Senin, 26 Oktober 2015

Jakarta akan bangun empat tempat olah sampah

Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta berencana membangun empat Tempat Pengolahan Sampah Terpadu Dalam Kota (Intermediate Treatment Facilities/ITF) tahun 2016.

"Di dalam master plan pengelolaan sampah, seharusnya keempat ITF itu sudah dibangun tahun ini. Namun, karena ada banyak kendala yang dihadapi, maka keempat ITF tersebut tidak dapat dibangun sama sekali," kata Kepala Dinas Kebersihan DKI Isnawa Adji di Jakarta, Senin.

Ia mengatakan keempat ITF tersebut tidak dapat dibangun tahun ini antara lain karena masalah regulasi dan pergantian kepemimpinan DKI Jakarta.

"Selain itu juga disebabkan proses pelelangan yang terkendala serta pemilihan teknologi yang tidak bisa sembarangan. Memang banyak kendalanya, tapi tahun depan kami akan bangun dua ITF yang menjadi tanggung jawab kami," ujar Isnawa.

Ia mengatakan pemerintah provinsi telah menginstruksikan Dinas Kebersihan membangun ITF Sunter dan ITF Duri Kosambi.

"Sedangkan dua ITF lainnya akan menjadi tanggung jawab PT Jakarta Propertindo (Jakpro)," katanya tentang pembangunan ITF Marunda dan ITF Cakung Cilincing.

Kepala Unit Pengelola Sampah Terpadu Dinas Kebersihan DKI Jakarta Asep Kuswanto mengungkapkan pembagian tanggung jawab dalam pembangunan fasilitas pengolah sampah tersebut dilakukan oleh Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama.

Dia berharap pengajuan Penyertaan Modal Pemerintah (PMP) untuk PT Jakpro dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah DKI 2016 disetujui oleh DPRD DKI Jakarta agar pembangunan fasilitas itu bisa segera dijalankan.

"Kalau PMP itu sudah disetujui oleh DPRD dan surat penugasan dari Gubernur sudah dikeluarkan, maka kami akan segera mengalokasikan anggaran untuk pembuatan basic design, analisa mengenai dampak lingkungan sekaligus dokumen pelelangannya," ungkap Asep.

Sumber : http://www.antaranews.com/berita/525595/jakarta-akan-bangun-empat-tempat-olah-sampah

Jumat, 23 Oktober 2015

BUKAN KARENA ANTARTIKA MENCAIR, TAPI REKLAMASI YANG AKAN TENGGELAMKAN JAKARTA

RMOL. Mencairnya es di arktik dan antartika bukan menjadi penyebab kota-kota yang berada di kawasan delta seperti Jakarta tenggelam.

Demikian dikatakan Deputi Direktur Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Zaenal Muttaqin dalam acara konsultasi publik rancangan peraturan daerah mengenai rencana tata ruang strategis kawasan pantura Jakarta di Balai Kota, Kamis (22/10).

"Mencairnya es hanya 0,3 milicenti per tahun. Jadi, bukan karena mencairnya es tapi karena penurunan muka tanah Jakarta," ujarnya.

Setiap tahun terjadi penurunan muka tanah setinggi 2 sampai 17 cm per tahun. Yang menyebabkan permukaan tanah ibukota turun karea banjir rob dan pembangunan di ibukota yang tak beraturan.

"Yang buat permukaan Jakarta turun karena rob dan pembangunan di Jakarta yang tidak teratur," tukasnya.

Karena kondisi tersebut, lanjutnya, bila proyek reklamasi dilanjutkan akan terjadi bencana lingkungan. Karena seharusnya yang menjadi fokus utama Pemprov DKI adalah merevitalisasi sungai-sungai besar yang mengalir disepanjang ibukota sebelum memutuskan untuk memberi izin kepada para pengembang untuk mereklamasi kawasan utara Jakarta. Sehingga tekanan arus laut dari Teluk Jakarta membanjir sungai yang dangkal.

"Wilayah pinggiran sungai terjadi nol gravitasi. Sementara itu dari laut muncul tekanan arus laut. Akibatnya air bergerak ke daratan dan menyebabkan terjadinya pelebaran banjir," tukasnya.

Sebagaimana diketahui, Gubernur Ahok menuding penyebab utama kota-kota yang berada di kawasan delta tenggelam karena es di kutub utara dan kutub selatan mencair.

"Bagaimana cara mengatasinya? Salah satunya adalah membangun tanggul laut dan reklamasi," ujar Ahok.

Di era Ahok menjabat sebagai kepala daerah di Jakarta, izin pelaksanaan reklamasi Pulau G yang dikerjakan oleh PT Muara Wisesa Samudra, anak perusahaan dari Agung Podomoro Land Tbk keluar. Izin tersebut dituangkan dalam SK Gubernur Provinsi DKI No. 2238 Tahun 2014 tertanggal 23 Desember 2014.

Dengan demikian, maka PT Agung Podomoro Land Tbk melalui anak perusahaannya dapat melaksanakan reklamasi Pulau G yang disebut dengan Pluit City. Dan hingga saat ini, izin pelaksanaan reklamasi ini masih mendapat pertentangan dari warga setempat, aktivis lingkungan bahkan oleh Menteri Kelautan dan Perikanan.

Sumber : http://www.rmol.co/read/2015/10/22/221786/Bukan-Karena-Antartika-Mencair,-Tapi-Reklamasi-yang-akan-Tenggelamkan-Jakarta-

Kamis, 22 Oktober 2015

Walhi: Reklamasi Membuat Jakarta Semakin Banjir

JAKARTA, KOMPAS.com — Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) berpendapat, reklamasi di Teluk Jakarta berpotensi memperparah banjir di Ibu Kota.

Mereka menyebut bahwa reklamasi akan menyebabkan perlandaian terhadap sungai-sungai yang ada di daratan Jakarta.

Deputi Direktur Walhi Jakarta Zaenal Muttaqin mengatakan, berdasarkan kajian Badan Pengelola (BP) Pantai Utara Jakarta, pelandaian sungai disebabkan tekanan arus laut dari Teluk Jakarta.

"Di wilayah pinggiran sungai terjadi nol gravitasi, sementara dari laut muncul tekanan arus sehingga air laut yang diam ini bergerak ke arah daratan. Itulah yang menyebabkan terjadinya pelebaran banjir," kata Zaenal dalam acara konsultasi publik rancangan peraturan daerah mengenai Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Pantura Jakarta, di Balai Kota, Kamis (22/10/2015).

Zaenal menyatakan, keadaan semakin parah karena permukaan tanah di Jakarta turun dari waktu ke waktu. Ia menyebutkan bahwa penurunan air tanah di Jakarta disebabkan oleh penggunaan air tanah secara masif.

"Di sisi lain, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta belum memiliki solusi nyata dalam upaya mengurangi penggunaan air tanah di Jakarta," ujar dia.

Tercatat, ada sembilan pengembang yang terlibat dalam proyek reklamasi 17 pulau di Teluk Jakarta.

Sejauh ini, baru dua pengembang yang telah mendapatkan izin pelaksanaan, yakni PT Muara Wisesa Samudera (anak perusahaan Agung Podomoro) untuk reklamasi di Pulau G, dan PT Kapuk Naga Indah (anak perusahaan Agung Sedayu) untuk Pulau C, D, dan E.

Izin pelaksanaan untuk PT Muara Wisesa Samudera diterbitkan oleh Gubernur Basuki Tjahaja Purnama pada Desember 2014, sedangkan izin untuk PT Kapuk Naga Indah diterbitkan pada 2012 saat era Gubernur Fauzi Bowo.

Sumber : http://megapolitan.kompas.com/read/2015/10/22/13194921/Walhi.Reklamasi.Membuat.Jakarta.Semakin.Banjir

Rabu, 21 Oktober 2015

'Transportasi Massal di Jakarta yang Bisa Diandalkan Hanya KRL'

Jakarta -Di DKI Jakarta, terdapat banyak transportasi massal mulai dari angkot, Trans Jakarta, hingga Kereta Rel Listrik (KRL) Commuter Line. Namun, hanya KRL Commuter Line Jabodetabek yang pelayanannya paling baik dan bisa diandalkan masyarakat di Jakarta.

Hal tersebut seperti diungkapkan Ketua Institut Studi Transportasi, Darmaningtyas, dalam diskusi pengembangan angkutan massal terintegrasi Jabodetabek, di Balitbang Kemenhub, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Rabu (21/10/2015).

"Saya frustasi sebagai pengguna angkutan. Saya nggak anjurkan Trans Jakarta saat tergesa-gesa, karena nggak bisa diandalkan. Yang relatif baik itu adalah KRL," kata Darmaningtyas.

Mesti menjadi transportasi paling diunggulkan, menurutnya, KRL masih menghadapi masalah 'kemacetan' di stasiun besar di Manggarai. Di Stasiun Manggarai, lalu lintas KRL kerap terganggu oleh pergerakan kereta jarak jauh. Karena jalur KRL masih bercampur dengan kereta jarak jauh.

"Tapi macet di Manggarai, maka kita usulan dipindah di Cipinang," jelasnya.

Selain itu, Darmaningtyas menyoroti masih adanya bus-bus berusia senja atau puluhan tahun yang melayani jalan utama di DKI. Padahal secara bentuk dan kelayakan sudah tidak cocok melayani penumpang.

"Tahun ini di Blok M, Perum PPD punya bus usia 50-60 tahun, harusnya sudah dikubur. Kalau angkutan umum bagus dan efisien, nggak perlu paksa orang pindah, orang nggak didorong akan pindah," ujarnya.

Sumber : http://finance.detik.com/read/2015/10/21/110042/3049370/4/transportasi-massal-di-jakarta-yang-bisa-diandalkan-hanya-krl

Selasa, 20 Oktober 2015

1.000 Pekerja Tol Lakukan Aksi Tutup Seluruh Pintu Tol: Jakarta Macet Total

Jakarta, HanTer - Sebanyak 1.000 pekerja PT Jalan Tol Lingkar Luar Jakarta (JLJ), yang merupakan salah satu anak perusahaan PT Jasa Marga akan melakukan aksi mogok kerja nasional. Aksi mogok akan dilakukan selama 3 hari yakni dari tanggal 28,29,30 Oktober 2015.

"Dengan aksi ini kami akan menutup seluruh pintu tol Jabodetak. Kita lock kita akan kunci pintu tol. Saya pengen tahu seberapa kuatnya manajemen PT Jasa Marga," kata Presiden Asosiasi Serikat Pekerja (Aspek) Indonesia, Mirah Sumirat di Jakarta, Senin (19/10/2015).

Menurut Mirah, aksi dilakukan karena manajemen PT Jasa Marga menganggap pekerja jalan tol adalah orang bodoh dan orang miskin yang dinilainya tidak mempunyai kemampuan apa-apa. Oleh karena itu mogok kerja merupakan bagian supaya manajemen mendengar aspirasi pekerja jalan tol.

"Kami lakukan ini untuk menuntut keadilan. Ada keadilan yang terusik. Ini dilakukan agar seluruh rakyat mengetahui," tegas Mirah yang juga Ketua SP Jalantol Lingkarluar Jakarta (JLJ).

Dalam kesempatan ini, Mirah juga menuturkan jika aksi mogok yang akan dilakukan tidak ada muatan politik. Mogok dilakukan karena menyangkut keadilan pekerja jalan tol yang selama ini teraniaya dan diintimidasi oleh manajemen PT Jasa Marga. Apalagi ada pekerja jalan tol yang sudah lebih dari 10 status kerjanya masih kontrak.

"Kami mohon maaf jika dalam aksi nanti membuat jalan di Jakarta menjadi macet," tegas Mirah.

Sementara itu Sekjen Aspek Indonesia Sabda Pranawa Djati mengatakan, aksi yang dilakukan pekerja jalan tol tidak akan membuat citra Indonesia buruk. Karena hal tersebut dilakukan bahwa ada yang tidak beres dalam pengelolaan pekerja di Indonesia.

"Makanya harus bangun citra Indonesia. Jangan merendahkan tenaga kerja indonesia," tegasnya.

Sumber : http://nasional.harianterbit.com/nasional/2015/10/19/44757/0/25/1.000-Pekerja-Tol-Lakukan-Aksi-Tutup-Seluruh-Pintu-Tol-Jakarta-Macet-Total

Senin, 19 Oktober 2015

DKI Perbanyak Bank Sampah Berbasis Jakarta Smart City

JAKARTA (Pos Kota) – Penanganan sampah non-organik melalui bank sampah kini sedang digalakkan Dinas Kebersihan DKI Jakarta di tingkat RT/RW. “Melalui bank sampah, warga akan menjadi terbiasa memilah sampah untuk ditabung,” ujar Kepala Dinas Kebersihan DKI Isnawa Adji, Minggu (18/10).

Saat ini ada sekitar 234 titik bank sampah yang ada di Jakarta. Ke depannya, jumlah titik ini akan ditambah agar semakin banyak sampah non-organik yang ditangani, sekaligus juga agar semakin banyak nasabah bank sampah yang semakin peduli untuk memilah sampah.

Namun ada sejumlah hal yang menghambat kelancaran transaksi bank sampah. Sebagian besar pengelolaan bank sampah saat ini masih menggunakan metode manual. Ada yang menyetor dicatat dalam buku tebal dan besar, jadi proses pencatatan lambat. Jumlah uang dan transaksi pun tidak terbuka. “Selain itu setiap bulan petugas bank sampah harus melaporkan ke Dinas Kebersihan, jadi kerja dua kali, memindahkan data dari buku ke komputer dulu,” papar Adji.

Demi meningkatkan pelayanan dengan proses yang tersistem, PT Cipta Srigati Lestari menawarkan Sistem Informasi Bank Sampah (SiBAS) untuk menunjang salah satu implementasi smart card untuk Jakarta Smart City.

SiBAS dibangun agar dapat meningkatkan efisiensi serta efektifitas dalam pengelolaan bank sampah serta pelaporan aktivitas bank sampah kepada pemerintah daerah dengan media smart card dan berbasis komputasi awan (cloud). “Jadi lebih mudah dalam pengoperasian dan perawatan sistem, serta kemudahan akses dari lokasi dengan koneksi internet,” ujarnya.

Menurutnya perangkat yang akan digunakan dalam SiBAS adalah smart card yang akan berfungsi sebagai kartu ATM untuk nasabah, dan smartphone Android dengan fitur Near Field Communication (NFC) yang dipegang oleh petugas bank sampah.

Petugas bank sampah tinggal menempelkan kartu nasabah bank sampah di smartphone untuk mencatat semua transaksi bank sampah. Jadi pencatatan transaksi lebih cepat. Smart card-nya sendiri menjadi media yang ringkas dan aman untuk penyimpanan data serta pemrosesan transaksi.

