Kamis, 28 Februari 2013

Bangun 500 Ribu Sumur Resapan untuk Tanggulangi Banjir Jakarta

Metrotvnews.com, Bogor: Kementerian Kehutanan (Kemenhut) dan Institut Pertanian Bogor (IPB) menyatakan, dengan membangun 500 ribu sumur resapan dari hulu ke hilir dapat menanggulangi banjir Jakarta. Pasalnya, luas daerah aliran sungai (DAS) Ciliwung hanya tertutup pepohonan sebagai penahan air sekitar 9,7%.

"Padahal, aturannya paling kurang 30% tertutup tanaman pohon untuk menahan air. Ini 9,7% termasuk tanaman teh," kata Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan saat meninjau DAS Ciliwung di Desa Tugu Utara, Kecamatan Cisarua, Bogor, Jawa Barat, Rabu (27/2).

Zulkifli menuturkan tutupan tanaman yang kurang di hulu yakni kawasan Puncak, Bogor, Jawa Barat, mengakibatkan banjir Jakarta. Hal itu diperburuk dengan kawasan hilir Jakarta yang tidak tertata dengan baik karena tidak adanya waduk-waduk kecil tempat menyimpan air. "Jadi, kalau curah hujan tinggi tentu akibatnya di hilir akan mengalami banjir."

Dalam tinjauan tersebut, di sepanjang Sungai Ciliwung, tepatnya di Tugu Utara, terdapat rumah-rumah penduduk yang berdempetan. Sekitar 1 kilometer naik ke arah selatan, tampak terlihat vila-vila yang menjulang dan beberapa hektare tanaman teh.

Saat meninjau ke puncak DAS Ciliwung, hanya sedikit tanaman pohon yang berdiri tegak. Yang terlihat hanya tanaman pendek seperti semak dan rerumputan tanpa tanaman pohon yang tinggi.

"Lihat, kosong, enggak ada pohon. Hanya sedikit (tanaman pohon) kan? Banyak vila," ujar Zulkifli kepada sejumlah wartawan.

Zulkifli menjelaskan, per tahunnya sekitar tiga miliar meter kubik air masuk ke Jakarta. Namun, yang dapat diserap hanya sekitar 1,2 miliar-1,5 miliar meter kubik air. Sisanya, air membanjiri kawasan Ibu Kota.

Zulkifli pun mengimbau adanya program jangka pendek dan jangka panjang. Program jangka pendek yakni, penanaman tanaman pohon di vila-vila di hulu sungai Ciliwung. "Bongkar vila butuh waktu. Paling tidak, di tanah atau halaman vila yang hanya rumput itu ditanami pohon supaya tidak kosong," kata Zulkifli.

Program jangka pendek selanjutnya, sambungnya, yakni pembangunan sumur resapan di tiap 500-1.000 meter. Sedangkan, untuk program jangka panjang adalah dengan membuat embung atau waduk-waduk kecil di hilir.

"Kalau ini (program jangka pendek dan panjang) terlaksana, banjir Jakarta paling hanya setengah jam atau satu jam surut kembali. Sekarang kan dua hari banjirnya," tukasnya. (Bunga Pertiwi Adek Putri/Ray)

Sumber : http://www.metrotvnews.com/metronews/read/2013/02/27/5/134478/-Bangun-500-Ribu-Sumur-Resapan-untuk-Tanggulangi-Banjir-Jakarta

Rabu, 27 Februari 2013

Dua Isu Upaya Integritas Transportasi Jakarta

JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Danang Parikesit mengatakan, ada dua isu dalam upaya integrasi transportasi di DKI Jakarta antarmoda trasportasi. Upaya integrasi transportasi tersebut menurutnya bisa memudahkan akses penggunaan transportasi dari satu jasa transportasi dengan transportasi lainnya sehingga membantu mengurangi kemacetan seperti yang sering terjadi saat ini.

"Ada dua isu besar, yakni integrasi antar-angkutan umum dengan angkutan umum dan angkutan umum dengan kendaraan pribadi," kata Danang saat dihubungi Kompas.com, Selasa (26/2/2013).

Menurutnya, upaya integrasi antara angkutan umum dengan angkutan umum bisa dilakukan seperti pembuatan halte bus yang berdekatan dengan stasiun kereta api. Dengan begitu, lanjut Danang, akses antara dua moda transportasi itu menjadi terhubung dengan baik.

"Misalnya mendekatkan halte busway dengan kereta," ujar Danang.

Ia mengatakan, saat ini, antar-dua moda transportasi tersebut dinilai masih belum terhubung dengan baik sehingga tidak mendukung upaya penyatuan antar-keduanya.

"Ini yang menurut saya menjadi catatan penting," kata Danang.

Pemerintah daerah, dalam hal ini Pemprov DKI, menurut Danang, dapat pula membuat suatu program seperti integrasi tiket sehingga dengan satu tiket yang ada masyarakat bisa menggunakannya untuk berbagai sarana transportasi. Dengan satu tiket yang sama dan terintegrasi tersebut, masyarakat dapat menggunakannya pada sarana transportasi lainnya juga.

"Dan juga mengenai schedule yang harus diperhatikan," ucap Danang.

Danang juga menanggapi mengenai masalah trayek angkutan umum di DKI Jakarta. Menurutnya, banyak trayek yang sudah berlaku lama, tetapi tidak mengalami perubahan oleh Dinas Perhubungan DKI. Oleh karena itu, perlu pembenahan dan perbaikan kembali mengenai masalah trayek yang ada saat ini.

"Masalah trayek sudah kita sampaikan tahun lalu. Ada trayek angkutan umum sudah dua puluh tahunan belum ada perubahan, yang dulunya masuk di permukiman-permukiman. Padahal, kondisi saat ini sudah berubah," kata Danang.

Sementara mengenai integrasi antara sarana transportasi dan kendaraan pribadi, kata Danang, salah satunya seperti yang ada saat ini, yakni tersedianya suatu lokasi parkir kendaraan di tempat-tempat seperti stasiun kereta api. Dengan begitu, seseorang bisa mengurangi jarak tempuh pemakaian kendaraannya dalam satu hari dengan beralih menggunakan transportasi publik.

"Kalau sepeda motor 40 kilometer per hari, bisa ditekan jadi 20 kilometer saja per hari," kata Danang.

Selain hal tersebut, perbaikan layanan dan juga tarif tiket yang terjangkau diharapkan bisa membuat masyarakat beralih pada sarana transportasi yang memadai.

"Masyarakat rasional, pasti dengan perbaikan layanan dan tarif tiket yang ada, dalam 10 tahun yang akan datang, sekitar 40 persen sudah menggunakan transportasi yang baik," jelasnya.

Sumber : http://megapolitan.kompas.com/read/2013/02/26/14331248/Dua.Isu.Upaya.Integritas.Transportasi.Jakarta

Selasa, 26 Februari 2013

MTI: Mobil Murah, Makin Macet!

Jakarta, KompasOtomotif — Jalanan di Jakarta dan kota-kota besar lain setiap hari macet. Rencana munculnya mobil murah, dicemaskan oleh sebagian masyarakat, akan menambah kemacetan. Pasalnya, orang akan beralih ke mobil pribadi ketimbang menggunakan angkutan umum.

