Selasa, 30 September 2014

Program Kali Bersih 'Omdo', Sampah Satu Ton Numpuk di Kali Angke

Jakarta, HanTer – Program Kali Bersih (Prokasih) sudah 20 tahun dicanangkan. Kenyataannya, program itu masih ‘mandul’, alias cuma ‘omdo’ (Omong Doang). Buktinya masih terdapat kali yang kotor. Seperti Kali Angke, Jakarta Barat, ada satu ton lebih sampah menumpuk di kali itu. Air di kali itu pun hitam pekat.

“Selama ini Pemprov DKI hanya sebatas punya program, sedangkan pelaksanaan untuk mengatasi sampah nihil. Soal Prokasih, misalnya. Sudah dua puluh tahun dilontarkan program kali bersih (prokasih), nyatanya kali di Ibukota bukanya semakin bersih malah semakin kotor dan airnya hitam. Prokasih cuma omdo,” ujar pengamat Perkotaan Yayat Supriyatna menjawab Harian Terbit, Minggu (28/9).

Menurutnya selama ini pendekatan yang dilakukan Pemprov DKI hanya sebatas penangan program seperti pengerukan kali dan pendekatan proyek. Seyogyanya hal tersebut dibarengi dengan pemberdayaan di masyarakat agar masyarakat tidak membuang sampah rumah tangga, industri, dan limbah ke dalam kali tanpa rasa berdosa.

“Ini memang perlu sinergitas mulai dari RT/RW nya lurah agar mendorong partisipasi masyarakatnya agar mengerti bahwa sampah adalah masalah bersama,” ujarnya.

Dihubungi terpisah Wakil Kepala Dinas (Wakadis) Kebersihan DKI Jakarta Isnawa Adji menyatakan, sampah di Kali Angke Jakarta Barat yang ada di pinggir jalan disebut keterniaga. Dia berdalih karena setiap pagi memang rutin terdapat Pasar Subuh. Sehingga terjadi penumpukan sampah baik di badan jalan, trotoar, dan Kali Angke.

“Disana sudah kami tempatkan petugas dinas kebersihan sampah Kali Angke Kecamatan Grogol Petmaburan,” ujar Isnawa kepada Harian Terbit. Minggu (28/9).

Pengambilan sampah tersebut, lanjut dia, rutin dilakukan setiap pagi dan sore sebanyak 2-3 kali pengambilan sampah dengan truk sampah. Karenanya, sejak tahun lalu, permasalahan sampah, kali, waduk, dan danau menjadi tugas dinas kebersihan. “Sampah setiap harinya selalu ada. Kadang orang lewat taro sampahnya di situ karena beranggapan itu sering jadi lokasi liar,” ujar dia.

Dirinya mengklaim masalah sampah yang ada di Kali Angke disebabkan adanya pasar darurat setiap hari. Serta sampah kali yang lewat dari pintu air terbuang ke Kali Angke. Karenanya sampah akan sedikit jika aktivitas PKL dan pasar liar sudah tidak ada.

“Mungkin mohon bantuan pak Walikota Jakarta Barat untuk menertibkan pasar liar. Kalau tugas kita rutin setiap hari,” ungkapnya.

Pantauan Harian Terbit pemandangan di sepanjang Kali Ciliwung atau yang lebih dikenal Banjir Kanal Barat di sisi jalan raya Latumenten, Jakarta Barat sangat tak indah dipandang mata. Pasalnya kali yang airnya berwarna hitam tersebut dipenuhi oleh sampah yang mengapung. Padahal kali ini berdekatan dengan pusat perbelanjaan apartemen Season City dan apartemen Latumenten.

Terdapat sampah yang menumpuk di pinggiran Banjir Kanal Barat tersebut, bahkan ada bagian dari batang pohon yang teronggok begitu saja. Kali dengan lebar kurang lebih 20 meter ini sangat mencolok jika dibiarkan kotor dan mengganggu pemandangan kota.

Menurut seorang warga Jelambar, sampah di kali itu bukan karena ulah warga Jakarta Barat. "Sampah di kali bukan dari warga sini, itu kiriman dari Bogor. Dari jaman Pak Harto, kalau buang sampah di kali akan didenda udah ada, jadi warga di sini udah pada ngerti. Asal tahu aja sampah di Jakarta kan dibuang di Bekasi, kalau dibuang di Bogor bisa sampe lagi ke sini," ujar Haryanto (62) kepada Harian Terbit, Minggu (28/9).

Untuk diketahui terdapat ribuan warga dengan rumah-rumah kecil dan padat, hidup menetap di pinggir jalan alternatif atau lebih dikenal dengan jalan Petak Kodok, Kelurahan Angke, Kecamatan Tambora, Jakarta Barat. Sedangkan di seberangnya lagi adalah jalan alternatif kedua yang lebih dikenal dengan jalan Petak Seng, kelurahan Jelambar, Kecamatan Grogol Petamburan, dimana sepanjang jalan terlihat sangat kotor dipenuhi sampah.

Tetapi di sepanjang jalan Petak Seng hanya sedikit warga yang menempati, sembari berjualan minuman dan rokok. Berbeda dengan jalan Petak Kodok, dimana padatnya rumah-rumah mungil warga yang menyatu dengan warung kelontong, usaha tahu gejrot, mainan anak, burung merpati bahkan play station di pinggir jalan yang lebarnya sekitar 5 meter.

Menurut Haryanto, usaha warga Angke dalam mencukupi kebutuhan keluarga itu sudah digeluti lama dan tidak ada hubungan dengan sampah yang menumpuk di pinggir kali atau yang mengapung.

"Karena sampah itu kiriman aja. Apalagi kalau hujan, sampah-sampah numpuk di depan jembatan depan Season City, karena jembatannya rendah. Beberapa bulan lalu saya lihat ada eskavator bersihin sampah di situ," ujarnya.

Jamaluddin (50), abang ojek yang sudah bertahun-tahun mangkal di pinggir jalan raya Latumenten menambahkan, petugas dinas kebersihan tiap hari terlihat.

"Petugas kebersihan tiap hari terlihat, bersihin jalan, ada juga yang bersihin kali, tapi sampah datang aja terus dan mengapung. Kalau hujan nanti akan terlihat lebih banyak dan menumpuk, itu yang buang bisa orang Tanah Abang karena kali ini nyambung dari Tanah Abang, atau bisa juga dari Bogor," ujarnya.

Lebih lanjut Yayat Supriyatna mengemukakan, perlu dibangun sinergitas dari Dinas Kebersihan, Dinas Pertamanan, Dinas Pekerjaan Umum (PU), Dinas Pendidikan, dan Dinas Sosial. Sehingga masalah sampah di pinggir jalan dan kali dapat dibereskan.

Dia mencontohkan, di Surabaya para ulama melakukan pendekatan kultur bahwa kebersihan adalah sebagian dari iman. Hal ini dinilai efektif karena dapat mengurangi pembuangan sampah sembarangan.

“Kita memang harus lakukan program kluster berbasis wilayah. Agar masalah sampah dan sungai dibagi tangung jawabnya antara dinas dan masyarakat secara bersama. Karena jika hanya berbicara proyek tidak akan selesai,” ungkapnya.

Sumber : http://www.harianterbit.com/read/2014/09/29/9000/18/18/Program-Kali-Bersih-Omdo-Sampah-Satu-Ton-Numpun-di-Kali-Angke

Senin, 29 September 2014

Ini Alasan Pemprov DKI Larang SD di Jakarta Lakukan Pemotongan Hewan Kurban

Jakarta - Pemprov DKI melarang SD di Jakarta melakukan pemotongan hewan kurban. Bagi sekolah SD yang akan memotong hewan kurban, sebaiknya memotong di masjid atau di tempat pemotongan hewan.

