. Cerita pewayangan mengenai Antareja inilah yang mengilhami Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi) menamakan bor raksasa yang melubangi Jalan Sudirman, Jakarta.

Bor yang merupakan bagian dari proyek pembuatan jalur terowongan untuk fase pertama proyek Mass Rapid Transit, MRT Jakarta.

"Kamu harusnya ngerti. Coba tanya ke yang ngerti pewayangan, siapa Antareja, yang jago ambles bumi ya Antareja itu," kata Jokowi saat meresmikan beroperasinya mesin bor bawah tanah yang didatangkan langsung dari Jepang tersebut, Senin 21 September 2015.

Bor ini sebenarnya telah tiba di Jakarta pada Mei 2015. Namun belum semuanya, masih ada potongan lain yang dalam tahap pengiriman. Secara teknis, bor Antareja baru bisa dirakit pada Agustus lalu hingga akhirnya selesai dan langsung dioperasikan pada 21 September kemarin.

‎Antareja akan melubangi jalur terowongan untuk fase pertama proyek MRT Jakarta. Fase pertama adalah jalur dari Lebak Bulus hingga Bundaran Hotel Indonesia. Dari jalur sepanjang 16 kilometer itu, 6 kilometer merupakan terowongan bawah tanah dan 10 kilometer merupakan jalan layang. Untuk fase 2, dari Bundaran HI ke Kampung Bandan sepanjang 9 kilometer berupa terowongan.

Pada lubang sedalam 12 meter di dekat Patung Pemuda, mesin bor mulai beroperasi. Nantinya posisi bor menghadap ke arah Jalan Sudirman, sedangkan ekor bor sepanjang 80 meter lebih akan memanjang di bawah Patung Pemuda hingga Jalan Sisingamangaraja.

Antareja memiliki diameter luar 6,65 meter dan diameter dalam 6,05 meter. Mata bornya memiliki panjang hampir 10 meter, sedangkan ekornya sepanjang 80 meter lebih.

Mesin bor itu memiliki pisau bor yang dirancang khusus dan disesuaikan dengan kondisi tanah di lokasi proyek. Karena itu, mesin bor senilai hampir Rp 70 miliar per satu unit ini hanya bisa dioperasikan untuk proyek tertentu.

Seperti cerita dalam pewayangan, Antareja cukup sakti sehingga tak memerlukan istirahat. Bor ini akan bekerja 24 jam. Di mesin pengendali bor akan ada tiga orang yang mengoperasikan bor secara terkomputerisasi. Dalam 24 jam, terowongan yang digali dan diselesaikan sepanjang sekitar 8-10 meter.‎

Proyek MRT Jakarta rencananya akan membentang kurang lebih 110,8 kilometer, yang terdiri dari Koridor Selatan- Utara yaitu koridor Lebak Bulus menuju Kampung Bandan) sepanjang kurang lebih ±23.8 km dan Koridor Timur–Barat sepanjang kurang lebih 87 kilometer.

Proyek MRT ini adalah proyek bersama antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Selain itu, Pemerintah Jepang melalui Japan International Cooperation Agency (JICA) juga ikut mendukungnya.

Dukungan JICA diberikan dalam bentuk penyediaan dana pembangunan dalam bentuk pinjaman. JICA menyiapkan pinjaman US$ 1,9 miliar atau setara dengan Rp 27,55 triliun (estimasi kurs Rp 14.500 per dolar AS).

"Komitmen pinjaman proyek MRT sendiri senilai US$ 1,9 miliar, tapi angka itu masih bisa bergerak tergantung keperluan," papar Wakil Presiden JICA, Arakawa Hiroto beberapa waktu lalu.

Hadirnya MRT di Jakarta ini sangat membantu perekonomian nasional. pembangunannya, Proyek MRT mampu menciptakan sekitar 48.000 pekerjaan baru saat periode pengerjaannya.

Dalam situs jakartamrt.com, adanya MRT tersebut juga bisa menurunkan waktu tempuh dan meningkatkan mobilitas. Waktu tempuh antara Lebak Bulus sampai Bundaran HI diharapkan turun dari 1-2 jam pada jam-jam sibuk menjadi 30 menit. Sedangkan dari Lebak Bulus sampai Kampung Bandan target waktu tempuh sekitar 52,5 menit.