"Ini yang dikhawatirkan. Bukan menggiring orang pindah ke moda transportasi massal, justru mereka membeli mobil kecil. Ini bahaya besar!" komentar Danang Parikesit, Ketua Umum Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI), di Jakarta, kemarin (25/2/2013).

Dijelaskan, setiap tahun jumlah kendaraan di Indonesia terus meningkat. Namun, hal itu tidak diiringi dengan perbaikan moda transportasi umum. Menurut Kepolisian Republik Indonesia, jumlah kendaraan di Indonesia mencapai 94,2 juta unit pada 2012, naik 12 persen dari tahun sebelumnya 84,1 juta unit. "Sepeda motor masih terbesar. Namun, jumlah pengendaranya justru turun," ungkap Danang.

Menurutnya, perekonomian Indonesia masih terus tumbuh, terutama kalangan menengah yang memicu pergeseran konsumsi transportasi. Pengguna sepeda motor akan berpaling ke kendaraan roda empat jika mobil murah mulai dijual.

"Tidak lama lagi mobil dengan harga 4.000 dollar AS sampai 6.000 dollar AS akan masuk ke Indonesia. Pengguna sepeda motor akan beralih ke situ," beber Danang. Faktor lain, jumlah penduduk yang terus meningkat dan lokasi perumahan makin ke daerah pinggiran, transportasi mutlak dimiliki. "Solusinya ya harus dikombinasi. MRT salah satu saja. Solusi tercepat, menyiapkan transportasi yang banyak dan layak," lanjut Danang.

Kecepatan
Berdasarkan hasil penelitian MTI, di Pasar Minggu-Manggarai dan Cilandak-Monas terus terjadi penurunan kecepatan rata-rata kendaraan. Perhitungan menunjukkan, dalam dua sampai tiga tahun ke depan, penggunaan kendaraan bermotor tidak efektif lagi.

"Saat ini kecepatan kendaraan di wilayah tersebut pada jam sibuk, di pagi hari, mencapai 6-9 kpj. Mungkin, dalam 3 atau 4 tahun lagi menjadi 3-4 kpj, setara dengan kecepatan orang berjalan kaki," beber Danang.

Juga ada tren kenaikan jarak tempuh yang dilakukan pengendara sepeda motor di jalan. Beberapa tahun lalu, rata-rata jarak tempuh seseorang menggunakan sepeda motor itu hanya 20 km. Saat ini, jarak meningkat dua kali lipat menjadi 40 km. "Ini menunjukkan moda transportasi belum bisa diandalkan dan belum menyeluruh. Wajib dibenahi," tutup Danang.

Sumber : http://otomotif.kompas.com/read/2013/02/26/6815/MTI.Mobil.Murah.Makin.Macet

Senin, 25 Februari 2013

Pengelolaan sampah di Jakarta akan diserahkan ke swasta

Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengatakan pengelolaan sampah akan dilakukan melalui pihak ketiga atau swasta. Sebab, selama ini belum ada retribusi untuk kebersihan.

"Di perumahan mewah ada pungutan untuk sampah namun pengangkutan masih menggunakan truk pemerintah. Karena itu, nantinya akan ada retribusi sampah yang dikelola swasta dan terdapat jaminan sampah sudah dipilah-pilah jelas dari perumahan atau perkampungan," kata Ahok di Balai Kota Jakarta, Kamis (21/2).

Penggunaan teknologi untuk pengelolaan sampah di antaranya melalui ITF dilakukan dengan menggunakan incinerator atau dibakar yang menyisakan residu sekitar 10 persen dari total sampah yang diolah. Kemudian, incinerator bisa juga dijadikan energi dengan menghasilkan listrik 14 megawatt per seribu ton sampah. Sehingga, didorong bisa menjadi pembangkit listrik.

Pembangkit listrik tersebut digarap tahun ini di antaranya akan mendatangkan investor dari Singapura atau Jepang. Sementara itu, dia mengatakan akan dibangun empat ITF di Jakarta.

Sementara itu di tempat yang sama, Kepala Dinas Kebersihan DKI Jakarta Unu Nurdin mengatakan edukasi atau pendidikan menjadi hal yang penting dalam pengelolaan sampah. Hal ini untuk mewujudkan Jakarta bebas dari sampah.

''Setelah edukasi, baru 3R, bank sampah,'' ujar Unu.

Unu mengatakan, pengelolaan sampah harus dari sumbernya. Karena itu, seksi-seksi yang sudah tersebar di setiap kelurahan menjadi ujung tombak dalam melakukan pembinaan secara efektif terhadap masyarakat. Adanya pembinaan, maka masyarakat bisa memilah berdasarkan nilai ekonomis. Dia menyerahkan pengelolaan maupun daur ulang (reuse, reduce, recycle) atas inisiatif masyarakat sendiri.

Di Jakarta, sampah yang diolah dari sumbernya sekitar 300 ton per hari melalui bank sampah yang di antaranya menjadi kompos. Produksi sampah masyarakat antara 5.300-6.300 ton per hari. Namun, sifatnya fluktuasi sesuai kondisi di masyarakat. Nantinya, pembuangan sampah dilakukan Intermediate Treatment Facility (ITF) seperti yang ada di Sunter. Selain itu, pembuangan sampah terpadu dapat menekan sampah yang dibawa ke pembuangan akhir.

Terkait ada daerah yang menahan KTP bagi orang yang buang sampah sembarangan, Unu mendukungnya. Menurutnya, peraturan tersebut dibuat pihak kelurahan dan linmas diharapkan dapat menimbulkan efek jera.

Anggaran pemerintah DKI Jakarta tahun ini sekitar Rp 800 miliar untuk kebersihan. Penanganan sampah juga diarahkan dengan teknologi.

Sumber : http://www.merdeka.com/jakarta/pengelolaan-sampah-di-jakarta-akan-diserahkan-ke-swasta.html

Jumat, 22 Februari 2013

Tiga Moda Transportasi untuk Atasi Kemacetan Jakarta

JAKARTA, KOMPAS.com — Menteri Perhubungan EE Mangindaan akan terus mengutamakan tiga moda transportasi untuk mengatasi kemacetan di DKI Jakarta. Saat ini, pemerintah sedang berusaha mengembangkan sistem transportasi tersebut.

"Ada tiga moda transportasi yang akan kita optimalkan, yaitu kereta api, kerja sama dengan daerah penyangga, serta monorel atau mass rapid transit (MRT)," kata Mangindaan saat ditemui di kantornya di Jakarta, Kamis (21/2/2013).

Menurut Mangindaan, sistem transportasi yang selama ini ada memang harus dioptimalkan untuk bisa mengurangi kemacetan Ibu Kota. Sebab, bila harus menambah moda transportasi, belum tentu ini akan menyelesaikan masalah utama tersebut.

Sistem transportasi pertama yang bisa dilakukan adalah pengembangan kereta api. Moda ini akan tetap dipertahankan karena bisa mengangkut penumpang lebih banyak. Namun, sampai saat ini setidaknya ada 15 titik pelintasan kereta api yang menyebabkan kemacetan khususnya di jam-jam sibuk.

