Kamis, 28 Maret 2013

Penghapusan KRL Ekonomi tak sejalan dengan program Jokowi

Rencana penghapusan KRL Ekonomi yang akan dilaksanakan oleh PT KAI pada 1 April 2013 banyak menuai protes. Hal itu dinilai karena tidak ada sosialisasi dan transparasi dari PT KAI.

Anggota Persatuan Penumpang dan Pengguna Jasa Angkutan KRL Ekonomi, Anto menuding keputusan PT KAI tidak sejalan dengan semangat Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo (Jokowi). Semangat Jokowi yang dimaksud adalah program mengatasi kemacetan ibu kota Jakarta dengan solusi transportasi massal.

"Kalau dihapus (KRL Ekonomi), apakah siap jika nanti Jakarta diserbu dengan kendaraan pribadi?" ujar Anto di Kantor Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Jakarta, Rabu (27/3).

Padahal, menurut Anto, pemerintah sampai saat ini masih mempunyai kewajiban untuk memberikan subsidi kereta ekonomi. Oleh karena itu, apresiasi seharusnya diberikan kepada PT KAI dalam rangka meningkatkan pelayanan kenyamanan dan keamanan.

"Tapi ini malah terkesan malah meninggalkan," katanya.

Anto menyarankan harusnya PT KAI berkoordinasi dengan pemerintah untuk melakukan upaya pembenahan dan terkait penghapusan KRL ekonomi tersebut.

"Jangan sampai adanya pencampuradukan antara kendala teknis yang menjadi penghambat seperti keterbatasan kereta dan suku cadang," katanya.

Sebelumnya, PT KAI (Persero) tidak mengoperasikan KRL Non AC atau KRL ekonomi untuk lintas Serpong dan Bekasi. PT KAI Commuter Jabodetabek beralasan penghapusan kereta ekonomi ini untuk meningkatkan pelayanan dan menghindari kecelakaan penumpang.

"Kondisi KRL yang sudah tidak layak guna sangat berbahaya dan berisiko tinggi pada keselamatan dan keamanan penumpang pada perjalanan kereta api," kata Manager Komunikasi Perusahaan PT KAI Commuter Jabodetabek Eva Chairunisa dalam keterangan pers tertulis kepada redaksi merdeka.com, Senin (25/3).

Untuk mengisi kekosongan jadwal perjalanan dan mengganti perjalanan KRL Non AC tersebut maka jumlah perjalanan KRL AC Commuter Line akan ditingkatkan dengan penambahan dua rangkaian KRL AC Commuter Line baru untuk lintas Bekasi dan dua rangkaian KRL AC Commuter Line baru untuk lintas Serpong.

"Banyaknya gangguan yang terjadi pada KRL Non AC tersebut juga kerap mengganggu kenyamanan perjalanan KRL secara keseluruhan dan sangat berdampak pada pelayanan KRL untuk penumpang," tambah Eva.

Sumber : http://www.merdeka.com/jakarta/penghapusan-krl-ekonomi-tak-sejalan-dengan-program-jokowi.html

Rabu, 27 Maret 2013

Kota Jakarta ambles hingga 25 cm/tahun

Jakarta (ANTARA News) - Penyedotan air tanah secara berlebihan terbukti menyebabkan beberapa lokasi di Jakarta mengalami tanah ambles hingga 25 sentimeter per tahun, kata seorang peneliti.

"Data GPS (Global Positioning System) hasil penelitian dengan ITB menunjukkan `subsidence rate` (tanah ambles) bisa sampai 25 cm per tahun. Itu cukup tinggi untuk `dislocation` dari suatu bangunan," kata peneliti Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI Robert M Delinom di Jakarta, Selasa.

Berdasarkan data GPS tersebut, ia mengatakan ambleas tanah tercepat antara 20 hingga 25 cm per tahun terjadi di sekitar Senayan, Gedung DPR di kawasan Jalan Gatot Subroto, Joglo.

"Joglo, Senayan lebih cepat (ambles) terutama akibat pengambilan air tanah oleh hotel dan mal di sekitar lokasi,"ujar dia.

Lokasi lain yang juga mengalami ambles tanah lima hingga 15 cm per tahun terjadi di Pasar Minggu, Duren Sawit, Cakung, Tambun. Sedangkan tanah di sekitar Kamal, Marunda, Sunter, Jagakarsa stabil selama penelitian berlangsung.

Sementara itu berdasarkan hasil penelitian bersama dengan ITB tahun 2000 hingga 2005, ia mengatakan total penurunan ketinggian tanah terparah terjadi di daerah sekitar Daan Mogot yang mencapai hingga 70 cm.

Dalam kurun waktu yang sama Kalideres mengalami ambles hingga 40 cm, Ancol ambles lebih dari 30 cm, Kelapa Gading sekitar 30 cm. Sedangkan Jatinegara Timur, Kamal Muara, dan Cilincing ambles lebih dari 20 cm.

"Jika ingin melihat bukti yang jelas dari ambles nya tanah di Jakarta akibat penyedotan air tanah berlebih adalah tower di daerah Pasar Ikan, Jakarta Barat," lanjutnya.

Penyedotan air tanah yang mengakibatkan amblesnya tanah di Jakarta, menurut Robert, membuat banjir di wilayah Jakarta pada 2013 menjadi meluas dibanding dengan banjir 2007.

Penyedotan air tanah di Jakarta sudah dimulai sejak jaman Belanda, dan penyedotan air tanah tercatat semakin cepat terjadi sejak tahun 1989 hingga 2007, dengan rata-rata 70.000 meter kubik per hari hinga meningkat hampir 10 kali lipat 650.000 meter kubik per hari.