"Karena SD itu kan dari segi umur masih anak-anak smua, takutnya dari segi psikologis anak jadi terpengaruh. Nggak semua anak-anak berani kan melihat darah, atau pemotongan begitu. Bahkan kalau di TV saja pemotongan begitu suka disensor," kata Kepala Dinas Kelautan dan Pertanian Darjamuni saat dikonfirmasi, Rabu (24/9/2014).

Nanti kalau hewan sudah dipotong, pembagian hewan kurban bisa dilakukan di sekolah. Siswa SD bisa melihatnya.

"Selain itu juga ya tadi karena kebanyakan jadi tenaga kita untuk ngawasin kan terbatas. Karena tetap semua pemotongan kan harus kita periksa. Walaupun sebelum dipotong dikatakan sehat, tapi setelah dipotong belum tentu dalamnya sehat," terang Darjamuni.

Menurutnya, yang dilarang hanya di sekolah SD saja. Untuk SMP dan SMA boleh dilakukan pemotongan di sekolah mereka.

"Boleh-boleh saja kok. Ini intinya lebih pada psikologis anak itu saja tadi. Karena kita menghitung kekuatan kita. Hanya ada sekitar 576 orang yang akan terjun untuk melakukan pemeriksaan saat pemeriksaan," jelasnya.

"Pemotongan di sekolah itu yang kita larang di SD. Kalau untuk berkurbannya nggak ada masalah, misalnya dikoordinir oleh guru," tambahnya.

Sumber : http://news.detik.com/read/2014/09/24/145823/2699822/10/ini-alasan-pemprov-dki-larang-sd-di-jakarta-lakukan-pemotongan-hewan-kurban

Jumat, 26 September 2014

Cegah Banjir, DKI Bikin 3.620 Sumur Resapan

Jakarta, HanTer - Pemprov DKI melalui Dinas Perindustrian dan Energi berencana membuat 3.620 titik sumur resapan. Dengan anggaran sebesar Rp40 miliar, diharapkan, keberadaan sumur resapan tersebut dapat bermanfaat dalam mengurangi banjir dan genangan.

Kepala Dinas Perindustrian dan Energi DKI, Haris Pindratno mengatakan, meski hanya berupa teknologi sederhana, pembangunan sumur resapan dianggap cukup tepat untuk mengatasi persoalan banjir di Ibukota.

“Anggaran yang disediakan Rp100 miliar, tapi yang terpakai hanya Rp40 miliar karena kami lebih banyak membuat sumur resapan tipe dangkal," katanya, kepada Harian Terbit, di Jakarta, Rabu (24/9) kemarin.

Haris menerangkan, proses pembuatan sumur resapan diprediksi rampung akhir tahun Desember. Ia menilai, terhambat proses lelang di Unit Layanan Pengadaan (ULP) Barang dan Jasa DKI, menjadi salah satu kendala dalam merealisasikan sumur resapan tersebut.

“Sumur resapan yang dibuat sebanyak 3.500 titik untuk tipe dangkal dan 120 titik dengan kedalaman 60 meter," tuturnya.

Sementara tahun 2013 lalu, Dinas Perindustrian dan Energi DKI membuat 1.949 titik sumur resapan yang menelan anggaran hingga Rp 150miliar. Artinya harga sumur resapan berkisar Rp 80 juta per titik.

Disisi lain, Komite Nasional Lembaga Swadaya Masyarakat (KN-LSM) Indonesia mengapresiasi penghematan anggaran yang telah dilakukan Dinas Perindustrian dan Energi DKI dalam membuat sumur resapan.

Diharapkan, penghematan ini ditiru Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di lingkungan Pemprov DKI.

"Atas prestasinya mampu menghemat anggaran, Kepala Dinas Perindustrian dan Energi DKI Jakarta Haris Pindratno layak mendapatkan apresiasi. Kami berencana memberikan penghargaan khusus bulan Oktober mendatang. Penghargaan khusus ini diharapkan dapat memacu SKPD lain untuk bersama-sama menghemat anggaran," kata Sekretaris KN-LSM Indonesia, Latas Leonardus Panjaitan.

Sumber : http://www.harianterbit.com/read/2014/09/25/8830/18/18/Cegah-Banjir-DKI-Bikin-3.620-Sumur-Resapan

Kamis, 25 September 2014

Kota Jakarta Akan Diperluas Ke Laut

BELUM dapat dibayangkan bagaimana nanti bentuk kota Jakarta setelah diperluas sampai ke laut. Tidak hanya Singapura yang terus mereklamasi negaranya sampai ke tengah laut, tetapi Jakarta juga tidak mau ketinggalan. Areal laut yang ditimbun menjadi lahan pembangunan, memang menjadi lebih murah ketimbang harga tanah di daratan Jakarta yang terus melambung tinggi melebihi nilai jual objek pajak (NJOP) yang juga terus meningkat.

Untuk mencapai tujuan itu, Pemerintah Pusat bersama Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sudah merancang pembangunan tanggul raksasa (giant sea wall) di lepas pantai utara. Belum diketahui berapa luas areal laut Teluk Jakarta yang kelak akan ditanggul untuk perluasan lahan pembangunan ini. Namun yang jelas, selain perluasan areal, tanggul tersebut juga dibuat sebagai pengendali banjir, sekaligus untuk mengatasi krisis air bersih dan jaringan pipa. Pemerintah juga berencana membangun pusat-pusat bisnis di sepanjang area proyek tanggul raksasa tersebut.

Selama ini, memang sudah dibuat rancang bangun atau desain tanggul raksasa tersebut. Mungkin mengambil pengalaman pembangunan tembok raksasa dari negara Belanda. Namun, pemerintah Korea Selatan juga sudah menawarkan diri untuk membantu menyempurnakan desain tanggul raksasa tersebut.

Bantuan ini disampaikan Duta Besar Korea Selatan untuk Indonesia, Taiyoung Cho saat bertemu dengan Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama di Jakarta, baru-baru ini. Menurut Taiyoung, negaranya baru saja menyelesaikan pembangunan Tanggul Laut Saemangeum di Pelabuhan Gunsan. Desain Tanggul Saemangeum yang dibangun mulai 1991 itu mirip dengan rencana desain tanggul laut raksasa di utara Jakarta itu. Panjang tanggul Saemangeum 33,9 kilometer juga hampir sama dengan rencana panjang tanggul raksasa Jakarta.

Tawaran Korea Selatan ini mungkin bisa juga mempercepat pembangunan tanggul raksasa Jakarta, karena skema pembiayaan proyek bernilai triliunan rupiah inipun direncanakan melibatkan sektor swasta, di luar anggaran negara. Hanya sebagian dari anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) dan sebagian lagi dari APBD DKI Jakarta.

Kepala Badan Perencanaan Pemprov DKI Jakarta, Andi Baso, mengatakan, tawaran bantuan penyempurnaan desain dari Pemerintah Korea Selatan ini tepat waktunya, karena saat ini desain tanggul memang sedang disempurnakan setelah menerima masukan dari sejumlah pihak. “Desainnya tidak hanya berkonsentrasi pada wilayah hilir di lautan, tetapi juga diintegrasikan dengan kondisi di hulu,” katanya.

Tanggul Saemangeum di Kosel ini, juga telah ditinjau Wagub Basuki baru-baru ini, pada saat menyasikan pertandingan Asian Games yang tengah berlangsung di sana. Dalam proyek tanggul raksasa Jakarta ini, Pemerintah pusat bertanggung jawab menyelesaikan desain dan standar proyek, sedangkan Pemprov DKI Jakarta sebagai pelaksana proyek.

Dengan terbangunnya nanti tanggul raksasa ini, maka segala perencanaan bisa didesain secara leluasa di areal kosong yang terbangun dari awal. Sehingga perencanaan desain yang sempurna dari awal dan mengantisipasi pembangunan berjangka jauh ke depan, maka tidak akan menimbulkan masalah di kemudian hari.