"Kami sarankan ke Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo untuk membuat underpass di pelintasan tersebut. Sebab, ini wewenang pemerintah daerah. Ini setidaknya akan membantu kelancaran kereta api," tuturnya.

Kedua, bekerja sama dengan daerah penyangga, yaitu Bogor, Depok, Bekasi, dan Tangerang. Sebab, setiap hari ada sekitar 20.000 kendaraan yang masuk ke DKI Jakarta pada jam kerja.

"Seharusnya mereka bisa parkir di tempat penyangga, lalu mereka naik kereta api ke kota. Jadi, orang tidak akan stres karena macet, bisa hemat BBM, dan waktu tempuh bisa dikurangi," ujarnya.

Ketiga, pembangunan monorel dan MRT. Sistem transportasi ini masih dirapatkan saat ini. Harapannya, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta bisa segera dapat memutuskan sistem transportasi yang tepat untuk mengatasi kemacetan Ibu Kota tersebut.

"Jadi konsepnya memang harus multimoda. Ini akan menekan kemacetan Ibu Kota," katanya.

Sumber : http://megapolitan.kompas.com/read/2013/02/21/18070557/Tiga.Moda.Transportasi.untuk.Atasi.Kemacetan.Jakarta

Kamis, 21 Februari 2013

Giant Sea Wall Hadang Banjir sekaligus Macet

Metrotvnews.com, Jakarta: Pembangunan giant sea wall atau tanggul laut merupakan salah satu cara mengatasi banjir akibat pasang air laut (rob) yang bersifat protektif.

Direktur Tata Ruang Laut, Pesisir, dan Pulau-Pulau Kecil Kementerian Kelautan dan Perikanan Subandono Diposaptono mengungkapkan hal itu.

"Pola protektif dengan membangun tanggul di pinggir pantai atau lepas pantai membutuhkan biaya yang mahal tetapi itu bisa dicarikan solusi pembiayaannya," ungkapnya.

Menurutnya, tanah Jakarta yang strukturnya lunak (aluvial) semakin tergerus diakibatkan penyedotan air tanah yang berlebihan. "Kalau tanahnya turun kan air lautnya naik," paparnya.

Kenaikan permukaan air laut akibat amblesnya tanah diprediksi mencapai lebih dari 6 sentimeter per tahun. Ini lebih tinggi dibandingkan kenaikan permukaan air laut yang disebabkan pemanasan global (global warming) yang berada di kisaran 8 milimeter per tahun.

Dosen Mitigasi Bencana Universitas Padjajaran itu mengatakan pembangunan tanggul bisa digunakan untuk fungsi lain. Contohnya, menjadi jalan atau akses transportasi untuk mengurangi kemacetan di Jakarta atau memperlancar distribusi angkutan. "Misalnya orang dari Bekasi ke Tangerang kalau lewat tol kan macet. Nah, nanti orang bisa lewat situ," ujarnya.

Namun, pembangunan tanggul harus memperhatikan tiga aspek yaitu technically reliable (bisa diandalkan), economically feasible, dan friendly atau secara lingkungan dapat diterima.

"Jadi harus ada master plan dan melalui kajian amdal yang matang," paparnya. "Kalau memang hasil studi amdalnya negatif ya tidak boleh dilanjutkan rencana itu," imbuhnya.

Diposaptono mengatakan, setiap kegiatan pembangunan, termasuk pembangunan tanggul laut, akan menimbulkan dampak negatif terhadap aspek fisik, kimia, biologi, dan sosial budaya.

Dampak fisik seperti gangguan lalu lintas perairan, perairan semakin keruh, berubahnya rezim hidrodinamika (arus dan gelombang), perubahan batimetri (kedalaman perairan laut) pencemaran, erosi lahan reklamasi dan lahan sekitarnya, perubahan rezim air tanah (tata air tawar), dan sebagainya.

Adapun dampak kimia meliputi pencemaran air akibat pengerukan bahan atau material di dasar perairan. Dampak biologi berupa menurunnya keragaman, kelimpahan, menghambat organisme perairan.

Dampak lain yaitu menipisnya sumber daya perikanan. "Nah itu yang harus dikaji. Kan ada teknologi untuk menekan dampak-dampak itu," tegasnya.

Menurutnya, sederet dampak negatif itu dapat diminimalkan atau bahkan dihilangkan apabila reklamasi direcanakan komprehensif dan terpadu.

Komprehensif terhadap aspek fisik, ekonomi, sosial, budaya, lingkungan, serta terpadu terhadap bidang ilmu, sektoral, wilayah, dan ekosistem.

Di samping itu, reklamasi juga harus dilakukan di daerah yang tepat dengan teknologi dan cara yang tepat serta berwawasan lingkungan.

Secara umum, kegiatan reklamasi di wilayah pesisir dibedakan menjadi jenis yaitu sistem timbunan, sistem polder, serta gabungan polder dan timbunan.

Dari ketiga jenis itu, Diposaptono mengatakan reklamasi timbunan paling cocok diterapkan di Indonesia yang memiliki curah hujan yang tinggi.(Haufan Hasyim Salengke/Was)

Sumber : http://www.metrotvnews.com/metronews/read/2013/02/21/5/132732/Giant-Sea-Wall-Hadang-Banjir-sekaligus-Macet

Rabu, 20 Februari 2013

Ada MRT, Macet Hanya Akhir Pekan

JAKARTA - Pemerintah akan membangun Mass Rapid Transportation (MRT) agar mengurangi pengguna mobil di kawasan yang dilewati MRT. Nantinya, akan disediakan parkiran di halte-halte MRT tersebut.

Deputi Menko Bidang Kerja sama Ekonomi Internasional, Rizal Affandi Lukman menjelaskan, dengan adanya MRT, maka orang-orang yang biasa membawa mobil, dapat menitipkan mobilnya di parkiran tersebut, dan naik MRT.

"Mungkin di Blok M perlu dibangun beberapa tempat parkir MRT, yang memungkin orang-orang yang tinggal di Bintaro untuk nyambung mnggunakan MRT ke Thamrin, misalnya. Nah, ini yang perlu yang bisa dipikirkan dalam konsep transportasi terpadu," kata dia, di kantornya, Jakarta, Selasa (19/2/2013).

Rizal menjelaskan, MRT bertujuan untuk mengurangi keinginan orang untuk menggunakan mobil pribadi secara berlebihan. Caranya, lanjut dia, adalah dengan membaut transportasi menjadi nyaman dan terjangkau.

Menurutnya, jika pengguna mobil masih akan banyak, hanya saja tidak setiap hari seperti hanya di akhir pekan. Menurutnya, jika pada biasa maka mobil tersebut dapat di parkir di rumahnya. Namun, dia mengatakan belum membicarakan di luar DKI Jakarta yang masih luas.

"Jadi tidak bapaknya pakai mobil sendiri, anaknya pakai mobil sendiri, sehingga di rumah bisa tiga sampai empat mobil, tapi dengan adanya public transport, Senin sampai Kamis mobilnya bisa di parkir di rumah dan akhir pekan masih perlu mobil juga," ujar Rizal. (mrt)

Sumber : http://economy.okezone.com/read/2013/02/19/320/764157/ada-mrt-macet-hanya-akhir-pekan

Selasa, 19 Februari 2013

Di Jakarta Hutan Kota pun Dijadikan Tempat Sampah

TRIBUNNEWS.COM – Nasib hutan kota Kampung Dukuh yang berada di Jalan Raya Pondok Gede (Hek), Jakarta Timur, sangat buruk. Bagaimana tidak, hutan seluas 0,574 HA itu kini penuh sampah yang menebar bau tak sedap.

