Jumat, 27 April 2012

Dari Zaman Meneer, Jakarta Sudah Banjir

BANJIR yang saban tahun menggenangi Jakarta, ternyata sudah berlangsung sejak berabad-abad. Berbagai upaya sudah ditempuh, namun nampaknya air bah belum mau enyah.

Affan masih belum melupakan peristiwa banjir besar di Jakarta, tahun 2007 lalu. Lelaki muda asal Bintaro ini susah payah meninggalkan rumahnya untuk bisa bekerja di kantornya, kawasan Dukuh Atas, Jakarta Pusat.

“Capek-capek berjuang melewati banjir dari rumah, eh sampai kantor malah lebih parah lagi. Nggak bisa masuk karena kawasan Dukuh Atas waktu itu dah kayak danau. Mau pulang lagi, juga susah,” ujarnya, mengenang kondisi saat itu.

Banjir besar di Jakarta bukan sekali itu saja terjadi. Sebelumnya, tahun 2002, Ibukota juga pernah dikepung banjir. Kenyataan ini pada akhirnya menimbulkan pendapatan orang tentang siklus banjir lima tahunan.

Dari zaman Belanda

Sah saja kalau kemudian banyak pihak berpendapat soal adanya siklus banjir besar lima tahunan. Namun yang pasti, sesungguhnya banjir di Ibukota bukanlah masalah baru.

Bahkan pada masa kolonial dulu, para meneer di pemerintahan kolonial sudah dipusingkan dengan banjir dan tata kelola air Jakarta, yang waktu itu masih bernama Batavia. Mereka juga membangun sistem pengendalian banjir dengan membuat banyak kanal.

Toh itu nggak mampu membendung air bah yang datang tanpa bisa dicegah pada tahun 1621. Akibatnya, sebagian besar Batavia kebanjiran. Ini banjir besar pertama yang dilaporkan terjadi di Jakarta pada masa kolonial. Banjir yang terjadi tentu saja merisaukan dewan kota yang kemudian memulai pembuatan sistem pengendalian. Bahkan mulai tahun 1913, pemerintah kolonial mengalokasikan dana 2 juta gulden untuk proyek mengatasi banjir.

Van Breen, meneer Belanda yang jadi ‘mandor’ proyek ini kemudian menggagas pembuatan kanal di bagian barat pintu air Manggarai sampai Muara Angke. Selain itu perubahan tata lahan kebun teh di kawasan Puncak, diantisipasi dengan mengubah area persawahan menjadi situ-situ.

Urusan Bersama

Hingga kini upaya untuk membebaskan Jakarta dari banjir terus dilakukan. Berbagai rencana dan pekerjaan telah dijalankan. Terakhir, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dengan dibantu Pemerintah Pusat, membangun kanal banjir timur.

Meski belum memuaskan, tapi upaya tersebut telah membuahkan hasil. Setidaknya sampai awal tahun 2012 Jakarta belum tergenang banjir bandang, dan semoga saja tidak.

Memang sih, di beberapa tempat tetap saja terjadi banjir hingga memaksa warga untuk mengungsi. Kenyataan ini pada sisi lain menyiratkan, mengatasi banjir bukan semata-mata urusan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Warga Ibukota juga diharapkan mengambil peran serta. Mari.. [mah]

Sumber : http://metropolitan.inilah.com/read/detail/1855039/dari-zaman-meneer-jakarta-sudah-banjir

Kamis, 26 April 2012

Pakar: budaya Betawi tidak akan punah

Jakarta (ANTARA News) - Antropolog Universitas Indonesia dan pakar kebudayaan Betawi Prof Yasmine Z Shahab mengatakan kebudayaan Betawi tidak akan punah, hanya akan berubah atau muncul dengan wajah baru.

"Budaya Betawi tidak akan hilang tapi yang pasti berubah, muncul dengan wajah baru tapi tidak menghilangkan yang asli," kata Prof Yasmine pada acara bincang-bincang bertajuk "Betawi Punya Gaye, Inspirasi Warisan Budaya Jakarta Asli" di Jakarta, Rabu.

Ia mencontohkan, Lenong saat ini muncul dengan wajah baru. Namun versi asli kesenian asli Betawi itu masih tetap ada.

Menurut Yasmine, budaya Betawi sangat dinamis dan berubah lebih cepat dibandingkan kebudayaan lain karena berada di Jakarta, pusat pemerintahan yang menjadi tempat berbaurnya berbagai suku serta budaya.

Kesadaran orang Betawi akan identitas budayanya, kata dia, akan membuat budaya Betawi akan menjaga kelestarian budaya Betawi.