Penurunan waktu tempuh ini akan meningkatkan mobilitas warga Jakarta. Meningkatnya mobilitas warga kota ini memberikan dampak kepada peningkatan dan pertumbuhan ekonomi kota, dan meningkatkan kualitas hidup warga kota.

MRT tersebut juga bisa mendorong restorasi tata ruang kota. Integrasi transit-urban diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi pada area sekitar stasiun, sehingga dapat berdampak langsung kepada peningkatan jumlah penumpang MRT Jakarta.

Anggota Komisi V DPR RI, Nusyirwan Soejono menjelaskan, langkah Jokowi menggolkan proyek MRT patut diapresiasi.

"Ini sebuah langkah berani mengingat proyek MRT telah masuk dalam tata ruang Pemda DKI Jakarta sejak 1985. Namun tak pernah dimulai. Setelah melalui penantian panjang sekitar 25 tahun lamanya, hari ini kereta bawah tanah dimulai pengeborannya oleh Presiden Jokowi," kata Nusyirwan.

Menurut dia, transportasi publik menjadi kebutuhan yang sangat mendesak apalagi di tengah perkembangan ibu kota saat ini. Jadi proyek MRT bersama program kereta rel ringan atau light rail transit (LRT) yang juga dalam tahap pelaksanaan bisa menjadi solusi.

"Memang sangat banyak tantangan dan kendala yang dihadapi untuk memulai pekerjaan yang berlabel transportasi publik. Baik itu menyangkut soal lahan, pembiayaan dan administrasi yang rumit. Begitu lamanya rentang waktu sejak proyek MRT dalam rancangan tata ruang Pemda DKI Jakarta hingga sekarang baru bisa proyek tersebut bisa dijalankan," papar Nusyirwan.

Pembangunan MRT ini bukan perkara mudah. Banyak tentangan dari masyarakat, terutama pemilik lahan yang digunakan untuk jalur MRT tersebut. Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengatakan, sampai Agustus 2015, tinggal 16 persen lahan yang akan digunakan sebagai jalur MRT yang belum dibebaskan.

Menurut Ahok, dalam pembebasan lahan untuk MRT tersebut, pemerintah DKI Jakarta berpegang pada Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2012 tentang Pembebasan Lahan.

Langkah yang harus dilewati adalah melakukan negosiasi dahulu untuk mendapatkan kesepakatan. Pemerintah harus menawarkan harga appraisal.

"Bagi kami sederhana, kita datangin satu, dua, tiga kali, kalau tidak mau, ya sudah. Kalau sama kami, baik-baik sajalah," kata dia.

Sebelumnya memang sempat terjadi tentangan dari beberapa warga. Pada 2013 lalu, warga jalan Fatmawati, Jakarta Selatan, menolak pembangunan proyek MRT layang.

Pengamat perkotaan Nirwono Joga menjelaskan, protes warga terhadap pembangunan transportasi MRT lebih disebabkan karena analisis mengenai dampak lingkungan (amdal) proyek yang buruk.

"Sekarang, kalau amdalnya sudah bagus, pasti tidak ada resistensi dari warga Fatmawati. Faktanya, hingga pembangunannya diresmikan, masih muncul protes warga," ujarnya.

Menurut Nirwono, amdal tidak hanya meliputi masalah lingkungan, tapi juga meliputi masalah sosial-ekonomi warga yang tinggal di area pembangunan MRT.

"Pedoman dalam membuat Amdal ada tiga, yaitu ekologi, sosial, dan ekonomi. Jika memenuhi tiga unsur ini, artinya pembangunan proyek pembangunan itu berkelanjutan. Kalau tiga hal tadi tidak ada, pembangunan tidak berkelanjutan," kata Nirwono.

Karena itu, dengan munculnya protes warga Fatmawati terhadap pembangunan jalan layang MRT yang melewati pemukiman mereka menandakan, amdal proyek MRT tidak siap dan belum memenuhi standar pembuatan Amdal.

Sumber : http://news.liputan6.com/read/2327970/antareja-menembus-bumi-jakarta

Kamis, 10 September 2015

Libur Akhir Pekan? Coba Ajak Anak ke Lima Taman di Jakarta Ini

JAKARTA, KOMPAS.com - Libur akhir pekan adalah waktu yang tepat untuk mengajak anak untuk berwisata. Bagi warga Jakarta, aneka obyek wisata dapat dikunjungi seperti museum, taman hiburan, pusat-pusat kuliner hingga bangunan-bangunan bersejarah di Ibu Kota. Selain obyek wisata tersebut, ada tempat yang dapat dinikmati secara gratis oleh masyarakat Jakarta, yakni taman.