Realita ini tentu saja mengganggu kenyamanan pengunjung dan warga sekitar. Rumput di hutan kota itu yang tidak terurus ditambah puing batu berserakan semakin menambah kesan kumuh kawasan tersebut.

Parahnya lagi, pagar yang mengelilingi areal hutan kota juga roboh, dan belum juga diperbaiki pengelola. Akibatnya, orang dengan mudah masuk ke dalam hutan kota hanya untuk membuang sampah.

Rahman (34) warga RW 02, Kelurahan Dukuh, Kecamatan Kramatjati, Jakarta Timur, menuturkan kondisi tersebut telah terjadi sejak setahun lalu. Menurutnya, keberadaan sampah yang banyak menumpuk di dalam hutan kota bukan hanya dari warga sekitar saja. Tapi juga warga daerah lain pun ikut membuang sampah di lokasi tersebut. "Itu pagarnya pendek. Sering saya lihat orang naik motor atau mobil buang sampah ke dalam," katanya.

Terkait hal itu, Kepala Seksi Kehutanan Suku Dinas Pertanian dan Kehutanan Jakarta Timur, Wahyu Indarwati mengakui, pihaknya belum optimal menata Hutan Kota Kampung Dukuh.

"Seharusnya pagar yang mengelilingi hutan lebih tinggi dari yang sekarang agar orang kesulitan melempar sampah ke dalam. Kami cukup kesulitan menghadapi sampah-sampah tersebut, karena telah berulangkali kita bersihkan tapi tetap saja ada yang membuang ke dalam," ujar di situs resmi Pemerintah Jakarta.

Ke depan, ia berjanji membenahi kawasan tersebut, termasuk dengan membuat pagar yang lebih tinggi, menambah lintasan lari, sarana mandi cuci kakus (MCK), tempat duduk, serta pusat informasi. "Nanti kami bangun pagar yang tinggi agar menyulitkan orang membuang sampah ke dalam," katanya.

Sumber : http://jakarta.tribunnews.com/2013/02/19/di-jakarta-hutan-kota-pun-dijadikan-tempat-sampah

Senin, 18 Februari 2013

Puluhan Bangunan Liar di Penjaringan Dibongkar

JAKARTA (Suara Karya): Upaya meminimalisasi banjir terus dilakukan Pemprov DKI Jakarta seperti normalisasi Kali Pakin di Penjaringan, Jakarta Utara, sepanjang 400 meter.

Dalam normalisasi itu, sebanyak 40 bangunan liar di bantaran kali tersebut dibongkar petugas. Petugas juga berhasil mengumpulkan sekitar 200 meter kubik lumpur.

Koordinator Pelaksanaan Paska Darurat Banjir Waduk Pluit, Heryanto mengatakan, sebelumnya kondisi Kali Pakin memang memprihatinkan, bahkan menyebabkan banjir hingga setinggi 1,5 meter karena kali tersebut tak mampu lagi menampung debit air saat banjir Januari. "Keberadaan bangunan liar di bantaran kali ini sangat mengganggu makanya kita bongkar. Sudah ada 40 bangunan yang kami bongkar," ujar Heryanto, Minggu (17/2).

Pihaknya, kata Heryanto, mengerahkan sebanyak 8 unit eskavator, 10 unit truk dan 4 beko. "Kami juga sudah menyosialisasikan normalisasi kali ini termasuk kepada para pemilik bangunan liar di sepanjang bantaran kali yang ditertibkan. Saat ini, sebagian penghuni bangunan liar itu sudah pindah ke Rusun Marunda," katanya.

Proyek ini, kata Heryanto, merupakan normalisasi paska banjir dan ini merupakan perintah langsung dari Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo yang mulai dikerjakan sejak 21 Januari hingga 21 April 2013.

"Kali ini sudah dinormalisasi sepanjang 200 meter, dan rencananya akan ditata hingga sepanjang 400 meter. Kedalaman kali ini baru 1,5 meter dan seharusnya 5 meter. Anggaran untuk normalisasi ini tidak masuk dalam APBD, dana ini dari pak gubernur dan pak wagub langsung," tuturnya seperti dikutip Beritajakarta.com.

Seperti diketahui, Kali Pakin menghubungkan ke tiga aliran, yaitu aliran pertama dari Pasar Ikan, Beos, Lintoves, Gajah Mada, Hayam Wuruk, Istiqlal, Ciliwung. Aliran kedua, Pasar Ikan, Hotel Omni Batavia, Kali Krukut, Kali Cideng, dan bundaran HI.

Lalu, aliran ketiga, Pasar Ikan, Jl Kopi, Jembatan Lima Asemka, dan Tubagussangke. "Ketiga aliran itu semuanya mengalir ke laut yang disedot melalui 11 pompa di waduk Pluit. Banjir Jakarta kemarin pengaruh dari sini juga, karena jebolnya tanggul Latuharhary menambah beban air di sini, makanya banjir di Pluit sampai 2 meter," katanya.

Selain melakukan normalisasi, lanjut Heryanto, pihaknya juga telah membangun jalan di Kali Inspeksi sepanjang 200 meter dengan lebar masing-masing sisi kiri dan kanan kali 7,5 meter. Jalan inspeksi kali ini dibangun dari dukungan PT Jakarta Propertindo BUMD.

Pihaknya, kata Heryanto, juga tengah menormalisasi Waduk Pluit dengan menggunakan 4 eskavator apung (ponton), dan telah membongkar sebanyak 17 rumah semi permanen.

Aliyus (37), warga RT 21/07 Penjaringan mendukung program normalisasi Kali Pakin meski kegiatan itu turut membongkar bangunan miliknya. "Saya dukung program ini, tapi saya juga harus dapat tempat tinggal penggantinya. Pindah ke rusun juga nggak apa-apa tapi tetap harus ada uang ganti rugi," tandasnya. Sementara itu Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) menyerahkan bantuan bagi warga di RW 03 Kelurahan Cipinangmelayu, Kecamatan Makasar, Jakarta Timur, Minggu (17/2). Bantuan yang diberikan antara lain, 2 ton beras, 8 dus buku tulis, 250 stel seragam sekolah serta 200 tas sekolah.

Acung, warga RT 03/03 Cipinangmelayu berharap, kedatangan Jokowi dapat menyelesaikan masalah banjir di kawasan tersebut. "Permasalahan yang terjadi akibat adanya galian menyerupai waduk yang saat banjir menerjang Ibu Kota pada Januari lalu jebol dan sempat menggenangi pemukiman warga," ujar Acung.

Ketua RW 03, Muchtar Usman mengatakan, pihaknya juga merasa khawatir dengan keberadaan waduk yang dibuat pihak TNI AU akan meluber saat hujan deras sehingga akan merendam pemukiman warga.