Bagi nasabah, layaknya kartu ATM, mereka bisa mengetahui jumlah uang dan transaksi yang sudah dilakukan. Kartu ATM untuk bank sampah ini sudah mulai diujicoba di Dinas Kebersihan Provinsi DKI Jakarta. Cipta sebagai penyedia smart card untuk bank sampah ini, berencana akan memproduksi sekitar dua ribu smart card untuk memenuhi kebutuhan implementasi SiBAS di titik-titik bank sampah wilayah Jakarta sebagai pilot project.

Diharapkan ke depan ada korporasi yang menjadikan SiBAS ini sebagai program Coporate Social Responsibity (CSR)-nya. Sehingga, kartu pintar ini dapat diterapkan ke seluruh bank sampah di Jakarta. Jika masing-masing RW saja ke depan berdiri satu unit bank sampah, maka ada 2.700 lebih bank sampah di Jakarta.

Sumber : http://poskotanews.com/2015/10/18/dki-perbanyak-bank-sampah-berbasis-jakarta-smart-city/

Jumat, 16 Oktober 2015

Jakarta Tidak Tenggelam Perlahan

Apabila penurunan tanah Jakarta terus berlanjut, petaka banjir yang menenggelamkan seisi Jakarta di masa depan adalah sebuah keniscayaan.

“Ya, memang perubahan iklim mengakibatkan naiknya permukaan laut. Namun, masalah terbesar bagi Jakarta adalah ancaman tenggelam,” ujar Jan Jaap Brinkman. “Banjir bandang pada 2007 lalu benar-benar tak terduga. Hari itu, tak ada sedikitpun awan di langit.”

Jan Jaap Brinkman merupakan ahli hidrologi dan pakar penurunan lahan dari Deltares Institute, Belanda.

Saat banjir terjadi, Brinkman merupakan salah seorang anggota konsorsium yang terdiri atas beberapa lembaga penelitian asal Belanda. Mereka diminta oleh pemerintah Indonesia untuk memberi solusi untuk mempertahankan dan memulihkan jalur-jalur air yang tersedia, tak lama besrelang setelah banjir musiman tahun 2007.

Lagi-lagi, ibukota dihantam air. Namun, kali ini, air datang dari laut. Banjir kali itu berdampak pada lebih dari 2,6 juta orang. 340 ribu terpaksa mengungsi. Sebanyak 70 orang meninggal, dan menyebarnya penyakit berakibat pada lebih dari 200 ribu orang.

Kerugian ekonomi dan finansial akibat bencana tersebut diperkirakan sebesar 900 juta dollar Amerika. Brinkman, bersama tim penelitinya, menemukan bahwa banjir besar dari laut bisa dikalkulasi secara rinci dan diperkirakan menggunakan siklus bulan. Banjir macam ini terjadi 18-19 tahun sekali. Pasang naik luar biasa selanjutnya diperkirakan terjadi tahun 2025.

Sementara itu, permukaan lahan Jakarta menurun drastis. Penurunan ini berkisar antara 7,5 hingga 25 cm setiap tahun. Air dari laut pun akan masuk ke kota, dan 40 persen ibukota memang hitungannya sudah berada di bawah permukaan laut. Jadi, titik terendah kini terletak di kota, dan bukanlah di laut. “Bayangkan bila lahan Jakarta terus menurun seperti sekarang. Seberapa hebat bencana yang akan ditimbulkan banjir besar selanjutnya?”

Sumber : http://nationalgeographic.co.id/berita/2015/10/jakarta-tenggelam-tidak-perlahan

Kamis, 15 Oktober 2015

Survei Waze jadi Panduan Pengemudi di Kota besar

Apa sih yang paling dikeluhkan oleh pengguna lalu lintas di Indonesia? Hasil survei oleh aplikasi navigasi Waze di 32 negara termasuk Indonesia menyebutkan Bandung, Bogor dan Depasar menjadi kota dengan lalu lintas terburuk.Apa sih yang paling dikeluhkan oleh pengguna lalu lintas di Indonesia? Hasil survei oleh aplikasi navigasi Waze di 32 negara termasuk Indonesia menyebutkan Bandung, Bogor dan Depasar menjadi kota dengan lalu lintas terburuk.

Survei Waze yang diterima Selasa (13/10) menyebutkan indeks kepuasan pengemudi yang didasarkan pada hasil survei dari pengalaman mengemudi lebih dari 50 juta pengguna Waze di 32 negara dan 167 area. Survei ini dilakukan untuk menciptakan Driver Satisfaction Index pertama di dunia dengan penilaian mulai dari memuaskan (10) hingga menyebalkan (1). Waze Driver Satisfaction Index didasarkan pada enam faktor utama yang sering dialami pengguna aplikasi Waze seperti Traffic Level berdasarkan frekuensi dan tingkat keparahan kemacetan lalu lintas, kualitas dan infrastruktur jalan, keamanan pengemudi berdasarkan kecelakaan, bahaya di jalan, dan cuaca.

Faktor lainnya adalah layanan pengemudi seperti akses ke SPBU dan kemudahan untuk parkir; Socio-Economi termasuk akses ke mobil dan dampaknya ke harga bahan bakar; serta Wazeyness atau tingkat bantuan dan kepuasan dalam komunitas Waze.

Secara keseluruhan, Indonesia mendapatkan skor 3,7 most satisfaction index untuk tingkat kepuasan pengemudi dari skor maksimum 10. Untuk index keamanan pengemudi, Indonesia mendapat nilai yang lebih baik dengan skor 8,9.

Indeks Keamanan atau Safety Index menghitung jumlah kecelakaan, bahaya yang dilaporkan, dan juga kondisi cuaca yang membuat jalanan aman untuk dilalui atau sebaliknya. Indonesia sendiri adalah salah satu dari 20 negara teratas di dunia untuk Road Quality Index. Bandung, Bogor dan Denpasar masuk di daftar 10 kota yang memberikan pengalaman terburuk bagi para pengendara menurut hasil evaluasi pengelola aplikasi navigasi Waze.

Kota dunia dengan terburuk bagi pengemudi adalah San Salvador (El Salvador) dengan indeks 2,1 disusul Cali dan Medellin di Colombia dengan indeks masing-masing 2,6 dan 2,7, serta Denpasar (Indonesia) dengan indeks 2,8. Kota lain yang menurut pengguna Waze lalu lintasnya menyebalkan adalah Guatemala City (Guatemala) dengan indeks 3, Bandung (Indonesia) dengan indeks 3, Bucaramanga (Colombia) dengan indeks 3,1, Caracas (Venezuela) dengan indeks 3,1, Bogor (Indonesia) dengan indeks 3,1, dan Bogota (Colombia) dengan indeks 3,4.

Sementara kota yang dianggap paling memuaskan bagi para pengendara pengguna Waze adalah Phoenix di Arizona, Amerika Serikat, dengan indeks kepuasan delapan. Secara keseluruhan, lalu lintas kota-kota di Indonesia dianggap sebagai paling menyebalkan bagi para pengendara pengguna Waze dengan indeks 3,7 atau menempati peringkat tujuh terburuk di dunia.

Sementara negara lalu lintas kendaraannya dianggap paling baik Belanda dengan indeks 7,9.

Meski demikian, soal keamanan lalu lintas di Indonesia dinilai cukup aman. Indonesia masuk dalam daftar 10 besar negara yang indeks keamanan berkendaranya paling baik (8,9), sejajar dengan Perancis.

Negara yang dinilai paling aman adalah Argentina (9,8) sementara negara yang lalu lintasnya dianggap paling berbahaya bagi pengendara adalah El Salvador (3,3). Dalam hal layanan bagi pengendara, salah satunya ketersediaan stasiun pengisian bahan bakar umum, Indonesia tercatat sebagai yang terburuk di seluruh dunia dengan indeks kepuasan satu. Namun kualitas jalanan Indonesia dianggap baik dengan indeks 7,3.

Survei Waze yang diterima Selasa (13/10) menyebutkan indeks kepuasan pengemudi yang didasarkan pada hasil survei dari pengalaman mengemudi lebih dari 50 juta pengguna Waze di 32 negara dan 167 area. Survei ini dilakukan untuk menciptakan Driver Satisfaction Index pertama di dunia dengan penilaian mulai dari memuaskan (10) hingga menyebalkan (1). Waze Driver Satisfaction Index didasarkan pada enam faktor utama yang sering dialami pengguna aplikasi Waze seperti Traffic Level berdasarkan frekuensi dan tingkat keparahan kemacetan lalu lintas, kualitas dan infrastruktur jalan, keamanan pengemudi berdasarkan kecelakaan, bahaya di jalan, dan cuaca.

Faktor lainnya adalah layanan pengemudi seperti akses ke SPBU dan kemudahan untuk parkir; Socio-Economi termasuk akses ke mobil dan dampaknya ke harga bahan bakar; serta Wazeyness atau tingkat bantuan dan kepuasan dalam komunitas Waze.

Secara keseluruhan, Indonesia mendapatkan skor 3,7 most satisfaction index untuk tingkat kepuasan pengemudi dari skor maksimum 10. Untuk index keamanan pengemudi, Indonesia mendapat nilai yang lebih baik dengan skor 8,9.

Indeks Keamanan atau Safety Index menghitung jumlah kecelakaan, bahaya yang dilaporkan, dan juga kondisi cuaca yang membuat jalanan aman untuk dilalui atau sebaliknya. Indonesia sendiri adalah salah satu dari 20 negara teratas di dunia untuk Road Quality Index. Bandung, Bogor dan Denpasar masuk di daftar 10 kota yang memberikan pengalaman terburuk bagi para pengendara menurut hasil evaluasi pengelola aplikasi navigasi Waze.

Kota dunia dengan terburuk bagi pengemudi adalah San Salvador (El Salvador) dengan indeks 2,1 disusul Cali dan Medellin di Colombia dengan indeks masing-masing 2,6 dan 2,7, serta Denpasar (Indonesia) dengan indeks 2,8. Kota lain yang menurut pengguna Waze lalu lintasnya menyebalkan adalah Guatemala City (Guatemala) dengan indeks 3, Bandung (Indonesia) dengan indeks 3, Bucaramanga (Colombia) dengan indeks 3,1, Caracas (Venezuela) dengan indeks 3,1, Bogor (Indonesia) dengan indeks 3,1, dan Bogota (Colombia) dengan indeks 3,4.

Sementara kota yang dianggap paling memuaskan bagi para pengendara pengguna Waze adalah Phoenix di Arizona, Amerika Serikat, dengan indeks kepuasan delapan. Secara keseluruhan, lalu lintas kota-kota di Indonesia dianggap sebagai paling menyebalkan bagi para pengendara pengguna Waze dengan indeks 3,7 atau menempati peringkat tujuh terburuk di dunia.

Sementara negara lalu lintas kendaraannya dianggap paling baik Belanda dengan indeks 7,9.

Meski demikian, soal keamanan lalu lintas di Indonesia dinilai cukup aman. Indonesia masuk dalam daftar 10 besar negara yang indeks keamanan berkendaranya paling baik (8,9), sejajar dengan Perancis.

Negara yang dinilai paling aman adalah Argentina (9,8) sementara negara yang lalu lintasnya dianggap paling berbahaya bagi pengendara adalah El Salvador (3,3). Dalam hal layanan bagi pengendara, salah satunya ketersediaan stasiun pengisian bahan bakar umum, Indonesia tercatat sebagai yang terburuk di seluruh dunia dengan indeks kepuasan satu. Namun kualitas jalanan Indonesia dianggap baik dengan indeks 7,3.

Sumber : http://www.koran-jakarta.com/?36950-survei%20waze%20jadi%20panduan%20pengemudi%20di%20kota%20besar

Selasa, 13 Oktober 2015

Catat, Jakarta Bebas Banjir 2018!

JAKARTA, KOMPAS.com — Pemerintah menjanjikan Jakarta akan terbebas dari banjir pada 2018 mendatang dengan catatan normalisasi dan pembangunan sodetan Kali Ciliwung rampung sesuai dengan ekspektasi.

Menteri Pekerjaan Umum dan perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengatakan hal itu saat meninjau lokasi proyek normalisasi dan sodetan Kali Ciliwung, Senin (12/10/2015).

"Kalau pekerjaan normalisasi selesai, sodetan selesai, banjir bakal reda," ujar Basuki.

Saat ini, pekerjaan normalisasi dan pembangunan sodetan Kali Ciliwung terus dikebut. Basuki menjelaskan bagaimana kedua proyek ini bisa mencegah banjir.

"Debit Ciliwung dari atas sini (Kampung Pulo) 570 meter kubik. Sebanyak 43 meter kubik per detik pada saat banjir besar itu disudet di tempat tadi (Otista III). Di hulu sini aliran air 60 meter kubik per detik," kata Basuki.

Debit air tertinggi saat melewati Kampung Pulo, lanjut Basuki, adalah 510 meter kubik per detik. Untuk itu, normalisasi kali di Kampung Pulo didesain 50 meter lebarnya. Desain itu bisa mengalirkan 510 meter kubik per detik sehingga tidak meluap.

Adapun di Ciliwung Lama, Pintu Air Manggarai, dengan kapasitas 70 meter kubik per detik, sudah diperbaiki. Dengan demikian, debit yang sebelumnya 510 meter kubik per detik dikurangi 70 meter kubik per detik, menjadi tinggal 440 meter kubik per detik.

Pintu Air Manggarai sudah ditambahkan satu pintu lagi dengan kapasitas 504 meter kubik per detik. Dengan begitu, saat ada air dengan debit maksimal 470 meter kubik per detik akan bisa lewat begitu saja.

"Kalau dulu debit air terlambat sehingga ada backwater sampai banjir di sini. Backwater itu karena dia kapasitas pintunya kecil, sementara debit airnya besar, jadi tidak tahan kan. Kalau sekarang, dengan 504 meter kubik per detik kapasitas pintu, sedangkan air lewat 470 meter kubik per detik itu sudah bisa lancar," kata Basuki.

Kemudian, di Pintu Air Karet, tambah dia, kapasitasnya juga sudah diperbesar menjadi 724 meter kubik per detik. Basuki yakin normalisasi ini bisa mengendalikan banjir Ciliwung kalau nanti sudah jadi. Paling tidak, normalisasi diperkirakan selesai dua tahun lagi.

Menurut Basuki, proyek ini akan mengurangi dampak banjir yang sangat besar di Jakarta, khususnya, di sekitar Kali Ciliwung.

Pekerjaan normalisasi Kali Ciliwung sudah dikerjakan sejak 2013. Proyek ini menggunakan dana anggaran pendapatan dan belanja negara sekitar Rp 1,18 triliun.