Yang jelas, kota pantai baru Jakarta nanti, sebagaimana perluasan negara kota Singapura, harus dirancang menjadi kebanggaan Ibu kota negara, dan menjadi waterfront city termegah yang sudah lama dicita-citakan sejak pemerintahan Gubernur Ali Sadikin sampai Fauzi Bowo sebelum Joko Widodo dan Basuki Tjahaja Purnama sekarang ini.

Pembenahan kota Jakarta menuju kota yang bebas banjir dan macet lalu lintas, terus dilakukan Pemprov DKI. Penataan dan revitalisasi Waduk Pluit, merupakan satu contoh persiapan menuju terwujudnya kota pantai di kawasan tanggul raksasa nanti. Demikian pula pentaan kawasan sekitar Penjaringan, Tanjung Priok sampai ke Marunda.

Ke luar Jakarta, pertemuan informal dengan tujuh kepala daerah di Bodetabek yang diprakarsai Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama di Jakarta hari Rabu (17/9) malam, juga dimaksudkan untuk membuka pintu komunikasi guna menjalin kerja sama pembangunan. Walaupun sudah ada Sekretariat Badan Kerja Sama Pembangunan (BKSP) Jabodetabek, nyatanya komunikasi antarkota yang saling tersambung ini tidak mulus.

Menurut Wagub Basuki, BKSP Jabodetabek tidak pernah bisa mempertemukan semua kepala daerah terkait untuk menyelesaikan berbagai masalah dari hulu ke hilir. Padahal, ketujuh daerah yang saling tersambung ini, sebaiknya mengombinasikan program pembangunan fisik maupun infrastrukturnya.

Sumber : http://www.tubasmedia.com/berita/kota-jakarta-akan-diperluas-ke-laut/

Rabu, 24 September 2014

Syarat-syarat Agar Jakarta Bebas Banjir

[JAKARTA] Pendalaman Sungai Ciliwung untuk menyelesaikan masalah banjir di Jakarta harus lewat sinergi pengelolaan kawasan hulu dan hilir.

"Sekarang ini pemerintah daerah yang bekerja sendiri-sendiri," kata pengamat perencanaan kota Yayat Supriatna di Jakarta, Senin (22/9).

Yayat menjelaskan salah satu penyebab banjir di Jakarta adalah surface runoff yang berlebih karena sungai sudah tidak mampu menampung sehingga terjadi luapan.

Surface runoff adalah air hujan yang meninggalkan Daerah Aliran Sungai (DAS) pada hulu setelah terjadinya hujan atau badai namun tidak mengalami diserap tanah tetapi mengalir di atas sungai.

"Sungai di kawasan hilir idealnya memiliki lebar 70 meter dan kedalaman lima sampai enam meter. Karena lebar dan kedalaman sungainya itu berkurang menyebabkan daya tampungnya juga jadi sedikit dan meluap ke pemukiman," katanya.

Yayat juga mengatakan selain surface runoff yang berada di kawasan hilir, catchment area (daerah resapan air) yang erat kaitannya dengan DAS di bagian hulu juga sangat mempengaruhi banjir Jakarta.

"Gunung-gunung yang merupakan kawasan hulu sungai seharusnya jadi hutan. Namun sekarang lebih banyak beralih fungsi jadi perkebunan atau komplek pemukiman," ujarnya.

Selain ada sinergi bentang alam di kawasan hulu sampai hilir faktor struktur dan non struktur seperti saluran pembuangan air (kanal), bendungan dan sodetan harus diselaraskan dengan budaya masyarakat.

"Struktur pengendali sungai seperti kanal, bendungan ataupun sodetan harus didukung dengan langkah mengubah budaya masyarakat agar hidup bersih dan teratur, supaya pekerjaan yang dilakukan tidak sia-sia," katanya.

Sumber : http://www.suarapembaruan.com/home/syarat-syarat-agar-jakarta-bebas-banjir/65398

Selasa, 23 September 2014

Petugas Pergi, Angkot Kembali Ngetem Sembarangan

JAKARTA - Petugas gabungan dari Subdit Pembinaan dan Penegakan Hukum Polda metro Jaya, Suku Dinas Perhubungan Jakarta Timur dan UP TransJakarta menertibkan angkutan kota yang kerap ngetem sembarangan di Terminal Kampung Melayu, Jakarta Timur, Senin (22/9/2014) pagi.

Pantauan Okezone di lokasi, 30 menit setelah dilakukan penertiban, angkot-angkot tersebut kembali mengetem di sembarang tempat. Hal itu lantaran petugas telah meninggalkan lokasi.

Angkot berbagai trayek seperti M 16 jurusan Pasar Minggu-Kampung Melayu, M 06 jurusan Kampung Melayu-Gandaria, M 02 Kampung Melayu- Pulogadung terlihat berhenti menunggu penumpang di jalur kendaraan pribadi. Angkot tersebut berhenti di tengah jalan hingga memakan tiga jalur. Beberapa angkot juga mengetem di jalur bus Transjakarta.

Padahal sebelumnya, angkot tersebut terlihat tertib dan mengetem di tempat yang telah disediakan. Angkot yang kedapatan melanggar marka jalan dan memasuki jalur TransJakarta dikenakan sanksi tilang oleh petugas. Meski menuai protes dari sopir angkot yang merasa tidak diberi sosialisasi, namun penertiban berjalan lancar.

"Saya tidak tahu, sebelumnya tidak ada sosialisasi. Biasanya lewat jalur sini saja kalau macet pagi hari. Kalau tau ada polisi saya tidak lewat sini," ujar Supriadi (48) sopir angkot Mikrolet M06 jurusan Kampung Melayu-Gandaria saat ditemui di lokasi.

Sumber : http://jakarta.okezone.com/read/2014/09/22/500/1042507/petugas-pergi-angkot-kembali-ngetem-sembarangan

Senin, 22 September 2014

Traffic Light Tak Berfungsi, Jakarta Makin Macet

JAKARTA - Tak berbeda dengan hari biasanya, ruas jalan di Ibu Kota masih dihiasi kemacetan lalu lintas. Selain tingginya volume kendaraan, kemacetan juga dipicu oleh sejumlah traffic light (lampu merah) yang tak berfungsi.

Berdasarkan informasi yang dihimpun dari Traffic Management Center (TMC) Polda Metro Jaya, Rabu (22/9/2014), sejumlah wilayah di Jakarta sudah mengalami kemacetan lalu lintas.

Kemacetan sudah terpantau dari daerah penyanggah Jakarta, yakni Bekasi menuju Kalimalang, Jakarta Timur. Kemacetan pun berlanjut dari Kalimalang mengarah ke Cawang. Sedangkan, dari Bogor memasuki Jalan Raya Pasar Rebo, Jakarta Timur, juga sudah mengalami kepadatan lalu lintas.

Traffic Light Matraman tidak berfungsi, Dishub sudah dihubungi Untuk perbaikan karena rawan kecelakaan. Sementara lalu lintas Jalan Raya Pondok Gede depan Lubang Buaya juga terpantau padat.

Memasuki wilayah Jakarta Pusat, kepadatan lalu lintas sudah terlihat di Jalan Galur arah Senen tersendat imbas antrean kendaraan di Underpass Senen. Kondisi ini diperparah dengan tidak berfungsinya traffic light Artha Graha di Jalan Cokroaminoto dan traffic light Kebon Sirih, keduanya harus diperbaiki karena rawan kecelakaan.

Beralih ke Jakarta Selatan, kemacetan terjadi di Ulujami menuju Cipulir hingga Kebayoran Lama. Kemacetan semakin panjang setelah traffic light Unilever Petukangan tidak berfungsi. Tidak berfungsinya traffic light juga terjadi di ITC Fatmawati.