"Penyedotan air sempat melambat pada 1997--1998, dan saat krisis 2005. Ini karena perekonomian dalam kondisi tidak baik, industri banyak berhenti produksi," ujar Robert.. (V002/N002)

Sumber : http://www.analisadaily.com/news/2013/4766/kota-jakarta-ambles-hingga-25-cm-tahun/

Selasa, 26 Maret 2013

Disiapkan... 10.000 Lubang Biopori di Jakarta!

JAKARTA, KOMPAS.com - Menyambut Hari Air Sedunia (World Water Day) 2013 yang jatuh Jumat (22/3/2013), Indonesia Global Compact Network (IGCN) mengumumkan komitmennya dalam menyampanyekan "Jakarta Water Cooperation". Sebagai bentuk komitmen tersebut, IGCN sepakat membuat sebanyak mungkin lubang resapan biopori dalam satu tahun mendatang.

Target awal pembuatan lubang biopori itu mencapai 10.000 lubang yang tersebar di Jakarta. Komitmen ini diharapkan bisa menawarkan solusi alternatif untuk mengurangi bencana banjir yang belum lama ini terjadi serta masalah kelangkaan air di Jakarta.

Untuk tujuan tersebut, kegiatan ini diinisiasi oleh kelompok kerja terdiri dari Indonesia Water Mandate, IGCN, yang bekerjasama dengan United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO), serta Gerakan Ciliwung Bersama (GCB). Peringatan Hari Air Sedunia 2013 itu sendiri secara resmi dibuka pekan lalu melalui sebuah dialog bertema Tantangan dan Solusi Permasalahan Air untuk Agenda Pasca 2015.

"Kerja sama multi-sektor dalam kegiatan ini menunjukkan, bahwa seluruh elemen masyarakat memiliki peran masing-masing untuk membantu mengatasi tantangan global mengenai pengelolaan air. Kami juga mengajak para industri lainnya untuk turut berpartisipasi di dalam kegiatan kolaborasi peduli air ke depannya," kata Presiden IGCN, W Junardy di Jakarta, Jumat.

Sementara itu, sebagai ketua kelompok kerja Indonesia Water Mandate, Suhendra Wiriadinata, Direktur Corporate Affairs and Communications Asia Pulp & Paper Group (APP) mengatakan, berbagai upaya dan sinergi ini diharapkan bisa meningkatkan kesadaran masyarakat akan kebutuhan memiliki praktik pengelolaan air yang bertanggung jawab.

"Pentingnya kolaborasi adalah untuk menyelesaikan permasalahan mengenai air, baik di tingkat nasional maupun internasional," kata Suhendra.

Suhendra menambahkan, masih banyak masyarakat di wilayah Indonesia yang belum dapat mengakses air bersih secara berkelanjutan. Sejalan dengan Sustainability Roadmap dalam hal pengembangan dan kesejahteraan komunitas, pihaknya telah mendukung program penyediaan akses air bersih kepada komunitas di area operasional APP.

"Menyusul pemasangan IPAG60 tahun lalu, kami (APP) dan LIPI bersama-sama menyediakan pelatihan untuk mengoperasikan dan memelihara alat ini. Sementara untuk menjamin keberlanjutan program ini, LIPI dan APP juga membimbing masyarakat dalam membangun mekanisme untuk pengelolaan secara berkala dan penggunaan serta pendistribusian air," ujar Suhendra.

Ia mengatakan, setiap unit IPAG60 dapat menghasilkan lebih dari 60 liter air bersih per menit. Dengan demikian, upaya ini cukup untuk memenuhi kebutuhan sekitar 100 keluarga di kawasan operasionalnya.

Sumber : http://properti.kompas.com/read/2013/03/25/1109424/Disiapkan.10.000.Lubang.Biopori.di.Jakarta?utm_source=WP&utm_medium=box&utm_campaign=Kppwp

Senin, 25 Maret 2013

Atasi Macet, Contra Flow Diuji Coba di Tol Dalam Kota

Liputan6.com, Jakarta : Polda Metro Jaya dan PT Jasa Marga Tbk. mengujicobakan jalur lawan arus (contra flow) di Tol Dalam Kota mulai dari Grogol (KM 15+200) hingga Slipi (KM 12+400).

"Diujicobakan mulai hari (Senin) ini pukul 06.00 WIB hingga 09.30 WIB," kata Wakil Direktur Lalulintas Polda Metro Jaya Ajun Komisaris Besar Polisi Sambodo di Jakarta, Senin (25/3/2013).

AKBP Sambodo mengatakan, pemberlakuan contra flow guna mengurangi kepadatan kendaraan yang melintas dari Tol Tangerang menuju Jakarta saat memasuki Grogol arah Slipi.

Uji coba jalur lawan arus yang menuju Semanggi sepanjang 2,8 kilometer tersebut diberlakukan hingga 1 April 2013. Kemudian pihak kepolisian dan Jasa Marga akan mengevaluasi.

Pihak kepolisian maupun Jasa Marga akan merekayasa arus lalulintas melalui jalur lawan arus, jika hal tersebut dapat mengurangi kemacetan pada pagi hari.

Petugas kepolisian telah berjaga di lokasi jalur lawan arus dan memasang rambu-rambu, kata Sambodo, agar memudahkan pengemudi mengetahui pemberlakuan jalur lawan arus tersebut. (Ant/Yus)

Sumber : http://news.liputan6.com/read/543841/atasi-macet-contra-flow-diuji-coba-di-tol-dalam-kota

Jumat, 22 Maret 2013

Rata-rata Kecepatan Kendaraan di DKI Hanya 16,8 Km Per Jam

JAKARTA, KOMPAS.com — Jangan heran jika jalanan dalam Kota Jakarta kerap dilanda macet. Setiap jam, tercatat ada 210.632 kendaraan yang melintas dengan kecepatan rata-rata 16,8 km per jam.

