Kamis, 11 Desember 2014

Ini Bedanya Macet di Indonesia dengan Jepang

Liputan6.com, Jakarta - Para pengguna kendaraan di kota-kota besar Indonesia, terutama Jakarta, banyak mengeluhkan kemacetan lalu lintas. Tak pelak, Kondisi infrastruktur yang tak memadai kerap dijadikan kambing hitam.

Menariknya, kondisi infrastruktur, terutama jalan yang terbatas dikatakan bukanlah faktor utama penyumbang kemacetan. Sebaliknya, kualitas dari pengemudi ditengarai menjadi faktor utama terjadinya kemacetan parah.

"Banyak orang menganggap kemacetan di jalan disebabkan karena infrastruktur atau membludaknya jumlah kendaraan. Kualitas pengemudi yang kurang baik turut andil dalam terjadinya kemacetan," ungkap Tomy Sofhian, Managing Director TNT Indonesia, pada kegiatan pelatihan Eco Driving, Rabu (10/12/2014).

Lebih lanjut, Tomy memaparkan jika persoalan kemacetan di Jakarta ini sebenarnya jamak terjadi di dunia. "Negara maju seperti Jepang pun turut mengalami kondisi kemacetan seperti di Indonesia," ujarnya.

Dikatakan, suksesnya Jepang mengatasi masalah kemacetan tak hanya dari pembangunan infrastrukturnya saja tetapi juga pembenahan mental para pengemudi. Tabiat buruk pengemudi di Indonesia yang cenderung tak sabar dan saling serobot menjadi biang keladi utama kemacetan.

Ubah Kebiasaan

Celakanya, saat terjadi macet dan kecelakaan, para pengguna jalan langsung menyalahkan polisi yang dianggap kurang dapat mengatur ketertiban lalu lintas. Padahal, kecerobohan dan tabiat buruk dari pengendara menjadi faktor utama terjadinya kecelakaan.

"Jika ingin berkendara sesuai dengan kaidah Eco Driving, upayakan berkendara dengan santai, aman, dan tidak terburu-buru," papar Sony Susmana, instruktur Safety Defensive Consultant Indonesia.

Sony mencontohkan, para pengendara saat ini semakin terbantu dengan adanya fitur penunjuk waktu yang terdapat pada lampu lalu lintas. Hal ini membuat para pengemudi dapat memperkirakan sisa waktu saat berhenti, sehingga mereka dapat mematikan sejenak mesin kendaraaannya.

"Lampu lalu lintas dengan penuunjuk waktu bertujuan untuk Eco Driving. Sayang, perilaku buruk para pengendara malah menyalahgunakan penunjuk waktu tersebut sebagai ajang adu cepat saat lampu menyala hijau," tandasnya.

Sumber : http://otomotif.liputan6.com/read/2145454/ini-bedanya-macet-di-indonesia-dengan-jepang
Related Posts : buruk , driving , eco , faktor , indonesia , infrastruktur , kecelakaan , kemacetan , kondisi , lalu lintas , lampu , pengemudi , pengendara , pengguna , penunjuk , sony , tabiat , tomy , utama

Tidak ada komentar :

Posting Komentar