Sementara, lalu lintas Depok arah Lenteng Agung hingga Pasar Minggu dan Pancoran, padat kedua arah. Kondisi serupa juga terjadi di Jalan Raya Pancoran hingga menuju Semanggi dan Mampang Prapatan menuju ke Kuningan.

Kemudian, Jalan Kalideres arah Cengkareng, Jakarta Barat, juga padat di kedua arah. Cengkareng menuju Jembatan Gantung hingga Pesing padat merayap, sebaliknya ramai lancar.

Kemacetan juga terjadi di jalan bebas hambatan atau tol. Tol Bekasi Barat arah ke Pondok Gede Timur lalin padat merayap, arah sebaliknya lancar.

Lalu lintas di Tol Dalam Kota Cawang arah ke Semanggi padat. Sedangkan, Pintu Keluar Tol Cawang/Halim arah Pancoran terpantau mulai padat.

Sumber : http://news.okezone.com/read/2014/09/22/500/1042422/traffic-light-tak-berfungsi-jakarta-makin-macet

Jumat, 19 September 2014

Jakarta Kebanjiran Sumbangan Truk Sampah

Jakarta, GATRAnews - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta selama tahun 2014 kebanjiran sumbangan truk sampah. Hingga saat ini Dinas Kebersihan DKI mencatat sudah menerima 74 unit truk sampah dari berbagai asosiasi perusahaan.

Wakil Kepala Dinas Kebersihan Isnawa Adji menuturkan, truk sampah tidak bisa langsung digunakan. Terlebih dahulu harus dicatatkan sebagai aset di Badan Pengelola Keuangan Daerah (BPKD).

"Kemudian proses selanjutnya kelaikan truknya. Serta pengurusan surat operasional. Proses di BPKD itu memerlukan waktu lebih dari satu bulan," ujar Isnawa di Balai Kota DKI, Jakarta Pusat, Kamis (18/9).

Dinas Kebersihan DKI bakal mengecek berbagai kelengkapan dan fasilitas yang ada di dalam truk sampah, seperti saringan air kotor, dan lainnya. Apabila ada bagian yang kurang, Dinas Kebersihan DKI langsung menambahnya kemudian disebar ke kecamatan, kelurahan, air, sungai dan waduk.

Beberapa perusahaan swasta telah berbaik hati kepada Pemprov DKI dengan menghibahkan truk-truk sampah itu. Perusahaan yang tahun ini menghibahkan truk-truknya ke DKI adalah dari Taipei Economic and Trade Office (TETO) sebanyak 2 unit, PT Gaya Makmur Mobilindo 2 unit, Bank Mandiri 3 unit, Perhimpunan Pengusaha Indonesia Tionghoa 53 unit, dan Petrillum Assosiation sebanyak 14 unit.‎

Sumber : http://www.gatra.com/nusantara-1/jawa-1/66471-jakarta-kebanjiran-sumbangan-truk-sampah.html

Kamis, 18 September 2014

Jakarta, Kota Terburuk di Indonesia

JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua Pusat Studi Urban dan Desain (PSUD) Mohammad Danisworo mengatakan, Jakarta merupakan kota terburuk di Indonesia. Meski menyandang predikat sebagai ibu kota, Jakarta tidak indah secara visual, tidak berfungsi secara baik, dan buruk dalam hal tata kota.

"Semua serba kacau, semrawut, dan serampangan. Kualitas hidup penduduknya jangan ditanya," ujar Danisworo kepada Kompas.com seusai proses penjurian Indocement Awards 2014 kategori Developer Award, Selasa (16/9/2014).

Lebih jauh, Danisworo mengungkapkan, Jakarta disebut tidak berfungsi karena untuk menempuh jarak sepanjang 5 kilometer saja memerlukan waktu sekitar 2 jam. "Jakarta menjadi tidak berfungsi dilihat dari segi itu. Pendek kata, kualitas fungsi kotanya buruk," kata Danisworo.

Dia melanjutkan, Jakarta tidak indah karena secara visual semrawut, tidak tertata dengan baik, dan secara visual tidak estetis. Selain itu, tata kotanya sangat membingungkan warganya.

"Jangan dulu lakukan kajian tata ruang wilayah. Hal-hal yang kecil saja, seperti penunjuk jalan, tempat sampah, dan taman, Jakarta tidak mampu menyediakannya dengan baik," imbuh Danisworo.

Padahal, dia menambahkan, estetika sangat perlu untuk memudahkan dan memperlancar warga, terlebih bagi turis untuk mengeksplorasi tiap sudut kota. "Jalan-jalan di kota ini menjadi tidak efektif dan efisien hanya karena masalah sepele," tandasnya.

Hal berikutnya yang tak kalah krusial disorot oleh Danisworo adalah masalah tata kota dan tata lingkungan. Faktor ini dipandang sangat vital karena menyangkut keberlanjutan pengembangan kota berikut aktivitas fisik warganya.

"Untuk mengatasi masalah-masalah tersebut, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta harus berkomitmen dengan rencana tata ruangnya, kreatif membuat terobosan-terobosan dan inovasi dalam mengatasi tiga masalah tadi," ucap Danisworo.

TOD

Dia menambahkan, meski demikian, langkah Pemprov DKI Jakarta mempercepat pembangunan mass rapid transit (MRT) patut diapresiasi, walaupun sangat terlambat. Jakarta merupakan kota yang unik. Pasalnya, pembangunan sarana transit dilakukan belakangan.

"Jika kemudian hal itu (transit oriented development atauTOD) yang ditempuh, Jakarta seharusnya juga melakukan perbaikan pada tataran kelompok-kelompok dan wilayah-wilayah kecil dulu sehingga dapat dihubungkan oleh sarana transit tadi menuju pusat. Dengan demikian, sirkulasi lancar dan kepadatan Jakarta tidak lagi terkonsentrasi pada satu titik," kata Danisworo.

TOD yang merupakan pengembangan kawasan berlandaskan transit, imbuh dia, cocok untuk Jakarta. Daerah-daerah TOD akan memiliki kepadatan tinggi. "Orang harus bisa berjalan kaki dari rumahnya menuju tempat aktivitas. Ini esensi TOD. TOD juga harus multiguna tanpa tergantung pada kendaraan. Namun sebaiknya, sebelum bangun TOD, diperbaiki dulu wilayah-wilayah kecil di sekitarnya," pungkas Danisworo.

Sumber : http://properti.kompas.com/read/2014/09/17/115909921/Jakarta.Kota.Terburuk.di.Indonesia

Rabu, 17 September 2014

Jalan Layang Khusus Bus Alternatif Atasi Kemacetan

Jakarta, HanTer - Kemacetan yang kerap terjadi di sejumlah ruas jalan di DKI Jakarta terutama pada jam puncak pagi hari dan sore hari, membuat sebagian besar pengguna kendaraan pribadi dan umum frustasi. Waktu tempuh perjalanan bertambah, kepatuhan dan ketertiban terhadap rambu-rambu lalu lintas dan peraturan lalu lintas diabaikan sehingga menambah tingkat stress pengguna kendaraan.

Jumlah kendaraan yang meningkat setiap tahun tidak sebanding penambahan ruas jalan. Untuk mengatasi dan mengurangi kemacetan harus diupayakan lebih banyak pengguna kendaraan umum dibanding kendaraan pribadi dengan meningkatkan pelayanan terhadap angkutan massal. Antara lain dibangun Monorail, Mass Rapid Transit dan Jalan Layang Khusus Bus.

