Selasa, 30 April 2013

Jokowi Akan Cari Utangan Untuk Bangun Deep Tunnel

INILAH.COM, Jakarta - Demi merealisasikan rencananya untuk membangun terowongan multifungsi (deep tunnel), sebagai salah satu cara menanggulangi banjir di Jakarta, Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo mengatakan akan meminjam dana kepada para investor.

Pria yang akrab disapa Jokowi itu merasa yakin banyak investor yang akan tertarik untuk memberikan pinjaman dana yang dibutuhkan untuk membangun deep tunnel. Namun demikian, Jokowi mengatakan hanya akan meminjam dana dari investor dalam negeri.

"Ya ngutang, gampang kok, banyak yang tunjuk jari untuk investasi, dan pola investasi. Bukan investor asing, kita ini berusaha melibatkan investasinya dari nasional, saya kan pro nasional," katanya, Senin (29/4/2013).

Hari ini, Jokowi akan memaparkan rencana pembangunan proyek deep tunnel pada DPRD DKI Jakarta, yang bertempat di Balai Agung Balaikota DKI Jakarta. Terkait bergulirnya isu dana asing dari bank dunia dalam proyek tersebut, Jokowi mengatakan dirinya bum memikirkan hal tersebut.

"Ndak ndak ndak, belum sampe kesitulah (bank dunia) ini kan baru mau menyampaikan (ke DPRD) yah, Giant sea wall itu apa, deep tunnel itu apa., Itu aja," tandasnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta berencana membangun deep tunnel untuk mengatasi masalah banjir di Ibukota. Rencananya, deep tunnel akan dibangun dari ruas Jalan MT Haryono menuju Manggarai, Karet, dan berujung di Pluit. Panjangnya mencapai 22 kilometer dengan kapasitas limpasan air sebanyak 2,5 juta meter kubik tiap tiga jam.[bay]

Sumber : http://metropolitan.inilah.com/read/detail/1983618/jokowi-akan-cari-utangan-untuk-bangun-deep-tunnel#.UX95sqJTDHx

Senin, 29 April 2013

Ribuan Pelayat Antar Uje, Depan TPU Karet Macet

JAKARTA, KOMPAS.com - Ribuan orang ikut mengantar jenazah almarhum ustaz Jeffry Al Buchori (40) ke TPU Karet Pasar Baru Barat, Jakarta Pusat, Jumat (26/4/2013). Jalan di sekitar TPU macet. Aparat kepolisan bersama personel TNI mengamankan pintu masuk lokasi pemakaman.

Pantauan Kompas.com, mobil jenazah yang membawa almarhum Uje -sapaannya- memasuki lokasi pemakaman sekitar pukul 13.15 WIB. Mobil jenazah mendapat pengawalan dari petugas kepolisian langsung masuk menuju ke dalam area pemakaman setelah dishalatkan terlebih dahulu di Masjid Istiqal, Jakarta.

Kendaraan masuk melalui jalur depan Hotel Shangrila dan memutar masuk di Jalan KH Mas Mansyur yang mengarah ke Tanah Abang. Pengendara roda dua dan roda empat yang melalui persis depan lokasi pemakaman macet.

Petugas kepolisian yang mengatur lalu lintas disibukkan dengan ribuan pengantar yang mengendarai kendaraan roda dua. Sementara, pengendara yang melintas berhenti di depan TPU untuk menyaksikan hal itu. Sebagian warga mengabadikan dengan menggunakan ponsel kamera mereka.

Kepala Bagian Bidang Operasional Direktorat Lalulintas Polda Metro Jaya AKBP Budiyanto mengatakan pengawalan dilakukan kepolisian sudah sejak awal alamarhum dibawa dari rumah di Bintaro.

"Sejak awal kita berikan yang terbaik. Dari mulai saat di kediaman, sepanjang jalan menuju Masjid Istiqal sampai dengan ke pemakamaman di TPU Karet Bivak. Bentuk penjagaan di kediaman, pengawalan sepanjang jalan dan penjagaan, serta pengamanan di TPU Karet Bivak," kata Budiyanto kepada Kompas.com.

Uje yang dikenal sebagai ustaz gaul itu mengalami kecelakaan lalu lintas tunggal di jalan Gedung Hijau Raya, Pondok Indah, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Jumat dini hari sekitar pukul 01.00 WIB. Pascakejadian, nyawa almarhumah tidak tertolong setelah sepeda motor Kawasaki B 3590 SGQ menabrak sebuah pohon. Uje mengalami luka pada bagian wajah.

Sumber : http://megapolitan.kompas.com/read/2013/04/26/15072835/Ribuan.Pelayat.Antar.Uje.Depan.TPU.Karet.Macet

Jumat, 26 April 2013

Layanan Transjakarta Makin Turun

JAKARTA,KOMPAS.com— Koalisi Warga Untuk Transportasi (KAWAT) Jakarta menilai layanan transjakarta semakin menurun. Pemda DKI diminta agar menyelesaikan persoalan ini sehingga keberadaan transjakarta sebagai solusi kemacetan dapat berjalan semestinya.

"Untuk melihat penurunan pelayanan adalah produktifitas dari 576 unit angkutan di 12 koridor. Tahun lalu jumlah penumpang transjakarta adalah 400.000 orang per hari. Namun, saat ini turun menjadi 300.000 orang per hari. Ada apa ini?" kata Ketua KAWAT Azas Tigor Naigolan di Jakarta, Kamis (25/4/2013).

Azas menyebutkan beberapa kendala yang memengaruhi turunnya pelayanan transjakarta di antaranya tidak sterilnya jalur transjakarta. "Kondisi yang bisa dilihat adalah masih banyak pengendara yang menyerobot jalur bus transjakarta. Penumpang akhirnya harus menunggu lama," jelas Azas.

Kendala lain adalah kurangnya jumlah stasiun pengisian bahan bakar gas (SPBG). "Saat ini hanya ada enam stasiun SPBG. Idealnya, pada satu koridor terdapat dua SPBG sehingga menjadi 24 SPBG," tambah Azas.

Rudy Tehamihardja, Sekretaris KAWAT, menambahkan, banyak bus transjakarta yang tidak beroperasi lagi. "Sebenarnya setiap hari jumlah yang beroperasi adalah 90 persen, tetapi dari catatan kami hanya 60 persen," kata Rudy.

Menurut Rudy, operator bus tidak mampu merawat bus dengan baik dikarenakan kurangnya biaya perawatan. "Dari laporan masyarakat, kekurangan armada sangat terasa di koridor 9, 10, dan 12. Dari hasil penelusuran kami, ternyata benar bahwa operator tidak mampu merawat," terang Rudy.

Rudy menduga, kesulitan anggaran itu dikarenakan rendahnya harga rupiah per kilometer yang diterima dari Unit Pengelola Transjakarta. "Operator membanting harga di bawah Harga Perkiraan Sendiri (HPS)," jelas Rudy.

Dari data KAWAT diketahui, di koridor 9 untuk bus single adalah Rp 8.995, sementara pemenang lelang Rp 5.705 dan HPS bus gandeng Rp 13.198 dengan pemenang lelang Rp 8.750. Di koridor 10, HPS Rp 13.198 bus gandeng dengan pemenang lelang Rp 8.760, koridor 12 dengan HPS Rp 14.132 bus gandeng dengan pemenang lelang Rp 11.800. Salah satu contoh koridor yang tidak bermasalah adalah koridor 11 dengan HPS Rp 13.895 dan pemenang lelang tidak berbeda jauh yakni Rp13.074.

Sumber : http://megapolitan.kompas.com/read/2013/04/25/22104571/Layanan.Transjakarta.Makin.Turun

Kamis, 25 April 2013

'Jakarta Bisa Dinikmati Lewat Macet'

Jakarta - Heru Setyono, seorang staf di perusahaan retail di kawasan Gajahmada, Jakpus punya pandangan berbeda soal macet semalam. Bagi dia, kemacetan itu justru memberikannya kesempatan bisa menikmati indahnya Jakarta.

"Menikmati indahnya Jakarta adalah di kala jalanan Jakarta sedang macet, jadi semacet apapun semalam buat saya merupakan hal yang harus dinikmati," kata Heru dalam surat elektronik yang diterima detikcom, Kamis (18/4/2013).