"Jadi tidak usah takut budaya Betawi akan hilang yang akan adalah berubah. Kalau orang Betawi khawatir berubahnya terlalu jauh, mereka harus berperan melestarikan budaya yang asli," katanya. (D016)

Sumber : http://www.antaranews.com/berita/307817/pakar-budaya-betawi-tidak-akan-punah

Rabu, 25 April 2012

50 Ribu Kubik Sampah Sumbat Saluran Air di Jaksel

JAKARTA - Sampah di saluran air di kawasan Jakarta Selatan mencapai 50.000 meter kubik. Hal itu diketahui setelah Sukudinas PU Tata Air Jakarta Selatan melakukan pengerukan saluran air di 10 kecamatan secara serentak di Jakarta Selatan.

"Seminggu ini kira-kira sudah ada 50 ribu meter kubik lumpur plus sampah yang berhasil kita keruk dari saluran air di kecamatan-kecamatan," kata Kasie Pemeliharaan Sudin PU Tata Air Jakarta Selatan Monang Ritonga, Selasa (24/4/2012).

Sampah-sampah ini yang dianggap sebagai salah satu penyebab terjadinya banjir di wilayah Jakarta Selatan. Karena tumpukan sampah ini mengakibatkan pendangkalan saluran air.

"Kita perintahkan seluruh Kasie PU Air di Kecamatan untuk melakukan pengerukan saluran air yang memang sudah mengalami pendangkalan akibat lumpur dan sampah," tambahnya.

Sampah tersebut dikumpulkan dan dimasukkan dalam ribuan karung plastik khusus dan untuk sementara dibiarkan di pinggir jalan. Karena lumpur dan sampah tersebut masih mengandung banyak air yang berasal dari saluran serta membutuhkan waktu untuk pengeringan.

"Jadi mohon pengertian dari warga sekitar yang memang akhirnya mengganggu perjalanan. Karena jika langsung dibawa, malah air yang kotornya menetes ke mana-mana," tuturnya.

Sumber : http://jakarta.okezone.com/read/2012/04/24/500/617755/50-ribu-kubik-sampah-sumbat-saluran-air-di-jaksel

Selasa, 24 April 2012

Jakarta Harus Punya Jaringan Pipa Gas

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta berharap konversi bahan bakar minyak (BBM) menjadi bahan bakar gas (BBG) untuk angkutan umum rampung dalam beberapa tahun mendatang. Untuk itu, Jakarta membutuhkan jaringan pipa gas yang dapat menjangkau seluruh area.

"Yang penting, dalam beberapa tahun ke depan kita bisa menggunakan jaringan pipa gas. Jangan seperti sekarang ini, menggunakan kontainer-kontainer yang bergerak," kata Gubernur DKI Jakarta, Fauzi Bowo kepada wartawan di Balai Kota, Jakarta, Senin, 23 April 2012.

Selama ini, penggunaan BBG untuk angkutan umum di ibukota masih terbatas. Angkutan umum yang memanfaatkan gas di antaranya Transjakarta, taksi, mikrolet/KWK bertrayek tertentu.

Penggunaan BBG tidak signifikan karena ketersediaan bahan bakar tersebut. Selain membutuhkan alat khusus, pengisian gas hanya dapat dilakukan di beberapa SPBU di Jakarta.

"Mereka (pengendara angkutan umum) selalu beralasan gasnya di mana? Gasnya tidak tersedia," katanya.

Pemerintah Jakarta telah mengeluarkan ijin ke sejumlah SPBG untuk bekerjasama dengan Pertamina. Diharapkan, konversi bahan bakar tersebut tak lagi terhambat ketersediaan gas.

Dengan adanya komitmen itu maka peraturan bisa dijalankan. Sehingga, konversi gas secara bertahap bisa diwujudkan pada angkutan umum bertrayek lain. Pelaksanaan konversi gas bisa dimulai dari Jakarta. Nantinya, Indonesia menjadi negara pengguna bahan bakar gas seperti India yang telah menjalankan konversi bahanbakar. "Kalau India bisa, masa Indonesia tidak," ujarnya. (adi)

Sumber : http://metro.vivanews.com/news/read/307011-jakarta-harus-punya-jaringan-pipa-gas

Jumat, 20 April 2012

Politik Uang Tidak Laku di Jakarta

JAKARTA, KOMPAS.com — Jelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta 2012, praktik politik uang rawan terjadi pada warga Jakarta. Namun, pada kenyataannya, warga Jakarta kini tidak lagi peduli pada praktik politik uang tersebut mengingat mereka mengimpikan pemimpin yang bersih.