Dinas Pekerjaan Umum Provinsi DKI Jakarta melalui Bidang Jembatan telah memprogramkan Pembangunan Jalan Layang Khusus Bus agar pelayanan bus Trans Jakarta dapat lebih baik lagi dan menjadi daya tarik bagi pengguna kendaraan pribadi untuk menggunakan bus/ angkutan massal. Mulai tahun 2014, direncanakan Pembangunan Jalan Layang Khusus Bus Koridor 13 dari Ciledug – Blok M – Tendean dengan waktu pelaksanaan selama 24 bulan, yang dilaksanakan secara simultan dengan sistem Rancang Bangun (Design and Build).

Dimana pelaksana membuat detail rencana, menghitung biaya, dan melaksanakan hingga selesai. "Dengan sistem Rancang Bangun tersebut pelaksana harus bertanggung jawab secara penuh terhadap hasil pembangunan yang dilaksanakannya mulai dari perencanaan hingga pemeliharaan," ujar Kepala Bidang Jembatan DPU DKI Indrastuty R. Okita kepada Harian Terbit di Jakarta, Selasa (16/9). Pembangunan Jalan Layang Khusus Bus tersebut saat ini masih dalam proses lelang di ULP dan diperkirakan kontrak pada bulan November 2014.

Menjawab pertanyaan mengapa dibangun jalan layang khusus bus tersebut, Indrsatuty menyatakan pengadaan lahan di Jakarta sangat kompleks permasalahannya dan dibutuhkan waktu yang lama sedangkan kebutuhan untuk meningkatkan pelayanan terhadap pengguna kendaraan umum khususnya bus Trans Jakarta sangat dibutuhkan dan harus segera disediakan. Maka diprogramkan Pembangunan Jalan Layang Khusus Bus ini. "Pembangunannya diupayakan menggunakan lahan jalan yang ada dan apabila ada pembebasan tanah hanya di titik-titik tertentu yang dibutuhkan seperti untuk perletakan tiang halte," ujarnya.

Dengan adanya Jalan Layang Khusus Bus ini waktu tempuh menjadi lebih singkat dan lancar. Selain meningkatkan pelayanan publik jalan layang khusus bus tersebut juga menambah road ratio jalan. Pada ruas Ciledug s/d Kebayoran Lama, direncanakan ada penambahan jalur yang nantinya dapat digunakan untuk kendaraan selain bus dengan sistem pembatasan misalnya ERP. Terkait apakah hanya koridor Ciledug – Blok M – Tendean saja yang dibuat jalan layang khusus bus, dia menegaskan awalnya memang akan dicoba dulu koridor Ciledug – Blok M – Tendean.

"Kemudian dievaluasi hasilnya namun dengan berbagai pertimbangan dan pemikiran serta usulan dari pakar transportasi akhirnya diputuskan untuk membangun pada koridor-koridor lainnya seperti Koridor 11 Kampung Melayu – Pulo Gebang, Koridor 14 Kali Malang – Tendean dan Koridor 15 Pasar Minggu – Manggarai," ujarnya. Untuk 3 koridor tersebut saat ini sedang dilakukan Analisa Dampak Lingkungan (AMDAL), dan direncanakan lelang pada bulan November 2014 menunggu persetujuan pelaksanaan tahun jamak yang saat ini sedang diproses.

Sumber : http://www.harianterbit.com/read/2014/09/16/8406/0/18/Jalan-Layang-Khusus-Bus-Alternatif-Atasi-Kemacetan

Selasa, 16 September 2014

Proyek 6 Ruas Tol Jakarta Akan Picu Masyarakat Membeli Mobil Baru

JAKARTA - Wacana pembangunan enam ruas jalan tol di Jakarta menuai kontroversi. Pembangunan yang diprakarsai PT Jakarta Toll Development bekerja sama dengan Badan Pengelola Jalan Tol (BPJT), dianggap tidak menyelesaikan permasalahan kemacetan di Jakarta.

Pengamat Kebijakan Publik, Agus Pambagio menilai, pembuatan enam ruas jalan tol akan memicu masyarakat untuk lebih menggunakan kendaraan pribadi dibandingkan kendaraan umum.

"Tidak akan selesai kemacetan. Jalanan ditambah malah akan memicu orang untuk membeli mobil. Karena jalan tol itu bukan kebanyakan yang menggunakan adalah kendaraan pribadi. Bukan kendaraan umum," ujar Agus konfrensi pers di Gedung Sarinah, Jakarta Pusat, Jumat (12/9/2014).

Aktivis dari Protes Publik itu mengungkapkan, selain memperparah kemacetan, proyek yang akan dibangun 85 persen di atas lahan hijau dan jalan kereta api ini akan meningkatkan polusi dan mengancam kesehatan masyarakat.

"Juga akan mengurangi nilai estetika dari tata kota Jakarta itu sendiri," jelasnya.

Agus juga mempertanyakan mengenai modal pembangunan tersebut. Dikatakan Agus, Plt Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahja Purnama alias Ahok beberapa kali menyebut bahwa proyek enam ruas tol dibangun oleh BUMD.

"Patut diduga dengan diakuinya PT JTD sebagai BUMD maka ada kemungkinan aliran dana APBD dari Pemrov DKI. Untuk itu kami menghimbau DPRD agar segera memanggil Ahok untuk menjelaskan dan bertanggungjawab. Selain itu juga kami mendesak Badan Pemeriksa Keuangan untuk mengaudit aliran dana proyek tersebut," tegasnya.

Sumber : http://jakarta.okezone.com/read/2014/09/12/500/1038259/proyek-6-ruas-tol-jakarta-akan-picu-masyarakat-membeli-mobil-baru

Senin, 15 September 2014

Lebaran Betawi Dimulai, Monas Banjir Makanan Betawi

JAKARTA - Lebaran Betawi tahun 2014 hari ini resmi dibuka menu makanan khas Betawi pun menjadi primadona di even tahunan ini.

Lebaran Betawi yang berlangsung mulai hari ini hingga Minggu, 14 September besok diadakan di kawasan Monas, Jakarta Pusat.

Berbagai menu makanan tradisional disajikan oleh 44 peserta yang berasal dari seluruh kecamatan di Ibu Kota ini. Sindonews yang datang ke lokasi tadi siang, melihat berbagai stan dari lima Pemkot dan satu kabupaten.

Di stan Kepulauan Seribu yang terkenal dengan wisata air menempatkan manekin dengan perlengkapan menyelam di depan gerbang saat orang ingin masuk melihat apa saja di dalam 'A Thousand Islands' tersebut.

Di stan ini kita bisa menikmati makanan khas asli Kepulauan Seribu yang tak kalah enaknya dari makanan khas Jepang. Sashimi merupakan makanan khas Kepulauan Seribu yang berasal dari bahan baku berupa ikan bawal putih diberi cocolan kecap asin dan wasabi.

Sementara di stan Jakarta Utara, stand ini mengambil konsep rumah jagoan Betawi yakni Si Pitung. "Selamat datang di kediaman Pitung" adalah slogan wilayah Jakarta Utara yang terpampang saat pintu masuk.

Wali Kota Jakarta Utara Heru Budi Hartono menuturkan, Jakarta Utara juga memiliki makanan khas yakni telor bebek rasa udang.

"Gak cuman itu kita juga ada tempo doeloe, rumah pitung, yang intinya ini lebaran jadi kita hadirkan makanan gratis kepada warga yang pengen lihat kedalam," ujarnya ditemui di stan Pemkot Jakarta Utara, Sabtu (13/9/2014).

Lain Jakarta Utara, kini lain lagi di Jakarta Selatan tepatnya di stan kecamatan Kebayoran Lama ada soto Betawi Haji Rifo, putu mayang, kue abuk, kue talam udang.

"Ya pokoknya kita hadirkan semua makanan khas disini," ujar Wakil Camat Kebayoran Lama, Endang Efendi.