Kemacetan pada Rabu (17/4) malam memang lain dari biasanya. Hujan yang deras mengakibatkan genangan di sejumlah ruas, utamanya di kawasan Selatan Jakarta. Belum lagi pemotor yang berteduh di bawah jalan layang.

"Saya sampai di jalan Layang Antasari. Baru menikmati jalan layang tersebut ternyata jalan layang tersebut sudah macet total. Wow, dari atas terlihat begitu indahnya Kemang di kala malam hari dan tidak terasa rasa rindu dengan kamar kecil itu mulai menggebu-gebu. Saya paling tidak bisa menahan buang air kecil," ujar Heru.

Untuk mencapai kawasan Antasari, dia mesti melalui sejumlah jalur yang juga mengalami ketersendatan. Mulai dari Jl Abdul Muis, Jl Fachruddin, hingga Slipi, Gerbang Pemuda. Melaju melalui Antasari, sampai di bawah layang Taman Mini-Pondok Indah pemotor yang berteduh membuat macet.

"Nah di kolong inilah para pengguna kendaraan roda dua berteduh. Dalam hati saya berucap terima kasih atas hal ini, kalau tidak ada parkir dadakan di bawah jalan tol tersebut saya tidak akan menikmati indahnya sekitaran jalan layang Antasari," terangnya.

Selepas terowongan tersebut jalanan begitu mulus dan tidak terlihat sedikit pun kemacetan, bahkan kecepatan mobil bisa dipacu rata-rata 60 km/jam.

"Tapi inilah gula-gulanya Jakarta, nikmati saja dan jangan puas kalau sudah melewati masalah tersebut, karena bisa jadi hari ini akan terjadi kemacetan yang lebih lagi. Kalau kemarin Hayamwuruk–Pamulang ditempuh selama sekitar 4 jam bisa jadi dilain waktu akan lebih dari itu," cerita Heru.

Rupa-rupa cerita soal macet semalam. Bagaimana pengalaman Anda? Silakan berbagi tentang macet semalam di redaksi@detik.com dan jangan lupa sertakan nomor telepon.

Sumber : http://news.detik.com/read/2013/04/18/124112/2223746/10/jakarta-bisa-dinikmati-lewat-macet?9922022

Rabu, 24 April 2013

Proyek flyover Casablanca dihentikan agar tak langgar prosedur

Pembangunan proyek Jalan Layang Non Tol (JLNT) atau flyover Kampung Melayu-Tanah Abang dihentikan untuk sementara waktu guna menunggu hasil audit BPK dan BPKP.

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) mengatakan proyek tersebut dibiayai secara multiyears atau bertahap untuk tahun jamak 2011 dan 2012 dengan persetujuan DPRD DKI. Pada awal pembangunan, proyek ditargetkan selesai pada 2012.

"Multiyearsnya juga ada persetujuan Dewan, duitnya disiapin biar gamblang semuanya nanti keliru lagi. Setelah sampai 2012 akhir, ya kan ternyata proyeknya belum selesai. Nah, ini kalau multiyears diteruskan harus ada persetujuan Dewan ndak, boleh ndak? Meskipun anggarannya ada di APBD, tapi boleh ndak," jelas Jokowi di Balai Kota Jakarta, Selasa (23/4).

Namun demikian, Jokowi mengaku tak hafal soal nominal anggaran untuk proyek tersebut. Dia mengatakan, jika proyek tersebut diteruskan, hal utama yang harus dipertanyakan adalah apakah melanggar kaidah-kaidah prosedur anggaran.

"Pertanyaannya itu, nanti melanggar kaidah-kaidah prosedur anggaran. Jadi kita ini pada proses kehati-hatian. Nanti barangnya rampung, saya enggak ngerti juntrungannya keliru saya. Kehati-hatian saja enggak ada yang lain," paparnya.

Ditemui secara terpisah, Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) Manggas Rudi Siahaan mengaku penghentian proyek tersebut dikarenakan adanya perubahan desain, selain terkait realisasi anggaran proyek Rp 2 triliun yang tak jelas.

"Awalnya kita tidak tahu. Kita tahu setelah pengerjaan mau selesai," ujar Manggas di Balai Kota Jakarta.

Pihak kontraktor beralasan perubahan desain terpaksa dilakukan karena kondisi darurat. Sebab, ada pipa air baku milik PDAM di bawah jalur. Pipa yang tertanam di kedalaman dua meter ini menghalangi pembuatan fondasi jalan.

Dia mengatakan, pipa yang menjadi sumber air bersih warga Jakarta ini tidak mungkin di pindahkan. "Seharusnya semua ini sudah diketahui dari tahap persiapan awal. Saya enggak tahu kenapa bisa jadi begini," katanya.

Dia enggan menyebut siapa orang yang bersalah dalam proyek tersebut. Sebab, hal utama adalah menunggu hasil audit BPK dan BPKP yang sekarang masih proses.

Sumber : http://www.merdeka.com/jakarta/proyek-flyover-casablanca-dihentikan-agar-tak-langgar-prosedur.html

Selasa, 23 April 2013

Pengamat: Belum Ada Upaya Konkret Atasi Banjir Jakarta

Jakarta - Hujan yang melanda Jakarta sepanjang Kamis (18/4) siang hingga sore, kembali membuat sejumlah kawasan tergenang air. Akibat genangan dan matinya pompa di sejumlah titik, air pun meluap ke jalan raya dan berdampak kepada kemacetan lalu lintas.

"Sejak Januari hingga saat ini, belum ada upaya konkret dari Dinas Pekerjaan Umum (PU) untuk mengatasi banjir ini. Padahal, masalah banjir ini sangat serius, karena dampaknya sangat besar bagi Jakarta," ujar pengamat tata kota dari Universitas Trisakti Nirwono Joga kepada Beritasatu.com, di Jakarta, Jumat (19/4).

Menurut Nirwono, harus ada langkah strategis dan cepat untuk mengatasi banjir di ibukota. Selama ini menurutnya, program mengatasi banjir masih sekadar wacana, sehingga saat hujan lokal saja datang, Jakarta sudah tergenang di mana-mana.

Nirwono pun memberi solusi lima langkah yang harus segera dilakukan Pemprov DKI untuk mengatasi genangan dalam waktu dekat. Langkah itu adalah segera dilakukan pemetaan titik-titik banjir yang terjadi kemarin, lantas segera diperbaiki seluruh saluran drainasenya. Kemudian, semua kali harus segera dinormalisasi sesuai rencana semula, juga normalisasi waduk dan situ, serta memaksimalkan kinerja pompa.

"Kalau boleh jujur, tidak ada perubahan dalam mengatasi banjir dalam empat bulan terakhir. Apa langkah yang telah dilakukan Dinas PU? Kalau tidak ada pergerakan, kegiatan signifikan untuk menanggulangi banjir, pejabat terkait harus dievaluasi," katanya pula.

Sebagaimana diketahui, sepanjang Jalan DI Panjaitan misalnya, hingga Kamis (18/4) malam harus mengalami macet parah. Hal itu terjadi akibat adanya genangan besar di terowongan Cawang (Halim Lama), Jakarta Timur.

Genangan itu membuat kemacetan parah hingga tengah malam. Ketinggian air di terowongan Cawang tersebut sempat mencapai 100 cm, yang akibatnya membuat kendaraan sulit melewati jalur itu, sehingga harus menunggu surut.

Sumber : http://www.beritasatu.com/megapolitan/108903-pengamat-belum-ada-upaya-konkret-atasi-banjir-jakarta.html

Senin, 22 April 2013

Jakarta Macet, Basuki Ingin Pantau Pengatur Lalin via "Gadget"

JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menginginkan agar keberadaan petugas pengatur lalu lintas mudah dipantau, terutama saat terjadi kemacetan. Untuk itu, ia ingin membekali para petugas itu dengan alat komunikasi canggih.

Keinginan itu muncul karena kemacetan di Jakarta tak kunjung teratasi. Dalam dua hari ini saja, hampir di semua wilayah Jakarta terlihat arus lalu lintas sangat padat oleh kendaraan pribadi. Basuki Tjahaja Purnama menilai kemacetan Jakarta antara lain disebabkan oleh ketiadaan petugas pengatur lalu lintas.