Sedangkan untuk wilayah kota atau jalan-jalan protokol, diperkirakan jumlah kendaraan yang melintas setiap jamnya mencapai 262.313 dengan kecepatan rata-rata 20,8 km per jam.

Jumlah kendaraan sebanyak itu menjadi PR Pemprov DKI Jakarta untuk mencari solusi yang tepat, salah satunya dengan memberlakukan sistem ganjil genap. Dinas Perhubungan DKI optimistis kebijakan tersebut mampu mengurangi 16,5 persen tingkat kemacetan di Ibu Kota. Biaya operasional kendaraan pun diperkirakan bisa menghemat Rp 8,85 triliun per tahunnya.

"Penghematan nilai waktu dan biaya operasi kendaraan bisa mencapai Rp 8,85 triliun per tahunnya apabila ganjil genap diterapkan di seluruh wilayah kota," ujar Kepala Dinas Perhubungan Udar Pristono, Kamis (21/3/2013).

Dengan diberlakukannya sistem ganjil genap, kata Udar, diyakini masyarakat akan memilih menggunakan transportasi umum, khususnya bus transjakarta. Hal ini yang akan berdampak mengurangi penurunan tingkat kemacetan.

Dengan tingkat penurunan 16,5 persen, diperkirakan kendaraan yang melintasi kawasan lingkar dalam kota berkurang menjadi 68.165 per jamnya dan 121.567 untuk wilayah kota.

"Hal ini juga berdampak pada pengurangan jumlah penggunaan BBM bersubsidi. Bisa berkurang sampai 19,7 persen untuk wilayah DKI," kata Udar.

Akan tetapi, menurut Udar, semua prediksi itu akan menjadi percuma jika tidak ada pengawasan yang baik dan juga kesadaran dari masyarakat pengguna jalan yang masih lebih memilih untuk menaiki kendaraan pribadi.

"Di setiap kebijakan yang paling penting ialah pengawasan dan kesadaran," tuturnya.

Sumber : http://megapolitan.kompas.com/read/2013/03/21/14293972/Ratarata.Kecepatan.Kendaraan.di.DKI.Hanya.16.8.Km.Per.Jam?utm_source=WP&utm_medium=box&utm_campaign=Khlwp

Kamis, 21 Maret 2013

Ini Dia Wajah Kemacetan Jakarta 2014

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA---Tingginya pertumbuhan kendaraan di Jakarta yang tidak diimbangi dengan penambahan rasio jalan raya, diprediksi akan mengakibatkan kemacetan total pada 2014 mendatang. Namun, belum terlambat bagi Pemprov DKI mempersiapkan segala kemungkinan yang terjadi, termasuk dengan menerapkan segera kebijakan ganjil genap yang dinilai bisa mengatasi kemacetan total tersebut.

Ketua Dewan Transportasi Kota Jakarta (DTKJ), Azas Tigor Nainggolan meminta, pelaksanaan kebijakan ganjil genap sebaiknya diterapan pada tahun ini. "Jika sistem ganjil genap ini tidak diterapkan sekarang, tahun depan yaitu 2014 Jakarta akan mengalami kemacetan total. Bentuk ganjil genap sebaiknya berdasarkan kawasan bukan koridor dan dilaksanankan purna waktu," ujarnya, saat dialog publik di salah satu hotel di Jakarta Pusat.

Azas memahami penerapan sistem ganjil genap ini bukan perkara gampang, karena diperlukan berbagai persiapan dan kebijakan pendukung. "Ganjil genap diharapkan bukan hanya kebijakan yang bagus di atas kertas, tapi jangan sampai kedodoran dalam implementasi. Sekarang sudah saatnya Pemerintah Provinsi DKI Jakarta segera melakukan persiapan dan sosialisasi secara gencar kepada publik agar ada kejelasan sistem ganjil genap yang akan dilakukan diterima sebagai informasi resmi masyarakat," pintanya seperti dilansir situs beritajakarta.com.

Terkait hal itu, Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Udar Pristono, menginginkan masyarakat mendukung program Pemerintah Provisi DKI Jakarta untuk mengurai kemacetan dengan penerapan sistem ganjil-genap. "Kita harus mengubah dan mengatur diri kita sendiri, salah satunya dengan membiasakan naik angkutan massal seperti bus Transjakarta. Di sini sangat dibutuhkan kepedulian masyarakat. Kita harus saling mengingatkan satu sama lain bahwa lebih nyaman menggunakan angkutan massal," katanya.

Untuk penerapan sistem ganjil genap sendiri, Udar belum bisa memastikan kapan bisa diterapkan. Yang jelas hingga semuanya siap, termasuk dalam penyediaan angkutan umum yang lebih baik. "Kami masih menunggu kedatangan 684 unit bus Transjakarta untuk memenuhi angkutan massal yang baik," tambahnya

Sumber : http://www.republika.co.id/berita/nasional/jabodetabek-nasional/13/03/20/mjydy6-ini-dia-wajah-kemacetan-jakarta-2014

Rabu, 20 Maret 2013

Gedung di Jakarta Yang Tidak Ada Sumur Serapan Akan Kena Sanksi

Jakarta, Seruu.com - Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo memastikan gedung apapun di Jakarta yang tidak membuat sumur serapan akan dikenai sanksi.

Di Balaikota DKI Jakarta, Selasa, Jokowi memaparkan sanski itu adalah menutup gedung itu atau mencabut izin membangun bangunan (IMB) untuk gedung tersebut.

"Bisa ditutup kantornya atau dicabut izinnya," kata Jokowi.

Dia menegaskan pembuatan sumur serapan wajib hukumnya untuk bangunan yang sudah dan akan dibangun.

Jokowi menyatakan semakin besar Koefisien Luas Bangunan (KLB) maka semakin dalam pula sumur resapan yang harus dibuat.