Peneliti dari The Cyrus Network, Eko Dafid Afianto, mengakui bahwa saat ini warga Jakarta cukup cerdas sehingga praktik politik uang ini tidak akan mampu membuat seseorang memilih calon tersebut. Hal ini dibuktikan lewat survei yang dilakukan pada 8-16 April terhadap 1.000 responden. "Masyarakat sudah cerdas sehingga masalah politik uang ini tidak terlalu dikhawatirkan di Jakarta," kata Eko saat jumpa pers tentang hasil survei pra-Pilkada DKI Jakarta 2012, di Menteng, Jakarta, Rabu (18/4/2012).

Berdasarkan survei tersebut, sebanyak 40,8 persen memilih tetap menerima uang tersebut, teapi tidak akan memilih kandidat tersebut. Sementara 32,3 persen memilih untuk menolak uang dan tidak memilih kandidatnya. "Hanya 10,7 persen yang mau terima uang dan pilih kandidatnya. Ini tidak terlalu besar angkanya," ujar Eko.

Sementara untuk masalah bagi-bagi sembako dan kaus, ternyata juga tidak memengaruhi seseorang untuk menentukan pilihannya. Terbukti, sebanyak 46,3 persen tetap akan menerima barang tersebut, tetapi tidak akan memilih orangnya. Kemudian, 27,5 persen tidak akan mengambil barang dan tidak memilih orangnya. Sedangkan yang memilih untuk menerima barang dan tetap memilih kandidatnya hanya berada pada angka 10,5 persen. "Tidak berbeda jauh persentasenya. Artinya, masyarakat sudah paham sehingga kemungkinan terjadi kecil," tandasnya.

Sumber : http://megapolitan.kompas.com/read/2012/04/19/05441924/Politik.Uang.Tidak.Laaku.di.Jakarta

Rabu, 18 April 2012

Genangan Air Perparah Kemacetan di Jakarta

JAKARTA (Suara Karya): Hujan lebat disertai angin kencang kembali melanda wilayah DKI Jakarta, Selasa (17/4) sore. Genangan di jalan raya muncul di banyak lokasi akibat saluran air (drainase) yang tidak berfungsi. Pohon tumbang yang terjadi di Lebak Bulus, Jakarta Selatan dan di Jalan Raya Joglo (tidak jauh dari menara TVRI), Jakarta Barat, membuat arus lalu lintas menjadi macet.

Lalu lintas di Tol Tomang arah Kebon Jeruk juga macet. Penyebabnya karena genangan setinggi 20 cm di Km 2. "Imbas kemacetan dari Harmoni arah Tomang dan dari arah Semanggi ke Senayan," kata Hadiman, warga Jalan Cipinang Muara I, Pondok Bambu, Jakarta Timur, yang terjebak berjam-jam di daerah tersebut.

Kemacetan terjadi sejak sore hari bertepatan dengan jam pulang kerja. Imbas kemacetan itu pun merembet ke mana-mana. Jalur ke arah Bandara Soekarno-Hatta pun mengalami kemacetan parah.

Begitu juga di sebelah timur Jakarta, kendaraan roda empat dan dua dari Bekasi menuju Jakarta, baik yang melewati jalan arteri maupun tol, bergerak tersendat. Di tol, dari Bekasi menuju Jakarta, pengendara harus menahan rasa kesal karena terjebak macet berjam-jam.

"Saya dari Bekasi Timur ke Mampang di Jakarta Selatan makan waktu dua jam. Di Bekasi tidak hujan, tapi di Jakarta ternyata hujan sehingga menimbulkan kemacetan yang berdampak sampai Bekasi," kata Ruslan, salah seorang warga Bekasi yang berkantor di Jakarta Selatan.

Pengendara yang memilih jalur luar tol, mulai dari Semanggi hingga ke arah Slipi, mendapati arus lalu lintas yang sangat padat. Pasalnya, banyak kendaraan yang melambatkan lajunya akibat genangan. "Derasnya hujan dan angin kencang membuat jarak pandang pengendara menjadi terbatas," kata petugas TMC Polda Metro Jaya, Aiptu Kasno, kemarin.

Kasno mengatakan, hujan deras turun di kawasan Depok, Bintaro, Jagakarsa, Ragunan, Cilandak, Pasar Minggu, Mampang, Pondok Indah, Ciputat, Kuningan. Di Lebak Bulus ada pohon angsana yang tumbang, mengakibatkan lalu lintas di kawasan itu tersendat.

Angin kencang mengakibatkan pohon beringin tumbang tidak jauh dari menara TVRI, di Jalan Joglo Raya, Kelurahan Joglo, Kecamatan Kembangan, Jakarta Barat. Tak ada korban dalam peristiwa itu. Namun, tumbangnya pohon yang melintang di jalan membuat arus lalu lintas di kawasan tersebut macet parah.