"Petugasnya enggak ada, petugas sampai malamnya kurang," kata Basuki di Balaikota Jakarta, Jumat (19/4/2013).

Basuki mengatakan, petugas pengatur lalu lintas dari Dinas Perhubungan DKI, Satuan Polisi Pamong Praja, dan Polda Metro Jaya akan dilengkapi dengan alat komunikasi canggih, seperti gadget bersistem operasi Android. Untuk itu, Basuki meminta PT Telkom Indonesia untuk membantu pengadaan alat komunikasi seluler itu.

Dengan kerja sama itu, Basuki berharap PT Telkom Indonesia akan mendapatkan untung karena petugas akan menggunakan pulsa dari operator mitra. Setiap petugas akan diberi jatah pulsa minimal Rp 50.000.

"Saya kan enggak tahu Satpol PP dan Dishub DKI itu ada di mana. Jadi, (keberadaan gadget) pasti lebih memudahkan," ujar mantan Bupati Belitung Timur itu.

Basuki mengatakan akan berkoordinasi dengan kepala dinas terkait untuk memberikan informasi mengenai posisi para personel pengatur lalu lintas, baik Satpol PP maupun Dishub DKI. Ia juga mengimbau agar personel Satpol PP dan Dishub DKI lebih diberdayakan setiap hari Jumat karena puncak kemacetan terjadi pada Jumat.

"Di lapangan itu kan faktanya kurang orang, enggak ada petugas. Kalau hujan, selokan mampet, itu juga menyebabkan banjir terus kendaraan jalan pelan-pelan dan jadi macet. Kalau enggak ada petugas kan repot," ujar Basuki.

Sumber : http://megapolitan.kompas.com/read/2013/04/19/17371077/Jakarta.Macet.Basuki.Ingin.Pantau.Pengatur.Lalin.via.Gadget

Jumat, 19 April 2013

Kemacetan Lalu Lintas Jakarta, Sampai Kapan?

Liputan6.com, Citizen6, Jakarta: Dulu hujan identik dengan romantisme. Ketika titik-titik hujan bertemu dengan sinar matahari terjcipta pelangi. Indah dah menimbulkan kekaguman. Sampai sekarang tak ada yang menolak keindahan warna-warna pelangi.

Namun di Jakarta hujan adalah petaka. Apalagi ketika hujan turun tepat jam pulang kerja. Kemacetan Jakarta yang selama ini selalu dikeluhkan makin “sempurna”. Waktu tempuh yang biasanya maksimal satu jam bisa molor sampai tiga jam.

Berikut beberapa kesaksian macetnya Jakarta ketika hujan Rabu (17/04/2013).

Andaru Amanda ( karyawan di Jakarta selatan)

Laki-laki single ini, seperti mayoritas karyawan di Jakarta yang sudah hafal kebiasaan Jakarta yang sehari-harinya macet, apalagi ketika hujan seperti malam itu. Ia sengaja menunda pulangnya sampai pukul 20:30 wib. Sambil menunggu hujan ia berkumpul dengan koleganya di warung kopi.

Namun dugaannya sungguh keliru. Jam-jam itu,rute jalan yang biasa ia lalui ternyata masih macet. Dari kantornya yang di daerah sudirman, ia akan melewati Kemang, Warung Buncit, Pasar Minggu menuju arah Cibubur, Jakarta Timur. Kemacetan di awali di daerah kemang. Lalu Warung Buncit menuju Pasar Minggu macet.

Puncaknya ketika sampai di jalan TB Simatupang, tepatnya di depan Rancho. Arus lalulintas macet total karena ada banjir. Andaru kesal karena perjalanannya terhalang oleh pengendara yang akan melakukan putar balik. Meski ia mengendarai motor, tak ada celah agar menerobos lalu lintas yang super padat itu. Dan ia baru berhasil sampai rumahnya setelah menempuh perjalanan sekitar tiga jam. Padahal pada hari-hari biasa, waktu tempuhnya rata-rata hanya 90 menit.

Maria Flora ( Karyawan Swasta, di sekitaran Senayan)

Hari itu waktu telah menunjukkan 17.45 WIB. Saya bersiap pulang ke Depok meski harus menerobos hujan. Sesampainya di Blok-M, hujan mulai sedikit reda. Namun 30 menit kemudian, hujan turun dengan derasnya disertai angin besar dan petir. Meskipun sudah memakai payung, hujan yang dibarengi dengan angin kencang itu membuat sebagian baju saya basah kuyup karenanya.

Kira-kira waktu menunjukkan pukul 19.15 WIB, perjalanan baru mencapai Blok-M. Beruntung arus lalu lintas dari Blok-M menuju Lapangan Blok S tidak terlalu padat. Ini anomali. Menuju perempatan lampu merah Mampang Prapatan, hujan turun dengan lebatnya. Terlihat banyak orang yang berlari-larian menyetop mobil meskipun sudah penuh.

Malam itu perjalanan dari Mampang Prapatan sampai Pasar Minggu perlu waktu sekitar 2 jam-an. Di tengah hujan itu, tiba-tiba saya dikejutkan oleh suara keras. Awalnya saya pikir, itu suara grup marching band sedang latihan, tapi apa itu mungkin di tengah-tengah hujan deras? Lalu saya coba bertanya kepada sang kernet. Bang itu suara apaan sih? Sang kernet menjawab, "Itu bu, ada yang ngamen". Benar saja, dari jendela mobil 75 saya melihat sekelompok anak muda yang usianya kira-kira 17 hingga 20an sedang menyanyikan salah satu lagu dari grup band Peewee Gaskins.

Peristiwa ini cukup menghibur para pedagang dan pejalan kaki yang hendak pulang ke rumahnya masing-masing. Rasa kantuk dan stres berat akibat bermacet-macetan di jalan ditambah hujan, sedikit membuat mereka terhibur. Salut buat ke 4 anak muda ini yang masih mengamen walaupun hujan saat itu sedang turun dengan derasnya.

Singkatnya saya sampai rumah pukul 23:00 wib. Dari senayan menuju Depok diperlukan waktu 4 jam-an, biasanya hanya 2 jam.

Irawan Diki (Karyawan Tinggal di Rempoa)
Laki-laki pekerja di daerah Sudirman, Jakarta Pusat ini keluar dari mal sekitar pukul 20:30 wib. Tampak antrean panjang orang-orang yang menunggu taksi malam itu. Tak sabar, ia keluar dari antrean dan menuju ke jalan setelah mengajak seorang pengojek payung agar tak kebasahan.

Celaka, tak ada taksi yang kosong jam segitu. Begitu ada yang lewat semua lampu atasnya mati, taksi sudah terisi. Namun ia belum menyerah. Di tengah rintik huja, ia berteduh di halte bersama para penjual otak-otak dan peneduh lain.

Setelah sekian lama, ada juga taksi yang lewat, namun tak ada yang mau berhenti. Kenapa tak dimatikan saja kalau memang tak mau mencari penumpang? Laki-laki single ini terselamatkan oleh angkutan umum. Beruntung ia memperoleh tempat duduk. Setelah sempat tertidur, sampai rumah pukul 23:30 Wib. Perjalanan pulangnya malam ini ke Rempoa, Jaksel memerlukan waktu 3 jaman. Padahal sebenarnya kalau tidak macet bisa ditempuh dengan waktu 15 menit. "Sampai kapan kemacetan Jakarta?" Begitu ia menuliskan di status twitternya. (Karmin Winarta/Mar)

Sumber : http://news.liputan6.com/read/564696/kemacetan-lalu-lintas-jakarta-sampai-kapan

Kamis, 18 April 2013

Atasi Kemacetan, Pemprov DKI Diminta Kendalikan Angkot

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Provinsi DKI Jakarta diminta mengendalikan jumlah angkot dan taksi. Sebab, keduanya dinilai banyak memakan ruas jalan sehingga menimbulkan kemacetan.

Pengamat kebijakan publik, Andrinof Chaniago mengatakan, sikap sopir angkot dan taksi yang seringkali 'mengetem', membuat jalanan macet karena memakan hampir separuh badan jalan. Apalagi, kata dia, populasi angkot dan taksi di Jakarta juga sudah berlebihan.