Jakarta memiliki taman-taman yang menawarkan atraksi wisata yang ramah untuk anak. Atraksi wisata seperti memberi makan burung, berfoto dengan latar pepohonan, melihat air mancur, menyusuri taman, hingga bermain di wahana sederhana seperti ayunan dan perosotan. KompasTravel memilih lima taman di Jakarta yang menawarkan kegiatan-kegiatan tersebut untuk sang buah hati.

Taman Suropati

Taman Suropati terletak di pusat kawasan Menteng, Jakarta Pusat yaitu di pertemuan Jalan Teuku Umar, Jalan Iman Bonjol, dan Jalan Pangeran Diponegoro. Di taman ini, Anda dapat mengajak anak untuk memberi makan burung merpati yang sengaja dipelihara di sebuah kandang. Selain itu, pada hari Minggu pagi, tempat ini juga dijadikan untuk tempat latihan komunitas musik. Anda dapat mengajak anak untuk melihat dan mendengarkan alunan musik dari para pemain musik. Di taman ini juga terdapat air mancur dan jalur untuk berlari. Pilihan-pilihan kegiatan tersebut dapat Anda coba ketika mengunjungi Taman Suropati.

Taman Menteng

Tak jauh dari Taman Suropati, terdapat Taman Menteng. Taman tersebut merupakan alih fungsi dari bangunan sebelumnya yaitu Stadion Menteng. Di sana, Anda dapat mengajak anak untuk bermain di lapangan yang tersedia seperti futsal, basket, dan voli. Ada pula wahana permainan sederhana yaitu ayunan, perosotan, terowongan mini, dan tangga yang berbentuk seperti bola yang berongga. Di sana tak ketinggalan terdapat air mancur dan tempat duduk yang dapat digunakan bersantai bersama sang buah hati.

Taman Langsat

Taman yang merupakan salah satu paru-paru Kota Jakarta berlokasi tak jauh dari Jalan Barito, Jakarta Selatan. Untuk dapat menemukan taman ini, coba untuk menuju Jalan Langsat. Di taman ini, Anda dapat mengajak anak untuk berjalan kaki di jalur jogging sembari menikmati rindang pepohonan.

Selain itu, juga terdapat danau dengan taman teratai di tengahnya. Tak ketinggalan juga terdapat ayunan dan perosotan untuk yang dapat digunakan bermain anak. Jika ingin bersantai di bawah pepohonan, jangan lupa untuk membawa alas seperti matras atau tikar.

Taman Ayodya

Dahulu taman ini adalah tempat para penjual bunga di kawasan Barito. Namun Pemerintah DKI Jakarta mengubah fungsi menjadi taman. Berlokasi di Jalan Barito, Jakarta Selatan dan memiliki lahan seluas 7.500 meter persegi, Anda dapat mengajak anak untuk duduk bersantai di undak-undakan yang membentuk seperti panggung. Aktifitas lain yang dapat dilakukan adalah menikmati air mancur yang berada di tengah taman. Taman ini juga dilengkapi gazebo dan juga toilet.

Taman Monumen Nasional

Pada hari Minggu, Monumen Nasional akan dipenuhi wisatawan yang ingin naik ke puncak Tugu Monas. Jika bosan menunggu, Anda dapat mengajak si kecil bermain di Taman Monas. Di Taman Monas, terdapat jalur khusus refleksi yang dapat anak-anak coba. Sama seperti Taman Suropati, di Taman Monas juga terdapat kandang-kandang burung merpati.

Anak-anak dapat memberi makan burung-burung merpati. Selain itu, ada pula patung-patung yang dapat menjadi wisata edukasi bagi anak. Di sana terdapat patung RA Kartini, Chairil Anwar, Monumen Ikada, Mohammad Husni Thamrin, dan Pangeran Diponegoro.