Normalisasi Kali Ciliwung sepanjang 19 kilometer dibagi dalam empat paket. Paket 1 sepanjang 4,49 kilometer dari Pintu Air Manggarai sepanjang Jembatan Kampung Melayu, baru selesai 35,92 persen. Paket 2 sepanjang 6,61 kilometer dari Jembatan Kampung Melayu sampai Jembatan Kalibata. Pekerjaan ini baru selesai 36,5 persen.

Paket 3 sepanjang 6,49 kilometer dari Jembatan Kalibata sampai Jembatan Condet. Pekerjaan ini baru selesai 35,76 persen. Sementara itu, Paket 4 sepanjang 6,18 kilometer dari Jembatan Condet hingga Jembatan Tol JORR TB Simatupang baru selesai 36,12 persen.

Pekerjaan normalisasi ini akan melintasi kelurahan-kelurahan di DKI Jakarta, yaitu Manggarai, Bukit Duri Kebon Manggis, Kampung Melayu, Kampung Pulo, Kebon Baru, Bidaracina, Cikoko, Cawang, Pengadegan, Rawa Jati, Cililitan, Gedong, Tanjung Barat, Balekembang, Pejaten Timur, Jagakarsa, dan Pasar Minggu.

Sementara itu, proyek sodetan ditargetkan selesai tahun depan. Tahun ini, pemerintah menargetkan pembebasan lahannya. Dari 99 hektar kebutuhan lahan, yang baru dibebaskan 1.300 meter persegi di Tongtek, Kelurahan Kampung Melayu, Jatinegara, Jakarta Timur.

Sumber : http://properti.kompas.com/read/2015/10/13/063302121/Catat.Jakarta.Bebas.Banjir.2018

Senin, 12 Oktober 2015

Ini 7 kader PKS paling berprestasi di Jakarta

Merdeka.com - Partai Keadilan Sejahtera (PKS) DKI Jakarta menggelar Rangkaian Musyawarah Wilayah (Muswil) ke 4. Dengan mengusung tema "Berkhidmat untuk Rakyat Jakarta", PKS DKI Jakarta kali ini memberikan penghargaan "Anugerah Berkhidmat Award" bagi para kadernya yang aktif dalam 7 (tujuh) kategori, yaitu dakwah, lingkungan, pendidikan, sosial kemasyarakatan, kesehatan, ekonomi, dan seni.

"Penghargaan ini ditujukan kepada para kader yang telah melakukan kerja-kerja pelayanan secara konsisten kepada masyarakat Jakarta," tutur Koordinator Acara Muswil Hesty Ambarwati di Hotel Atlet Century, Senayan, Jakarta, Minggu (11/10).

Menurut Hesty sejak dibuka selama 3 hari, dari 5 hingga 10 Oktober 2015, tercatat ada 50 nama kader yang direkomendasikan para kader se-DKI Jakarta. Nama-nama yang direkomendasikan tersebut, tambah Hesty, sama-sama memiliki kerja yang hebat dan bermanfaat untuk masyarakat.

"Alhamdulillah, didapatlah 7 (tujuh) nama kader yang berhak mendapatan penghargaan," jelas Hesty.

Berikut adalah 7 (tujuh) nama yang meraih Anugerah Berkhidmat Award sesuai dengan kategorinya masing-masing:

Kategori Dakwah: Salim Abdulloh (Pademangan, Jakarta Utara). Pengelola pengajian 100 orang ibu-ibu dan pembina 120 anak jalanan di wilayah Kampung Muka Ancol, Jakarta Utara.

Kategori Pendidikan: Handayani Suminar Indrati (Kembangan, Jakarta Barat). Founder dan aktivis Gerakan Jakarta Ramah Autis Yayasan MPATI, volunteer Yayasan Kita dan Buah Hati untuk program "Cegah Kekerasan Seksual pada Anak" untuk 3000 DKI Jakarta, dan konsultan gratis untuk sekolah kurang mampu.

Kategori Kesehatan: Caharudin (Cilincing, Jakarta Utara). Pencetus Program Kawasan Sehat Mandiri dan Pengelolaan Sehat Lingkungan yang diterapkan di RW setempat, seperti pembuatan gerobak sampak, MCK, tong sampah, dan penghijauan lingkungan.

Kategori Lingkungan: Ratih Mutualita (Tebet, Jakarta Selatan). Pendiri Komunitas Kampung Asri dimana program yang dihadirkan adalah penanaman sayur organik dengan memanfaatkan lahan sempit di rumah warga masing-masing, dimana sayur dan komposnya dihasilkan dari rumah tangga masing-masing.

Kategori Ekonomi: Nur Hasanah (Kebon Jeruk, Jakarta Barat). Pendiri Bank Sampah Ta'awun (BST) dengan cara mendidik masyarakat untuk mengkonversikan sampah menjadi pundi-pundi rupiah.

Kategori Seni Dwi Cahyadi (Jakarta Timur). Pendongeng yang telah aktif sejak 2006, aktif sebagai anggota teater Kanvas, dan penggagas gerakan #AyahBercerita.

Kategori Sosial kemasyarakatan Yadi Cahyadi (Jakarta Pusat). Pendiri DETAK (Dana Ta'awun Kemayoran) yang aktif melakukan penggalangan dana infak dari para kader dan simpatisan PKS serta masyarakat umum untuk membuat program klinik gratis, posyandu lansia, komunitas sepeda, dan sebagainya.

"Mereka adalah manusia biasa dengan karya yang luar biasa. Kerja-kerjanya dalam senyap, jauh dari hingar-bingar pemberitaan media. Kerja mereka adalah membumikan kebaikan dengan nafas yang lebih panjang," tutup Hesty.

Sumber : http://www.merdeka.com/politik/ini-7-kader-pks-paling-berprestasi-di-jakarta.html

Jumat, 09 Oktober 2015

Normalisasi Kali Jakarta Gagal dan Hanya Rekayasa Ahok? Lihat Foto-fotonya

TRIBUN-TIMUR.COM - Sejak menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta, Basuki T Purnama alias Ahok memrogramkan normalisasi kali di kota itu.

Normalisasi melalui mengeruk sedimentasi pasir dan sampah di dasarnya.

Ini dilakukan untuk mencegah banjir melanda Kota Jakarta saat musim hujan serta menambah esetetika kota.

Kendati telah dilakukan normalisasi, lalu informasinya tersebar melalui media massa dan sosial, namun masih ada pihak yang nyinyir.

Pihak itu menilai Ahok tidak berhasil menormalisasi. Informasi disebarkan tidak sesuai dengan faktanya.

Namun, penilaian itu langsung dibantah sebuah akun Facebook yang diklaim bernama Sahara Djati.

Pada klaimnya itu, pemilik akun mengakui telah memantau langsung kanal yang telah dinormalisasi.

Ini pengakuannya yang di-posting pada fans page Facebook, Gebrakan Ahok.

"SUNGAI2 JAKPUS HARI INI

Banyak yang mencemooh hasil kerja Gub. AHOK dengan mengatakan foto2 Kali yg beredar luas di internet adalah hasil rekayasa PHOTOSHOP....

Saya merasa tertantang utk memberikan bukti2 akurat perihal kali2 yg nampak bersih sekitar Jakarta Pusat di mana saya tinggal...

Saya ingin MEMBUNGKAM MULUT2 JAHANAM yang memfitnah Gubernur saya. Saya memotret kondisi sungai2 sekitar jakpus tadi pagi sambil olahraga..... dan hasilnya sungguh mencengangkan... sebagaimana status ketercengangan saya tempo hari ketika saya memotret kondisi sungai di dekat kantor saya PINTU AIR KODAM....

Tadinya saya hendak ke Waduk RIARIO.. tapi krn panas terik menyengat... saya akan laporkan hasil investigasi sementara utk kondisi kali2 seputar SALEMBA, MANGGARAI, EPICENTRUM, DAN CIKINI.

Ada yg menarik... Ahok membuat kali percontohan yg didalamnya ada ikan2 yg cantik yg sdh lumayan besar... saya sempat takjub... mirip kali di jepang... mungkin gub. AHOK memang sdg menjajal membuat kali bersih dg metode IKAN ..... letaknya di epicentrum kuningan....

Ok selamat menikmati... kita bungkam mulut2 nyinyir dg FAKTA DAN KEBENARAN....

"Salam Kali Bersih" ( by Fb Sahara Djati )"

SUNGAI2 JAKPUS HARI INIBanyak yang mencemooh hasil kerja Gub. AHOK dengan mengatakan foto2 Kali yg beredar luas di...

Sumber : http://makassar.tribunnews.com/2015/10/08/normalisasi-kali-jakarta-gagal-dan-hanya-rekayasa-ahok-lihat-foto-fotonya

Kamis, 08 Oktober 2015

Angkutan Online di Jakarta Akan Masuk ke Smart City

JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), mengungkapkan, seluruh moda transportasi berbasis online di Ibu kota akan dimasukkan ke dalam aplikasi smart city milik Pemprov DKI.

Sehingga, mantan Bupati Belitung Timur tersebut berharap, hal ini sebagai salah satu solusi untuk meretas kemacetan di Ibu Kota.

"Kita mau cangkokkan semua ke dalam sistem smart city. Semakin banyak aplikasi online maka orang akan menjadi makin mudah. Nantinya, enggak akan macetkan, akan kita batasi bajaj cuma 14 ribu sisa 7 ribu kita paksakan isi ganti gas," ujar Ahok di Balai Kota, Jakarta, Rabu (7/10/2015).

Untuk meretas persoalan kemacetan di Ibu Kota, Ahok menerangkan Pemprov DKI juga akan melakukan pembatasan motor untuk masuk ke jalan protokol di Ibu Kota. Selain itu, lanjut Ahok, Pemprov DKI akan menggratiskan transportasi masal dan tepat waktu.

"Silahkan saja nanti kita batasi jalan protokol enggak boleh lewat motor. Ada bus gratis tak ada transportasi masal yang tepat waktu. Saya aja dulu suka naik ojek. Kalau macet naik ya naik ojek," pungkasnya.

Sumber : http://news.okezone.com/read/2015/10/07/338/1228018/angkutan-online-di-jakarta-akan-masuk-ke-smart-city

Rabu, 07 Oktober 2015

Ahok Tak Adil Gusur Orang Miskin, Abaikan Gedung Bertingkat Penyebab Banjir

RMOL. Ahok diprotes bersikap tak adil karena hanya menuding orang miskin sebagai penyebab banjir di Jakarta. Ahok terkesan jelas mengabaikan keberadaan gedung-gedung kantor bertingkat dan pusat perbelanjaan.

Dalam aksinya di depan kantor Balaikota Pemprov DKI Jakarta, siang ini (Senin, 5/10), ratusan orang dari perwakilan warga korban gusuran terus meneriakkan protes atas pengambilan paksa pemukiman mereka.

Menurut para pendemo, selama ini Ahok hanya fokus menyelesaikan persoalan banjir pada orang miskin. Sementara pusat berbelanjaan justru dibiarkan tumbuh begitu saja.

"Gubernur katanya mau mengentaskan banjir tapi yang disasar hanya orang miskin. Data BPS DKI jumlah hotel hanya naik 200 jadi 400. Apa itu mengentaskan banjir," teriak seorang orator.

Mereka pun menuntut Ahok bersikap adil dengan menggusur gedung-gedung tinggi yang menyalahi tata ruang. Salah satunya adalah pusat perbelanjaan di Kelapa Gading, Jakarta Utara.

Menurut mereka, kawasan Kelapa Gading lebih layak untuk ditertibkan daripada area bantaran kali. Karena pembangunan pusat perbelanjaan itu masih baru. Sementara warga bantara kali di Kampung Pulo dan Bidara Cina sudah tinggal sejak tahun 40-an.

Sumber : http://jakartabagus.rmol.co/read/2015/10/05/219797/Ahok-Tak-Adil-Gusur-Orang-Miskin,-Abaikan-Gedung-Bertingkat-Penyebab-Banjir-

Selasa, 06 Oktober 2015

Warga Miskin Tolak Tudingan Ahok Jadi Penyebab Banjir

Jakarta, GATRAnews - Ratusan warga yang mengklaim korban penggusuran di 15 wilayah Ibu Kota berunjuk rasa di depan Balai Kota. Warga minta penundaan seluruh penggusuran yang akan dilakukan oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta.

"Kami meminta agar gubernur menunda penggusuran kami," ujar Forum Warga Bantaran Kali Muhammad Gugun dalam orasinya, Senin (5/10) sore. Warga meminta Pemprov menghentikan seluruh penggusuran.

Warga yang berdemo berasal dari Ancol, Bidara Cina, Bukit Duri, Jatinegara Kaum, Kali Apuran, Kali Sekretaris, Kamal Muara, Kampung Pulo, Muara Baru, Papanggo, Pinangsia, Prumpung, Rajawali Selatan, Rawajati, Rusun Pesakih.‎

Warga menolak jika disebut sebagai penyebab banjir yang kerap melanda Jakarta. Gugun menilai justru Ahok melakukan pembiaran gedung tinggi berdiri, menghilangkan daerah resapan air. ‎

"Kata Ahok penyebab banjir adalah orang miskin di bantaran kali padahal bukan, gedung tinggi dan mal-mal‎ yang ada di Jakarta.,” sambungnya.

Warga menyebut, jumlah gedung tinggi di Jakarta naik dua kali lipat dari 200 menjadi 400 bangunan. Salah satu yang disoroti oleh pengunjukrasa adalah pusat perbelanjaan di Kelapa Gading, Jakarta Utara, yang menyalahi tata ruang. ‎

"Tertibkan dong, pusat perbelanjaan saja baru dibangun tidak ditertibkan tapi warga di bantaran kali di Kampung Pulo dan Bidara Cina sudah tinggal sejak tahun 40-an malah digusur," tegas Muhammad Gugun.

Sumber : http://www.gatra.com/nusantara/jabodetabek/167971-warga-miskin-tolak-tudingan-ahok-penyebab-banjir

Senin, 05 Oktober 2015

Sampah Masih Jadi Masalah, BMW : Ahok Tak Konsisten Jalankan Perda

Jakarta, HanTer - Pemandangan Ibukota masih jauh dari kata bersih dan indah. Pasalnya ada saja tumpukkan sampah yang masih terlihat lengkap dengan aroma tak sedap hingga lalat beterbangan kian kemari.

Jakarta tentu masih sangat berbeda dengan Rotterdam yang taman-taman kotanya dipenuhi bunga Tulip serta aneka kembang warna warni, sehingga bukan lalat yang gampang terlihat tapi kumbang, lebah madu dan kupu-kupu.

Pengamat Perkotaan dari Budgeting Metropolitan Watch (BMW) Amir Hamzah mengatakan Jakarta yang masih terlihat amburadul ini karena dari persoalan sampah saja belum bisa ditangani dengan baik. Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) tidak konsisten dengan peraturan daerah (Perda).