"Bukan dihilangkan sama sekali, tapi dikendalikan supaya jumlahnya wajar," ujarnya dalam sebuah acara dialog di Jakarta, Rabu (17/4).

Menurut Andrianof, angkot sebagai angkutan lingkungan harus tetap ada. Namun, sambung dia, angkot harusnya tidak boleh masuk ke jalan-jalan protokol.

Dikatakannya, pembatasan angkot dan taksi itu dapat dilakukan dengan mengganti kedua transportasi tersebut menjadi bus. Selanjutnya pemerintah yang harus memberikan solusi pekerjaan pengganti bagi para sopir yang tidak terserap menjadi awak bus.

Sumber : http://www.republika.co.id/berita/nasional/jabodetabek-nasional/13/04/17/mleayp-atasi-kemacetan-pemprov-dki-diminta-kendalikan-angkot

Rabu, 17 April 2013

Kemacetan Lalu Lintas Bisa Timbulkan Gangguan Mental

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Terjebak kemacetan pasti bikin kita bete. Sepertinya, kemacetan adalah situasi sehari-hari yang tak penting.

Tapi, ternyata dalam jangka panjang, kemacetan berdampak buruk. Studi membuktikan, sering kena macet bisa mendatangkan gangguan kejiwaan. Kemacetan pun ternyata berdampak pada memori dan pembelajaran.

Hujan lebat di sore hari, buat orang Jakarta adalah sebuah pertanda untuk bersiap menghadapi kemacetan yang amat sangat parah. Sejatinya, tidak perlu hujan deras untuk bikin Jakarta macet. Kemacetan tidak pernah absen di pagi dan sore hari.

“Ketersediaan jalan raya dan jumlah kendaraan tidak seimbang. Kalau ini tidak diatasi, kemacetan akan terus ada di Jakarta. Di Jakarta ada 747 titik kemacetan, sementara polisi lalu lintas jumlahnya 400 orang. Satu polisi bisa mengatur beberapa titik kemacetan sekaligus,” ungkap AKBP Arif Nurcahyo MPsi, Kepala Bagian Psikologi Polda Metro Jaya, Selasa (16/4/2013).

Buat orang Jakarta, kemacetan adalah santapan sehari-hari yang dihadapi dua kali sehari. Karena dihadapi setiap hari dan sering dibikin jengkel, mungkin kemacetan kemudian dianggap peristiwa kecil yang tak penting. Namun, ternyata kejengkelan menghadapi kemacetan bisa menumpuk dan menyebabkan gangguan mental di kemudian hari.

Susan Charles, seorang profesor psikologidan perilaku sosial dari University of California, Irivine, AS, memimpin penelitian untuk mencari tahu apakah kejengkelan harian menciptakan situasi yang bagaikan menumpuk jerami di punggung unta, atau justru akan membuat kita jadi malah tambah kuat.

Charles menggunakan data dari dua survei nasional. Data yang digunakan oleh penelitian itu berasal dari Midlife Development in the United States project, dan National Study of Daily Experiences. Mereka yang disurvei adalah pria dan wanita AS berusia 25 hingga 74 tahun.

Atur Emosi

Penelitian menemukan respons negatif terhadap stres sehari-hari seperti bertengkar dengan pasangan, konflik di kantor, dan terjebak kemacetan, menyebabkan kecemasan dan gangguan mental 10 tahun kemudian.

Ternyata, masalah kesehatan mental tidak hanya dipengaruhi oleh peristiwa-peristiwa besar dalam hidup, tapi juga pengalaman emosional kecil sehari-hari.

Bahaya stres sehari-hari karena kemacetan, ternyata bukan hanya itu. Kemacetan juga bisa merusak memori kita. Begitu kata penelitian yang dilakukan oleh Dr Tallie Baram dari University of California, Irvine, AS.

Penelitian itu menemukan, stres akut selama beberapa jam saja ternyata bisa menyebabkan kita kesulitan mengingat peristiwa dan pembelajaran di masa mendatang.

Mereka mengatakan, kimiawi yang dikeluarkan di otak merespons ketegangan merusak komunikasi antara sel-sel otak yang terlibat dalam pembentukan dan pemerosesan memori.

“Cara kita mengatur emosi sehari-hari ternyata berdampak besar terhadap kesehatan mental kita secara keseluruhan,” kata Charles yang penelitiannya dimuat di jurnal Psychological Science.

Menurutnya, kita seringkali memfokuskan diri pada tujuan jangka panjang, dan melupakan pentingnya mengatur emosi sehari-hari.

“Mengubah cara kita merespons stres dan cara pandang kita terhadap situasi yang penuh tekanan, sama pentingnya dengan menjaga pola makan sehat dan olahraga teratur,” tuturnya. (*)

Sumber : http://www.tribunnews.com/2013/04/17/kemacetan-lalu-lintas-bisa-timbulkan-gangguan-mental

Selasa, 16 April 2013

Atasi Macet, DKI Benahi Marka Jalan

Jakarta, GATRAnews - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan membenahi marka jalan di seluruh Ibu Kota, sebagai salah satu solusi jangka pendek mengatasi kemacetan lalu lintas.

"Solusi jangka pendek untuk mengatasi masalah kemacetan di Jakarta adalah dengan membenahi marka-marka jalan yang ada, sehingga diharapkan kendaraan bisa lebih tertib," kata Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), di Balai Kota Jakarta, Senin (25/4).

Ahok mengatakan, di tempat-tempat yang dibolehkan untuk memarkir kendaraan, akan dipasang tanda parkir. Begitu pula sebaliknya. "Kalau tidak boleh parkir, maka kita pasang tanda dilarang parkir," tambahnya, sebagaimana dilansir Antara.

Selain itu, pemerintah DKI juga akan merapikan marka jalan untuk berputar balik, karena pemasangan rambu tersebut di beberapa titik dinilainya kurang pas.

"Marka jalan untuk U-turn ini sebetulnya sudah ada kajiannya. Hanya saja, saya masih lihat di beberapa lokasi yang pemasangannya kurang pas," katanya.

"Ada yang terlalu pendek dan ada pula yang terlalu panjang, sehingga kendaraan harus berjalan jauh untuk dapat memutar," tutur Basuki.

Ahok menambahkan, upaya pembenahan jangka pendek itu harus dilakukan bersamaan dengan upaya jangka panjang untuk mengatasi kemacetan. "Misalnya membangun transportasi massal seperti Mass Rapid Transit (MRT) dan monorel," tambahnya. (TMA)

Sumber : http://www.gatra.com/nusantara-1/jawa-1/28279-atasi-macet,-dki-benahi-marka-jalan.html

Senin, 15 April 2013

Dokter Jantung: Mau Hidup di Jakarta Tanpa Stres? Belajarlah Nikmati Macet

Jakarta, Stres merupakan salah satu faktor risiko yang harus dihindari jika tak ingin kena hipertensi atau tekanan darah tinggi. Tetapi bagaimana caranya menghindari stres di Jakarta kalau setiap hari harus menghadapi macet? Ini saran dokter.

"Kalau saya pernah bilang begini kalau dengar orang ngomel saat macet. Elu mau hidup di Jakarta nggak? Kalau mau, ya udah nikmati saja macetnya," kata Dr Nani Hersunarti, SpJP(K), Ketua Indonesian Society of Hypertension (InaSH) usai pencanangan Gerakan Nasional Periksa Tekanan Darah oleh Menteri Kesehatan di Istora Senayan, Jakarta, dan ditulis pada Senin (8/4/2013).

Menurut Dr Nani, mengeluh dan mengomel-ngomel saat macet tidak akan menyelesaikan masalah. Malahan, kadang bisa menambah stres dan dalam jangka panjang bisa meningkatkan risiko tekanan darah tinggi. Belajar menerima dan berdamai dengan keadaan justru lebih membantu atau minimal tidak membuat orang tambah stres.

"Kalau marah, menjadi tidak macet? Nggak juga kan?" tambah Dr Nani.