Sumber : http://metro.sindonews.com/read/901130/31/lebaran-betawi-dimulai-monas-banjir-makanan-betawi

Jumat, 12 September 2014

Giant Sea Wall, Tanggul Raksasa Jakarta yang Dikepung 17 Pulau

Liputan6.com, Jakarta - Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional (Bappenas) menyatakan proyek tanggul raksasa (Giant Sea Wall) akan dikelilingi 17 pulau di Utara Jakarta. Di antara pulau tersebut, Presiden Baru Joko Widodo (Jokowi) ingin membangun sebuah bandara.

Deputi Bidang Sarana dan Prasarana Bappenas, Dedy S Priatna mengatakan, pihaknya akan membahas mega proyek tersebut dengan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Chairul Tanjung dan Gubernur DKI Jakarta pada bulan ini.

"Pemilik 17 pulau sudah memberikan izin, dan akan diintegrasikan di dalam hal-hal yang sudah disepakati. Izin merupakan bagian yang harus disiapkan dalam pembangunannya," ungkap dia di Jakarta, seperti ditulis Kamis (11/9/2014).

Menurut Dedy, pemerintah juga tengah menjajaki nama yang pas untuk proyek Giant Sea Wall ini. Pasalnya pemerintah sepakat untuk menamai dalam bahasa Indonesia, bukan bahasa asing.

Di samping itu, sambungnya, Presiden Jokowi merencanakan pembangunan bandara di antara 17 pulau yang mengelilingi tanggul raksasa. Rencana ini masih terus dikaji karena akan berbenturan dengan rencana induk Kementerian Perhubungan (Kemenhub).

"Pak Jokowi ingin ada airport di situ. Letaknya di antara 17 pulau atau di sisi Timur. Kami lagi lihat kelayakannya seperti apa karena sesuai rencana induk Kemenhub tidak ada airport di sana. Nanti kami lihat keputusannya di pemerintahan baru," tegas dia.

Setelah desain selesai, Giant Sea Wall ini bakal digarap oleh Badan Khusus, bukan sektoral, misal Kementerian Pekerjaan Umum atau lainnya. Keputusan pembentukan Badan Khusus sudah disepakati bersama.

Sementara untuk pembangunannya, dia bilang, konstruksi tanggul raksasa tahap I yakni seksi A dan seksi B ditargetkan rampung pada 2025. Secara keseluruhan, proyek ini akan selesai pada 2050.

"Tapi dari arahan Pak Jokowi menginginkan lebih cepat, misalnya untuk kesanggupan penyelesaian seksi A dan seksi B pada 2023 atau 2020," ucapnya.

Dedy mengaku, pengerjaan Giant Sea Wall untuk mengatasi banjir di Jakarta membutuhkan payung hukum berupa Undang-undang (UU) atau Peraturan Pemerintah Pengganti UU (Perppu) supaya bisa langsung dikerjakan cepat.

"Diharapkan bisa groundbreaking atau pencanangan 9 Oktober mendatang. Dana sudah dialokasikan di Kementerian Pekerjaan Umum. Tapi tergantung keputusan para menteri dan Gubernur DKI saat pertemuan akhir September nanti," pungkasnya.

Pembangunan bendungan laut itu bertujuan menanggulangi banjir, khususnya rob di sisi utara Jakarta. Tanggul raksasa ini diproyeksikan untuk melindungi Jakarta hingga 1.000 tahun ke depan. Selain itu, tanggul ini juga untuk memudahkan pembuangan air dari daratan ke laut dan sebagai tempat penyimpanan air bersih.

Sumber : http://bisnis.liputan6.com/read/2103686/giant-sea-wall-tanggul-raksasa-jakarta-yang-dikepung-17-pulau

Kamis, 11 September 2014

Bayar Rp 28 Juta/Jam, Taksi Ini Tawarkan Bebas Macet di Jakarta

MedanBisnis - Jakarta .Sudut kota DKI Jakarta dan sekitarnya selalu diwarnai kemacetan setiap hari. Akibatnya mobilitas orang menjadi terganggu khususnya bagi kalangan pebisnis yang menghargai waktu.

Melihat kondisi ini, ada perusahaan taksi yang menawarkan jasa angkutan bebas macet. Taksi bebas macet ini memakai moda helikopter. Jasa taksi udara ini ditawarkan oleh PT Whitesky Aviation. Untuk sekali naik, konsumen dikenakan biaya US$ 2.800 per jam atau sekitar Rp 28 juta.

"Ongkos sewa per jam minimum per hari sewanya 2 jam. Per jam US$ 2.800. Itu dapat fasilitas fuel dan lounge," kata Sales Executive Officer Whitesky Aviation Rossiano I. Sukur kepada detikFinance pada acara pameran transportasi di Smesco Tower, Jakarta, Rabu (10/9/2014).

Whitesky menyediakan 5 unit helikopter jenis Bell 407 dan Bell 409. Sebanyak 2 unit disiagakan di Jakarta dan 3 unit di Balikpapan Kalimantan Timur. Sekali terbang, taksi udara mampu membawa 4 penumpang.

Untuk area Jakarta, taksi udara menyasar kalangan pebisnis dan perusahaan. "Balikpapan untuk mining and plantation company. Kita sudah kontrak. Kalau Jakarta kebanyakan buat bisnis," sebutnya.

Taksi udara ini juga bisa difungsikan sebagai ambulans darurat untuk keperluan evakuasi udara (medical evacuation).

Untuk menyewa taksi udara, konsumen bisa menghubungi pihak operator 2 jam sebelum penggunaan. Taksi ini juga bisa mendarat pada fasilitas helipad yang ada di atas gedung-gedung kota Jakarta.

Selain menawarkan jasa sewa helikopter, Whitesky juga menawarkan jasa foto udara memakai pesawat baling-baling tipe Cessna 402. Biaya sewa pesawat ini lebih murah ketimbang taksi udara yakni senilai US$ 1.710 per jam.

"Itu untuk survey geothermal, Pemda juga sewa untuk foto kota dari atas," katanya.

Sumber : http://medanbisnisdaily.com/news/read/2014/09/10/116786/bayar_rp_28_juta_jam_taksi_ini_tawarkan_bebas_macet_di_jakarta

Rabu, 10 September 2014

Parkir sembarang di Jakarta, denda Rp500 ribu

Dinas Perhubungan DKI Jakarta menarik retribusi Rp500 ribu per hari untuk kendaraan roda empat yang parkir sembarangan, mulai Senin (08/09).

Pada tahap awal, ada lima titik di Jakarta yang akan ditertibkan, yakni Tanah Abang, Jatinegara, Marunda, Kalibata, dan Stasiun Jakarta Kota.

"Kendaraan yang parkir sembarangan sudah kita derek lalu dibawa ke Rawa Buaya, Terminal Barang Pulogebang atau Terminal Barang Tanah Merdeka.

"Pelanggar ditilang Rp500.000, lalu di situ ada bukti tilangnya. Kalau sudah dibayar, baru mobilnya bisa dibawa," kata anggota Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Jatmiko.

Namun, ketika wartawan BBC Rizki Washarti memantau keadaan di Tanah Abang Senin (08/09) siang masih terdapat banyak kendaraan yang parkir sembarangan.

"Ini masih patroli. Dari pukul 08.30 pagi kita sudah melakukan razia. Jadi ini kita berpatroli memutar, nanti berputar lagi. Besok juga," jelas Jatmiko.

Operasi penertiban dilakukan oleh Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Kepolisian, dan Garnisun.

Sumber : http://www.bbc.co.uk/indonesia/berita_indonesia/2014/09/140908_denda_parkir_sembarangan.shtml

Senin, 08 September 2014

Orang Jakarta Ribut Macet, tetapi Masih Lakukan Ini?

JAKARTA, KOMPAS.com — Selain tingginya jumlah kepemilikan kendaraan pribadi, penyebab lain kemacetan di Jakarta adalah rendahnya tingkat kesadaran pengendara kendaraan untuk tertib berlalu lintas. Ada beragam perilaku berkendaraan yang menyumbang penyebab kemacetan, salah satunya adalah kebiasaan para pengendara di persimpangan berlampu lalu lintas.