"Makin kecil gedungnya, ya makin kecil sumur resapannya," katanya.

Dia menjanjikan perbandingan KLB dengan kedalaman sumur akan selesai dalam waktu satu bulan.

"Saya sudah minta detailnya per meter harus buat berapa, satu bulan ini selesai," katanya.

Jokowi sendiri menggalakkan program pembuatan 20 ribu sumur serapan di Jakarta, demi mengantisipasi banjir dan membuat cadangan air bawah tanah Jakarta.[ant]

Sumber : http://indonesiana.seruu.com/read/2013/03/19/152856/gedung-di-jakarta-yang-tidak-ada-sumur-serapan-akan-kena-sanksi

Selasa, 19 Maret 2013

Waspada, Perampok Sembunyi di Bagasi Taksi

TEMPO.CO, Jakarta -- Polisi menangkap tiga orang pelaku perampokan taksi. Perampokan yang terjadi pada Jumat, 8 Maret 2013 lalu ini tergolong nekat. Dua orang pelaku bersembunyi di dalam bagasi taksi Pratama warna putih tersebut. Mereka menodong korban Lani Sawarno dan Flora Waas dari belakang dan menggasak harta korban.

"Satu jam kami sembunyi di dalam bagasi," kata pelaku, Aryo, pada Senin, 18 Maret 2013. Dia bersama rekannya, Rahman dan Rusdi, mengaku sudah memodifikasi bagasi agar muat dua orang.

Pengap? Tentu saja. Satu jam mereka ada di bagasi yang lebih kecil dari tubuh mereka. Saat memperagakan pun, Aryo dan Rahman harus meringkuk di dalam bagasi sempit tersebut. Mereka tampak kepayahan. "Pengap sekali," ujar Aryo.

Mereka memodifikasi bagasi setelah keluar dari pool taksi Pratama yang ada di Lebak Bulus, Jakarta Selatan. Hanya butuh waktu sejam untuk mengosongkan bagasi dan mengendorkan kursi belakang.

Aryo mengaku terpaksa ikut ajakan Rusdi. Lelaki ini punya lima istri dan tiga anak. "Makanya saya mau ikut," ujar Aryo sambil menahan kesakitan. Ketiga pelaku ini ditembak polisi di kaki saat akan ditangkap. Kala itu mereka mencoba kabur.

Rusdi, sopir asli taksi ini, mengaku tergiur ajakan kedua rekannya tersebut. Alasannya sama , penghasilan dia sebagai sopir taksi kurang untuk memenuhi nafkah istri yang tengah hamil tujuh bulan dan seorang putranya.

Rusdi mengaku baru sebulan jadi sopir taksi. Sebelumnya dia adalah sopir angkot di Bandung jurusan Cileunyi-Cililin. Namun, penghasilannya dirasa kurang sehingga dia kemudian banting setir menjadi sopir taksi.

Parahnya, setelah jadi sopir taksi pun, dia lebih suka foya-foya. Uang hasil rampok ini juga dipakai untuk judi dan menikmati hiburan malam.

Otak dari perampokan ini, Rahman, mengaku baru saja keluar dari Lembaga Permasyarakatan Cipinang. Dia sempat terjerat kasus perampokan. "Saya baru sebulan bebas," ujarnya. Dia lebih memilih diam menahan sakit karena timah panas di kakinya.

Kejadian ini bermula saat Lani dan Flower, dua karyawati yang bekerja di kawasan Sudirman, Thamrin, Jakarta Pusat, akan pulang kerja menuju rumah mereka di daerah Pondok Kopi, Jakarta Timur dan Pancoran, Jakarta Selatan. Mereka menunggu taksi di sekitar Bunderan Hotel Indonesia, saat itu pukul 22.30 WIB malam.

"Saat itu, keadaan sedang macet dan antrean taksi cukup panjang. Akhirnya, kami cari taksi di luar," ujar Lani. Kemudian, taksi yang disopiri Rusdi lewat. Mereka pun naik. Awalnya, dua wanita ini sudah tidak nyaman karena bau rokok dan kacanya gelap.

Benar saja tidak berapa lama saat keduanya menaiki taksi tersebut, tiba-tiba sang sopir mengunci pintu dengan central lock. "Dari belakang ada yang dorong-dorong dari sandaran jok belakang," ujar Lina. Panik, mereka menahan agar tidak terjerembab.

Namun, Lina melanjutkan, sopir taksi menyabetkan gergaji tipis kecil ke arah keduanya. Sabetan itu mengenai tangan Lina. Dia menjerit. Kedua pelaku yang bersembunyi di taksi muncul dan langsung melakban mulut mereka. Tangan keduanya juga diikat.

Mereka diancam akan dibunuh. Pelaku pun melucuti perhiasan korban. Dia juga meminta korban menyerahkan PIN ATM. Korban yang ketakutan menyerah.

Diajak berputar-putar, kedua korban diturunkan di tempat sepi. "Belakangan kami tahu itu daerah Kalideres," katanya. Mereka ditolong pengendara.

Kepala Satuan Reserse Mobile Direktorat Kriminal Umum Kepolisian Daerah Metro Jaya Ajun Komisaris Besar Herry Heryawan mengatakan akan memanggil pemilik taksi. "Kami akan selidiki apakah mereka tahu taksinya sudah dimodif atau tidak," katanya. Waspada kejahatan perampokan di Jakarta.

Sumber : http://www.tempo.co/read/news/2013/03/18/064467789/Waspada-Perampok-Sembunyi-di-Bagasi-Taksi

Senin, 18 Maret 2013

Hindari Banjir Jakarta, Pemerintah Bangun Rusunawa di Dekat Bantaran Sungai

TRIBUNNEWS.COM - Satu di antara penyebab banjir akibat meluapnya sungai adalah banyaknya bangunan-bangunan yang didirikan di sekitar kawasan bantaran sungai. Seperti yang terjadi di kawasan bantaran Sungai Ciliwung.