Secara umum, stres memang tidak bisa dihindari dalam kehidupan sehari-hari. Sependapat dengan Menteri Kesehatan Nafsiah Mboi sebelumnya, Dr Nani juga menganggap tidak ada orang yang hidup tanpa stres sama sekali. Hanya orang mati yang tidak pernah lagi mengalami stres.

Oleh karena itu, stres bukanlah hal yang harus dan bisa dihindari. Yang bisa dilakukan adalah mengendalikan dan mengelola stres. Caranya mudah, cukup dengan melakukan hal-hal yang positif dan menyenangkan.

"Yang suka nyanyi, ya menyanyi. Senang jalan, ya jalan. Senang senam, ya senam. Pokoknya yang positif-positif sajalah," kata Dr Nani yang berpraktik di RS Jantung Harapan Kita.

Stres yang tidak terkelola dengan baik sering dikaitkan dengan risiko darah tinggi atau hipertensi. Kondisi ini dalam jangka panjang juga bisa memicu penyakit lain yang lebih mematikan, seperti stroke dan serangan jantung.

Hipertensi yang juga menjadi tema Hari Kesehatan Dunia atau World Health Day tahun ini diperkirakan telah menjangkiti 1 miliar penduduk dunia. Bila tidak dicegah, diyakini angka tersebut akan melonjak hingga 1,5 miliar pada tahun 2005. Di Indonesia sendiri, hipertensi dialami 1 dari 3 penduduk, namun hanya 7,2 persen yang menyadari kondisinya dan hanya 0,4 persen yang tertangani atau mengonsumsi obat secara teratur.

Sumber : http://health.detik.com/read/2013/04/08/070532/2213793/766/dokter-jantung-mau-hidup-di-jakarta-tanpa-stres-belajarlah-nikmati-macet?991104topnews

Jumat, 12 April 2013

Antar-Jemput ke Sekolah Salah Satu Penyebab Kemacetan

JAKARTA, KOMPAS.com — Kemacetan di Jakarta tidak hanya disebabkan penambahan volume kendaraan, tetapi terbatasnya lahan parkir juga turut menciptakan kemacetan, dan sekolah merupakan salah satu tempat penyumbang kemacetan akibat terbatasnya lahan parkir.

Berdasarkan hasil inventarisasi Suku Dinas Perhubungan Jakarta Selatan, ada 10 sekolah di wilayah Jakarta Selatan yang terdiri atas enam SMA dan empat SMP yang tidak memiliki lahan parkir yang cukup, tetapi memiliki konsentrasi kendaraan roda empat yang tinggi sehingga menyebabkan kemacetan di jalan-jalan sekitarnya.

"Sekolah-sekolah yang menyebkan kemacetan karena banyaknya kendaraan roda empat dari siswa yang berasal dari golongan menengah ke atas," kata Kepala Suku Dinas Perhubungan Jakarta Selatan Nurhayati Sinaga, Selasa (9/4/2013) di Tebet, Jakarta Selatan.

Selain itu, menurut Nurhayati, sejumlah TK dan SD juga berperan menyebabkan kemacetan di Jakarta Selatan. Adanya aktivitas antar-jemput orangtua murid menyebabkan konsentrasi kendaraan roda empat di jalanan sekitar sekolah meningkat.

"Adanya aktivitas antar-jemput orangtua murid namun lahan sekolah terbatas untuk parkiran sehingga yang menjemput antre. Kebanyakan dari TK-SMP yang antar-jemput karena masih butuh pengawasan," ujarnya.

Untuk mengatasi hal tersebut, pihak Suku Dinas Perhubungan Jakarta Selatan telah melakukan koordinasi dengan Kepolisian untuk pengaturan lalu lintas. Selain itu, baik pihak sekolah SMA maupun SMP sudah disurati agar bisa mengatur perilaku siswa-siswanya.

Untuk sekolah TK dan SD, kata Nurhayati, pihaknya telah meminta agar bisa mengatur proses antar-jemput siswa dengan mobil. "Kami sudah surati kepada sekolah untuk menjemputnya itu pakai sistem rotasi kalau anaknya belum keluar, kan ada ponsel untuk komunikasi," katanya.

Sekolah-sekolah yang dimaksud yaitu SMPN 115 di Jalan KH Abdullah Syafei (Tebet), SMAN 6 di Jalan Bulungan (Kebayoran Baru), SMPN 11 dan SMPN 19 di Jalan Bumi (Kebayoran Baru), SMAN 28 di Jalan Raya Ragunan (Pasar Minggu), SMAN 38 di Jalan Raya Lenteng Agung (Jagakarsa), SMA Lab School di Jalan KH Ahmad Dahlan (Kebayoran Baru), SMA Don Bosco di Jalan TB Simatupang (Cilandak), Yayasan Sekolah Bhakti 400 di Jalan RA Kartini (Cilandak), dan Sekolah Al Azhar di Jalan Sisingamangaraja (Kebayoran Baru).

Sumber : http://megapolitan.kompas.com/read/2013/04/10/0754534/Antarjemput.ke.Sekolah.Salah.Satu.Penyebab.Kemacetan

Kamis, 11 April 2013

PN Jakarta Pusat tolak gugatan warga soal macet Jakarta

Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Pusat menolak gugatan citizen lawsuit yang diajukan oleh Agustinus Danarja dan Ngurah Anditya Ari Firnanda terkait kemacetan di Jakarta. Dalam putusan ini, majelis hakim menilai Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta selaku pihak tergugat telah membuat kebijakan mengatasi macet meskipun belum berhasil.

"Menyatakan gugatan tidak terbukti dan harus ditolak seluruhnya," ujar Ketua Majelis Hakim Kasianus Telaumbanua di Jakarta, Senin (8/4).

Kasianus mengatakan, dalil penggugat yang menyebut Pemprov DKI tidak bekerja dalam mengatasi kemacetan tidak terbukti. Menurut dia, Pemprov DKI telah melakukan fungsi pengaturan sesuai dengan aturan perundangan yang berlaku.

"Memang upaya yang dilakukan belum memenuhi keinginan penggugat, tetapi tergugat sudah melakukan kebijakan tersebut," kata Kasianus.

Selain itu, majelis hakim menyatakan, sejumlah kebijakan sudah dibuat oleh Pemprov DKI Jakarta terkait kemacetan ini. Kebijakan itu seperti membangun koridor baru Transjakarta yakni koridor 8, 9, 10, dan 11 serta melakukan penambahan armada Transjakarta dari sebelumnya sebanyak 107 unit menjadi 200 unit.

Selanjutnya, majelis hakim juga menyatakan, Pemprov DKI telah mengeluarkan kebijakan yang membatasi zona perparkiran yang dilanjutkan dengan Peraturan Gubernur Nomor 120 Tahun 2012 tentang Biaya Parkir pada Penyelenggara Fasilitas Parkir. Di samping itu, Pemprov telah bekerja sama dengan Polda Metro Jaya untuk melakukan pembatasan usia penggunaan kendaraan, yakni 10 tahun pemakaian untuk kendaraan besar, 8 tahun pemakaian untuk kendaraan sedang, sedang 7 tahun pemakaian untuk kendaraan kecil.

Terkait putusan ini, Biro Hukum Pemprov DKI Jakarta Haratua D P Purba memberikan apresiasi yang tinggi pada majelis hakim. "Putusan ini sudah benar lantaran berdasarkan bukti yang ada. Nyatanya kami sudah melaksanakan secara maksimal," kata dia.

Sedangkan pihak penggugat, melalui kuasa hukum Yohannes Tangur merasa agak kecewa dengan putusan ini. Menurut Yohannes, majelis hakim tidak memperhatikan unsur kelalaian yang dilakukan oleh Pemprov DKI Jakarta dalam menjalankan kebijakan ini.

"Ini bukan semata Pemprov membuat kebijakan, tetapi telah lalai menjalankan kebijakan itu," ucap Yohannes.

Namun demikian, Yohannes mengaku, kliennya belum berencana akan mengajukan banding. "Akan kami diskusikan terlebih dulu dengan klien kami," pungkas dia.

Sumber : http://www.merdeka.com/jakarta/pn-jakarta-pusat-tolak-gugatan-warga-soal-macet-jakarta.html

Rabu, 10 April 2013

Atasi Macet Jakarta, Tak Semuanya Butuh Biaya

JAKARTA, KOMPAS.com — Kata "macet" di Jakarta sudah jamak terdengar setiap hari. Beragam cara diupayakan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan kepolisian untuk mengurai kemacetan ini. Namun, bukan berarti saling tunggu atau hanya saling mengandalkan pihak lain.