Kepala Sub-Direktorat Dikyasa Ditlantas Polda Metro Jaya Ajun Komisaris Besar Warsinem menyebutkan, beberapa perilaku yang turut menyumbang kemacetan itu mulai dari berkendara melawan arus, berkecepatan rendah di lajur cepat, dan berhenti di depan garis putih pembatas saat lampu lalu lintas di persimpangan menyala merah.

Khusus untuk poin yang terakhir, kata Warsinem, pengendara kendaraan yang berhenti di depan garis pembatas di persimpangan itu justru acap kali tak melihat lampu pengatur lalu lintas. Mereka pun kerap tak melihat lampu telah berganti warna menjadi hijau.

"Harus diklakson dulu oleh kendaraan yang ada di belakang baru kemudian mereka jalan. Yang seperti ini kan sebenarnya memperlama saja," kata Warsinem, di sela acara kampanye keselamatan berlalu lintas, di kawasan Bundaran HI, Jakarta, Minggu (7/9/2014) pagi.

Ambil jalur

Persoalan berhenti di persimpangan ini, lanjut Warsinem, juga diperparah dengan perilaku para pengendara yang mengambil jalur kendaraan dari arah lain. Situasi tersebut, tegas dia, merupakan pemicu arus lalu lintas stuck, kendaraan dari semua arah tak lagi bisa bergerak karena mampat di persimpangan.

Berhenti di depan garis putih pembatas saat lampu lalu lintas menyala merah, kata Warsinem, juga tindakan yang memakan hak para pejalan kaki. "Kebiasaan" melewati garis batas tersebut pada umumnya "menjajah" zebra cross yang seharusnya merupakan ruang bagi para pejalan kaki untuk menyeberang.

"Tidak hanya bikin macet, tapi juga bikin orang susah nyebrang," kata Warsinem. "Jadi, benar-benar sangat merugikan. Harusnya kalaupun tidak ada garis stop, mereka berhenti di belakang lampu lalu lintas," ujar dia.

Warsinem mengatakan, sekarang jajaran Ditlantas Polda Metro Jaya sedang gencar menindak para pelanggar lalu lintas yang berpotensi menyebabkan kemacetan. Dalam dua pekan terakhir, per Sabtu (6/9/2014), 4.000-an orang sudah ditilang. "Untuk pelanggaran penyebab kemacetan, termasuk yang masuk ke jalur busway," sebut dia.

Sumber : http://megapolitan.kompas.com/read/2014/09/07/12312911/Orang.Jakarta.Ribut.Macet.tapi.Masih.Lakukan.Ini

Jumat, 05 September 2014

Urai Macet di Jakarta, Polda Metro Kerahkan Unit Pemburu Kemacetan Bersepeda

Jakarta - Kemacetan di Ibu Kota ini seakan tidak pernah ada habisnya. Setiap sudut jalanan di Jakarta penuh sesak oleh kendaraan bermotor. Bahkan, polisi lalu lintas pun kerap terjebak kemacetan saat hendak menuju ke lokasi untuk mengurai kemacetan.

Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya Kombes Pol Restu Mulya Budyanto mengatakan, sebagai solusi mengatasi permasalahan tersebut, pihaknya mengerahkan pasukan khusus untuk mengurai kemacetan di Jakarta.

"Kita siapkan pasukan bersepeda, namanya Unit Pemburu Kemacetan. Kalau pakai sepeda kan bisa diangkat ke trotoar tanpa harus dikayuh bisa sambil jalan kaki kan lebih cepat," ujar Restu di Jakarta, Kamis (4/9/2014).

Untuk menunjang anggota patroli bersepeda, Polda Metro Jaya menyiapkan ratusan unit sepeda kayuh. Sepeda-sepeda ini nantinya akan disebarkan ke Polres-Polres.

"Selain anggota Direktorat Lalulintas Polda Metro Jaya, sepeda ini juga akan kami drop ke Satwil-Satwil," imbuhnya.

Selain anggota bersepeda, Direktorat Lalulintas Polda Metro Jaya juga mengerahkan pasukan bermotor trail untuk mengurai kemacetan. Ada 70 unit motor trail yang disiapkan.

Lebih jauh, Restu mengatakan, kemacetan di Jakarta saat ini sudah pada level kronis. Kemacetan sudah menyebar ke hampir sudut kota.

Disamping banyaknya jumlah kendaraan, banyaknya hambatan jalan menjadi penyumbang kemacetan. Seperti contohnya pedagang kaki lima (PKL) dan parkir liar. Sementara jumlah kendaraan meningkat, namun di sisi lain infrastruktur jalan tidak bertambah.

Sumber : http://news.detik.com/read/2014/09/04/112709/2681059/10/urai-macet-di-jakarta-polda-metro-kerahkan-unit-pemburu-kemacetan-bersepeda

Kamis, 04 September 2014

Ahok: Kami Mau Usul Semua Transjakarta Bayar Rupiah per Kilometer

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama berencana menghapus Angkutan Perbatasan Terintegrasi Busway (APTB). Untuk tarif Transjakarta yang menggantikan APTB, Ahok akan menerapkan biaya per kilometer.

"Nanti kami mau usul semua Transjakarta itu bayar rupiah per kilometer. Sehingga dia (Transjakarta) setiap 10 menit muter," ujar Basuki yang akrab disapa Ahok di Balaikota DKI Jakarta, Selasa (2/9/2014).

Penghapusan APTB, menurut Ahok, akan dilakukan bertahap. Penghapusan ini dilakukan untuk mencegah bus APTB yang menolak jalan lantaran minimnya penumpang. "Seharusnya tidak ada APTB, secara bertahap nanti dihapus," kata Ahok.

Menurut Ahok, nantinya bus Transjakarta yang akan menggantikan APTB ini akan memperluas trayek hingga ke daerah-daerah penunjang di sekitar DKI Jakarta.

"Semua nanti harus masuk dalam Transjakarta. Sekarang kan kalau lagi sepi dia (APTB) nggak mau jalan, dia turunin penumpang di tengah jalan. Dia mau balik lagi takut macet. Ngga bisa pelayanan bus seperti itu," jelas Ahok.

Sumber : http://news.liputan6.com/read/2100125/ahok-kami-mau-usul-semua-transjakarta-bayar-rupiah-per-kilometer

Rabu, 03 September 2014

TV Jepang Soroti Kemacetan Jakarta, Jokowi Diminta Benahi Perkeretaapian

TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Satu acara di sebuah televisi Jepang, Senin (1/9/2014) pukul 22.20 malam cukup mengagetkan karena menyajikan gambar Joko Widodo (Jokowi) dan sudah tertulis sebagai Presiden Republik Indonesia.

Navigator acara menyatakan, Jokowi berusaha untuk membenahi transportasi Jakarta yang sangat macet saat ini dan tercatat kemacetan Jakarta nomor dua terparah di dunia setelah Bangkok. Demikian ungkap TV Tokyo kemarin.

Pada acara dengan tema Ajia Nayamimasu Dai Juutai (pengalaman macet luar biasa di Asia), sistem transportasi Jepang ternyata menjadi terkenal di sana, antara lain di Indonesia dan di Bangladesh. Di Indonesia khususnya pengguna kereta api dari Jepang ber AC yang diambil dari kereta bekas jalur Saikyo Line di Tokyo menghubungkan dengan daerah Saitama. Sedangkan di Bangladesh dengan penggunaan kartu elektronik sebagai pembayaran tiket bus buatan badan kerja sama internasional Jepang (JICA).