Sumber : http://travel.kompas.com/read/2015/09/05/143100627/Libur.Akhir.Pekan.Coba.Ajak.Anak.ke.Lima.Taman.di.Jakarta.Ini

Selasa, 08 September 2015

Solusi Permasalahan Kota Qlue: Jakarta Smart City

Berbagiteknologi.com – Dalam rangka mewujudkan Jakarta sebagai kota baru, maka pemerintah kota Provinsi DKI bekerja sama dengan Qlue akan menjadi wadah laporan dari segala masalah masyarakat. Dengan demikian diharapkan segala keluhan tentang pemerintah kota Jakarta bisa diatasi dengan cepat dan baik dengan adanya Qlue: Jakarta Smart City. Dengan program ini, masyarakat Jakarta diharapkan lebih aktif dan lebih pintar. Di mana mereka bisa mengadukan segala keluhan seperti gorong-gorong yang rusak, kerusakan rambu-rambu, pedagang ilegal, sanitasi dan lainnya.

Tempat Diskusi Satu Aplikasi

Jika biasanya untuk berdiskusi kita harus datang langsung ke tempat yang berwajib, namun kali ini Jakarta menjadi lebih pintar dalam menghadapi segala masalah ini. Tidak harus demo dan datang berdesak-desakan untuk menyampaikan pendapat, cukup dengan mendownload aplikasinya saja Anda bisa menyampaikan berbagai informasi penting dan telah membantu kinerja pemerintah kota Jakarta. Qlue: Jakarta Smart City sangat mudah digunakan, setelah Anda mengunduh aplikasinya dengan menggunakan smartphone Anda maka semua laporan Anda akan diterima dengan mudah dan cepat.

Setelah mengunduh teks atau foto tentang berbagai macam hal yang dilihat misalnya tumpukan sampah, jalan berlubang dan segala macamnya, maka laporan ini masuk dalam situs smartcity.jakarta.go.id. Kemudian laporan Anda tersebut tidak hanya tidak akan berhenti sampai di situ. Karena laporan tersebut akan diberikan kepada petugas harian atau kesatuan kerja perangkat daerah yang berada di daerah sekitar lokasi terlapor. Dengan demikian Qlue: Jakarta Smart City ini sangat membantu kinerja perangkat daerah.

Untuk menjadikan Jakarta Smart City memang tidak mudah, karenanya hingga saat ini setidaknya ada beberapa aplikasi yang telah mendukungnya. Selain dengan Qlue, Anda juga bisa mengunjungi aplikasi yang lain seperti akun twitter @jakartagoid, Facebook jakarta.go.id, Waze, PetaJakarta.org, LAPOR 1708. Dengan berbagai macam aplikasi yang mendukung Qlue: Jakarta Smart City ini maka diharapkan masyarakat Indonesia lebih aktif dan turut bekerja sama dalam mewujudkan Jakarta menjadi kota yang smart. Dengan kerja sama yang baik antara warga dan Pemprov DKI dengan adanya program ini, maka akan cepat terwujud Jakarta sesuai dengan yang dibayangkan dan diinginkan oleh warga.

Anda bisa mengeluh tentang apa saja yang sekiranya tidak berkenan dan terjadi kerusakan pada titik-titik tertentu. Bahkan dengan adanya Qlue, Anda bisa melihat CCTV Jakarta, yang dengan adanya CCTV ini Anda bisa melihat Jakarta lebih dekat. Anda bisa memprediksi jalan-jalan yang bisa dilalui dengan lancar dan menghindar dari kemacetan ibu kota. Bahkan yang lebih menyenangkan lagi, Anda bisa mengeluhkan tentang berbagai perihal yang sebelumnya tidak bisa didiskusikan dengan baik. Dengan kata lain, Anda bisa mendiskusikan perihal yang mengganggu dengan Qlue: Jakarta Smart City.

Deskripsi: Qlue: Jakarta Smart City merupakan sebuah aplikasi yang dibuat untuk membangun Jakarta menjadi kota yang pintar dengan melibatkan warga dalam melakukan kinerjanya.

Sumber : http://www.berbagiteknologi.com/2191/solusi-permasalahan-kota-qlue-jakarta-smart-city/

Senin, 07 September 2015

Ayo Tengok, ini Penampakan Sungai di Jantung Jakarta yang Bersih dan Keren

Jakarta - Membayangkan sungai atau kali yang ada di Jakarta, mungkin yang terbayang adalah hitam, bau dan penuh sampah. Tapi tidak rupanya jika aliran sungai itu dikelola dan ditata menjadi taman nan asri. Salah satunya di Epicentrum.