Setelah mendengarkan apa yang dihadapi warganya, Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo menuturkan, pihaknya akan mempertemukan warga dan TNI AU untuk mencari solusi terbaik. "Sengketa antara warga dengan Pihak TNI AU dalam waktu dekat akan kita selesaikan. Nanti wali kota yang akan menyelesaikan," kata Jokowi.

Wali Kota Jakarta Timur, HR Krisdianto yang turut serta dalam kunjungan gubernur menambahkan, pihaknya saat ini tengah mengupayakan mediasi antara warga dengan pihak TNI AU agar mendapat solusi terbaik. "Kita sedang rapatkan dengan TNI AU dengan mengundang warga untuk kita carikan solusi yang terbaik buat semua," katanya. (Dwi Putro AA)

Sumber : http://www.suarakarya-online.com/news.html?id=321479

Jumat, 15 Februari 2013

"Waterway" untuk Warga Rusun Marunda

JAKARTA, KOMPAS.com — Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menyediakan moda transportasi baru untuk memfasilitasi keterbatasan transportasi di Rusun Marunda, Jakarta Utara. Dua unit kapal motor disediakan untuk mengangkut penumpang dari Rusun Marunda menuju Muara Baru.

"Ada dua kapal jenis karapu yang kami sediakan untuk trayek waterway ini. Kebetulan banyak warga rusun yang bekerja di sana, makanya trayeknya seperti itu," kata Kepala Unit Pengelola Angkutan Perairan dan Kepelabuhanan Dinas Perhubungan DKI Jakarta Tri Hendro S di Pelabuhan Marunda, Cilincing, Jakarta Utara, Kamis (14/2/2013).

Ia menjelaskan, Dishub memiliki enam kapal jenis karapu dan dua kapal jenis lumba-lumba. Kapal-kapal tersebut selama ini melayani rute Muara Angke - Kepulauan Seribu.

"Namun, selalu ada yang dicadangkan, termasuk dua ini. Karena itu, sekarang dimanfaatkan dulu buat transportasi di sini," kata Tri.

Dua kapal yang disiapkan masing-masing karapu II dan karapu III. Keduanya berkapasitas 24 penumpang. Masing-masing dilengkapi dua mesin 200 PK, total 400 PK, dan mampu mencapai kecepatan maksimum 30 knot.

"Dengan jarak (Marunda-Muara Baru) sekitar 12 mil atau sekitar 17 kilometer, kami perkirakan waktu perjalanan sekitar 30 menit," imbuh Tri.

Waktu tersebut jauh lebih singkat dibandingkan dengan jika melakukan perjalanan menggunakan transportasi darat yang mencapai sekitar satu jam di saat lancar, bahkan 2-3 jam di saat macet. Karena itu, Tri menilai, transportasi laut lebih efektif meskipun cukup menguras dari sisi anggaran.

Sumber : http://megapolitan.kompas.com/read/2013/02/14/12141963/.Waterway.untuk.Warga.Rusun.Marunda

Kamis, 14 Februari 2013

Jokowi Harus Awasi Proses Tender Proyek Pengolahan Sampah ITF Sunter

Jakarta - - Dinas Kebersihan Provinsi DKI Jakarta saat ini menggelar tahapan proses pelelangan beauty contest pengelolaan sampah terpadu Intermediate Trement Facility (ITF) Sunter senilai Rp 1,3 triliun. Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) diminta untuk mengawasi secara ketat proses lelang tersebut. Permintaan tersebut disampaikan oleh Ketua Jakarta Procurement Monitoring (JPM) Ivan Parapat. Sebab, salah satu dari tiga peserta lelang merupakan perusahaan yang hingga saat ini ikut melalukan pengelolaan sampah di Kota Solo, kota yang pernah dipimpin oleh Jokowi. "Jadi kami melihat di sini ada kedekatan dan hubungan emosional antara Gubernur DKI Jokowi dengan Liliek Setiawan selaku direktur PT Phoenix Pembangunan Indonesia atau PT Selaras Daya Utama yang telah melakukan kerjasama saat Jokowi menjabat sebagai Walikota Solo," ujar Ivan di Balaikota DKI, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Rabu (13/2/2013).

Meski demikian, Ivan tetap berprasangka baik atas hubungan tersebut. Dia hanya meminta agar Jokowi melakukan pengawasan yang ketat agar tidak timbul dugaan nepotisme dalam proses lelang tersebut.

"Gubernur harus hati-hati dan terbuka. Jangan sampai nanti timbul persepsi yang memihak kepada salah satu perusahaan peserta lelang," katanya.

Ivan mengatakan, saat ini ada tiga perusahaan yang berminat menjadi operator pengolahan sampah tersebut, yakni PT Phoenix Pembangunan Indonesia (PPI) Joint Operation dengan Keppel Seghers Singapore, PT Wira Gulfindo Sarana yang JO dengan PT Ramky dari India, dan PT Jakarta Green Iniciative (GI) yang JO bersama Hitachi dari Jepang.

Setiap perusahaan diharuskan memberikan pemaparan rencana pembangunan ITF. Sejauh ini dua perusahaan sudah memberikan paparannya, namun satu perusahaan lagi yaitu PT GI JO Hitachi belum memberikan paparannya karena belum menyertakan syarat kecukupan modal.

Syarat tersebut berupa fatwa yang menyatakan secara jelas mengenai lalu lintas keuangan masing-masing peserta lelang. Meskipun sudah memenuhi kecukupan modal sebesar 30 persen dari biaya investasi, tapi perlu diketahui bagaimana aliran dananya.

"Aliran dana ini penting untuk diketahui agar bisa dipastikan apakah kecukupan modal tersebut memang milik perusahaan bersangkutan, bukan sekedar dana titipan atau pinjaman," kata Ivan.

Untuk diketahui, ITF Sunter diperkirakan bisa mengolah sampah hingga 1.500 ton per hari. Fasilitas ini akan dibangun di atas lokasi Stasiun Pengolahan Antara Sunter. Teknologi tinggi incinerator dipilih Pemprov DKI dengan pertimbangan hanya menyisakan residu (abu) sekitar 10 persen dari total sampah yang diolah, selain itu Incinerator juga mampu menghasilkan listrik yang tinggi (14 MW per 1.000 ton sampah), dan telah teruji di banyak kota-kota besar Eropa dan Asia.

Sumber : http://news.detik.com/read/2013/02/13/194032/2169463/10/jokowi-harus-awasi-proses-tender-proyek-pengolahan-sampah-itf-sunter?9911012

Rabu, 13 Februari 2013

Awas, Warga Dihantui Limbah Logam Teluk Jakarta

Metrotvnews.com, Jakarta: Pencemaran kadar logam berat Teluk Jakarta mencapai 20 kali lipat dari ambang batas normal. Sayangnya, banyak hasil laut didapat dari Teluk Jakarta dan dikonsumsi warga Ibu kota. Kondisi itu dikhawatirkan berujung pada kelainan fungsi syaraf akibat keracunan logam berat.

Air Teluk Jakarta kotor dan keruh. Teluk itu menjadi muara belasan sungai di Jakarta. Setiap hari, sungai-sungai itu mengalirkan limbah industri dari 21 pabrik besar. Sedikitnya 6.500 ton sampah, termasuk limbah logam berat, mengalir ke teluk.

Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) pun menyatakan Teluk Jakarta dalam kondisi tercemar berat, terutama di radius satu mil dari pantai. Sayangnya, ada sekitar 1.300 titik budidaya laut tersebar di perairan tersebut. Satu di antaranya budidaya kerang hijau.

Ahli ekofisiologi Institut Pertanian Bogor, Etty Riani, khawatir kondisi itu dapat menimbulkan penyakit kelainan fungsi syaraf akibat keracunan logam berat. Dalam kondisi terparah, keracunan logam berujung kelumpuhan dan kematian.

Pada 1956, tragedi penyakit itu terjadi di Minamata, Jepang. Ribuan warga lumpuh, kehilangan penglihatan, dan pendengaran, setelah mengonsumsi ikan serta kerang dari Teluk Minamata. Sebuah penelitian menyatakan perairan Minamata tercemar limbah pembuangan pabrik kimia yang mengandung logam berat, contohnya merkuri.

Kondisi itu mengancam warga Jakarta. Sementara banyak warga Jakarta yang tak tahu kondisi itu. Kerang hijau hasil budidaya di Teluk Jakarta pun dijual bebas. Lalu bagaimana peran pemerintah untuk membebaskan warga Jakarta dari ancaman tersebut?

Etty menegaskan pemerintah tak boleh mendiamkan kondisi itu. Ia memprediksi pembiaran akan mengakibatkan Tragedi Minamata mengancam Ibu Kota dalam waktu 10 hingga 20 tahun mendatang.(RRN)

Sumber : http://www.metrotvnews.com/metronews/video/2013/02/12/5/171007/Awas-Warga-Dihantui-Limbah-Logam-Teluk-Jakarta

Selasa, 12 Februari 2013

Buang Sampah Sembarangan, KTP Bakal Ditahan!

JAKARTA- Bagi Anda yang sering membuang sampah sembarangan, sebaiknya hentikan mulai sekarang. Bila nekat membuang sampah sembarangan, KTP Anda akan ditahan.

Lurah Rawa Badak Utara, Suranta mengatakan telah menahan belasan Kartu Tanda Penduduk (KTP) milik warga lantaran tertangkap tangan membuang sampah sembarangan di wilayah Rawa Badak Utara, Koja, Jakarta Utara.

Suranta menambahkan, selama sepekan terakhir ini, pihaknya berhasil menahan 12 KTP warga yang membuang sampah sembarangan. Tujuh KTP ditahan karena membuang sampah di Jl Cipeucang 5 RW 02 atau di atas Kali Pinang perbatasan Lagoa dan Koja, dan lima KTP ditahan karena membuang sampah di Jl Inspeksi Kali Sunter Sisi Timur RW 08 dan 09.

"Kedua lokasi tersebut dinilai rawan membuang sampah sembarangan, sehingga kami fokus di kedua titik itu. Kebanyakan warga yang ditahan KTP-nya warga Lagoa, Rawabadakutara, Tuguutara, dan bahkan ada yang KTP Sukabumi karena dia mengontrak disini. Mereka kebanyakan buang sampah rumah tangga, seperti plastik, karung, dan kasur," Ujar Suranta kepada wartawan, Senin (11/2/2013).

Lebih lanjut dia menuturkan, sebelum menahan KTP tersebut, pihaknya telah mensosialisasikan melalui rapat warga agar kedua lokasi itu bebas dari sampah dan dilarang membuang sampah sembarangan dengan mengarahkan warga membuang sampah di TPS Rawabadakutara. Sebab, bila ditemukan warga yang membuang sampah sembarangan, petugas akan menahan KTP-nya.

"Itu sudah kami rapatkan larangan membuang sampah. Kemarin sudah kami bersihkan lagi, tapi masih ada yang buang sampah, makanya KTP-nya ditahan biar mereka jera," tuturnya.

Dirinya menegaskan dalam upaya menahan KTP warga itu, pihaknya mengerahkan sejumlah personel dari Satpol PP maupun staf kelurahan dengan memakai seragam yang ditutupi jaket di kedua titik tersebut. Setelah kedapatan warga yang membuang sampah sembarangan, petugas langsung mengejar dan menangkap pelaku itu.

"Kalau belum tau adanya sosialisasi ini, mungkin kami berikan teguran dan membuang sampah itu ke tempat sampah. Tapi, yang sering ketahuan membuang sampah, akan kami tahan KTP-nya," tegasnya.

Suranta mengungkapkan setelah menahan KTP tersebut, warga dapat mengambil KTP itu di kantor kelurahan Rawabadakutara dengan syarat membuat surat pernyataan yang diketahui oleh RT, RW, dan LMK ditempat merek tinggal.

"Kami akan kembalikan KTP-nya, tapi kami juga kasih pengertian agar mereka tidak lagi membuang sampah. Ini kan ada efek jeranya," Ungkapnya.

Dengan kejadian itu, Suranta mengklaim dalam upayanya menahan KTP milik warga, ternyata mendapatkan dukungan positif dari warga. Dikarenakan, kedua lokasi tersebut kini sampahnya berkurang dan perilaku warga membuang sampah menjadi lebih baik.

"Alhamdulillah ternyata mendapat respon positif dari warga. Memang harus begitu pak, saya senang biar kota Jakarta Utara bersih, rapih, dan tidak berantakan," ungkapnya.

Kegiatan ini dilakukan hingga warga benar-benar tidak membuang sampah sembarangan. Namun, khusus anak yang dibawah umur hanya mendapat teguran agar tidak buang sampah sembarangan.

"Kami tidak memberikan denda, hanya KTP saja yang ditahan. Itu pun mereka cukup kerepotan, karena KTP merupakan identitas penduduk yang harus dibawa kemana-mana," pungkasnya. (ugo)

Sumber : http://jakarta.okezone.com/read/2013/02/11/500/760214/buang-sampah-sembarangan-ktp-bakal-ditahan

Senin, 11 Februari 2013

Atasi Banjir Jakarta, 108,6 Ton Garam Ditabur

JAKARTA–Operasi Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) sejak digelar 26 Januari 2013 sudah menabur 108,6 ton bahan semai berupa NaCl (garam dapur yang sudah diolah menjadi tepung) yang disebarkan ke dalam awan.

Hasil evaluasi sementara membuktikan operasi hasil kerjasama BNPB dan BPPT didukung BMKG dan TNI dikatakan berhasil mendistribusikan curah hujan. Dibandingkan dengan rata-rata hujan historis wilayah Jakarta, curah hujan yang terjadi selama pelaksanaan modifikasi cuaca lebih kecil.

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan evaluasi menyeluruh akan segera dilakukan untuk menentukan apakah operasi diteruskan atau dipindah ke daerah lain yang rawan banjir. “Rencana awal operasi hingga 25 Maret 2013 dengan disesuaikan kebutuhan di lapangan,” katanya dalam siaran pers Minggu (10/2/2013).

Sejauh ini sudah 36 sorti penerbangan menaburkan bahan semai ke dalam awan, meliputi 24 sorti dengan pesawat Hercules C-130 dan 12 sorti dengan pesawat Casa 212-200.