"Enak sekali sejuk, tak perlu lagi naik mobil, transportasi seperti ini dibutuhkan di Jakarta," ungkap para penumpang yang diwawancarai televisi tersebut berada di dalam kereta api Jabodetabek yang ber-AC, sejuk. Gerbong kereta tersebut bekas kereta Saikyo Line di Tokyo-Saitama.

"Apabila dia (Jokowi) presiden nantinya tampaknya rencana pembenahan kemacetan di Jakarta khususnya akan berjalan lancar, dan mudah-mudahan perkeretaapian berjalan dengan lancar," papar Yoshiyuki Yamaguchi, profesor Rikkyo University sebagai navigator acara tersebut bersama Shelly, artis Jepang.

Pembuatan jalur kereta api dan stasiun kereta api menurutnya adalah "Machi Zukuri" atau pembuatan sebuah kota. Ada stasiun kereta api, biasanya akan muncul lokasi hunian, toko, tempat penginapan, taman hiburan dan sebagainya.

Pihak televisi mencoba pula membandingkan siang hari pukul 13.26 antara penggunaan kereta api dan penggunaan mobil dari stasiun kereta api Manggarai Pasar Rumput menuju stasiun Juanda, Gambir Monas. Ternyata dengan kereta api hanya 13 menit dan berkendaraan mobil menghabiskan waktu 45 menit, berarti tiga kali lipat hanya dalam jarak sekitar 6 kilometer tersebut.

Akibat kemacetan luar biasa di Jakarta itu, kerugian ekonomi diperkirakan mencapai 870 miliar yen per tahun.

"Jumlah uang yang sangat besar dan sangat mubazir akibat kemacetan di Jakarta tersebut bukan?" tambah sang profesor itu lagi.

Seorang administrator East Japan Railways, Ishikawa pun cukup kaget ketika melihat pekerja kereta api hanya pakai sandal dan tidak pakai helmet saat pekerjaan perawatan kereta api di pusat perawatan perkeretaapian di Jakarta.

"Mungkin budaya berbeda ya. Kalau kita di Jepang sudah pasti pakai sepatu dan sepatu khusus untuk pekerjaan ini," ujarnya.

"Kami memang menargetkan penjualan kereta bekas ke Asia Tenggara karena ke negara maju biasanya mereka sudah mapan dan sudah memiliki sistem serta transportasi dengan baik," kata seorang pimpinan JE East Railways, Nishiyama.

Direktur Utama PT KCJ Tri Handoyo juga muncul di acara televisi dan berkomentar bahwa saat ini sudah 800 kereta api dari Jepang dimasukkan ke Indonesia.

"Kita sangat butuh kereta api Jepang dan masih butuh 600 kereta api lagi," paparnya.

Tahun ini sekitar 450.000 orang per hari dan tahun 2018 diperkirakan sedikitnya mencapai 1,8 juta orang berpindah menggunakan kereta api per harinya di Jabodetabek saja.

Sumber : http://www.tribunnews.com/internasional/2014/09/02/tv-jepang-soroti-kemacetan-jakarta-jokowi-diminta-benahi-perkeretaapian

Selasa, 02 September 2014

"Jakarta Harus Dibangun seperti Chicago"

JAKARTA, KOMPAS.com - Kondisi macet Jakarta yang sudah tidak masuk akal membutuhkan penanganan cepat, dan tepat. Jakarta, mau tidak mau, harus mengacu pada Chicago. Kota di Amerika Serikat ini punya masalah serupa dengan Jakarta, yakni kemacetan dan keserawutan.

Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama, mengutarakan hal tersebut terkait rencana besar menjadikan Jakarta sebagai kota dengan konektivitas tinggi, kepada Kompas.com, Jumat (29/8/2014).

"Kapasitas infrastruktur jalan Jakarta sangat terbatas, sementara pertumbuhan bangkitan manusia dan kendaraan semakin tinggi. Jakarta tuh bangun gedung-gedung dulu baru jalan. Chicago juga sama saja, bangun rumah, hotel, pusat belanja, dan apartemen tinggi-tinggi, tapi jalan diabaikan," ujar Basuki yang akrab disapa Ahok.

Jalan keluarnya, lanjut Ahok, Chicago membangun jalur lingkar tak sebidang berbasis rel (elevated loop line). "Untuk mengatasi macet, Jakarta harus seperti Chicago. Bangun loop line-loop line dengan berdasarkan back bone yang sudah ada baik dari Utara Selatan, maupun Timur dan Barat. Ambisi kita adalah membangun integrated connectivity transportation," kata Ahok.

Untuk merealisasikan konsep tersebut, tambah dia, harus disediakan fasilitas park and ride yang besar dan representatif. Fasilitas park and ride ini akan terkoneksi dengan MRT atau busway.

"Hanya dengan cara itu, Jakarta bisa keluar dari masalah akut kemacetan. Mau bagaimana lagi? Bangunan-bangunan tinggi, gedung-gedung pencakar langit kadung dibangun," tandas Ahok.

Sebelumnya diberitakan untuk mengatasi kemacetan dan terbatasnya kapasitas jalan, Pemprov DKI Jakarta menggenjot pembangunan infrastruktur melalui megaproyek jalur lingkar layang bersama PT Kereta Api Indonesia.

Pemerintah pusat bertanggung jawab pada pembangunan fisik rel, Pemprov DKI pada sarana dan prasarana pendukung, dan PT KAI pada pengadaan kereta. Proyek pembangunan akan menelan biaya hingga Rp 9 triliun untuk seluruh jalur lingkar sepanjang 27 kilometer.

Sebanyak Rp 2,5 triliun untuk lintas timur (Kampung Bandan-Senen-Pondok Jati) sejauh 10 kilometer, sedangkan sisanya untuk lintas barat (Manggarai-Tanah Abang-Angke-Kampung Bandan) yang memiliki jarak 17 kilometer.

Sumber : http://properti.kompas.com/read/2014/08/29/174025121/.Jakarta.Harus.Dibangun.seperti.Chicago

Senin, 01 September 2014

Twitter Garap Proyek Penanggulangan Banjir Jakarta

TEMPO.CO, Jakarta - Penyedia layanan microblogging terbesar, Twitter Inc, akan turun tangan dalam salah satu proyek pendukung infrastruktur di Indonesia. (Baca: Twitter Kembangkan Cuit Lewat SMS)

Kepada Tempo, Kepala Komunikasi Korporat Twitter untuk Wilayah Asia Pasifik, Dickson Seow, mengatakan perusahaannya tengah menggarap sistem pendataan guna menanggulangi bahaya banjir di Jakarta. "Ini adalah proyek kami bersama Wollongong University Australia," katanya di Hotel Kempinski.

Seow mengatakan sistem ini bisa membantu pemerintah dan masyarakat untuk memperkirakan daerah yang akan terkena banjir. Layanan berupa apps atau aplikasi komputer ini juga memudahkan pengiriman bantuan dan tim penyelamat bagi korban. Basis dari sistem ini adalah celotehan atau tweet dari pengguna Twitter yang digabungkan dengan peta digital. (Baca juga: Tweeps Waspadai Portal Berita Palsu)

Menurut Seow, masyarakat tinggal mengirimkan tweet berisi informasi banjir dengan menggunakan tanda pagar (hashtag) #petajakarta, dan hasilnya akan dipindai oleh sistem pemetaan yang tengah dirancang. "Dari data itu, daerah yang perlu bantuan bisa diketahui," ujarnya. (Baca: Twitter Tambahkan Menu Belanja di Android)

Selain bersama Wollongong University, Twitter kemungkinan akan bekerja sama dengan beberapa pihak untuk menggarap proyek di Indonesia. Seow mengatakan Twitter akan membuka kantor cabang di Indonesia. (Baca juga: Twitter Bakal Buka Kantor di Jakarta).

Sumber : http://www.tempo.co/read/news/2014/09/01/090603492/Twitter-Garap-Proyek-Penanggulangan-Banjir-Jakarta