Sungai itu terletak di kawasan Rasuna Epicentrum, Jalan HR Rasuna Said, Jakarta Selatan. Lokasinya memang tidak di pinggir jalan, tapi kawasan bisnis di mana berdiri Bakrie Tower, Epiwalk, Plaza Festival dan lainnya.

detikcom yang mengunjungi lokasi Kamis (3/8/2015), melihat sungai yang disulap menjadi taman itu terbentang sekitar 500 meter dengan lebar sekitar 8 meter. Pada sisi kiri taman adalah Bakrie Tower, Epiwalk dan satu gedung yang masih dibangun. Sementara seberangnya Apartemen Taman Rasuna.

Sungai itu sebenarnya adalah aliran kali Code yang dibendung. Di kiri kanannya disulap menjadi taman indah seperti tampak pada foto. Tidak ada lahan parkir umumnya taman di Jakarta, karena memang taman ini diperuntukkan untuk menghiasi kawasan bisinis.

Pohon-pohon berdiri rindang di sisi-sisi sungai, dipercantik dengan rerumputan dan bunga nan asri. Tempat duduk juga tersedia. Lampu-lampu taman dirancang unik membentuk angka 7. Lalu di pinggir sungai berdiri pagar setinggi sekitar 1,5 meter.

Begitu melihat airnya, tampak berwarna hijau dan tak tercium bau. Tak ada sampah mengambang, hanya dedauan kecil yang jatuh. Bukan itu saja, sungai itu rupanya memiliki banyak ikan. Terlihat ikan-ikan itu muncul di permukaan air yang mayoritas jenis ikan mas.

Sebuah papan peringatan di pagar sungai menampilkan tulisan "No Fishing" atau dilarang menangkap ikan. Di tengah aliran airnya, ada dua jembatan yang memotong sungai Epicentrum untuk menghubungkan apartemen dengan Epiwalk.

Untuk diketahui, sungai ini tidak mengalir karena dibendung dengan pintu air yang memisahkan dengan aliran sungai terusannya. Itulah yang menyebabkan ikan bisa ditanam di dalam penggalan sungai itu, tidak kabur ke aliran terusannya. Teknik pembendungan ini dilakukan karena sungai dan taman ini dirancang untuk fasilitas bisnis. Jika berjalan ke ujung pintu air yang merupakan batas "bendungan", terlihat jelas aliran asli air yang berwarna hitam, bau dan ada sampah.

Seorang petugas kebersihan menyebut, aliran air kali Code yang sebenarnya dialihkan di sisi sungai Epicentrum secara terpisah. Aliran itu berada di bawah taman yang menjadi pedestrian dan tempat duduk.

Taman itu memang tampak sangat terawat. Sekitar 5 orang petugas kebersihan tampak tengah menyapu dan membersihkan taman sekitar pukul 11.00 WIB. Dua orang lainnya menyirami taman melalui mobil tangki air bertuliskan 'Taman Rasuna'.

Apakah benar-benar terawat? Tidak juga. Rupanya secantik apapun taman tak luput dari tangan usil manusia. Beberapa coretan dan grafiti terlihat jelas di beberapa lantai taman dan papan yang menuliskan dilarang memancing ikan tadi. Terlepas dari tangan usil itu, keberadaan penggalan sungai ini membuktikan bahwa kita punya potensi untuk menciptakan sungai yang bersih dan cantik, yang bisa menjadi public area space yang diidamkan pemerintah dan masyarakat.

Mungkinkah sungai-sungai di Jakarta juga bisa disulap seperti Sungai Epicentrum (river walk) yang bersih ini?

Sumber : http://news.detik.com/berita/3008985/ayo-tengok-ini-penampakan-sungai-di-jantung-jakarta-yang-bersih-dan-keren

Kamis, 03 September 2015

Sulap Sampah Jadi Berkah, Pria Ini Raup Rp 14 Juta/Bulan

Jakarta -'Ubah sampah jadi berkah', kata ini menjadi pemikiran anak muda asal Tangerang, Banten yang menyulap sampah-sampah plastik menjadi barang cantik hingga bernilai ekonomis. Adalah Edy Fajar Prasetyo yang punya usaha yang bernama Eco Business Indonesia.

Bagi sebagian orang, sampah tak ubahnya limbah yang tak punya nilai tambah sama sekali. Di tangannya, sampah-sampah plastik bekas kemasan minuman seperti kopi, teh dan lainnya, diubah menjadi gantungan kunci, dompet, hingga tas wanita.