"Ada yang di atas sungai membuat rumah, padahal itu bahaya, kalau ada sampah tersangkut bisa merobohkan rumahnya," ujar Dirjen Sungai dan Pantai Kementerian Pekerjaan Umum Subandrio Pitoyo.

Fenomena tersebut menurutnya tak lepas dari permasalahan ekonomi yang dialami masyarakat. Ia mengatakan jika warga bantaran sungai tersebut memiliki modal, tentu mereka juga tidak ingin tinggal di bantaran sungai.

"Saya lihat ini lebih kepada masalah sosial. Seandainya mereka punya uang tentu mereka tinggalnya di Pondok Indah," katanya.

Subandrio menambahkan, pihaknya sampai saat ini mencatat ada sekitar 71.000 kepala keluarga yang tinggal di bantaran Sungai Ciliwung. Jumlah tersebut setara dengan sekitar 350.000 jiwa.

Pemukiman merekalah yang setiap musim hujan rawan dilanda banjir akibat meluapnya sungai. Untuk itu, Subandrio menyebut pihaknya telah melakukan beragam upaya guna mengurangi risiko banjir akibat luapan sungai, di antaranya dengan jalan menormalisasi Sungai Ciliwung.

"Banjir Kanal Barat dan Banjir Kanal Timur itu merupakan upaya kami untuk menormalisasi Sungai Ciliwung. Tahun ini rencananya rusunawa akan dibangun tak jauh dari bantaran sungai. Agar bisa mengakomodasi warga di sana yang pekerjaannya di sekitar wilayah situ," tandasnya.

Sumber : http://jakarta.tribunnews.com/2013/03/17/hindari-banjir-jakarta-pemerintah-bangun-rusunawa-di-dekat-bantaran-sungai

Jumat, 15 Maret 2013

Serupa di Filipina, Kebijakan Ganjil-Genap Jakarta Diprediksi akan Gagal Total

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Program pengurangan kemacetan dengan sistem Ganjil-Genap di Jakarta, dijamin gagal, lantaran konsepnya masih sama dengan program sebelumnya, yakni three in one.

Pengamat Transportasi Filipina, Tanya Gaurano, mengungkapkan hal tersebut dalam Workshop Menakar Efektivitas Kebijakan Nomor Ganjil Genap di Lantai 12 Mall Sarinah di Jalan MH Thamrin, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis(14/3/2013).

Menurut Tanya, di Ibukota Filipina, yakni Manila, program seperti pembatasan kendaraan dengan sistem three in one maupun ganjil-genap sudah dilakukan sejak tahun 1990an.

Saat awal melaksanakan program tersebut, kata Tanya, pemerintah Manila yakin bisa menurunkan penggunaan kendaraan sebanyak 20 persen.

Tapi, kata Tanya, yang terjadi justru lain, kepemilikan kendaraan justru semakin meningkat di Manila dan kemacetan pun tak kunjung usai.

Tanya menilai, ada dua kesalahan, yakni program Ganjil-Genap di Manila maupun program three in one di Manila selalu ada pengecualian-pengecualiannya.

Misalnya mulai dari pengecualian terhadap waktu-waktu three in one yang baru mulai diberlakukan diatas pukul 06.00 WIB, serta hanya di jalan-jalan tertentu saja.

Makanya, mereka yang punya mobil akhirnya memilih berangkat lebih pagi dan akhirnya saat jam pulang kantor, kondisi jalan Manila kembali sesak.

"Atau mereka memilih jalan lain yang tidak masuk dalam program three in one," kata Tanya.

Hal itu terjadi pula dalam program ganjil-genap yang memiliki pengecualian dari segi waktu dan lokasi. Makanya, kemudian justru hanya memindahkan kemacetan dan menggeser waktu kemacetan saja.

Melihat itu, Pengamat Transportasi dari Komite Penghapusan Bensin Bertimbel, Ahmad Syafrudin mengatakan, sebenarnya nasib three in one dan program ganjil-genap di Indonesia akan serupa dengan Manila.

"Di kita kan program ganjil-genap maupun program three in one itu kan hanya ada di jam-jam tertentu saja dan lokasinya pun tertentu. Makanya, hasilnya tak akan berbeda dengan yang didapat pemerintah Kota Manila," kata Syafrudin dalam workshop tersebut.

Semestinya, kata Syafrudin, apabila memang mau membatasi kendaraan, harus dengan tegas dan tanpa pengecualian, yakni diberlakukan di seluruh lokasi dan jalan di Jakarta.

Sumber : http://jakarta.tribunnews.com/2013/03/14/serupa-di-filipina-kebijakan-ganjil-genap-jakarta-diprediksi-akan-gagal-total

Kamis, 14 Maret 2013

Jakarta Mampu Kelola Sampah Secara Mandiri Tahun 2017

Jakarta, GATRAnews - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta berencana membangun tiga Inventory Trash Recyling (ITR) di beberapa kawasan Ibukota. Diperkirakan ketiga tempat pengendalian dan pengelolaan sampah tersebut rampung pada tahun 2017. Rencana pembangunan ITR akan dimulai paling lambat 2014. Ketiga ITR tersebut antara lain akan ditempatkan di Pluit, Cawang-Cilincing dan Marunda dengan kapasitas antara 1500-2500 metrik ton sampah.

Rencana pembangunan ITR diungkapkan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo di sidang paripurna DPRD DKI, dengan agenda mendengarkan jawaban gubernur terhadap pandangan fraksi-fraksi terkait Raperda Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2013-2017 dan Raperda Pengelolaan Sampah, Rabu (13/3) siang ini. "Dengan ketiga ITR tersebut kita dapat mengelola sampah secara mandiri dalam kota. Akan beroperasi paling lambat 2017 mendatang," ungkap Joko Widodo.