"Kondisi lalu lintas (di Jakarta) ini mendesak, kita harus berpikir secara parsial," kata Wakil Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya AKBP Sambodo Purnomo, di Jakarta, Selasa (9/4/2013). Tak bisa, kata dia, solusi kemacetan hanya menunggu selesainya pendataan electronic registration identification (ERI) atau pengadaan unit busway tambahan.

Dua contoh cara mengurangi macet secara makro ini memang diharapkan dapat mengurangi kemacetan Jakarta secara signifikan. Namun, penanganan secara makro itu, menurut Sambodo, perlu waktu yang tidak sebentar dan dana yang tidak sedikit pula.

Sambodo berpendapat, penanganan secara mikro adalah penanganan cepat yang hasilnya bisa dirasakan oleh masyarakat secara langsung. Misalnya, sebut dia, dengan pemberlakuan kebijakan jalur melawan arus (contra flow). Kebijakan ini sudah diberlakukan di tiga jalur, yakni Serpong-Tomang, Cawang-Semanggi, dan Grogol-Slipi.

Menurut Sambodo, penanganan macet seperti ini sudah dirasakan hasilnya secara langsung oleh pengguna jalan. Dia mengatakan, cara ini mengurangi kepadatan volume kendaraan hingga 30 persen.

Selain contra flow, Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya juga memikirkan kebijakan sistem satu arah (SSA) dan ruang henti khusus (RHK). Jalur-jalur yang memungkinkan penerapan SSA masih dikaji lebih lanjut oleh Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya.

Sementara RHK adalah ruang kosong dengan luas tertentu yang berada di depan garis batas lampu merah. "Nanti kami bakal buat garis merah di depan lampu merah untuk pengguna sepeda motor," terang Sambodo.

RHK disiapkan khusus untuk motor dan nantinya mobil harus berhenti sebelum melewati garis RHK. Sistem ini bertujuan mengurangi masalah akibat motor yang suka nyelip di antara mobil-mobil.

Penanganan lain secara mikro, tutur Sambodo, adalah memperbolehkan kendaraan memutar langsung tanpa mengikuti arus dan jalur putaran. Kebijakan ini sudah dilakukan di Bundaran HI dan Bundaran Senayan. Cara ini, kata dia, cukup efektif karena menghemat waktu pengguna lalu lintas. "Kita harus thinking out of the box untuk mengurangi macet di Jakarta," kata Sambodo.

Penanganan kemacetan lalu lintas secara mikro oleh Ditlantas Polda Metro Jaya, baik yang sudah dilakukan maupun yang masih menjadi rencana, dinilai cukup efektif di lapangan. Selain itu, cara ini juga tak butuh biaya banyak, bahkan sama sekali tak butuh biaya pada beberapa sistem. "Paling hanya butuh biaya makan minum polisi yang jaga di sana," kata Sambodo sembari tertawa ringan.

Sumber : http://megapolitan.kompas.com/read/2013/04/10/05133375/Atasi.Macet.Jakarta.Tak.Semuanya.Butuh.Biaya

Selasa, 09 April 2013

Ada Tempat Sampah, Warga Pilih Buang Sembarangan

JAKARTA, KOMPAS.com — Kesadaran sebagian warga Jakarta untuk membuang sampah di tempat yang disediakan sangat rendah. Hal itu membuat titik tumpukan sampah banyak muncul tidak pada tempatnya, tak terkecuali di Jakarta Selatan.

Beberapa titik sampah di Jakarta Selatan terdapat di sepanjang Jalan M Saidi, Petukangan Selatan, Jakarta Selatan. Suku Dinas Kebersihan Jakarta Selatan pun pada Senin (8/4/2013) pagi melakukan pembersihan sampah di jalan tersebut.

"Titik jalan ini mendapat perhatian khusus dari tim penilai Adipura karena ada beberapa titik pembuangan sampah ilegal," kata Kepala Suku Dinas Kebersihan Jakarta Selatan Zaenal Syarifudin, Senin siang.

Menurut Zaenal, dari kegiatan tersebut dapat dilihat, meskipun ada depo sampah di jalan tersebut, masyarakat tetap membuat tempat pembuangan ilegal. Sejumlah depo yang telah disediakan dan pengangkutannya juga tidak pernah terlambat tidak membuat warga sadar dan lebih memilih membuang sampah yang terdekat dari rumahnya.

Ada tiga titik pembuangan sampah liar yang dibersihkan oleh petugas. Dari hasil pembersihan tersebut, sampah yang diangkut sebanyak 30 meter kubik atau sekitar 6,5 ton.

"Ada empat truk dan 10 mobil operasional sampah kecil yang diturunkan untuk mengangkutnya," ujar Zaenal.

Untuk itu, Zaenal meminta kepada pejabat lingkungan, seperti camat, lurah, dan RT/RW, agar bisa mengarahkan warganya untuk peduli lingkungan. Para pengurus lingkungan juga diminta mencarikan lahan untuk pembuangan sampah yang baik. Nantinya, kata dia, pihak suku dinas kebersihan yang akan menyediakan fasilitas pengangkutannya.

Sumber : http://megapolitan.kompas.com/read/2013/04/08/1424180/Ada.Tempat.Sampah.Warga.Pilih.Buang.Sembarangan

Senin, 08 April 2013

Empat ide 'gila' atasi kemacetan Jakarta

Kemacetan merupakan problema paling utama di Jakarta. Tak heran bila berbagai cara ditempuh oleh baik pemerintah maupun beberapa pihak untuk mencari solusi yang membuat transportasi mandek tersebut.

Salah satunya adalah Menteri BUMN Dahlan Iskan yang telah mencetuskan beberapa ide untuk mengatasi kemacetan Jakarta.

Beberapa ide termasuk masuk akal seperti membuat monorail yang menghubungkan kota-kota satelit dengan pusat kota Jakarta. Begitu pun dengan membangun pemukiman di dekat perkantoran sehingga bisa menghemat ongkos dan mengurangi macet untuk para pekerja.

Tapi, beberapa ide malah menimbulkan permasalahan baru lain atau malah tidak masuk akal. Apa saja ide-ide tersebut?

1. Contra flow

Mengutamakan jalan tol untuk satu arah merupakan salah satu solusi yang digembor-gemborkan oleh Dahlan Iskan. Bahkan, pagi tadi Dahlan meresmikan sistem contra flow di Rawamangun.

Padahal sebelumnya, sistem contra flow hanya diterapkan untuk tol Semanggi-Slipi. Sistem ini dilakukan dengan cara jalur menuju Jakarta ditambah satu yaitu memakan satu lajur arah sebaliknya.

"Oh ini toh yang menyebabkan macet tadi," ujar Ferial (29) yang setiap hari melewati jalur Rawamangun untuk menuju tempat kerjanya. Rupanya contra flow masih belum sukses.Â

Hal tersebut diungkapkan oleh Kasat Patroli Jalan Raya Polda Metro Jaya M. Jazari. "Uji coba pagi ini kurang sukses lantaran tidak berjalan lancar akibat kemacetan di KM 7+000 dari arah Tanjung Priok menuju Cawang."

2. Electronic Road Pricing (ERP)

Dalam catatan awal pekannya, Dahlan menyebutkan bahwa sistem ERP akan menjadi sangat cocok diterapkan untuk mengurangi kemacetan di Jakarta.?

Pasalnya, sistem ini telah sukses diterapkan di Singapura. Alih-alih langsung berjalan dengan sukses, rencana ini otomatis akan membatalkan rencana Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo yang sebelumnya telah mempunyai ide untuk penerapan ganjil genap.

3. Motor masuk tol

Dahlan meminta kepada PT Jasa Marga melakukan studi agar kendaraan bermotor bisa masuk ke dalam jalan tol di Jakarta.

Dia mengusulkan agar kendaraan bermotor tersebut disediakan lajur khusus dengan menambah sayap-sayap jalan tol yang sudah ada.