Ide kreatif tersebut muncul di 2013. Dari kepeduliannya soal sampah yang banyak di kampusnya, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Ciputat, Tangerang Selatan. Timbul idenya menyulap sampah tersebut agar bisa dijual.

"Sampah yang belum bisa dimanfaatkan kita manfaatkan jadi produk yang memiliki nilai jual. Kita produknya upcycle, yang tadinya sampah plastik jadi produk yang punya nilai jual. Ubah sampah jadi berkah," kata Edy kala berbincang dengan detikFinance, pekan lalu.

Kepeduliannya tak hanya soal sampah. Edy juga ingin memberdayakan ibu-ibu rumah tangga di lingkungan kampusnya. Ibu-ibu tersebut diberi pelatihan untuk menjadi perajin sampah-sampah tersebut.

"Kami punya 10 orang ibu-ibu, kami tak menyebutkannya pegawai, tapi saya memang peduli Women Empowering untuk memenuhi pesanan by order (berdasarkan pesanan), kita juga jadikan beliau sebagai trainer," tambah pria berkacamata ini.

Edy mengatakan, tak mudah memulai usahanya, di 2013 dia telah menggelontorkan Rp 1 juta untuk modal awal. Usahanya tak begitu banyak berkembang hingga akhir 2014.

Kendala yang dihadapinya bermacam-macam. Terutama untuk meyakinkan lingkungannya bahwa sampah-sampah plastik bisa dikreasikan menjadi barang berharga.

"Prosesnya tidak gampang, kita awalnya tidak mendapatkan antusias," katanya.

Setelah upaya keras yang dilakukan. Usaha pria kelahiran September 1992 ini bersama timnya termasuk ibu-ibu tadi‎, akhirnya sedikit demi sedikit membuahkan hasil. Beberapa keluarga di lingkungan kampusnya sekarang punya inisiatif untuk memilah sampah plastik kemasan agar bisa langsung dikoordinir dan dikumpulkan.

"Ada yang kita bayar Rp 50-80 per sachet, ada juga yang kita kasih satu item produk kita itu sudah senang," katanya.

Sampah-sampah plastik tersebut dianyam menjadi produk-produk seperti souvenir, dompet, hingga tas. Dalam sebulan, setidaknya produk yang dihasilkan bisa mencapai 30 sampai 50 item.

Penjualan produknya, lanjut Edy, masih sebatas online dan pameran. Sejumlah pameran di dalam negeri sudah diikutinya. Termasuk perlombaan produk kreatif di Malaysia. Ebibag, begitu sebutan produknya menyabet ‎juara ketiga untuk kategori sosial.

Edy mengaku belum bisa menyebutkan angka pasti, namun secara rata-rata, dari usahanya mendapatkan omzet Rp 14 juta/bulan.

"Karena marketnya masih terbatas, jadi omzet jasa lebih besar dibanding produknya. Kita lebih banyak edukasi, kita menjual jasa. Kita punya program 'Petaka'. Pemberdayaan Tenaga Kreatif. Kita beri pelatihan untuk olah sampah, kalau jadi kita bantu pasarkan," katanya..

Produk yang dijualnya dibanderol dengan harga paling murah Rp 5.000 untuk souvenir, hingga Rp 350.000 untuk tas wanita berukuran besar. Pemasarannya dilakukan secara online, atau lewat internet seperti di beberapa akun sosial media atau website www.ebibag.com.

Edy mengaku masih ingin fokus untuk berjualan di dalam negeri.

"Kemarin ada siswa dari Belgia, program summer ke sini, dan barang kita diborong. Pasar internasional memang potensinya lebih besar. Tapi kita masih jual fokus di dalam negeri," tuturnya.

Sumber : http://finance.detik.com/read/2015/09/03/070729/3008547/480/sulap-sampah-jadi-berkah-pria-ini-raup-rp-14-juta-bulan

Rabu, 02 September 2015

Ahok: Jakarta Punya Aplikasi Qlue, Warga : Baru Denger Ada Qlue di Ponsel

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Aplikasi Qlue Yang dibuat Pemerintah Provinsi DKI Jakarta merupakan media untuk memanatu kinerja pemprov. Lewat Qlue masyarakat bisa menyampaikan keluhan terkait lingkungan sekitarnya.

Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama sebelumnya mengaku sangat terbantu dengan adanya sistem Jakarta Smart City melalui aplikasi Qlue. Namun sayangnya tidak banyak yang tahu soal aplikasi yang bisa diunduh di ponsel pintar ini.

