Kamis, 14 Februari 2013

Jokowi Harus Awasi Proses Tender Proyek Pengolahan Sampah ITF Sunter

Jakarta - - Dinas Kebersihan Provinsi DKI Jakarta saat ini menggelar tahapan proses pelelangan beauty contest pengelolaan sampah terpadu Intermediate Trement Facility (ITF) Sunter senilai Rp 1,3 triliun. Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) diminta untuk mengawasi secara ketat proses lelang tersebut. Permintaan tersebut disampaikan oleh Ketua Jakarta Procurement Monitoring (JPM) Ivan Parapat. Sebab, salah satu dari tiga peserta lelang merupakan perusahaan yang hingga saat ini ikut melalukan pengelolaan sampah di Kota Solo, kota yang pernah dipimpin oleh Jokowi. "Jadi kami melihat di sini ada kedekatan dan hubungan emosional antara Gubernur DKI Jokowi dengan Liliek Setiawan selaku direktur PT Phoenix Pembangunan Indonesia atau PT Selaras Daya Utama yang telah melakukan kerjasama saat Jokowi menjabat sebagai Walikota Solo," ujar Ivan di Balaikota DKI, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Rabu (13/2/2013).

Meski demikian, Ivan tetap berprasangka baik atas hubungan tersebut. Dia hanya meminta agar Jokowi melakukan pengawasan yang ketat agar tidak timbul dugaan nepotisme dalam proses lelang tersebut.

"Gubernur harus hati-hati dan terbuka. Jangan sampai nanti timbul persepsi yang memihak kepada salah satu perusahaan peserta lelang," katanya.

Ivan mengatakan, saat ini ada tiga perusahaan yang berminat menjadi operator pengolahan sampah tersebut, yakni PT Phoenix Pembangunan Indonesia (PPI) Joint Operation dengan Keppel Seghers Singapore, PT Wira Gulfindo Sarana yang JO dengan PT Ramky dari India, dan PT Jakarta Green Iniciative (GI) yang JO bersama Hitachi dari Jepang.

Setiap perusahaan diharuskan memberikan pemaparan rencana pembangunan ITF. Sejauh ini dua perusahaan sudah memberikan paparannya, namun satu perusahaan lagi yaitu PT GI JO Hitachi belum memberikan paparannya karena belum menyertakan syarat kecukupan modal.

Syarat tersebut berupa fatwa yang menyatakan secara jelas mengenai lalu lintas keuangan masing-masing peserta lelang. Meskipun sudah memenuhi kecukupan modal sebesar 30 persen dari biaya investasi, tapi perlu diketahui bagaimana aliran dananya.

"Aliran dana ini penting untuk diketahui agar bisa dipastikan apakah kecukupan modal tersebut memang milik perusahaan bersangkutan, bukan sekedar dana titipan atau pinjaman," kata Ivan.

Untuk diketahui, ITF Sunter diperkirakan bisa mengolah sampah hingga 1.500 ton per hari. Fasilitas ini akan dibangun di atas lokasi Stasiun Pengolahan Antara Sunter. Teknologi tinggi incinerator dipilih Pemprov DKI dengan pertimbangan hanya menyisakan residu (abu) sekitar 10 persen dari total sampah yang diolah, selain itu Incinerator juga mampu menghasilkan listrik yang tinggi (14 MW per 1.000 ton sampah), dan telah teruji di banyak kota-kota besar Eropa dan Asia.

Sumber : http://news.detik.com/read/2013/02/13/194032/2169463/10/jokowi-harus-awasi-proses-tender-proyek-pengolahan-sampah-itf-sunter?9911012
Related Posts : dki , gi , hitach , incinerator , itf , ivan , jakarta , jo , jokowi , kecukupan , lelang , modal , paparan , perusahaan , peserta , phoenix , pt , sampah , sunter

1 komentar :

  1. Kunjungi situs kami dan baca berbagai artikel menarik seputar permainan judi online
    langsung ja ke link di bawah ini guys.
    O iyaaaa makasih buat yang punya situs, semangat berkarya.
    https://hub.docker.com/

    BalasHapus