"Peraturan pun juga membolehkan. Saya sedang pikirkan dan nantinya meminta Jasa Marga agar membuat sayap di jalan tol untuk sepeda motor," kata Dahlan dalam kunjungan kerja di Bali beberapa waktu lalu. Usulan ini pun mendapat pro dan kontra.

4. Gratiskan jalan tol

Ide ini diungkapkan oleh salah satu anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Anggota Komisi V DPR Usman Jafar mengusulkan agar jalan tol di Indonesia tidak dipungut biaya alias gratis.

Usulan ini disampaikan dalam rapat dengar pendapat bersama PT Jasa Marga dan BPJT Kementerian Pekerjaan Umum.

Usulan Usman berangkat dari kenyataan saat ini di mana tidak ada bedanya antara jalan tol dengan jalan arteri. Kemacetan di jalan tol dirasa sudah sangat parah, padahal jalan adalah jalan bebas hambatan. Idealnya juga bebas dari kemacetan.

"Ini ada wacana, jadi kalau jalan tol karena sudah macet begitu sama saja, mending digratiskan saja. Kalaupun demikian bisa saja digratiskan pada jam-jam tertentu," ucap Usman dalam rapat di Komisi V, di gedung DPR, Jakarta, Kamis (27/3).

Bukan hanya itu, jalan tol milik Jasa Marga yang sudah Break Event Point atau balik modal, bisa digratiskan karena ini adalah layanan publik yang bisa dinikmati masyarakat. Usman juga mengaku wacana ini sudah dibicarakan dengan pimpinan DPR.

"Bisa disampaikan kepada kita, mungkin tidak wacana ini dikenakan ke kita. Digratiskan saja," jelasnya.

Sumber : http://www.merdeka.com/uang/empat-ide-039gila039-atasi-kemacetan-jakarta.html

Jumat, 05 April 2013

DKI Jadi Contoh Pengelolaan Sampah ala Jerman

JAKARTA, KOMPAS.com — Jakarta akan menjadi proyek percontohan pengelolaan sampah berteknologi Jerman. Hal ini disampaikan oleh Duta Besar Indonesia untuk Jerman Eddy Pratomo seusai pertemuannya dengan Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama.

Eddy mengatakan, Pemerintah Jerman akan mengirimkan tim khusus yang akan berbagi pengalaman mereka selama mengelola sampah di negara tersebut. "Sekarang Pak Wagub akan mencarikan lokasinya supaya proyek di bidang pengolahan sampah menjadi nyata di lapangan," kata Eddy di Balaikota Jakarta, Kamis (4/4/2013).

Eddy mengatakan, tim khusus itu akan datang ke Balaikota Jakarta pada bulan depan untuk membicarakan lebih detail perihal tersebut. Jerman akan mengajarkan bagaimana mengelola sampah rumah tangga, tahap pembuangan, bagaimana sampah itu kemudian menjadi energi alternatif, riset pengelolaan sampah industri, dan sebagainya.

"Tentunya juga melalui teknologi Jerman yang sudah maju, kita mencoba share dengan DKI yang wilayahnya cukup padat," kata Eddy.

Menurut Eddy, perbedaan pengelolaan sampah antara Jakarta dan Jerman sangat mencolok. Berbeda dari masyarakat Jakarta yang kerap membuang sampah di sembarang tempat, masyarakat Jerman sudah dibudayakan untuk dapat hidup bersih dan rapi. Setiap hari sampah-sampah rumah tangga di Jerman diambil secara teratur dan terjadwal. Setiap Senin, sampah daun-daun diambil, kemudian botol-botol plastik diangkut pada Selasa, dan seterusnya.

"Nanti diambil oleh mobil yang juga berbeda sehingga rumah tangga di Jerman ini biasanya sangat teratur dalam pembuangan sampah yang sesuai dengan jadwal pengambilan sampah. Metode ini pula yang kami tawarkan kepada DKI sebagai pilot project kami," ujarnya.

Kepala Dinas Kebersihan DKI Unu Nurdin menyambut positif rencana kerja sama Jakarta dan Jerman tersebut. Menurutnya, banyak sekali lokasi sampah rumah tangga di wilayah DKI yang harus segera dikelola. Akan ada sebuah kecamatan atau kelurahan yang akan menjadi pilot project kegiatan tersebut. Dinas Kebersihan DKI masih akan mengevaluasi kelurahan dan kecamatan yang tepat tersebut.

Sumber : http://megapolitan.kompas.com/read/2013/04/04/20532693/DKI.Jadi.Contoh.Pengelolaan.Sampah.Ala.Jerman

Kamis, 04 April 2013

Gandeng Jerman Urus Sampah, Jokowi Tak Perlu Studi Banding

JAKARTA - Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta menggandeng tim dari Pemerintah Jerman yang bergerak dalam bidang kebersihan seperti dalam pengelolaan sampah. Pemerintah Jerman akan mengirimkan timnya untuk mempelajari masalah sampah di DKI Jakarta.

"Ada tim dari Jerman yang akan ke DKI Jakarta untuk mempelajari masalah pembuangan sampah," ujar Duta Besar RI untuk Jerman Eddy Pratomo usai bertemu dengan Wakil Gubenur DKI Jakarta, Basuki T Purnama di Balai Kota, Kamis (4/4/2013).

Eddy menuturkan tim tersebut akan mempelajari masalah sampah mulai dari sampah rumah tangga sampai dengan pembuangannya kemudian bagaimana sampah menjadi energi alternatif.

"Tentu dengan teknologi Jerman yang sudah maju. Kita mencoba share dengan Provinsi DKI dan juga provinsi-provinsi lain yang tentunya cukup padat," lanjut Eddy.

Dikatakan Eddy, masyarakat Jerman sudah tertib dalam pengelolaan sampah. Setiap harinya, lanjut Eddy, ada pengambilan sampah secara teratur.

"Misalnya, Senin adalah sampah yang di kotak hijau yang berisi daun-daun, Selasa adalah sampah botol dan plastik. Kemudian sampah rumah tangga lainnya pada Rabu yang warna kuning dan sebagainya. Sampah ini diambil oleh mobil yang juga berbeda, sehingga rumah tangga Jerman ini biasanya sangat teratur dalam pembuangan sampah sesuai dengan jadwal," tutur Eddy.

Menurutnya, jika budaya itu bisa ditularkan kepada masyarakat DKI Jakarta, akan menjadi sebuah kebiasaan baru yang lebih baik. Mekanismenya, kata Eddy, nanti ada satu kecamatan atau kelurahan yang menjadi pilot project.

Eddy mengatakan, proyek ini juga sebagai hasil kunjungan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pada Maret lalu ke Jerman. Eddy pun mengatakan proyek itu telah dibicarakan dengan Kepala Dinas Kebersihan Unu Nurdin berkoordinasi dengan tim tersebut.

"Sekarang Pak Wagub akan mencarikan lokasinya agar proyek Jerman ini di bidang pengolahan sampah itu nyata di lapangan. Jerman sudah memiliki kerjasama kuat dengan Indonesia. Ada comprehensive partnership yang artinya ada tindak lanjut konkret," jelas Eddy.

Sementara itu, Unu Nurdin mengungkapkan, belum ada perkiraan lokasi yang akan dijadikan pilot project.

"Baru ada kunjungan aja kok. Daripada kita ke Jerman, lebih baik duta besarnya aja ke sini, udah itu aja," ujarnya singkat.

Sumber : http://jakarta.okezone.com/read/2013/04/04/500/786161/gandeng-jerman-urus-sampah-jokowi-tak-perlu-studi-banding

Rabu, 03 April 2013

Pemprov DKI lelang truk sampah dan bus antar jemput pegawai

Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta akan melelang kendaraan tidak layak pakai yang nilai ekonomisnya sudah berumur 10 tahun. Adapun kendaraan yang akan dilelang berjumlah sekitar 150-an lebih truk sampah milik Dinas Kebersihan dan 8 bus antar jemput pegawai milik berbagai SKPD.

"Ya nanti akan dilakukan lelang, ada truk dan bus yang sudah tidak layak pakai. Ada truk sampah sekitar 150 an lebih, bus jemputan pegawai yang tak layak pakai ada 8 buah. Mobil-mobil dinas nanti menyusul," ujar Kepala Badan Pengelola Keuangan Daerah (BPKD) DKI Jakarta Endang Widjayanti di Balai Kota Jakarta, Senin (1/4).