Jatmiko (45), warga RT 02/06, Kelurahan Joglo, mengungkapkan, tumbangnya pohon beringin setinggi tujuh meter hingga tercabut dari akarnya itu terjadi sekitar pukul 16.30 WIB. "Melihat kondisi tumbangnya pohon beringin tersebut, kemungkinan karena usianya sudah tua dan banyak akarnya yang sudah lapuk. Jadi, ketika hujan disertai angin kencang, akar pohon itu tak dapat menahan beban pohon hingga tumbang dan menutup Jalan Joglo Raya," katanya.

Wakil Camat Kembangan, Edy Mulyanto, mengatakan, pihak Kelurahan Joglo dibantu petugas Satpol PP berhasil menyingkirkan pohon itu dengan peralatan seadanya, seperti gergaji kayu dan golok. Keterbatasan alat membuat proses evakuasi berjalan lambat hingga berdampak pada macetnya arus lalu lintas dari arah Joglo menuju Cileduk dan sebaliknya.

"Demi mempercepat proses evakuasi, Sudin Pertamanan Jakarta Barat bekerja ekstra keras. Besarnya pohon beringin tersebut, diperlukan gergaji mesin untuk memotongnya. Tapi yang jelas, tidak ada korban saat pohon tersebut tumbang," ucapnya menegaskan.

Sejumlah ruas jalan di Jakarta Pusat juga tergenang 10 cm-15 cm. Akibatmya, arus lalu lintas tersendat karena banyak kendaraan, terutama kendaraan roda dua, berusaha menghindari genangan air.

Pengamatan Suara Karya di lapangan, genangan terjadi di Jalan KH Mas Mansyur, Jalan Letjen Suprapto, Jalan Bendungan Hilir Raya, Jalan Rasuna Said, Kuningan tepatnya depan kantor Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan Jalan Pejompongan. Arus lalu lintas di wilayah itu macet parah karena kejadian tersebut saat jam pulang kantor.

Kasatlantas Polres Jakarta Pusat, AKBP I Gusti Ketut Suarta, mengatakan, lalu lintas tersendat karena di sejumlah jalan raya terjadi genangan, namun tidak menyebabkan kemacetan panjang. "Volume kendaraan bertambah saat jam pulang kantor," katanya. (Yon Parjiyono)

Sumber : http://www.suarakarya-online.com/news.html?id=301394

Selasa, 17 April 2012

Gubernur Baru dan Ruwetnya Tata Ruang Jakarta

JAKARTA, KOMPAS.com – Gubernur baru DKI Jakarta yang akan terpilih nanti dipastikan menghadapi permasalahan tata ruang. Tata ruang yang tidak konsisten menjadi sumber masalah banjir, kemacetan, kawasan padat penduduk serta permasalahan sosial lainnya.

Demikian diungkapkan oleh pakar hukum properti, Erwin Kallo, kepada Kompas.com, di Jakarta pada Jumat (13/4/2012) lalu. Menurut Erwin, permasalahan tata ruang di Jakarta kini berganti menjadi "tata uang", sehingga mengakibatkan konsep tidak dilaksanakan secara konsisten, semerawut, serta tidak memiliki sanksi hukum yang jelas.

"Sebagai contohnya, tahun lalu di Jalan Antasari, banyak bangunan disegel karena peruntukannya tidak jelas. Kenapa tidak ditegur saat mengajukan izin? Lalu, setelah disegel tidak ada pengawasan jelas. Papan segel lepas, bangunan bisa beroperasi lagi," kata Erwin.

Contoh lainnya, kata Erwin, di kawasan Pondok Indah, Jakarta Selatan, yang peruntukkannya untuk kawasan hunian, kini dibanjiri area komersial.

"Awalnya Pondok Indah itu untuk hunian. Boleh ada mal, tapi diperuntukkan untuk masyarakat di kawasan tersebut. Tapi, sekarang semakin banyak malnya, yang akhirnya menyedot masyarakat lain ke situ. Jadinya, setiap akhir pekan selalu macet," ujarnya.

Erwin mengatakan, keberadaan mal seharusnya berdiri secara proporsional sesuai kebutuhan wilayah tersebut. Ia juga mengkritik pemberian izin pusat perbelanjaan yang dengan mudah dibangun di pusat-pusat kota.

"Bahkan, di negara kapitalis sendiri ada aturan tata niaganya. Semakin besar ritel atau mal, maka keberadaannya di pinggiran, sehingga traffic-nya menyebar. Kalau di sini sebaliknya," kata dia.