Minggu (10/2) dilakukan 3 sorti penerbangan. Sorti pertama pada pukul 10.56 – 12.53 WIB menggunakan pesawat Hercules. Penyemaian dilakukan pada sel-sel awan Cumulus pada ketinggian 11.000 – 13.000 kaki di Timur Jatiluhur sampai Lembang dan di daerah Laut Utara Pantai Indramayu dengan bahan 4 ton.

Sorti kedua pukul 11:28 – 12:57 WIB menggunakan pesawat CASA 212-200. Penyemaian dilakukan pada sel-sel awan Cumulus dengan ketinggian 13.000 – 14.000 feet di daerah Cikotok. Ketinggian penyemaian 10.000 feet dan menghabiskan bahan semai 1 ton.

Sorti ketiga dengan pesawat Hercules A-1323 pada pukul 14:45 – 16:06. Penyemaian dilakukan di daerah Purwakarta, Cikampek dan Subang pada ketinggian 10.000 feet. Di darat telah dilakukan pengoperasian GBG dengan 23 flare di 13 lokasi, dan GBG sistem larutan di 3 lokasi selama masing-masing 6,5 jam.

Sumber : http://www.solopos.com/2013/02/11/atasi-banjir-jakarta-1086-ton-garam-ditabur-377621

Jumat, 08 Februari 2013

JK: Monorel Harus Dibangun, Memang Mau Macet Terus?

JAKARTA - Banjir yang telah merendam Jakarta akibat hujan deras yang berlangsung berhari-hari menimbulkan wacana akan pemisahan pusat pemerintahan dengan pusat ekonomi. Namun, pemisahan tersebut bukan perkara mudah.

Mantan Wakil Presiden Yusuf Kalla menilai kemacetan dan banjir Jakarta bukan menjadi alasan bagi pusat pemerintahan berpindah kota. JK pun sangat tidak setuju terhadap wacana memindahkan pusat pemerintahan ke kota lain.

"Bukan malah ditinggalkan, itu namanya tidak bertanggung jawab, yang harus dibenahi justru infrastrukturnya," ujar Jusuf Kalla, kepada Okezone di Sekretariat PMI Pusat, Jakarta, Kamis (7/2/2013).

Lebih lanjut, JK mengatakan, pembenahan yang perlu dilakukan saat ini adalah sektor infrastruktur. Menurutnya, perbaikan kota Jakarta melalui infrastruktur jauh lebih efektif. "Ya ibu kota itu solusinya bukan pindah kota, tapi infrstrukturnya diperbaiki," katanya.

JK mengimbau agar semua warga Jakarta untuk bersama-sama membenahi kota Jakarta. Menurut dia, Jakarta memang masih butuh pembenahan, salah satunya adalah pembangunan monorel. "Monorel itu saya mutlak setuju dan itu harus. Apa mau macet terus kota Jakarta?" tukas dia. (mrt)

Sumber : http://economy.okezone.com/read/2013/02/07/320/758401/jk-monorel-harus-dibangun-memang-mau-macet-terus

Kamis, 07 Februari 2013

Hujan Deras Bikin Jakarta Macet Parah Dimana-mana

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Hujan deras yang mengguyur Ibukota DKI Jakarta pada Rabu (6/2/2012) sore, membuat kemacetan dimana-mana. Sejumlah jalan protokol mengalami genangan air dan pohon tumbang.

Akibatnya, pada saat jam pulang kantor ini, kemacetan semakin menjadi-jadi. Pantauan Tribunnews.com, di Jl Gatot Subroto sekitar lampu merah Mampang mengarah ke Polda Metro Jaya, terjadi genangan 15 cm. Di Jl Gatot Subroto arah sebaliknya juga terjadi genangan.

Banyak sepeda motor yang mogok akibat menerobos genangan air tersebut. Sementara itu, di lampu merah Mampang, sebuah pohon besar tumbang sehingga menambah kemacetan parah arus lalu lintas dari arah Buncit.

Jl Rasuna Said juga senasib. Perempatan Mampang menumpuk sehingga arus dua arah menjadi tersendat.

Masih di Jl Gatot Subroto, kemacetan parah terjadi mulai dari Gedung LIPI. Baik sepeda motor maupun mobil tidak bisa bergerak. Gara-garanya, mobil yang akan berputar ke arah Jl Sudirman tidak bisa bergerak. Walhasil,antrean kendaraan mengular dan menutup Jl Gatot Subroto.

Sementara itu, Jl Sudirman baik dari arah Blok M ataupun sebaliknya juga macet parah. Bundaran HI mengalami genangan setinggi 15 cm. Sehingga arus lalu lintas dari arah Blok M maupun Thamrin macet parah.

Di sekitar Gedung DPR Senayan, kondisi jalanan pasca demo ribuan buruh terlihat sepi. Namun di belakang Gedung DPR dan Jl Arteri kemacetan parah terjadi. Ini akibat pengalihan arus lalu lintas dari Jl Asia Afrika yang mengarah Taman Ria Senayan ditutup. Kemacetan dua arah di Jl Asia Afrika dan Jl Arteri Permata Hijau hingga Pejompongan pun tak terelakkan.

Sumber : http://jakarta.tribunnews.com/2013/02/06/hujan-deras-bikin-jakarta-macet-parah-dimana-mana

Rabu, 06 Februari 2013

Sampah Bukan Lagi Barang Tidak Bermanfaat

"Sampah bukan hanya sekedar untuk dibuang, sampah mempunyai manfaat".

Jakarta - Sampah memang menjadi faktor utama penyebab banjir dan bencana lainnya. Siapapun setiap hari memproduksi sampah. Hasil pemeriksaan terakhir, produksi sampah mencapai 9.000 ton per hari khususnya di Jakarta. Namun sampah sekarang ini tidak lagi dipersepsikan menjadi sesuatu yang tidak berguna.

"Dari sampah kita bisa mendapatkan banyak manfaat dan menghasilkan uang," ujar Mohammad Baedowy Pendiri Majestic Buana Group, pengelola sampah sebagai bisnis yang bermanfaat.

Dalam diskusi yang diadakan AQUA Group di GOR Bulungan, Senin (4/2), Baedowy berbagi pengalaman untuk menjadikan generasi sekarang ini untuk gemar mengelola sampah. Diskusi ini sekaligus menjadi Kampanye yang bertajuk Gemar Mengelola Sampah (Gemas).

Hal senada juga diungkapkan Gabriel Andari, Dosen Teknik Lingkungan, Universitas Indonesia, yang juga menjadi pembicara dalam diskusi tersebut.

"Sampah bukan hanya sekedar untuk dibuang, sampah mempunyai manfaat," jelasnya.

Masyarakat harus bertanggung jawab atas sampah yang mereka produksi. Seperti memanfaatkan sampah kembali menjadi bahan baku, memanfaatkan untuk Refused Derived Fuel (RDF), menerapkan 3R (Reduce, Reuse, Recycle), hingga memikirkan sesuatu yang kita beli (think before you buy).

Konsumerisme menjadi faktor terbesar produksi sampah meningkat.

"Semakin banyak masyarakat membeli semakin banyak pula sampah yang dihasilkan," jelas Andari.