Lelang tersebut nantinya akan terbuka untuk umum dan dilakukan di BPKD. Pengumuman lelang akan dilaksanakan pada 10 April ini melalui media massa.

"Bulan ini lelang dilakukan. Kurang lebih tanggal 10 April nanti akan diumumkan di koran," ucapnya.

Hasil lelang kendaraan tersebut akan dimasukan sebagai pendapatan daerah dan digunakan sebagai pembiayaan program. Namun, difokuskan terhadap program apa, Endang belum mengetahui secara pasti.

"Ya itu nanti dimasukan ke pos besar. Kan APBD itu berasal dari pos besar (pendapatan daerah) yang terdiri dari pendapat pajak, dan lelang. Yang nantinya akan digunakan untuk pembiayaan program," terang Endang.

Namun, persoalan akan membeli kembali truk sampah atau bus jemputan untuk pegawai yang baru, Endang mengaku tergantung dari tingkat kebutuhan dari SKPD terkait.

"Tergantung dari masing-masing SKPD apakah dibeli lagi atau tidak. Kalau ternyata truk sampah nyewa berarti enggak beli. Melelang itu rusak berat, sehingga biaya pemeliharaan lebih tinggi dibandingkan nilai pemanfaatan harus melakukan lelang," jelasnya.

Syarat kendaraan tak layak pakai, menurut Endang dilihat dari umur ekonomis. Di mana sesuai ketentuannya, kendaraan operasional lapangan tidak boleh berumur lebih dari 10 tahun. Kemudian, kondisi banyak yang rusak berat artinya tidak dapat digunakan dan diperbaiki.

Sumber : http://www.merdeka.com/jakarta/pemprov-dki-lelang-truk-sampah-dan-bus-antar-jemput-pegawai.html

Selasa, 02 April 2013

Jokowi akan jadikan Marunda seperti Singapura

Kepergian Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) ke Singapura selama dua hari, selain ingin mengetahui proses pembangunan stasiun di bawah tanah juga meninjau dua taman kota di negara singa tersebut, yakni Bhisan Park dan Ang Mo Kio Park. Nantinya, di setiap rumah susun yang dibangun akan dilengkapi dengan taman kota.

Jokowi ingin rumah susun (Rusun) nanti tidak membeli sedikit-sedikit lahan, tetapi ratusan lahan sehingga lengkap dengan fasilitas yang ada.

"Tidak ada lagi istilah dinas perumahan beli dua hektare tanah, bangun rusun tiga biji, beli lagi empat hektar tanah, bangun rusun lima biji. Pak gub gak mau lagi model itu, pak gubernur maunya sekali beli ratusan hektar. Langsung bangunin ratusan unit di situ. Jadi orang betul-betul dapat suasana baru, kota baru, lingkungannya," ujar Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) di Balai Kota Jakarta, Senin (1/4).

Politisi Gerindra ini mengaku jika hanya membeli sedikit lahan, misal dua hektare dinilai tidak akan fokus sesuai masterplan yang ada. Oleh karenanya, Pemprov akan memfokuskan sistem seperti di Singapura di Marunda.

"Misalnya, tanah-tanah sekitar gitu ditempatkan jadi tanah peruntukan pemerintahan. Jangan sampai, harus tanah pemerintah. Jangan sampai swasta ikutan beli. Beliau bikin kawasan ekonomi khusus. Kita kan selalu kalah kan. Kita beli dikit-dikit, swasta udah kuasai. Dia bikin perumahan bagus, dia jual gitu mahal, kita kekurangan tanah. Pak gub gak mau, Makanya kita beli ratusan hektar. Jadi bangunnya satu komplek. Nah itu konsep Singapura yang beliau dapat," jelasnya.

Menurutnya, di Bishan Park dan Ang Mo Kio Park seperti itu konsepnya. Sehingga, langsung terdapat tamannya, lingkungan dan warga dapat merasakan hidup baru di lingkungan bersih, ada tempat kerja, lingkungan bersih, ada sungai buatan dengan ikan. "Jadi terasa di kampung," ucapnya.

Pemilihan pembangunan percontohannya di Marunda, karena di sana sudah terdapat KBN yang akan membangun industri untuk menyerap 30 ribu lebih tenaga kerja. Selain itu, juga akan membuat kawasan ekonomi khusus 1.500 hektar, seperti New Tanjung Priok, ada juga pelabuhan KBN.

"Itu menampung tenaga kerja luar biasa. Saya bayangkan kalau ada ratusan ribu orang dipindahkan ke sisi Banjir Kanal Timur, ada RS Koja ada RS Duren Sawit, terus ada BKT, ada jalan inspeksi, terus orang-orang kompleks bisa naik sepeda kerja, itu mengurangi macet kita berapa,"terangnya.

Wilayah Jakarta Utara dinilai berpotensi untuk dibangun konsep seperti di Singapura. Dia mencontohkan seperti di Angke, yang nantinya akan ada reklamasi.

"Muara Baru juga bisa kan yang pelabuhan. Tapi Muara Baru agak terbatas lah. Tapi yang paling besar itu Cakung, cilincing," katanya.

Ahok mengaku Gubernur ingin warga dapat hidup modern dengan tempat kerja tidak jauh dari tempat tinggal atau masih satu kawasan.

Sedangkan, anggarannya, Ahok mengaku diambil dari pendapatan pajak online dan sistem jalan berbayar yang akan diterapkan begitu juga APBD akan naik.

"Sekarang juga kita akan anggarkan, kita mau bentuk jalan berbayar, kita ada pajak online, APBD juga akan naik. Kelengkapan rusun sudah kita yang anggarkan," tandasnya.

Sumber : http://www.merdeka.com/jakarta/jokowi-akan-jadikan-marunda-seperti-singapura.html

Senin, 01 April 2013

Polda: Contra Flow Kurangi 30 Persen Kemacetan

TEMPO.CO , Jakarta:Kepolisian Daerah Metro Jaya menyatakan pemberlakuan sistem kendaraan melawan arah atau contra flow di beberapa ruas jalan tol, mampu mengurangi kemacetan arus lalu lintas di Jakarta.

"Contra flow mampu mengurangi sekitar 30 persen penumpukan kendaraan," kata Wakil Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya Ajun Komisaris Besar Sambodo Purnomo ketika dihubungi Tempo pada Kamis, 28 Maret 2013.

Saat ini Jakarta menerapkan contra flow di tiga jalan Tol, Tangereng-Jakarta, Cawang-Semanggi, Grogol-Slipi, danl Cawang-Rawamangun. Saat uji coba contra flow pada Senin lalu, terbukti ada sekitar 2.000 kendaraan yang mengambil jalur lawan arus.

Penerapan contra flow di Grogol-Slipi, dia mencontohkan, perhitungan PT Jasa Marga rata-rata kendaraan yang melintas saat jam sibuk pagi hari, antara pukul 06.00 WIB sampai 10.00 WIB, di ruas tol tersebut ada 6.000 kendaraan per jam.

Sayangnya, Sambodo mencatat, di kemudian hari rupanya ada pola pergeseran masyarakat. Contra flow Cawang-Semanggi contohnya. "Tadinya yang lewat situ adalah kelas pekerja tapi sekarang siapa pun pakai jalur contra flow," katanya.

Menurut dia, ada pergesaran pemikiran di masyarakat. "Mereka yang mau ke Slipi ambil contra flow dengan pikiran biar cepet padahal tujuannya, bukan ke tempat kerja," kata dia. "Artinya contra flow semacam jadi jalur alternatif."

Akibatnya penumpukan kendaraan pun kembali kerap terjadi terutama di pintu masuk-keluar tol. Sambodo berpendapat contra flow bukan obat yang ces pleng untuk mengatasi kemacetan. "Ibarat obat cuman pereda sementara," ujar ia. Efektifitas contra flow lanjut dia adalah jika dibarengi dengan pembenahan transportasi.

Sumber : http://www.tempo.co/read/news/2013/03/29/083470003/Polda-Contra-Flow-Kurangi-30-Persen-Kemacetan