"Sampah yang masih terlihat di berbagai penjuru Ibukota ini karena Ahok tidak konsisten melaksanakan perda nomor tiga," ujar Amir kepada Harian Terbit di Jakarta, Jumat (2/10/2015).

Dijelaskannya setelah Perda Nomor 3, ada lagi peraturan gubernur atau Pergub yang setelah disusun harus segera disosialisasikan kemudian dijalankan secara konsisten.

"Setelah Perda kan ada Pergub yang mengatur, bagaimana penanganan sampah oleh dinas terkait maupun rekanan. Apakah itu sudah dijalankan dengan baik dan konsisten? Kalau kita lihat sekarang kan tidak," bebernya.

Selain itu ditambahkannya bagaimana dengan penyerapan anggaran terkait kebersihan di Ibukota. "Apakah sudah maksimal? Pemerintah kan harus sangat memperhatikan (kebersihan) masalah mendesak ini," ungkap Amir.

Sementara itu Asyiah (48) warga Grogol, Jakarta Barat (Jakbar) mengeluhkan penanganan masalah sampah yang masih jauh dari harapan. "Seperti misalnya keterlambatan merespon adanya tumpukkan sampah pasar maupun rumah tangga. Jangan sudah kesiangan sampah berbau busuk baru diangkat, mengganggu warga dan pengendara. Aromanya kan menyengat terbawa angin," ujarnya.

Selain itu ancaman hukuman denda Rp500 ribu tidak dijalankan sebagaimana mestinya, sehingg tidak membuat warga Ibukota menjadi jera membuang sampah di sembarang tempat. Ini seperti terlihat dari banyakn tempat pembuangan sampah liar di wilayah Jakbar.

"Belum lagi sampah yang dibiarkan lama menumpuk di pasar tradisional. Warga jelas terganggu dan sangat tidak menyukai hal ini," ucap Ibu Rumah Tangga dan seorang wirausaha ini menyesalkan kondisi terbut.

Untuk diketahui di Jalan Raya Daan Mogot, sekitar 100 meter dari Polsek Kalideres, sampah rumah tangga berserakan hingga memakan badan jalan. Di Jalan Tubagus Angke, sampah menumpuk persis di depan bekas Pasar Pagi Angke. Di lokasi lain, sampah juga berserakan di lahan hijau di pinggir Jalan Inspeksi Kali Sekretaris.

Kasatlak Unit Pelaksana Kebersihan (UPK) Badan Air Jakarta Barat, Nuryadi sebelumnya mengatakan, saat ini sudah ada 975 orang petugas PHL dengan lima armada truk. Namun belum mencukupi untuk mengakut sampah di 57 aliran air di Jakabar. Idealnya 1500 petugas PHL dengan delapan armada truk.

"Kami kurang orang, masyarakat juga masih banyak yang buang sampah ke sungai. Tahun depan kami harap penambahan truk dan petugas disetujui DPRD dan Pemprov DKI Jakarta," terang Nuryadi.

Parahnya lagi Jalan Raya Daan Mogot, sekitar 100 meter dari Polsek Kalideres, sampah rumah tangga berserakan hingga memakan badan jalan. Di Jalan Tubagus Angke, sampah menumpuk persis di depan bekas Pasar Pagi Angke. Di lokasi lain, sampah juga berserakan di lahan hijau di pinggir Jalan Inspeksi Kali Sekretaris.

Di tempat terpisah Kasudin Kebersihan Pemkot Jakarta Barat, Anggiat Toga Torop mengatakan, pihaknya terkendala dengan minimnya fasilitas, antara lain truk sampah dan Pekerja Harian Lepas (PHL). "Kami berharap dibuatkan TPST," harapnya.

Selain itu Kasatlak Unit Pelaksana Kebersihan (UPK) Badan Air Jakarta Barat, Nuryadi mengatakan, saat ini sudah ada 975 orang petugas PHL dengan lima armada truk. "Sayangnya belum mencukupi untuk mengakut sampah di 57 aliran air di Jakarta Barat.

"Kami kurang orang, masyarakat juga masih banyak yang buang sampah ke sungai. Tahun depan kami harap penambahan truk dan petugas disetujui DPRD dan Pemprov DKI Jakarta," ujarnya.

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta membutuhkan 1.000 unit truk sampah untuk mengangkut sampah di seluruh wilayah Ibu Kota yang jumlahnya mencapai 6.700 ton per hari. Saat ini, DKI hanya punya 450 truk sampah.

Wakil Kepala Dinas Kebersihan, Ali Maulana Hakim membenarkan bahwa truks sampah memang kurang. Ibukota butuh 1.000 unit truk sampah. "Idealnya kita harus punya 1.000 unit truk sampah, supaya seluruh sampah di Jakarta bisa terangkut setiap hari," ujar Ali.

Demikian juga masalah yang dihadapi oleh Suku Dinas Kebersihan Jakarta Selatan. "Ada 1.300 ton sampah di 10 Kecamatan yang setiap hari ada di Jakarta Selatan. Truk sampah (penambahannya) sangat dibutuhkan," kata Kepala Suku Dinas Kebersihan Jakarta Selatan, Budi Mulyanto yang juga mengeluhkan banyaknya truk sampah yang rusak.

Sumber : http://megapolitan.harianterbit.com/megapol/2015/10/03/43281/28/18/Sampah-Masih-Jadi-Masalah-BMW-Ahok-Tak-Konsisten-Jalankan-Perda

Jumat, 02 Oktober 2015

Ojek Aplikasi Berhasil Turunkan Kemiskinan di Jakarta

JAKARTA, KOMPAS.com — Badan Pusat Statistik (BPS) DKI Jakarta menyatakan, angka kemiskinan di Jakarta tahun ini mengalami penurunan dibanding tahun lalu. Meski demikian, menurunnya angka kemiskinan bukan disebabkan kinerja pemerintah dalam hal penyerapan anggaran, melainkan lebih kepada banyak terciptanya lapangan pekerjaan di sektor informal.

"Angka kemiskinan menurun karena lapangan kerja terbuka luas. Hanya sayangnya masih kebanyakan di sektor informal yang masih berperan. Informal kita kan kuat. Seharusnya, sektor-sektor formal digenjot juga supaya penyerapan APBD lebih cepat lagi," kata Kepala BPS DKI Jakarta Nyoto Widodo di kantornya, Kamis (1/10/2015).

Berdasarkan data yang dilansir BPS DKI, penurunan angka kemiskinan di Jakarta tahun ini mengacu pada jumlah penduduk miskin pada Maret 2015 yang mereka sebut hanya 398.920 jiwa atau setara 3,93 persen dari total jumlah penduduk di DKI Jakarta.

Jumlah tersebut lebih kecil 0,16 persen dari jumlah penduduk miskin pada September 2014 yang masih mencapai 412.790 jiwa atau setara 4,09 persen dari total jumlah penduduk.

Nyoto menyebut sejumlah usaha informal yang ia sebut berhasil mengurangi angka kemiskinan, yakni bisnis di bidang makanan dan layanan ojek berbasis aplikasi.

"Kuliner itu kan enggak pernah sepi di Jakarta, termasuk itu (ojek aplikasi). Walaupun katanya dimasalahkan, secara ekonomi itu meng-generate pertumbuhan ekonomi. Berapa banyak orang yang tertampung di Go-Jek, GrabBike, Uber," ujar dia.

Nyoto menekankan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk lebih menggenjot penyerapan anggaran pada triwulan terakhir tahun ini. Sebab, kata dia, penyerapan anggaran sangat membantu pertumbuhan ekonomi.

"Jadi, belanja pemerintah itu memberikan pengaruh positif pada pertumbuhan ekonomi. Teorinya begitu. Di samping belanja masyarakat, belanja pemerintah juga. Kalau sekarang penyerapan anggaran Pemerintah DKI rendah, pertumbuhannya tidak akan meningkat dengan cepat," ucap Nyoto.

Sumber : http://megapolitan.kompas.com/read/2015/10/01/20373771/Ojek.Aplikasi.Berhasil.Turunkan.Kemiskinan.di.Jakarta

Rabu, 30 September 2015

5 Cara dapatkan penghasilan dari kemacetan Jakarta

Merdeka.com - Tidak dipungkiri lagi bila Jakarta merupakan kota dengan kemacetan memprihatinkan di Indonesia. Bagi sebagian orang hal ini sangat menyebalkan sekaligus membosankan. Saat macet, biasanya seseorang jadi mudah emosi karena terlalu lama menunggu. Nah, agar acara menunggu makin menyenangkan, Anda bisa melakukan sesuatu untuk menambah penghasilan, lho!

Membuat Blog

Saat dalam kemacetan, cobalah memanfaatkan waktu untuk membuat blog dan mengisinya dengan keseharianmu yang menarik. Tidak perlu bingung dengan baterai smartphone yang cepat habis, sebab ada Xiaomi Redmi yang memiliki kapasitas baterai yang tahan lama. Anda bisa mendapatkannya di sini nih. Cobalah untuk aktif di blog dan ikutan kompetisi menulis yang hadiahnya bisa memberikan penghasilan lebih.

Membuat Online Shop

Online shop bisa menjadi pilihan utama untuk membuka peluang bisnis. Sambil menikmati kemacetan di Jakarta, sebaiknya kembangkan online shop milik Anda. Kemacetan tidak akan lagi membosankan, jika Anda memiliki banyak waktu untuk mengembangkan usaha dengan penghasilan yang menggiurkan.

Menjadi Freelance Writer

Memiliki kemampuan menulis berbahasa Inggris bisa dimanfaatkan untuk menghasilkan uang melalui situs freelance. Carilah klien yang mau membayar karya tulis buatan Anda. Seringkali para klien meminta contoh tulisan sebagai bahan review sebelum memutuskan membayar jasa menulis.

Gabung di Forum Online

Untuk memanfaatkan waktu macet, cobalah untuk buka forum online yang akan memudahkan Anda untuk mengembangkan bisnis. Lumayan kan, sebelum ke kantor bisa mengerjakan bisnis sampingan terlebih dahulu.

Bergabung di Program Survey Online

Bermain gadget saat macet merupakan cara ampuh untuk membasmi rasa bosan. Di waktu ini, cobalah untuk bergabung dengan program survey online untuk mendapatkan penghasilan. Imbalan survey ini pada umumnya berupa uang tunai yang dapat diuangkan setelah mencapai batas tertentu. Namun ada pula yang memberi imbalan berupa voucher belanja menarik.

Bila setiap kemacetan dapat dilewati dengan mengerjakan hal seperti pada ulasan di atas, tentu kegiatan menunggu akan menjadi lebih menyenangkan. Semoga bermanfaat!

Sumber : http://www.merdeka.com/gaya/5-cara-dapatkan-penghasilan-dari-kemacetan-jakarta.html

Selasa, 29 September 2015

Antareja Menembus Bumi Jakarta

Liputan6.com, Jakarta - Antareja memang istimewa. Sebagai putra dari Bimasena, ia memiliki ajian yang mampu mengusir pasukan Kurawa, musuh dari Pandawa.

Dalam kisah pewayangan, Antareja merupakan saudara dari Gatotkaca, namun berbeda ibu. Ia lahir dari perut Nagagini, putri Batara Anantaboga, dewa bangsa ular.

Sebagai putra dari Bima dan Nagagini, Antareja menyimpan banyak kesaktian. Ia memiliki ajian Upas Anta, pemberian Hyang Anantaboga. Lidahnya sangat sakti, makhluk apapun yang dijilat bekas telapak kakinya akan menemui kematian.

Anatareja juga berkulit Napakawaca sehingga kebal terhadap senjata. Selain itu, ia memiliki cincin Mustikabumi, pemberian ibunya, yang mempunyai kesaktian, menjauhkan dari kematian selama masih menyentuh bumi maupun tanah.

Kesaktian lain dari Antareja adalah dapat hidup dan berjalan di dalam bumi. Cerita pewayangan mengenai Antareja inilah yang mengilhami Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi) menamakan bor raksasa yang melubangi Jalan Sudirman, Jakarta.

Bor yang merupakan bagian dari proyek pembuatan jalur terowongan untuk fase pertama proyek Mass Rapid Transit, MRT Jakarta.

"Kamu harusnya ngerti. Coba tanya ke yang ngerti pewayangan, siapa Antareja, yang jago ambles bumi ya Antareja itu," kata Jokowi saat meresmikan beroperasinya mesin bor bawah tanah yang didatangkan langsung dari Jepang tersebut, Senin 21 September 2015.

Bor ini sebenarnya telah tiba di Jakarta pada Mei 2015. Namun belum semuanya, masih ada potongan lain yang dalam tahap pengiriman. Secara teknis, bor Antareja baru bisa dirakit pada Agustus lalu hingga akhirnya selesai dan langsung dioperasikan pada 21 September kemarin.

‎Antareja akan melubangi jalur terowongan untuk fase pertama proyek MRT Jakarta. Fase pertama adalah jalur dari Lebak Bulus hingga Bundaran Hotel Indonesia. Dari jalur sepanjang 16 kilometer itu, 6 kilometer merupakan terowongan bawah tanah dan 10 kilometer merupakan jalan layang. Untuk fase 2, dari Bundaran HI ke Kampung Bandan sepanjang 9 kilometer berupa terowongan.

Pada lubang sedalam 12 meter di dekat Patung Pemuda, mesin bor mulai beroperasi. Nantinya posisi bor menghadap ke arah Jalan Sudirman, sedangkan ekor bor sepanjang 80 meter lebih akan memanjang di bawah Patung Pemuda hingga Jalan Sisingamangaraja.

Antareja memiliki diameter luar 6,65 meter dan diameter dalam 6,05 meter. Mata bornya memiliki panjang hampir 10 meter, sedangkan ekornya sepanjang 80 meter lebih.

Mesin bor itu memiliki pisau bor yang dirancang khusus dan disesuaikan dengan kondisi tanah di lokasi proyek. Karena itu, mesin bor senilai hampir Rp 70 miliar per satu unit ini hanya bisa dioperasikan untuk proyek tertentu.

Seperti cerita dalam pewayangan, Antareja cukup sakti sehingga tak memerlukan istirahat. Bor ini akan bekerja 24 jam. Di mesin pengendali bor akan ada tiga orang yang mengoperasikan bor secara terkomputerisasi. Dalam 24 jam, terowongan yang digali dan diselesaikan sepanjang sekitar 8-10 meter.‎

Proyek MRT Jakarta rencananya akan membentang kurang lebih 110,8 kilometer, yang terdiri dari Koridor Selatan- Utara yaitu koridor Lebak Bulus menuju Kampung Bandan) sepanjang kurang lebih ±23.8 km dan Koridor Timur–Barat sepanjang kurang lebih 87 kilometer.