Masyarakat diharapkan sadar akan nilai-nilai lingkungan seiring pertumbuhan tingkat ekonomi yang baik.

Mengubah pola pikir masyarakat atas tidak bergunanya sampah merupakan hal penting yang dapat mengurangi produksi sampah khususnya di Jakarta.

"Pendidikan terus menerus harus dilakukan, bagaimanapun juga pendidikan merupakan kunci perubahan masyarakat," tutur Andari.

Hendra Aquan, dari Komunitas Transformasi Hijau juga menjadi pembicara dalam diskusi tersebut. Hendra menyampaikan solusi lain untuk menyadarkan masyarakat dengan memanfaatkan teknologi seperti media sosial yang ada.

Sumber : http://www.beritasatu.com/nusantara/95228-sampah-bukan-lagi-barang-tidak-bermanfaat.html

Selasa, 05 Februari 2013

'Jakarta Ketinggalan Jika Terapkan Perda Ganjil Genap'

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Salah satu gebrakan Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo yang berencana menerbitkan Perda pelat ganjil genap, dinilai kurang efektif mengurai kemacetan.

Sebab, di beberapa negara peraturan serupa tidak efektif. Direktur Institut for Transportation and Development Policy (ITDP) Indonesia, Yoga Adiwinarto mengatakan penerapan kebijakan ganjil genap di negara-negara seperti Meksiko, Bogota, dan Beijing terbukti tidak efektif mengurangi macet.

Menurutnya, perlu usaha untuk memindahkan pengguna kendaraan pribadi yang sudah merasa nyaman ke angkutan umum. "Level kenyamanan transportasi massal harus dinaikkan," kata dia, Senin (4/2).

Yoga menilai kebijakan pembatasan pelat nomor untuk mengurangi jumlah kendaraan pribadi yang masuk Jakarta, belum siap dilakukan Maret mendatang. Sebab, menurutnya belum ada sosialisasi area yang terkena kebijakan ini.

Kemudian, penerapan waktu untuk kendaraan ganjil atau genap juga belum diketahui masyarakat luas. Selain itu, kamera cctv juga belum mulai dipasang. Sebab, jika pengawasan dilakukan secara manual akan sangat sulit.

Lebih jauh Yoga mengaku kurang setuju dengan 'park and ride' sebagai faktor penarik kebijakan ini. Sebab, perjalanan warga Jakarta tetap akan menggunakan kendaraan pribadi untuk kemudian beralih naik bus.

Menurutnya, angkutan umum harus bisa menjangkau perumahan warga, sehingga tidak ada sama sekali yang menggunakan kendaraan.

Dikatakan Yoga, ia lebih setuju terhadap penerapan Electronic Pricing Road (ERP). Sebab, dari segi pendapatan jelas setiap kendaraan yang masuk dikenai biaya tertentu. Sedangkan, kebijakan ganjil-genap, pendapatan hanya diandalkan dari hasil tilang.

Yoga berpendapat payung hukum ERP sudah ada dan teknologi yang digunakan sudah banyak. "Ketinggalan banget jika ganjil-genap jadi diterapkan," seloroh Yoga.

Sumber : http://www.republika.co.id/berita/nasional/jabodetabek-nasional/13/02/04/mhp6o9-jakarta-ketinggalan-jika-terapkan-perda-ganjil-genap

Senin, 04 Februari 2013

Duh, Sungai di Jakarta Kotor dan Penuh Sampah

JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah sungai di Jakarta belum bebas sampah. Salah satunya di Sungai Item.

Tumpukan sampah terdapat di dekat pompa Honda, Jakarta. Sampah yang sebagian besar merupakan sampah rumah tangga ini mengumpul di belakang area perbelanjaan ITC Cempaka Mas. Sungai ini memisahkan Jakarta Pusat dan Jakarta Utara.

Hari Minggu, sampah diambil dari badan sungai secara manual oleh dua orang petugas. Selain sampah, endapan lumpur juga terlihat di sungai ini. Akibat sampah dan endapan, bau busuk tercium dari sekitar sungai ini. Air sungai juga berwarna hitam dan hijau.

Sumber : http://megapolitan.kompas.com/read/2013/02/04/0630307/Duh.Sungai.di.Jakarta.Kotor.dan.Penuh.Sampah

Jumat, 01 Februari 2013

Katulampa Siaga II, Awas Jakarta Terancam Banjir Lagi !

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ibukota DKI Jakarta kembali mendapat ancaman banjir kiriman. Badan Nasional Penanganan Bencana (BNPB) mengingatkan, Bendung Katulampa Bogor kini dalam kondisi siaga II.

"Pada pukul 17.00 WIB, tinggi muka air di Katulampa Bogor naik hingga 160 cm dan masuk dalam Siaga II. Dengan ketinggian air terse but maka banjir dapat menggenangi permukiman warga Jakarta di bantaran sungai Ciliwung hilir," tulis Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho dalam pesan yang diterima Tribunnews.com, Kamis (31/3/2013).

Jika terjadi Banjir, Sutopo menyebutkan bahwa banjir tidak akan setinggi 15 Januari lalu. "Pada pukul 18.00 WIB, tinggi muka air Katulampa sudah turun menjadi 130 cm (Siaga III)," lanjut Sutopo.

Terkait hal tersebut Kepala BPBD DKI Jakarta telah menyampaikan informasi ke semua Kepala SKPD di DKI Jakarta untuk mengambil langkah-langkah antisipasinya.

Kepala Sat Pol PP, Ka Din Damkar PB,Kesehatan, Sosial,PU,Kebersihan, Industri Energi,Taman Makam, Pehubungan, Pendidikan,OR Pemuda diminta kesiapsiagaannya dan mendekatkan personil, logistik, peralatan dilokasi rawan banjir. Yakni di Kelurahan Cililitan, Cawang, Bidaracina, Kampung Melayu,Pejaten Timur, Rawajati, Pengadegan, Kebon Baru, Bukitduri

"Diprediksi, kawasan tersebut akan menerima banjir dalam waktu 9-12 jam kemudian, atau sekitar Jumat (1/2) pukul 02.00-05.00 WIb.

Sementara itu, sungai-sungai lain masih Siaga IV atau normal berdasarkan data BNPB hingga pukul 18:00 WIB:

-Angke Hulu 90 cm (siaga IV);
-Pesanggrahan 60 cm (siaga IV);
-Krukut Hulu 70 cm (siaga IV);
-Katulampa. 130 cm (siaga III)
-Depok 120 cm (siaga IV);
-Manggarai 680 cm (siaga IV);
-Cipinang Hulu 75 cm (siaga IV);
-Sunter Hulu 50 cm (siaga IV);
-Karet 390 cm (siaga IV);
-Pulogadung 360 cm (siaga IV);
-Pasar Ikan 145 cm (siaga IV),
-Waduk Pluit -15 cm

BMKG memprediksikan hingga seminggu mendatang curah hujan di Jakarta akan meningkat dan berpeluang terjadi hujan lebat. "Masyarakat Jakarta dihimbau waspada dari ancaman banjir hingga Maret mendatang," jelas Sutopo.

Sumber : http://jakarta.tribunnews.com/2013/01/31/katulampa-siaga-ii-awas-jakarta-terancam-banjir-lagi-