Saat ini pengelolaan sampah untuk wilayah DKI Jakarta terpusat di luar wilayah ibukota. Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Bantar Gebang, Bekasi menjadi tumpuan utama pemprov sampah-sampah yang diproduksi warga Jakarta. "Sebenarnya kita sudah ada kompensasi kepada masyarakat sektiar TPA Bantar Gebang, berupa Comunity Development sejak 2007 lalu," jawab Gubernur Jokowi menanggapi tanggapan dari Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Pejuangan (F-PDIP).

Sumber : http://www.gatra.com/nusantara/jawa/26028-jakarta-mampu-kelola-sampah-secara-mandiri-tahun-2017.html

Rabu, 13 Maret 2013

Sampah Penuhi Kali Cipinang

Pengguna jalan maupun warga yang bemukim di RW 15 Cipinangmuara, Jatinegara mengeluhkan banyaknya sampah yang tergenang di badan Kali Cipinang. Pasalnya, selain tak sedap dipandang mata, tumpukkan sampah di badan kali itu juga menimbulkan aroma tak sedap sehingga mengganggu kenyamanan warga.

Edi Riyatno (340, warga RT 10/15, Cipinangmuara menuturkan, yang paling menjengkelkan warga, tumpukkan sampah itu selalu menebar aroma bau busuk. Ia dan warga lainnya pun khawatir tumpukkan sampah itu akan memicu timbulnya penyakit yang dibawa oleh lalat. "Bukan cuma warga yang tersiksa bau sampah, tapi pengguna jalan di sini juga selalu menutup hidungnya saat melintas," ujar Edi, Selasa (12/3).

Dikatakan Edi, tumpukkan sampah di Kali Cipinang itu berasal dari sampah warga daerah lain yang kerap membuang sampah ke badan Kali Ciipinang. Sebab, kata Edi, dirinya sering menjumpai pengendara sepeda motor maupun mobil yang kerap membuang sampah ke kali terutama pada malam hari.

Selain itu, kata Edi, warga dari RW 04 Kelurahan Klender yang lokasinya berseberangan dengan kali juga sering dijumpainya membuang sampah ke badan kali tersebut. "Sepengetahuan saya kali ini dikeruk lumpurnya dan dibersihkan dari sampah sekitar empat tahun lalu. Warga seberang kali juga sering melemparkan sampahnya ke kali," keluh Edi.

Kepala Sudin Kebersihan Jakarta Timur, Apul Silalahi saat dikonfirmasi mengenai masalah ini menuturkan, untuk sampah yang berada di kali merupakan kewenangan Sudin Pekerjaan Umum (PU) Tata Air Jakarta Timur. Meski begitu, pihaknya siap kapan saja membantu membersihkan sampah-sampah yang berada di badan kali. "Bila dibutuhkan, kami siap membantu membersihkannya," katanya.

Sementara itu, Kepala Sudin PU Tata Air Jakarta Timur mengaku akan berkoordinasi dengan Dinas PU DKI untuk mengangkut sampah di Kali Cipinang. "Segera kami tindaklanjuti keluhan warga ini. Kami segera berkoordinasi dengan Dinas PU agar bisa dicarikan solusi," tandasnya.

Sumber : http://www.beritajakarta.com/2008/id/berita_detail.asp?nNewsId=53660

Senin, 11 Maret 2013

Sampah Hampir 10 Ton di Sisi Rel Kebayoran Lama Diangkut

Metrotvnews.com, Jakarta: Sampah 9,5 ton di dekat Stasiun Kebayoran Lama, Jakarta, Sabtu (9/3), diangkat. Sampah itu mayoritas diambil dari selokan di sisi rel kereta. "Ini sesuai instruksi Gubernur. Kita gelar tiap minggu untuk penanganan sampah di Jakarta," ujar Kepala Suku Dinas Kebersihan Jakarta Selatan Zaenal Syarifudin.

Zaenal mengatakan, tumpukan sampah di selokan sisi rel merupakan bukti minimnya budaya bersih masyarakat. Wilayah sekitar pasar juga menyumbang sampah lebih banyak dibandingkan wilayah yang jauh dari pasar. "Ini daerah pasar. Bukan cuma pedagang, pemulung yang buang sampah di situ. Belum lagi sampah yang dibuang dari kereta," tuturnya.

Sampah diangkut menggunakan tiga truk kecil yang tiap truk berkapasitas enam meter kubik. Ada juga dua truk besar berkapasitas 10 meter kubik. Sampah diangkut ke Bantar Gebang. Menurut Zaenal, kegiatan ini akan digelar di wilayah lain di Jakarta Selatan.

Pemilihan target wilayah diputuskan sesuai besarnya konsentrasi sampah. Ia mengakui jika wilayah di dekat pasar dan rel kereta api menjadi prioritas. "Seperti kawasan Pasar Mingggu, terutama dekat rel kereta. Orang tahunya itu tugas kita. Padahal seharusnya ada koordinasinya dengan PT Kereta Api Indonesia kalau di sekitar rel," tandasnya.

Untuk melancarkan kegiatan pembersihan sampah pihaknya telah membentuk tim survei. Tugas tim survei menentukan prioritas wilayah kronis sampah. Bersama tim itu pula pihaknya akan menggelar aksi pembersihan sampah.

Sumber : http://www.metrotvnews.com/metronews/read/2013/03/09/5/137065/Sampah-Hampir-10-Ton-di-Sisi-Rel-Kebayoran-Lama-Diangkut

Jumat, 08 Maret 2013

Tanggul raksasa dibangun, nelayan akan direlokasi

JAKARTA. Pemerintah Daerah DKI Jakarta berencana merelokasi para nelayan di pantai Utara Jakarta terkait pembangunan tanggul raksasa atau Giant Sea Wall (GSW). Menteri Kelautan dan Perikanan (MKP) Sharif Cicip Sutardjo, mengungkapkan pihaknya tengah berkordinasi dengan Pemda DKI terkait hal tersebut.