Proyek MRT ini adalah proyek bersama antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Selain itu, Pemerintah Jepang melalui Japan International Cooperation Agency (JICA) juga ikut mendukungnya.

Dukungan JICA diberikan dalam bentuk penyediaan dana pembangunan dalam bentuk pinjaman. JICA menyiapkan pinjaman US$ 1,9 miliar atau setara dengan Rp 27,55 triliun (estimasi kurs Rp 14.500 per dolar AS).

"Komitmen pinjaman proyek MRT sendiri senilai US$ 1,9 miliar, tapi angka itu masih bisa bergerak tergantung keperluan," papar Wakil Presiden JICA, Arakawa Hiroto beberapa waktu lalu.

Hadirnya MRT di Jakarta ini sangat membantu perekonomian nasional. pembangunannya, Proyek MRT mampu menciptakan sekitar 48.000 pekerjaan baru saat periode pengerjaannya.

Dalam situs jakartamrt.com, adanya MRT tersebut juga bisa menurunkan waktu tempuh dan meningkatkan mobilitas. Waktu tempuh antara Lebak Bulus sampai Bundaran HI diharapkan turun dari 1-2 jam pada jam-jam sibuk menjadi 30 menit. Sedangkan dari Lebak Bulus sampai Kampung Bandan target waktu tempuh sekitar 52,5 menit.

Penurunan waktu tempuh ini akan meningkatkan mobilitas warga Jakarta. Meningkatnya mobilitas warga kota ini memberikan dampak kepada peningkatan dan pertumbuhan ekonomi kota, dan meningkatkan kualitas hidup warga kota.

MRT tersebut juga bisa mendorong restorasi tata ruang kota. Integrasi transit-urban diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi pada area sekitar stasiun, sehingga dapat berdampak langsung kepada peningkatan jumlah penumpang MRT Jakarta.

Anggota Komisi V DPR RI, Nusyirwan Soejono menjelaskan, langkah Jokowi menggolkan proyek MRT patut diapresiasi.

"Ini sebuah langkah berani mengingat proyek MRT telah masuk dalam tata ruang Pemda DKI Jakarta sejak 1985. Namun tak pernah dimulai. Setelah melalui penantian panjang sekitar 25 tahun lamanya, hari ini kereta bawah tanah dimulai pengeborannya oleh Presiden Jokowi," kata Nusyirwan.

Menurut dia, transportasi publik menjadi kebutuhan yang sangat mendesak apalagi di tengah perkembangan ibu kota saat ini. Jadi proyek MRT bersama program kereta rel ringan atau light rail transit (LRT) yang juga dalam tahap pelaksanaan bisa menjadi solusi.

"Memang sangat banyak tantangan dan kendala yang dihadapi untuk memulai pekerjaan yang berlabel transportasi publik. Baik itu menyangkut soal lahan, pembiayaan dan administrasi yang rumit. Begitu lamanya rentang waktu sejak proyek MRT dalam rancangan tata ruang Pemda DKI Jakarta hingga sekarang baru bisa proyek tersebut bisa dijalankan," papar Nusyirwan.

Pembangunan MRT ini bukan perkara mudah. Banyak tentangan dari masyarakat, terutama pemilik lahan yang digunakan untuk jalur MRT tersebut. Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengatakan, sampai Agustus 2015, tinggal 16 persen lahan yang akan digunakan sebagai jalur MRT yang belum dibebaskan.

Menurut Ahok, dalam pembebasan lahan untuk MRT tersebut, pemerintah DKI Jakarta berpegang pada Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2012 tentang Pembebasan Lahan.

Langkah yang harus dilewati adalah melakukan negosiasi dahulu untuk mendapatkan kesepakatan. Pemerintah harus menawarkan harga appraisal.

"Bagi kami sederhana, kita datangin satu, dua, tiga kali, kalau tidak mau, ya sudah. Kalau sama kami, baik-baik sajalah," kata dia.

Sebelumnya memang sempat terjadi tentangan dari beberapa warga. Pada 2013 lalu, warga jalan Fatmawati, Jakarta Selatan, menolak pembangunan proyek MRT layang.

Pengamat perkotaan Nirwono Joga menjelaskan, protes warga terhadap pembangunan transportasi MRT lebih disebabkan karena analisis mengenai dampak lingkungan (amdal) proyek yang buruk.

"Sekarang, kalau amdalnya sudah bagus, pasti tidak ada resistensi dari warga Fatmawati. Faktanya, hingga pembangunannya diresmikan, masih muncul protes warga," ujarnya.

Menurut Nirwono, amdal tidak hanya meliputi masalah lingkungan, tapi juga meliputi masalah sosial-ekonomi warga yang tinggal di area pembangunan MRT.

"Pedoman dalam membuat Amdal ada tiga, yaitu ekologi, sosial, dan ekonomi. Jika memenuhi tiga unsur ini, artinya pembangunan proyek pembangunan itu berkelanjutan. Kalau tiga hal tadi tidak ada, pembangunan tidak berkelanjutan," kata Nirwono.

Karena itu, dengan munculnya protes warga Fatmawati terhadap pembangunan jalan layang MRT yang melewati pemukiman mereka menandakan, amdal proyek MRT tidak siap dan belum memenuhi standar pembuatan Amdal.

Sumber : http://news.liputan6.com/read/2327970/antareja-menembus-bumi-jakarta

Kamis, 10 September 2015

Libur Akhir Pekan? Coba Ajak Anak ke Lima Taman di Jakarta Ini

JAKARTA, KOMPAS.com - Libur akhir pekan adalah waktu yang tepat untuk mengajak anak untuk berwisata. Bagi warga Jakarta, aneka obyek wisata dapat dikunjungi seperti museum, taman hiburan, pusat-pusat kuliner hingga bangunan-bangunan bersejarah di Ibu Kota. Selain obyek wisata tersebut, ada tempat yang dapat dinikmati secara gratis oleh masyarakat Jakarta, yakni taman.

Jakarta memiliki taman-taman yang menawarkan atraksi wisata yang ramah untuk anak. Atraksi wisata seperti memberi makan burung, berfoto dengan latar pepohonan, melihat air mancur, menyusuri taman, hingga bermain di wahana sederhana seperti ayunan dan perosotan. KompasTravel memilih lima taman di Jakarta yang menawarkan kegiatan-kegiatan tersebut untuk sang buah hati.

Taman Suropati

Taman Suropati terletak di pusat kawasan Menteng, Jakarta Pusat yaitu di pertemuan Jalan Teuku Umar, Jalan Iman Bonjol, dan Jalan Pangeran Diponegoro. Di taman ini, Anda dapat mengajak anak untuk memberi makan burung merpati yang sengaja dipelihara di sebuah kandang. Selain itu, pada hari Minggu pagi, tempat ini juga dijadikan untuk tempat latihan komunitas musik. Anda dapat mengajak anak untuk melihat dan mendengarkan alunan musik dari para pemain musik. Di taman ini juga terdapat air mancur dan jalur untuk berlari. Pilihan-pilihan kegiatan tersebut dapat Anda coba ketika mengunjungi Taman Suropati.

Taman Menteng

Tak jauh dari Taman Suropati, terdapat Taman Menteng. Taman tersebut merupakan alih fungsi dari bangunan sebelumnya yaitu Stadion Menteng. Di sana, Anda dapat mengajak anak untuk bermain di lapangan yang tersedia seperti futsal, basket, dan voli. Ada pula wahana permainan sederhana yaitu ayunan, perosotan, terowongan mini, dan tangga yang berbentuk seperti bola yang berongga. Di sana tak ketinggalan terdapat air mancur dan tempat duduk yang dapat digunakan bersantai bersama sang buah hati.

Taman Langsat

Taman yang merupakan salah satu paru-paru Kota Jakarta berlokasi tak jauh dari Jalan Barito, Jakarta Selatan. Untuk dapat menemukan taman ini, coba untuk menuju Jalan Langsat. Di taman ini, Anda dapat mengajak anak untuk berjalan kaki di jalur jogging sembari menikmati rindang pepohonan.

Selain itu, juga terdapat danau dengan taman teratai di tengahnya. Tak ketinggalan juga terdapat ayunan dan perosotan untuk yang dapat digunakan bermain anak. Jika ingin bersantai di bawah pepohonan, jangan lupa untuk membawa alas seperti matras atau tikar.

Taman Ayodya

Dahulu taman ini adalah tempat para penjual bunga di kawasan Barito. Namun Pemerintah DKI Jakarta mengubah fungsi menjadi taman. Berlokasi di Jalan Barito, Jakarta Selatan dan memiliki lahan seluas 7.500 meter persegi, Anda dapat mengajak anak untuk duduk bersantai di undak-undakan yang membentuk seperti panggung. Aktifitas lain yang dapat dilakukan adalah menikmati air mancur yang berada di tengah taman. Taman ini juga dilengkapi gazebo dan juga toilet.

Taman Monumen Nasional

Pada hari Minggu, Monumen Nasional akan dipenuhi wisatawan yang ingin naik ke puncak Tugu Monas. Jika bosan menunggu, Anda dapat mengajak si kecil bermain di Taman Monas. Di Taman Monas, terdapat jalur khusus refleksi yang dapat anak-anak coba. Sama seperti Taman Suropati, di Taman Monas juga terdapat kandang-kandang burung merpati.

Anak-anak dapat memberi makan burung-burung merpati. Selain itu, ada pula patung-patung yang dapat menjadi wisata edukasi bagi anak. Di sana terdapat patung RA Kartini, Chairil Anwar, Monumen Ikada, Mohammad Husni Thamrin, dan Pangeran Diponegoro.

Sumber : http://travel.kompas.com/read/2015/09/05/143100627/Libur.Akhir.Pekan.Coba.Ajak.Anak.ke.Lima.Taman.di.Jakarta.Ini

Selasa, 08 September 2015

Solusi Permasalahan Kota Qlue: Jakarta Smart City

Berbagiteknologi.com – Dalam rangka mewujudkan Jakarta sebagai kota baru, maka pemerintah kota Provinsi DKI bekerja sama dengan Qlue akan menjadi wadah laporan dari segala masalah masyarakat. Dengan demikian diharapkan segala keluhan tentang pemerintah kota Jakarta bisa diatasi dengan cepat dan baik dengan adanya Qlue: Jakarta Smart City. Dengan program ini, masyarakat Jakarta diharapkan lebih aktif dan lebih pintar. Di mana mereka bisa mengadukan segala keluhan seperti gorong-gorong yang rusak, kerusakan rambu-rambu, pedagang ilegal, sanitasi dan lainnya.

Tempat Diskusi Satu Aplikasi

Jika biasanya untuk berdiskusi kita harus datang langsung ke tempat yang berwajib, namun kali ini Jakarta menjadi lebih pintar dalam menghadapi segala masalah ini. Tidak harus demo dan datang berdesak-desakan untuk menyampaikan pendapat, cukup dengan mendownload aplikasinya saja Anda bisa menyampaikan berbagai informasi penting dan telah membantu kinerja pemerintah kota Jakarta. Qlue: Jakarta Smart City sangat mudah digunakan, setelah Anda mengunduh aplikasinya dengan menggunakan smartphone Anda maka semua laporan Anda akan diterima dengan mudah dan cepat.

Setelah mengunduh teks atau foto tentang berbagai macam hal yang dilihat misalnya tumpukan sampah, jalan berlubang dan segala macamnya, maka laporan ini masuk dalam situs smartcity.jakarta.go.id. Kemudian laporan Anda tersebut tidak hanya tidak akan berhenti sampai di situ. Karena laporan tersebut akan diberikan kepada petugas harian atau kesatuan kerja perangkat daerah yang berada di daerah sekitar lokasi terlapor. Dengan demikian Qlue: Jakarta Smart City ini sangat membantu kinerja perangkat daerah.

Untuk menjadikan Jakarta Smart City memang tidak mudah, karenanya hingga saat ini setidaknya ada beberapa aplikasi yang telah mendukungnya. Selain dengan Qlue, Anda juga bisa mengunjungi aplikasi yang lain seperti akun twitter @jakartagoid, Facebook jakarta.go.id, Waze, PetaJakarta.org, LAPOR 1708. Dengan berbagai macam aplikasi yang mendukung Qlue: Jakarta Smart City ini maka diharapkan masyarakat Indonesia lebih aktif dan turut bekerja sama dalam mewujudkan Jakarta menjadi kota yang smart. Dengan kerja sama yang baik antara warga dan Pemprov DKI dengan adanya program ini, maka akan cepat terwujud Jakarta sesuai dengan yang dibayangkan dan diinginkan oleh warga.

Anda bisa mengeluh tentang apa saja yang sekiranya tidak berkenan dan terjadi kerusakan pada titik-titik tertentu. Bahkan dengan adanya Qlue, Anda bisa melihat CCTV Jakarta, yang dengan adanya CCTV ini Anda bisa melihat Jakarta lebih dekat. Anda bisa memprediksi jalan-jalan yang bisa dilalui dengan lancar dan menghindar dari kemacetan ibu kota. Bahkan yang lebih menyenangkan lagi, Anda bisa mengeluhkan tentang berbagai perihal yang sebelumnya tidak bisa didiskusikan dengan baik. Dengan kata lain, Anda bisa mendiskusikan perihal yang mengganggu dengan Qlue: Jakarta Smart City.

Deskripsi: Qlue: Jakarta Smart City merupakan sebuah aplikasi yang dibuat untuk membangun Jakarta menjadi kota yang pintar dengan melibatkan warga dalam melakukan kinerjanya.

Sumber : http://www.berbagiteknologi.com/2191/solusi-permasalahan-kota-qlue-jakarta-smart-city/

Senin, 07 September 2015

Ayo Tengok, ini Penampakan Sungai di Jantung Jakarta yang Bersih dan Keren

Jakarta - Membayangkan sungai atau kali yang ada di Jakarta, mungkin yang terbayang adalah hitam, bau dan penuh sampah. Tapi tidak rupanya jika aliran sungai itu dikelola dan ditata menjadi taman nan asri. Salah satunya di Epicentrum.

Sungai itu terletak di kawasan Rasuna Epicentrum, Jalan HR Rasuna Said, Jakarta Selatan. Lokasinya memang tidak di pinggir jalan, tapi kawasan bisnis di mana berdiri Bakrie Tower, Epiwalk, Plaza Festival dan lainnya.

detikcom yang mengunjungi lokasi Kamis (3/8/2015), melihat sungai yang disulap menjadi taman itu terbentang sekitar 500 meter dengan lebar sekitar 8 meter. Pada sisi kiri taman adalah Bakrie Tower, Epiwalk dan satu gedung yang masih dibangun. Sementara seberangnya Apartemen Taman Rasuna.