Laili Rahmawati (24) warga Cijantung mengaku tidak mengetahui ada aplikasi bernama Qlue. Terlebih fungsinya yang ternyata bisa sebagai media pengaduan. "Nggak tahu (Qlue). Baru dengar juga ada aplikasi Qlue," kata Laili kepada Republika, Sabtu (29/8).

Saat dijelaskan fungsi Qlue, ia sempat terheran-heran ternyata Jakarta memiliki tempat pengaduan yang tersimpan di dalam sebuah ponsel pintar. Walaupun belum mengetahui apalagi memakai, mahasiswa UIN Jakarta ini mengapresiasi adanya sarana penyampaian aduan terkait lingkungan sekitar.

"Pemerintah yang di atas juga jadi bisa kontrol orang-orang di bawah kerjanya kayak gimana," ujarnya.

Sebab, masyarakatlah yang mengetahui langsung keadaan sekitarnya. Jadi ketika ada permasalahan bisa langsung diadukan dan ditindaklanjuti. Ini tentu merupakan jalan menuju Jakarta menjadi Smart City seperti yang digemborkan gubernurnya.

Sayangnya, ujar Laili sosialisasi masih dinilai minim. Tidak ada informasi baik dari kelurahan setempat ataupun media sosial yang bisa menjangkau banyak pihak. Paling tidak ia berharap Pemprov bisa mengiklankan dan memasarkan paling tidak lewat Facebook atau media sosial lainnya.

Senada dengan Laili, Azka Amelia Fadhilah (24) juga mengaku baru mendengar aplikasi Qlue. Warga Kebayoran Lama ini tidak pernah mendengar informasi atau pengumuman soal Qlue baik dari kelurahan ataupun pemerintah pusat. "Qlue aplikasi dari Pemprov? Tapi nggak pernah ada informasi apa-apa soal itu," sebut Azka lewat pesan singkatnya.

Namun wanita yang bekerja di salah satu perusahaan konsultan di Kemang ini tidak terlalu tertarik dengan Qlue. Ia juga tidak meyakini Qlue bisa memberikan dampak maksimal.

"Belum tentu juga memberikan dampak banyak buat Jakarta jadi Smart City. Toh masih banyak hal lain yang bisa buat Jakarta lebih nyaman paling nggak macet dulu diatasi lah," jelasnya.

Walaupun begitu, ia tetap mengapresiasi pembuatan Qlue. Ini menunjukkan keseriusan Gubernur Basuki menata pemerintahannya mulai dari titik terbawah.

Bukan hanya itu, Fikri M (26) warga Ciracas juga menyebut dirinya tidak tahu kegunaan aplikasi Qlue. Ia berharap ke depannya bisa ada sosialisasi dan informasi penggunaannya.

"Harus ada informasinya biar kita bisa tahu ke mana untuk laporin keluhan. Kayak misalnya di daerah rumah saya juga banyak lampu penerangan jalan yang mati," tutur Fikri lewat pesan singkat ke Republika.

Kepala Dinas Komunikasi, Informatika, dan Kehumasan I'i Kurnia belum dapat dihubungi untuk dikonfirmasisoal ini.

Qlue sendiri merupakan aplikasi berbentuk media sosial dimana para penggunanya bisa menyampaikan berbagai keluhan di lingkungan sekitar. Mulai dari kebersihan, ketertiban umum, kemacetan, fasilitas umum, transportasi, banjir, dan sebagainya.

Setiap keluhan masyarakat itu pun akan diberi simbol warna merah, kuning, dan hijau. Merah merupakan tanda bahwa keluhan belum diproses oleh aparat kelurahan atau kecamatan, kuning merupakan tanda keluhan sedang diproses, sedangkan hijau merupakan tanda bahwa keluhan tersebut sudah selesai dikerjakan.

Tidak hanya itu, pengguna Qlue juga bisa bertukar informasi mulai dari informasi pariwisata hingga kuliner. Uniknya, pengguna Qlue, juga diberi poin dan ranking yang dihitung dari postingan, responsivitas, dan kecepatan dalam mengerjakan keluhan tersebut bagi setiap kelurahan.

Sumber : http://www.republika.co.id/berita/trendtek/aplikasi/15/08/29/ntu3ix219-ahok-jakarta-punya-aplikasi-qlue-warga-baru-denger-ada-qlue-di-ponsel