Sharif bilang, Pemda DKI sudah memiliki solusi terkait nasib para nelayan tersebut. Namun menurutnya hal tersebut masih harus dibicarakan kembali secara khusus dengan dengan Gubernur DKI, Joko Widodo. "Ada ongkosnya untuk relokasi dan segala macam," ujar Sharif, ditemui di istana Wakil Presiden.

Adapun ground breaking pembangunan proyek tersebut akan dimulai pada tahun 2014 mendatang. Sebelumnya, Pemerintah setuju untuk mempercepat pelaksanaan proyek pembangunan tanggul raksasa, atau Giant Sea Wall (GSW) di Pantai Utara Jakarta menjadi tahun 2014. Dalam rencana semula, proyek pembangunan tersebut seharusnya baru dimulai pada tahun 2020.

Untuk membangun proyek tersebut, Kementerian Keuangan menganggarkan dana sebesar Rp 300 triliun. Proyek Tanggul Laut Raksasa yang memiliki panjang 40 kilometer sedianya akan dibangun di sepanjang Pantai Utara Jakarta untuk selain sebagai penahan arus rob air laut dan banjir juga akan digunakan untuk tempat penyimpanan air bersih sebagai sumber air baku.

Sumber : http://nasional.kontan.co.id/news/tanggul-raksasa-dibangun-nelayan-akan-direlokasi/2013/03/07

Kamis, 07 Maret 2013

Hadiah Rp 100 juta bagi yang punya ide atasi macet tol

Kemacetan di ibu kota Jakarta sudah menjadi pemandangan biasa dan tidak mengherankan. Termasuk kemacetan di jalan tol. Padahal, jalan tol yang pada hakekatnya adalah jalan bebas hambatan, seharusnya juga bebas dari persoalan kemacetan.

Perlu diakui bahwa bukan perkara mudah mengurai kemacetan, termasuk di jalan tol. Untuk mengurai kemacetan di jalan tol, Jasa Marga melakukan sayembara bagi siapa saja yang berhasil menemukan jalan keluar mengatasi kemacetan di jalan tol Jakarta. jasa Marga akan memberikan hadiah Rp 100 juta jika ide tersebut dipakai dan diimplementasikan.

"Kalau ada ide, mengusulkan kita akan sayembara dan memberikan Rp 100 juta," ungkap Direktur Utama Jasa Marga, Adityawarman ketika ditemui di Pintu Tol Kapuk, Jakarta, Rabu (6/3).

Jasa Marga sudah menemukan solusi memecah kemacetan di 7 simpul kemacetan jalan tol. Sayembara ini untuk persoalan di luar 7 simpul yang sudah dicarikan jalan keluar oleh Jasa Marga.

Tujuh simpul jalan tol yang diklaim sudah ada jalan keluar dari kemacetannya antara lain, Cawang-Semanggi dengan skema contra flow. Skema penutupan Off Ramp Bukopin-Tegal Parang pada jam tertentu. Jalan tol Cibubur-Semanggi dengan pemasangan rubber cone dan nanti akan adanya jalan tol dari KBN ke Tanjung Priok yang sekarang masih dikerjakan.

Penambahan 2 contraflow yaitu Rawamangun dan Kebun Jeruk. Kemudian tol Halim yang sangat macet akan ditambah ruas tolnya yang menggunakan jalan arteri, kemudian jalan arteri yang baru akan dibuat di bukit sebelah tol.

"Itu kita di luar 7 simpul itu akan kita kasih Rp 100 juta jika idenya terpakai," ucap Adit.

Sebelumnya, Menteri BUMN Dahlan Iskan dalam tulisan manufacturing hope nya mengatakan perlu ada ide segar untuk mengurangi kemacetan jalan tol. Satu orang bisa saja menyumbangkan ide untuk mengatasi kemacetan di beberapa titik sekaligus. Jasa Marga menyediakan hadiah. Tiap satu ide yang bisa diterapkan akan mendapat hadiah Rp 100 juta.

Syaratnya, ide tersebut harus bisa dilaksanakan. Bukan ide yang mengawang-awang.

Sumber : http://www.merdeka.com/uang/hadiah-rp-100-juta-bagi-yang-punya-ide-atasi-macet-tol.html

Rabu, 06 Maret 2013

Warga DKI Ikut Bertanggung Jawab Kelola Sampah

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo menekankan kepada seluruh warga Jakarta untuk ikut berpartisipasi dalam rangka menjaga kebersihan dan mengelola sampah.

"Mulai saat ini, masyarakat DKI Jakarta menjadi pelaku utama dan harus bertanggungjawab dalam pengelolaan kebersihan kota," ujar Joko Widodo saat berpidato dalam Rapat Paripurna Rancangan Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) bersama DPRD DKI Jakarta di Gedung DPRD, Jakarta, Selasa (5/3/2013).

Joko Widodo menjelaskan, penekanan ini dalam rangka mengubah pola pikir masyarakat yang dinilai masih abai terhadap kebersihan kota, sehingga bencana banjir terus menjadi ancaman warga lantaran pengabaian itu.

"Ini menuntut perubahan pola pikir dan cara pandang seluruh pemangku kepentingan dalam pengelolaan sampah, yang meliputi pengurangan sampah dan penanganan sampah," kata pria yang akrab disapa Jokowi.

Rencana perubahan pola pikir tersebut, lanjut Jokowi, yakni dituangkan di dalam Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah dan Peraturan Pemerintah Nomor 81 tahun 2012 tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga.