Sungai itu sebenarnya adalah aliran kali Code yang dibendung. Di kiri kanannya disulap menjadi taman indah seperti tampak pada foto. Tidak ada lahan parkir umumnya taman di Jakarta, karena memang taman ini diperuntukkan untuk menghiasi kawasan bisinis.

Pohon-pohon berdiri rindang di sisi-sisi sungai, dipercantik dengan rerumputan dan bunga nan asri. Tempat duduk juga tersedia. Lampu-lampu taman dirancang unik membentuk angka 7. Lalu di pinggir sungai berdiri pagar setinggi sekitar 1,5 meter.

Begitu melihat airnya, tampak berwarna hijau dan tak tercium bau. Tak ada sampah mengambang, hanya dedauan kecil yang jatuh. Bukan itu saja, sungai itu rupanya memiliki banyak ikan. Terlihat ikan-ikan itu muncul di permukaan air yang mayoritas jenis ikan mas.

Sebuah papan peringatan di pagar sungai menampilkan tulisan "No Fishing" atau dilarang menangkap ikan. Di tengah aliran airnya, ada dua jembatan yang memotong sungai Epicentrum untuk menghubungkan apartemen dengan Epiwalk.

Untuk diketahui, sungai ini tidak mengalir karena dibendung dengan pintu air yang memisahkan dengan aliran sungai terusannya. Itulah yang menyebabkan ikan bisa ditanam di dalam penggalan sungai itu, tidak kabur ke aliran terusannya. Teknik pembendungan ini dilakukan karena sungai dan taman ini dirancang untuk fasilitas bisnis. Jika berjalan ke ujung pintu air yang merupakan batas "bendungan", terlihat jelas aliran asli air yang berwarna hitam, bau dan ada sampah.

Seorang petugas kebersihan menyebut, aliran air kali Code yang sebenarnya dialihkan di sisi sungai Epicentrum secara terpisah. Aliran itu berada di bawah taman yang menjadi pedestrian dan tempat duduk.

Taman itu memang tampak sangat terawat. Sekitar 5 orang petugas kebersihan tampak tengah menyapu dan membersihkan taman sekitar pukul 11.00 WIB. Dua orang lainnya menyirami taman melalui mobil tangki air bertuliskan 'Taman Rasuna'.

Apakah benar-benar terawat? Tidak juga. Rupanya secantik apapun taman tak luput dari tangan usil manusia. Beberapa coretan dan grafiti terlihat jelas di beberapa lantai taman dan papan yang menuliskan dilarang memancing ikan tadi. Terlepas dari tangan usil itu, keberadaan penggalan sungai ini membuktikan bahwa kita punya potensi untuk menciptakan sungai yang bersih dan cantik, yang bisa menjadi public area space yang diidamkan pemerintah dan masyarakat.

Mungkinkah sungai-sungai di Jakarta juga bisa disulap seperti Sungai Epicentrum (river walk) yang bersih ini?

Sumber : http://news.detik.com/berita/3008985/ayo-tengok-ini-penampakan-sungai-di-jantung-jakarta-yang-bersih-dan-keren

Kamis, 03 September 2015

Sulap Sampah Jadi Berkah, Pria Ini Raup Rp 14 Juta/Bulan

Jakarta -'Ubah sampah jadi berkah', kata ini menjadi pemikiran anak muda asal Tangerang, Banten yang menyulap sampah-sampah plastik menjadi barang cantik hingga bernilai ekonomis. Adalah Edy Fajar Prasetyo yang punya usaha yang bernama Eco Business Indonesia.

Bagi sebagian orang, sampah tak ubahnya limbah yang tak punya nilai tambah sama sekali. Di tangannya, sampah-sampah plastik bekas kemasan minuman seperti kopi, teh dan lainnya, diubah menjadi gantungan kunci, dompet, hingga tas wanita.

Ide kreatif tersebut muncul di 2013. Dari kepeduliannya soal sampah yang banyak di kampusnya, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Ciputat, Tangerang Selatan. Timbul idenya menyulap sampah tersebut agar bisa dijual.

"Sampah yang belum bisa dimanfaatkan kita manfaatkan jadi produk yang memiliki nilai jual. Kita produknya upcycle, yang tadinya sampah plastik jadi produk yang punya nilai jual. Ubah sampah jadi berkah," kata Edy kala berbincang dengan detikFinance, pekan lalu.

Kepeduliannya tak hanya soal sampah. Edy juga ingin memberdayakan ibu-ibu rumah tangga di lingkungan kampusnya. Ibu-ibu tersebut diberi pelatihan untuk menjadi perajin sampah-sampah tersebut.

"Kami punya 10 orang ibu-ibu, kami tak menyebutkannya pegawai, tapi saya memang peduli Women Empowering untuk memenuhi pesanan by order (berdasarkan pesanan), kita juga jadikan beliau sebagai trainer," tambah pria berkacamata ini.

Edy mengatakan, tak mudah memulai usahanya, di 2013 dia telah menggelontorkan Rp 1 juta untuk modal awal. Usahanya tak begitu banyak berkembang hingga akhir 2014.

Kendala yang dihadapinya bermacam-macam. Terutama untuk meyakinkan lingkungannya bahwa sampah-sampah plastik bisa dikreasikan menjadi barang berharga.

"Prosesnya tidak gampang, kita awalnya tidak mendapatkan antusias," katanya.

Setelah upaya keras yang dilakukan. Usaha pria kelahiran September 1992 ini bersama timnya termasuk ibu-ibu tadi‎, akhirnya sedikit demi sedikit membuahkan hasil. Beberapa keluarga di lingkungan kampusnya sekarang punya inisiatif untuk memilah sampah plastik kemasan agar bisa langsung dikoordinir dan dikumpulkan.

"Ada yang kita bayar Rp 50-80 per sachet, ada juga yang kita kasih satu item produk kita itu sudah senang," katanya.

Sampah-sampah plastik tersebut dianyam menjadi produk-produk seperti souvenir, dompet, hingga tas. Dalam sebulan, setidaknya produk yang dihasilkan bisa mencapai 30 sampai 50 item.

Penjualan produknya, lanjut Edy, masih sebatas online dan pameran. Sejumlah pameran di dalam negeri sudah diikutinya. Termasuk perlombaan produk kreatif di Malaysia. Ebibag, begitu sebutan produknya menyabet ‎juara ketiga untuk kategori sosial.

Edy mengaku belum bisa menyebutkan angka pasti, namun secara rata-rata, dari usahanya mendapatkan omzet Rp 14 juta/bulan.

"Karena marketnya masih terbatas, jadi omzet jasa lebih besar dibanding produknya. Kita lebih banyak edukasi, kita menjual jasa. Kita punya program 'Petaka'. Pemberdayaan Tenaga Kreatif. Kita beri pelatihan untuk olah sampah, kalau jadi kita bantu pasarkan," katanya..

Produk yang dijualnya dibanderol dengan harga paling murah Rp 5.000 untuk souvenir, hingga Rp 350.000 untuk tas wanita berukuran besar. Pemasarannya dilakukan secara online, atau lewat internet seperti di beberapa akun sosial media atau website www.ebibag.com.

Edy mengaku masih ingin fokus untuk berjualan di dalam negeri.

"Kemarin ada siswa dari Belgia, program summer ke sini, dan barang kita diborong. Pasar internasional memang potensinya lebih besar. Tapi kita masih jual fokus di dalam negeri," tuturnya.

Sumber : http://finance.detik.com/read/2015/09/03/070729/3008547/480/sulap-sampah-jadi-berkah-pria-ini-raup-rp-14-juta-bulan

Rabu, 02 September 2015

Ahok: Jakarta Punya Aplikasi Qlue, Warga : Baru Denger Ada Qlue di Ponsel

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Aplikasi Qlue Yang dibuat Pemerintah Provinsi DKI Jakarta merupakan media untuk memanatu kinerja pemprov. Lewat Qlue masyarakat bisa menyampaikan keluhan terkait lingkungan sekitarnya.

Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama sebelumnya mengaku sangat terbantu dengan adanya sistem Jakarta Smart City melalui aplikasi Qlue. Namun sayangnya tidak banyak yang tahu soal aplikasi yang bisa diunduh di ponsel pintar ini.

Laili Rahmawati (24) warga Cijantung mengaku tidak mengetahui ada aplikasi bernama Qlue. Terlebih fungsinya yang ternyata bisa sebagai media pengaduan. "Nggak tahu (Qlue). Baru dengar juga ada aplikasi Qlue," kata Laili kepada Republika, Sabtu (29/8).

Saat dijelaskan fungsi Qlue, ia sempat terheran-heran ternyata Jakarta memiliki tempat pengaduan yang tersimpan di dalam sebuah ponsel pintar. Walaupun belum mengetahui apalagi memakai, mahasiswa UIN Jakarta ini mengapresiasi adanya sarana penyampaian aduan terkait lingkungan sekitar.

"Pemerintah yang di atas juga jadi bisa kontrol orang-orang di bawah kerjanya kayak gimana," ujarnya.

Sebab, masyarakatlah yang mengetahui langsung keadaan sekitarnya. Jadi ketika ada permasalahan bisa langsung diadukan dan ditindaklanjuti. Ini tentu merupakan jalan menuju Jakarta menjadi Smart City seperti yang digemborkan gubernurnya.

Sayangnya, ujar Laili sosialisasi masih dinilai minim. Tidak ada informasi baik dari kelurahan setempat ataupun media sosial yang bisa menjangkau banyak pihak. Paling tidak ia berharap Pemprov bisa mengiklankan dan memasarkan paling tidak lewat Facebook atau media sosial lainnya.

Senada dengan Laili, Azka Amelia Fadhilah (24) juga mengaku baru mendengar aplikasi Qlue. Warga Kebayoran Lama ini tidak pernah mendengar informasi atau pengumuman soal Qlue baik dari kelurahan ataupun pemerintah pusat. "Qlue aplikasi dari Pemprov? Tapi nggak pernah ada informasi apa-apa soal itu," sebut Azka lewat pesan singkatnya.

Namun wanita yang bekerja di salah satu perusahaan konsultan di Kemang ini tidak terlalu tertarik dengan Qlue. Ia juga tidak meyakini Qlue bisa memberikan dampak maksimal.

"Belum tentu juga memberikan dampak banyak buat Jakarta jadi Smart City. Toh masih banyak hal lain yang bisa buat Jakarta lebih nyaman paling nggak macet dulu diatasi lah," jelasnya.

Walaupun begitu, ia tetap mengapresiasi pembuatan Qlue. Ini menunjukkan keseriusan Gubernur Basuki menata pemerintahannya mulai dari titik terbawah.

Bukan hanya itu, Fikri M (26) warga Ciracas juga menyebut dirinya tidak tahu kegunaan aplikasi Qlue. Ia berharap ke depannya bisa ada sosialisasi dan informasi penggunaannya.

"Harus ada informasinya biar kita bisa tahu ke mana untuk laporin keluhan. Kayak misalnya di daerah rumah saya juga banyak lampu penerangan jalan yang mati," tutur Fikri lewat pesan singkat ke Republika.

Kepala Dinas Komunikasi, Informatika, dan Kehumasan I'i Kurnia belum dapat dihubungi untuk dikonfirmasisoal ini.

Qlue sendiri merupakan aplikasi berbentuk media sosial dimana para penggunanya bisa menyampaikan berbagai keluhan di lingkungan sekitar. Mulai dari kebersihan, ketertiban umum, kemacetan, fasilitas umum, transportasi, banjir, dan sebagainya.

Setiap keluhan masyarakat itu pun akan diberi simbol warna merah, kuning, dan hijau. Merah merupakan tanda bahwa keluhan belum diproses oleh aparat kelurahan atau kecamatan, kuning merupakan tanda keluhan sedang diproses, sedangkan hijau merupakan tanda bahwa keluhan tersebut sudah selesai dikerjakan.

Tidak hanya itu, pengguna Qlue juga bisa bertukar informasi mulai dari informasi pariwisata hingga kuliner. Uniknya, pengguna Qlue, juga diberi poin dan ranking yang dihitung dari postingan, responsivitas, dan kecepatan dalam mengerjakan keluhan tersebut bagi setiap kelurahan.

Sumber : http://www.republika.co.id/berita/trendtek/aplikasi/15/08/29/ntu3ix219-ahok-jakarta-punya-aplikasi-qlue-warga-baru-denger-ada-qlue-di-ponsel

Senin, 31 Agustus 2015

Proyek Waterway Jakarta Bentuk Kegagalan Pemprov DKI

Metrotvnews.com, Jakarta: Proyek angkutan sungai (Waterway) yang digagas Pemprov DKI Jakarta sia-sia. Pasalnya, hingga saat ini alat transportasi air yang bertujuan mengurangi beban di jalan tidak beroperasi secara maksimal.

Pengamat Perkotaan Nirwono Joga mengungkapkan, proyek Waterway yang menghubungkan Marunda ke Muara Baru, Jakarta Utara itu seperti dibuat setengah hati tanpa perencanaan yang matang. Padahal kata dia, transportasi air sangat membantu mengurangi kemacetan Jakarta.

"Waterway yang diresmikan di Muara Angkeh enggak jelas," kata Nirwono kepada Metrotvnews.com, Minggu (30/8/2015).

Bahkan menurut koordinator Gerakan Indonesia Menghijau ini, proyek Waterway merupakan bentuk kegagalan Pemprov DKI Jakarta dalam menyediakan alat transportasi alternatif yang mapan. "Waterway bisa dibilang gagal lah," tegas dia.

Seperti diketahui, proyek Waterway diresmikan pada masa Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo pada 12 Februari 2013. Waterway mulanya diprioritaskan untuk penghuni rusunawa Marunda yang mengalami kesulitan akses trasnportasi menuju Muara Baru.

Waterway ini baru memiliki dua unit kapal khusus berkapasitas 24 penumpang dengan kecepatan 20 knot perjam, jarak Marunda-Muara Baru sepanjang 11 mil atau 17,7 kilometer bisa ditempuh selama 30 menit.

Sumber : http://news.metrotvnews.com/read/2015/08/30/163904/proyek-waterway-jakarta-bentuk-kegagalan-pemprov-dki

Jumat, 28 Agustus 2015

Saatnya Sepeda Jadi Feeder Angkutan Massal di Jakarta

Jakarta, CNN Indonesia -- Transportasi di DKI Jakarta tak pernah lepas dari masalah kemacetan yang tiap hari selalu menghampiri hampir setiap sudut jalanan. Mulai dari alat transportasi kecil semacam mikrolet hingga alat transportasi besar seperti bus Transjakarta tak bisa lepas dari kemacetan Jakarta.

Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama pun memutar otak agar masalah transportasi di provinsi yang ia pimpin bisa teratasi secepatnya. Mass Rapid Transport (MRT) menjadi program terbaru untuk mengurai kemacetan.

Meski demikian, beberapa alat transportasi kecil seakan dilupakan keberadaannya oleh sang gubernur yang akrab disapa Ahok tersebut. Salah satunya sepeda. Pengguna sepeda di Jakarta tidak memiliki area mumpuni saat berkendara di jalanan Jakarta lantaran kendaraan bermotor jauh lebih mendominasi dan berkuasa.

Kondisi itu berbeda jauh dengan di kota-kota besar lain di dunia, di mana sepeda justru menjadi alat transportasi utama warganya. Sepeda digunakan sebagai kendaraan mereka dari rumah menuju halte bus atau stasiun kereta. Oleh sebab itu tempat penitipan sepeda amat lazim terdapat di dekat tiap halte atau stasiun. (Lihat galeri foto: Melongok Beijing, Kota Ramah Transportasi)

Walau begitu, salah satu komunitas sepeda terpopuler di Indonesia, Bike2Work Indonesia, menolak anggapan bahwa mereka dianaktirikan oleh Ahok. Chairman Bike2Work Indonesia Toto Sugito mengatakan ada skala prioritas yang membuat pengguna sepeda sedikit terpinggirkan saat ini.

"Yang membuat Jakarta macet itu mobil pribadi dan sistem lalu lintas yang buruk. Artinya yang perlu dibenahi saat ini adalah transportasi massal agar kendaraan pribadi bisa dikurangi," kata Toto saat berbincang dengan CNN Indonesia, Kamis (27/8).

Selain itu, ujar Toto, meski sepeda termasuk alat transportasi, keberadaan mereka tak akan bisa mengurai kemacetan yang sudah menjadi makanan sehari-hari warga Jakarta.

Namun bukan berarti Bike2Work Indonesia diam saja melihat semrawut lalu lintas Jakarta dan sepeda yang terpinggirkan sebagai pilihan alat transportasi. Toto punya ide agar sepeda bisa berkontribusi dalam mewujudkan Jakarta sebagai kota ramah transportasi.

Pejalan kaki dan pesepeda --yang termasuk jenis alat transportasi tak bermotor-- perlu difasilitasi dengan baik. "Yang saya sampaikan ke Pak Ahok adalah sepeda ataupun pejalan kaki bisa menjadi feeder untuk transportasi massal," kata Toto.

Rencana sepeda menjadi feeder transportasi massal sudah dicanangkan sejak 2009, bahkan rencana induknya sudah dibuat. Sayangnya rencana tinggal rencana.

"Master plan-nya adalah di beberapa lokasi ditempatkan parkir sepeda. Menurut saya itu menjadi salah satu aspek integritas antara transportasi tak bermotor dengan transportasi umum," kata pria yang menjadi Chairman Bike2Work Indonesia sejak 2005 itu.

Kini dengan makin banyaknya alat transportasi umum di Jakarta, mulai bus Transjakarta, kereta api listrik, hingga MRT yang sedang dalam pengerjaan, Toto berharap Ahok bisa memberikan fasilitas, terutama trotoar layak bagi pejalan kaki dan jalur sepeda bagi pesepeda, agar integrasi transportasi massal bisa segera diwujudkan.

Sumber : http://www.cnnindonesia.com/nasional/20150828010132-20-75043/saatnya-sepeda-jadi-feeder-angkutan-massal-di-jakarta/

Saingi Go-Jek dan GrabBike, Blu-Jek Rekrut 3.000 Pengemudi

TEMPO.CO, Jakarta - Tren bisnis ojek online yang marak bermunculan di Jakarta rupanya kini masih menjadi lahan bisnis yang menggiurkan bagi beberapa kalangan. Setelah sebelumnya muncul Go-Jek dan GrabBike, kini muncul layanan ojek berbasis aplikasi lain yang bernama Blu-Jek.

"Selain menggunakan aplikasi, sistem pembayaran juga akan dihitung per kilometer," ujar Arlingga Putranto, Marketing Commercial Staff Blu-Jek, saat ditemui Tempo di kantornya di Jalan Cendrawasih, Gandaria, Jakarta Selatan.

Arlingga enggan menjelaskan lebih detail mengenai bagaimana cara memesan layanan Blu-Jek dan berapa tarif yang ia pasang. Dia mengatakan hal itu akan dijelaskan pada September mendatang setelah proses perekrutan selesai. Arlingga juga menampik jika Blu-Jek disama-samakan dengan perusahaan lain, seperti Go-Jek. Sebab, menurut dia, ada beberapa perbedaan antara perusahaannya dan perusahaan transportasi roda dua lainnya. "Akan kami beri tahu nanti apa bedanya," katanya. (Baca: Soal Blu-Jek, Bluebird Bantah Buka Layanan Ojek Online)

Arlingga mengatakan ide untuk membentuk perusahaan Blu-Jek ini tercetus pada Februari lalu. Menurut dia, Blu-Jek dibuat sebagai solusi untuk menghindari kemacetan yang ada di Jakarta. Di samping itu, kata dia, Blu-Jek juga dapat mengurangi jumlah pengangguran yang ada di Jakarta, dengan membuka lowongan pengemudi bagi warga Jakarta.

Dia melanjutkan, sejak awal Agustus, sudah ada 3.000 orang lebih yang mendaftar untuk menjadi pengemudi Blu-Jek. "Tanggal 20 Agustus kemarin pendaftaran sudah kami tutup. Kami akan buka lagi pertengahan September mendatang," tuturnya. Mengenai jumlah pengendara yang akan direkrut, Arlingga mengatakan Blu-Jek masih merahasiakannya.

Dalam formulir pendaftaran Blu-Jek, tertulis beberapa keuntungan yang bisa didapatkan pengendara Blu-Jek. Di antaranya pengemudi bisa mendapatkan minimal lima order per hari, mereka bisa mendapatkan gaji sebesar Rp 4-6 juta per bulan, mendapat asuransi kesehatan BPJS, mendapat akun Mandiri dan e-Money yang dapat digunakan untuk keperluan kerja dan pribadi, serta mendapatkan pelatihan dan pengarahan langsung dari Polda Metro Jaya tentang rambu-rambu lalu lintas

Sumber : http://metro.tempo.co/read/news/2015/08/27/083695426/saingi-go-jek-dan-grabbike-blu-jek-rekrut-3-000-pengemudi

Senin, 24 Agustus 2015

Dari Depok, Kini Bisa Naik Transjabodetabek ke Jakarta

TEMPO.CO , Depok - Sebanyak 28 armada Transjabodetabek siap beroperasi di Kota Depok, pekan ini. Untuk tahap awal, rencananya bus tersebut bakal beroperasi dari Terminal Depok sampai PGC Cililitan.

Kepala Seksi Angkutan Dalam Kota Dinas Perhubungan Akhmat Zaini mengatakan, Sabtu sore, Transjabodetabek sudah diluncurkan di Jakarta. Di Depok, dalam beberapa hari ke depan, bus Transjabodetabek sudah bisa beroperasi.

"Tapi sementara dengan armada 28 baru bisa melayani sampai PGC Cililitan. Nunggu armada tambahan baru bisa melayani sampai Terminal Grogol," kata Zaini, Minggu, 23 Agustus 2015.

Adapun rute Transjabodetabek dari Depok dimulai dari Terminal Terpadu Depok, Jalan Juanda, Tol Cijago-Jagorawi, ke luar Universitas Kristen Indonesia, lalu masuk jalur Transjakarta. Untuk sarana dan prasarana, untuk sementara digunakan yang sudah ada lebih dulu lantaran belum ada pembangunan baru.

Headway Transjabodetabek pada jam sibuk adalah setiap 7 menit dan di luar jam sibuk 15 menit. Jam operasional Transjabodetabek adalah pukul 05.00-22.00 WIB. "Penambahan armada diperkirakan akhir tahun ini atau awal tahun depan sebanyak 25 bus Transjabodetabek," ujarnya.

Salah satu kewajiban yang diberikan Kementerian Perhubungan kepada Dishub Kota Depok adalah kepastian soal standar pelayanan minimal headway Transjabodetabek yang sudah ditetapkan Kementerian. Secara teknis, Transjabodetabek berada di bawah Kementerian Perhubungan. Namun, secara usaha dipegang PPD, yang menjadi bagian dari badan usaha milik negara.

Untuk tahap awal ini, penumpang naik dan turun di Terminal Depok, Jalan Kedondong Pesona Khayangan, Juanda di Sugutamu dan Saminten, serta Pelni, yang sudah dipasangi rambu shelter. "Kami akan sediakan 14 halte di Depok. Empat di Margonda dan sepuluh di Jalan Juanda," ujarnya.

Endah Pangestuti, 23 tahun, menyambut positif rencana pengoperasian armada Transjabodetabek. Perempuan yang bekerja di Jakarta ini mengaku memang selalu menggunakan kendaraan umum untuk menuju tempat kerjanya.

"Ya mudah-mudahan bisa lebih cepat dengan adanya Transjabodetabek ini. Tapi seharusnya ada jalannya sendiri kayak jalur bus Transjakarta, agar enggak macet," ujarnya.

Transjabodetabek merupakan inisiatif dari Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan. Pembentukan badan layanan usaha (BLU) angkutan umum perkotaan untuk wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) ini menjadi salah satu solusi dalam mengatasi kepadatan lalu lintas di jalan raya Ibu Kota yang terus tumbuh pesat.

Sumber : http://metro.tempo.co/read/news/2015/08/24/083694414/dari-depok-kini-bisa-naik-transjabodetabek-ke-jakarta

Jumat, 21 Agustus 2015

437 KK Kampung Pulo Bersedia Pindah ke Rusun Jatinegara

Jakarta - Meski penertiban warga bantaran kali Ciliwung di kawasan Kampung Pulo, Jatinegara, Jakarta Timur (Jaktim) sempat ricuh, tetapi warga mulai setuju untuk direlokasikan ke rumah susun sederhana sewa (rusunawa) Jatinegara Barat.

Hingga kemarin malam, jumlah warga Kampung Pulo yang menyatakan bersedia pindah ke rumah susun Jatinegara Barat mencapai 437 kepala keluarga (KK). Dari jumlah tersebut, 315 diantaranya sudah mengambil kunci.

Kepala Dinas Perumahan dan Gedung Pemerintahan Daerah DKI, Ika Lestari Adji mengatakan rusunawa Jatinegara Barat memiliki kapasitas 520 unit. Ia menyebut, jumlah tersebut disesuaikan dengan peta bidang rumah-rumah warga yang akan digusur.

"Artinya, seluruh unit rumah susun Jatinegara Barat hanya diperuntukan bagi warga Kampung Pulo. Saya pastikan warga Kampung Pulo tidak akan direlokasi ke tempat lain selain ke Rusunawa Jatinegara Barat," Ika, Jakarta, Jumat (21/8)

Dia memperkirakan jumlah warga yang menyatakan pindah ke rumah susun yang dibangun di atas lahan yang dulunya menjadi lokasi Kantor Teknis Suku Dinas Pekerjaan Umum Jaktim itu akan terus bertambah.

"Mungkin siang ini jumlahnya sudah semakin bertambah," ujarnya.

Sementara itu, Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama mengatakan, warga yang terkena penertiban dan relokasi di Kampung Pulo ada sebanyak 518 KK. Dia bersyukur telah semakin banyak warga yang bersedia pindah dan mengambil kunci unit hunian di Rusunawa Jatinegara Barat.

"Kita mulai pengundian langsung, ada 429 orang pertama. Lalu kenapa bisa begitu ramai? Dulu mereka berpikir dapat rusun bisa jual. Makanya, semua mau. Begitu sistemnya saya ubah dan tidak bisa jual langsung, yang ambil kunci tinggal 227 waktu itu, yang lain nggak jadi. Tapi sekarang sudah nambah 315 KK yang sudah ambil kunci," kata Basuki.

Salah satu syarat untuk mendapatkan rusunawa, warga harus memiliki KTP sesuai dengan alamat rusunawa. Selain itu, langsung dibuatkan rekening Bank DKI untuk pembayaran retribusi sebesar Rp 10.000 per hari.

"Syaratnya, kalau masuk rusun, langsung Dinas Dukcapil tukar KTP kamu, sesuai alamat di rusun. Lalu, kamu langsung dibuatkan ATM Bank DKI, yang alamatnya juga di rusun. Berarti kamu nggak bisa jual," terangnya.

Mantan Bupati Belitung Timur ini mengungkapkan, jika dijual, satu unit rusunawa bisa mencapai Rp 400 juta, karena fasilitas yang ada sudah seperti apartemen dan dilengkapi lift.

Sumber : http://www.beritasatu.com/megapolitan/300762-437-kk-kampung-pulo-bersedia-pindah-ke-rusun-jatinegara.html

Kamis, 20 Agustus 2015

Siap Bangun Jakarta Lebih Pintar, Ini Juara #HackJak2015

Jakarta - 'Merdeka Indonesia, smarter Jakarta dengan data terbuka," demikian tagline yang digaungkan kompetisi #HackJak2015. Acara ini pun sudah merampungkan kegiatannya dan memunculkan pemenang Hackathon, Visualthon dan Scrapathon.

#HackJak memiliki tiga jenis kompetisi: Hackathon, Scrapathon dan Visualthon. Hackathon adalah kompetisi pengembangan aplikasi umum dan aplikasi game secara bersama-sama dalam periode waktu tertentu dengan mendayagunakan portal Open Data DKI Jakarta (http://data.jakarta.go.id) serta sumber resmi lainnya.

Scrapathon merupakan kompetisi scrapping data yang dimiliki Pemprov DKI Jakarta secara bersama-sama dalam periode waktu tertentu menjadi open format data yang layak dipergunakan secara terbuka dan berulang.

Sedangkan Visualthon adalah kompetisi penyusunan infografis yang ramah baca bagi masyarakat tentang layanan Pemprov DKI Jakarta yang juga berasal dari portal Open Data DKI Jakarta, dilakukan secara bersama- sama dalam periode waktu tertentu.

Kompetisi #HackJak2015 ini berbasiskan data terbuka (open data) dengan tema Pelayanan Publik dan Pariwisata. Para 10 (sepuluh) finalis, tim maupun perorangan hadir sekaligus untuk memamerkan karya mereka ke hadapan publik.

Adapun para pemenang, adalah sebagai berikut:
Scrapathon
- Pemenang 1: Firman Maulana (mahasiswa ITS)
- Pemenang 2: Eri Wirandana (swasta)
- Pemenang 3: Laras Aristia (mahasiswa ITS)

Ketiganya menghasilkan 278 data set baru yang akan menambah 512 data set terbuka di portal resmi Pemprov DKI Jakarta di http://data.jakarta.go.id.