"Bahwa sampah harus dipandang sebagai sumber daya yang memiliki nilai ekonomis masyarakat pelaku industri dan pengelola kawasan mempunyai tanggungjawab sosial dan lingkungan dalam pengelolaan sampah pengelolaan sampah harus lebih mengutamakan pengurangan di sumber sampah," kata Jokowi.

Sumber : http://jakarta.tribunnews.com/2013/03/05/warga-dki-ikut-bertanggung-jawab-kelola-sampah

Senin, 04 Maret 2013

2.000 Ton Sampah Jakarta Diolah Menjadi Listrik

JAKARTA - Direktur Utama PT Godang Tua Jaya Rekson Sitorus menyebut pihaknya bisa mengolah sekira 2.000 ton sampah per hari. Sampah ini diolah menjadi listrik.

"Dari 5.500 - 6.000 ton sampah yang dihasilkan per hari di lima wilayah Jakarta, fasilitas yang kita miliki sekarang hanya mengelola 2.000 ton sampah per hari dan telah menghasilkan listik 10 megawatt (mw) dari pupuk organik dan biji plastik," ujar Rekson di Hotel Ritz Charlton, Jakarta, Jumat (1/3/2013).

Rekson menjelaskan, dengan kerjasama dengan Pertamina yang mempunyai teknologi modern diperkirakan akan menghasilkan listrik naik signifikan.

"Dengan kerjasama ini diharapkan bisa menghasilkan 138 mw dari 4.000 ton sampah," jelas Rekson.

Di tempat yang sama, Direktur Utama Karen Agustiawan membenarkan PLTSA menghasilkan sekira 138 mw. Namun yang akan dijual ke Pertamina hanya sekira 120 mw. “Sisanya 18 mw dipakai sendiri," tandas Karen.

Sebagai informasi PT Pertamina (Persero) dan PT Godang Tua Jaya menetapkan Solena Fuels Corporation sebagai mitra penyedia teknologi dalam proyek Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSA) di Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang, Bekasi. Kapasitas dari PLTSA ini sekira 120 mw.

Sumber : http://economy.okezone.com/read/2013/03/01/19/769626/2-000-ton-sampah-jakarta-diolah-menjadi-listrik

Jumat, 01 Maret 2013

Kini, Warga Dapat Mengakses APBD DKI Melalui Situs Web

JAKARTA, KOMPAS.com — Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo memenuhi janjinya untuk memublikasikan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah DKI Jakarta 2013. Mulai Kamis (28/2/2013), anggaran tersebut telah ditayangkan situs web www.jakarta.go.id.

Kepala Bidang Informasi Publik Dinas Komunikasi dan Informasi Masyarakat DKI Jakarta Eko Hariadi mengatakan, akses APBD DKI melalui situs web itu merupakan komitmen Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dalam hal transparansi dan keterbukaan. "Dengan bisa diaksesnya APBD melalui website, masyarakat jadi bisa ikut mengawasi dan mengawal penggunaan anggaran," kata Eko di Balaikota Jakarta, Kamis (28/2/2013).

Informasi yang disampaikan dalam situs web tersebut terkait dengan anggaran secara makro dan program unggulan Pemprov DKI Jakarta tahun anggaran 2013. Seluruh informasi mengenai APBD, seperti kode rekening serta jumlah anggaran yang dialokasikan untuk sebuah kegiatan, terpampang dalam situs web tersebut. Sementara itu, untuk poster yang akan ditempel di setiap kantor RW baru bisa direalisasikan pekan depan.

"Untuk poster masih memerlukan waktu satu pekan lagi karena pencetakannya lebih lama," ujarnya.

APBD DKI 2013 telah ditetapkan sebesar Rp 49,98 triliun dengan rincian aspek penerimaan yang terdiri atas pendapatan daerah sebesar Rp 41,53 triliun dan penerimaan pembiayaan sebesar Rp 8,45 triliun. Adapun aspek pengeluaran terdiri dari belanja daerah sebesar Rp 45,57 triliun dan pengeluaran pembiayaan Rp 4,4 triliun. "Seluruh anggaran untuk program unggulan Pemprov DKI Jakarta juga dapat diakses," kata Eko.

Pada tahun 2013, Pemprov DKI memiliki 20 program unggulan, antara lain pembangunan Kanal Banjir Timur (KBT), normalisasi sungai dan saluran drainase, serta penataan pembangunan situ, waduk, dan tanggul pengaman pantai. Pemprov DKI juga mengedepankan pembangunan flyover dan underpass; optimalisasi, perluasan, serta penambahan jaringan jalan dan missing link; pembangunan Terminal Bus Pulogebang; peningkatan pengelolaan bus transjakarta; pembangunan mass rapid transit (MRT); penataan trayek dan peremajaan angkutan umum berupa pengadaan bus sedang untuk peremajaan angkutan umum reguler; serta pelayanan kesehatan masyarakat melalui Kartu Jakarta Sehat (KJS).

Program unggulan lainnya adalah peningkatan pelayanan pendidikan melalui Kartu Jakarta Pintar (KJP), pembangunan rumah susun dan infrastrukturnya, penataan kampung dan kantong kumuh, pembangunan dan pengembangan ruang terbuka hijau (RTH), peningkatan pengelolaan air limbah domestik, dan pembangunan dan pengembangan lingkungan cagar budaya. Selanjutnya, peningkatan kapasitas dan kualitas pelayanan di tingkat kelurahan, peningkatan sarana dan prasarana komunikasi dan informatika, penataan pedagang kaki lima (PKL) di lima wilayah kota, dan peningkatan sarana-prasarana olahraga dan pemuda melalui pembangunan Stadion BMW.

Sumber : http://megapolitan.kompas.com/read/2013/02/28/22411174/Kini.Warga.Dapat.Mengakses.APBD.DKI.Melalui.Situs.Web