Visualthon
- Pemenang 1: Tim G x E (anggota: Gilang Ananda S dan Ervitasari) dengan karya infografis berjudul “Mpok Siti (City Tour Jakarta)”
- Pemenang 2: Tim HIASA (anggota: Faia Faaizah dan Dyang Intan M.) dengan karya infografis berjudul “STOP Kekerasan Terhadap Wanita dan Anak”
- Pemenang 3: Tim Hakuna Matata (anggota: Vani Rakhmawati dan Dendra Ichsan Maulana) dengan karya infografis berjudul “Kartu Jakarta Pintar, Mudah Dapatnya Besar Manfaatnya”.

Hackathon
-. Pemenang 1: Tim Anging Mamiri (anggota: Kristrian Ibrahim, Adi Nugroho dan Bashir Arrohman)
dengan karya aplikasi JAKCARE. Sebuah aplikasi yang memudahkan seseorang untuk mencari, membantu, dan melaporkan keberadaan fakir miskin atau orang yang membutuhkan bantuan uluran tangan di sekitar kita.
-. Pemenang 2: Tim Triglav (anggota: Banu AW, Mahisa A.K, dan Citra Ika W.) dengan karya aplikasi game J-EXPLORE. Sebuah game yang bertema location based quiz untuk mensosialisasikan tujuan dan/atau obyek wisata di Jakarta.
-. Pemenang 3: Tim Online UKM (anggota: Aci Suprianto, Paradita Umbara dan Alan Darma Saputra) dengan karya aplikasi PARKIRMU.com. Sebuah aplikasi penyedia informasi kapasitas tempat parkir dan lokasi tempat parkir alternatif. Konsep yang diusung adalah berbagi lahan, mengatur tempat parkir dan dapat melakukan pemesanan parkir di awal.

Ilham Habibie, Ketua Pelaksana Dewan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) Nasional, yang dipercaya sebagai salah satu juri pada putaran final #Hackjak2015 menyatakan apresiasinya pada karya aplikasi Hackathon dan semoga Hackjak tahun depan makin beragam lagi.

“Kalau dilihat dari hasilnya (pemenang Hackathon-red) termasuk para finalis sangat beragam sekali dari parkir, pariwisata, ada sosial juga. Ini menunjukkan yang bisa ikut serta gak hanya sektor-sektor tertentu,” tegasnya.

Shita Laksmi, Manajer Pengembangan Program dari Hivos, lantas menjelaskan rencana tindak lanjut berupa inkubasi dan adopsi oleh Pemprov DKI Jakarta atas karya para pemenang. “Karya dari Scrapathon akan mendukung penambahan data di portal http://data.jakarta.go.id dan tidak menutup kemungkinan diselenggarakan Scrapathon kedua terpisah dari #HackJak2015,” paparnya.

Tim HackJak2015 pun telah menyiapkan inkubasi untuk para pemenang Hackathon. “Para pemenang Hackathon yang memilih mengembangkan aplikasinya sendiri akan diinkubasi oleh East Ventures selama 4 bulan ke depan agar aplikasi tersebut lebih matang dan siap diluncurkan sebagai bagian dari Smart City Jakarta dalam melayani masyarakat,” ujar Shita.

Adapun 10 infografis yang mendapatkan penilaian tertinggi dalam Visualthon, akan dimanfaatkan oleh Pemprov DKI Jakarta dalam menyampaikan informasi layanan secara kreatif dan ramah baca, tentu saja dengan pemberian pengakuan yang layak bagi pembuat karya infografis tersebut.

Gubernur DKI Jakarta, Basuki T. Purnama, mengapresiasi keseluruhan karya, baik dari para pemenang maupun para finalis 10 besar. Karya dari kompetisi #HackJak2015, menurut Gubernur yang kerap disapa Ahok ini sebagai bukti nyata bahwa anak muda bisa turut memaknai kemerdekaan Indonesia dengan berkontribusi kepada negara menghasilkan solusi yang kreatif. “Hasilnya (hasil kompetisi-red) sesuai dengan harapan saya,” ujarnya, dalam keterangan tertulis.

Kompetisi #HackJak2015 yang diinisasi oleh HIVOS bekerjasama dengan Pemprov DKI Jakarta ini diluncurkan oleh Ahok pada 30 Juni 2015 lalu, diawali dengan lokakarya, hingga sesi penjurian kemudian diakhiri dengan malam penganugerahan.

Sumber : http://inet.detik.com/read/2015/08/19/104534/2995289/398/siap-bangun-jakarta-lebih-pintar-ini-juara-hackjak2015

Selasa, 18 Agustus 2015

JK Dukung Go-Jek: Cocok untuk Konsep Smart City

TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla mendukung usaha Go-Jek yang diinisiatori oleh Nadim Makarim. Menurut dia, Go-Jek merupakan model transportasi modern karena berbasis teknologi. "Cocok diterapkan dengan konsep Kota Cerdas," kata Kalla, di Jakarta, Kamis malam, 13 Agustus 2015.

Kalla mengatakan dengan adanya Go-Jek, memudahkan masyarakat dalam pemenuhan kebutuhan transportasi. Apalagi, kata dia, Go-Jek juga melayani jasa kurir yang sangat memudahkan masyarakat ketika ingin membeli sesuatu.

Go-Jek, kata Kalla, diprediksi juga akan mengurangi kemacetan di Jakarta sampai 10 persen. "Dengan pemikiran yang cerdas, Go-Jek bisa mengurangi kemacetan. Kalau tidak ada GoJek, orang mau ke mana, misalnya beli roti, pasti bawa mobil dan semakin macet. Jadi pas ada Go-Jek bisa mengurangi kemacetan," ujarnya.

Selain itu, dengan adanya Go-Jek juga memunculkan lapangan kerja baru. Artinya, kehadiran Go-Jek dengan sistem pengupahan yang adil, membuat masyarakat, khususnya pengemudi ojek asli, kesejahteraannya meningkat.

"Saya lihat itu banyak pelamar Go-Jek, artinya ini kan meningkatkan lapangan pekerjaan. Teknologi harus punya manfaat dengan menciptakan lapangan kerja baru," ujarnya.

Kalla mengatakan Go-Jek harus diintegrasikan dengan moda transportasi lain. Dengan demikian, nantinya seluruh informasi transportasi menggunakan teknologi demi menunjang sebuah kota yang cerdas.

Sumber : http://metro.tempo.co/read/news/2015/08/15/231692093/jk-dukung-go-jek-cocok-untuk-konsep-smart-city

Jumat, 14 Agustus 2015

Hanya 6% Trotoar di Jakarta yang Layak

Metrotvnews.com, Jakarta: Koalisi Pejalan Kaki menyebut jumlah trotar yang layak di Ibu Kota hanya 6%. Selebihnya, rusak atau banyak disalahgunakan pihak tertentu.

"Cuma 6 persen trotoar yang kondisinya bagus. Di daerah Thamrin dan Monas selebihnya sudah diserobot. DKI harusnya barometer dan wajah Indonesia. Kalau trotoar jelek, orang asing yang datang akan menilai Jakarta sebagai Ibu Kota yang tidak manusiawi," kata Ketua Koalisi Pejalan Kaki Ahmad Syafrudin kepada Metrotvnews.com di Jalan Rasuna Said, Jakarta Selatan, Jumat (14/8/2015).

Dirinya bersama 300 aktivis lainnya membangun Koalisi Pejalan Kaki pada 20 Juni 2011. Tujuannya untuk menyuarakan hak pejalan kaki dengan berbagai riset. Koalisi ini juga tersebar di beberapa kota besar di Indonesia, seperti Bandung, Surabaya, Palembang, dan Garut.

Syafrudin mengklaim Car Free Day adalah salah satu kesuksesan koalisi yang dibentuknya. Kata dia, riset yang mereka lakukan selalu diserahkan ke pemda setempat untuk diolah menjadi sebuah kebijakan.

"Kita akan lakukan hal serupa (riset untuk trotoar) seperti yang kita lakukan sebelumnya untuk perjuangan hari bebas berkendaraan dulu. Intinya Pemda juga harus sigap dan masyarakat juga mau bekerjasama," tegas dia.

Sumber : http://news.metrotvnews.com/read/2015/08/14/421181/hanya-6-trotoar-di-jakarta-yang-layak

Kamis, 13 Agustus 2015

Warga Jakarta, Laporkanlah Masalah di Sekitarmu...

JAKARTA, KOMPAS.com - Keberadaan Qlue diharapkan mampu menjembatani antara Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta untuk berinteraksi dengan masyarakat, maupun sebaliknya.

Marketing Qlue Ivan Renald Tigana menceritakan bagaimana selama ini Qlue digunakan masyarakat dan Pemprov DKI. Menurut dia, warga Jakarta melaporkan hal apa pun yang terjadi di sekitar mereka. Hal kecil sekali pun, seperti tumpukkan daun yang menutupi saluran air, juga dilaporkan.

Laporan warga itu, kata Ivan, memacu kinerja Pemprov DKI melalui aparatnya untuk bekerja cepat.

"Kita bisa lihat contohnya kinerja Dinas Perhubungan yang awalnya belum kelihatan progress apa-apa, sekarang cepat sekali penanganannya," kata Ivan kepada Kompas.com, Selasa (11/8/2015).

Dalam kaitannya dengan Dinas Perhubungan DKI, kata Ivan, warga bahkan melaporkan tentang kopaja yang ngetem sembarangan. Selang beberapa jam, laporan tersebut ditindaklanjuti dan sopir kopaja tersebut langsung ditilang. Hal itu bisa dilihat dari keterangan di dalam timeline aduan, jika ada tanda berwarna hijau, berarti telah ditindaklanjuti.

"Sekarang, setiap petugas yang men-TL (tindak lanjuti) laporan warga harus foto juga, sebagai bukti sudah dikerjakan. Foto itu nanti bisa dilihat di Qlue. Kalau penanganannya belum pas, warga bisa laporkan kembali. Semudah itu interaksinya," ujar Ivan.

Cara kerja Qlue

Sistem di Qlue mudah dipahami karena sama dengan sosial media yang lain. Komunikasi antar akun dilakukan dengan cara mention.

Masyarakat bisa mention lurah setempat jika ada keluhan di wilayahnya, seperti jalan rusak, sampah, dan sebagainya. Tidak hanya lurah yang punya akun, sampai ke kalangan petugas kebersihan dan petugas lapangan lainnya juga punya akun sendiri di Qlue.

Para petugas yang menerima laporan pun jadi tahu ada masalah apa di wilayahnya karena laporan yang dimuat mencakup foto terkini, keterangan wilayah dari GPS, dan cerita akun yang memuat laporan tersebut.

Kemudahan ini dimanfaatkan pejabat Pemprov DKI untuk "unjuk gigi" sekaligus jadi cara Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama memberikan penilaian terhadap kinerja dinasnya, lurah, camat, dan anak buahnya yang lain.

Menurut Ivan, sampai saat ini, jumlah masyarakat Jakarta yang memakai Qlue baru sekitar 50.000 orang. Angka itu terhitung masih sedikit jika dibandingkan dengan jumlah penduduk di Jakarta yang mencapai 10 juta lebih.

Petugas dan kalangan Pemprov DKI juga belum banyak yang mengoptimalkan penggunaan Qlue. Jika ke depannya semua aktif di Qlue, penanganan dan penyelesaian masalah di Jakarta diharapkan bisa lebih baik lagi.

Sumber : http://megapolitan.kompas.com/read/2015/08/13/0529002/Warga.Jakarta.Laporkanlah.Masalah.di.Sekitarmu

Rabu, 12 Agustus 2015

8.500 Orang Melamar jadi Sopir Ojek GrabBike

Jakarta, CNN Indonesia -- Perusahaan peranti lunak GrabTaxi yang menyediakan jasa pemanggilan kendaraan, menggelar acara yang mempersilakan 8.500 pengemudi ojek mendaftar untuk bergabung dengan GrabBike di kawasan Plaza Barat Komplek Gelora Bung Karno, Jakarta, Rabu (12/8).

GrabBike yang berada di dalam aplikasi GrabTaxi, memberi layanan untuk menghubungkan konsumen dengan pengendara ojek, sama seperti Gojek yang saat ini memimpin pasar ojek panggilan berbasis aplikasi.

Head of Country Manager GrabTaxi Indonesia, Kiki Rizki mengatakan, acara pendaftaran ini dibagi dalam dua kelompok. Sebanyak 3.500 kandidat sebelumnya sudah pernah mendaftar di GrabBike dan 5.000 lain belum pernah daftar.

"Untuk yang belum pernah daftar, mereka baru kasih lamaran saja dan kita data. Kalau yang 3.500 orang itu mereka bisa langsung mengikuti serangkaian proses dari kami," kata Kiki kepada awak media, Rabu (12/8).

Kandidat pengemudi GrabBike secara bertahap akan mengikuti proses seleksi. Antara lain pemeriksaan kelayakan kendaraan motor pada emisi, rem, dan lampu. Kemudian pemeriksaan latar belakang individu dan catatan kriminal, di sini calon pengemudi diwajibkan memiliki SIM C. Ada pula pelatihan berkendara aman dan edukasi memakai ponsel pintar yang diberikan GrabBike.

"Kami sangat tegas soal SIM. Jadi kalau ada yang tidak bawa atau belum punya, langsung kami pulangkan," sambung Kiki.

Perusahaan asal Malaysia itu menjanjikan asuransi kesehatan dan kecelakaan kepada mitra pengemudinya, yang dijamin oleh perusahaan asuransi yang telah bekerjasama dengan GrabTaxi.

Kiki tidak secara detail menyebut jumlah mitra pengemudi GrabBike, tetapi ia mengklaim jumlahnya mencapai "belasan ribu" di Jakarta dan jumlah tersebut diakuinya masih kurang untuk bisa melayani masyarakat.

"Dari GrabBike Kingdom ini, kita berharap bisa semakin menyebarkan jasa ojek motor untuk masyarakat lebih banyak lagi," kata Kiki lagi.

GrabBike secara langsung bersaing dengan Gojek yang telah memiliki 15 ribu mitra pengendara di empat daerah operasional, meliputi Jabodetabek, Bandung, Surabaya, dan Bali. Jumlah tersebut diharapkan bertambah setelah Gojek ekspansi pasar ke Makassar.

Pendiri sekaligus CEO Gojek, Nadiem Makarim, dalam sebuah acara bincang-bincang di CNN Indonesia, secara tegas meminta pihak GrabBike merasionalkan tarif karena selama ini GrabBike memasang tarif promosi Rp 5 ribu untuk jasa transportasi, dan Gojek Rp 10.000.

Gojek telah menaikkan tarif promosi khusus transporasi di Jakarta menjadi Rp 15.000, tetapi untuk jasa lain dan di kota lain, Gojek masih mematok tarif promosi Rp 10.000.

Sumber : http://www.cnnindonesia.com/teknologi/20150812135504-185-71637/8500-orang-melamar-jadi-sopir-ojek-grabbike/