Konsep megapolitan Permasalahan di DKI Jakarta, kata Erwin, harus diselesaikan dengan konsep megapolitan. Artinya, DKI Jakarta membutuhkan bantuan dari kota-kota satelit di sekelilingnya. Konsep tata ruang di DKI Jakarta harus bersinergi. sehingga Pemerintah pusat turut berperan mencari solusi terbaik.

"Misalnya menghadapi banjir kiriman dari Bogor ke Jakarta, sementara tata ruang untuk peresapan air kini jadi bangunan. Ini harus dihentikan. Caranya, ya, jangan ada lagi pembangunan di Bogor. Tapi, kota Bogor butuh diberi insentif," ujarnya.

Sumber : http://properti.kompas.com/index.php/read/2012/04/16/15463667/Gubernur.Baru.dan.Ruwetnya.Tata.Ruang.Jakarta

Senin, 16 April 2012

Masakan Betawi dalam Kenangan

Sejumlah masakan Betawi tinggal tersisa dalam kenangan. Kuliner lokal itu berangsur lenyap seturut dengan memudarnya sebagian tradisi masyarakat Betawi.

Anda tahu sayur babanci? Tidak perlu merasa bersalah jika tidak tahu sebab banyak orang Betawi pun yang tidak tahu. Supiati (52), warga Betawi yang tinggal di Ujungmenteng, Cakung, Jakarta Timur, misalnya, hanya pernah mendengar nama masakan itu dari ibu mertuanya.

”Namun, sampai sekarang saya enggak tahu bagaimana bentuknya. Ibu juga susah ngejelasinnya dan cuma bilang, ’Itu sayur santen yang ada anunya’.” Sekadar catatan, kata anu biasa digunakan orang Betawi sebagai kata ganti apa saja.

Ya, babanci memang sudah langka kalau tidak mau disebut punah. Untuk memperkenalkan kembali masakan tersebut, chef Bara Pattiradjawane mendemonstrasikan cara mememasak babanci di depan ratusan peserta kelas masak di acara Chef and Food Festival Localicious yang diselenggarakan Kompas di Kota Baru Parahyangan, Bandung.

Meski disebut sayur, tidak ada sayuran yang digunakan. Masakan ini berbahan daging, santan, kelapa sangrai, dan kelapa muda. Bumbunya terdiri dari kunyit, jahe, kemiri, terasi, ketumbar, jintan, bawang merah, bawang putih, laos, salam, dan cabai.

Sekilas rupa babanci seperti soto dengan kuah lebih kental. Namun ketika masuk ke mulut, rasanya lebih dekat ke gulai atau kari. ”Masakan ini memang enggak jelas maunya. Soto bukan, gulai juga bukan. Makanya, orang menyebutnya sayur banci,” ujar Bara.

Ciri khas masakan ini adalah taburan serutan kasar kelapa muda di atasnya. Daging kelapa muda yang segar membuat rasa sayur yang berbumbu kental ini jadi lebih ringan. Tekstur kelapa muda yang lembut juga bisa mengimbangi tekstur daging yang kasar.

Sayur besan

Selain babanci, sayur besan juga sudah jarang ditemukan. Namun nasibnya lebih baik ketimbang babanci. Setidaknya sayur berkuah santan itu masih ada yang menjajakan. Satu dari sangat sedikit warung Betawi yang menyediakan sayur besan adalah Warung Nasi Uduk Mpok Iyoh di pertigaan Jalan Pahlawan, Ciputat Timur, Tangerang Selatan, Banten.

Sayur itu juga sempat dijajakan, bahkan menjadi andalan, Warung Besan di Jalan Kalimalang, Pondok Kelapa, Jakarta Timur. Namun, sejak November 2011, sayur besan dihapus dari menu karena permintaan konsumen kian merosot. ”Mungkin orang sudah enggak kenal sama sayur besan,” kata penjaga warung tersebut.

Sayur besan yang dijual Mpok Iyoh berkuah santan encer. Isinya kacang panjang, kentang, suun, daun bawang, dan terubuk atau bunga tebu. Rasanya gurih dan manis dengan jejak ebi yang sangat kuat. Mpok Iyoh mengatakan, kunci rasa sayur besan terletak pada ebi. Bumbu lainnya seperti cabai, bawang merah, bawang putih, daun bawang, santan, salam, sereh, dan lengkuas ditambahkan sebagai penunjang.

Mpok Iyoh mengatakan, pelanggan sayur besan buatannya kebanyakan orang Betawi. ”Mereka hanya bisa dapetin di sini, di tempat lain udah enggak ada,” tutur Iyoh yang menjual sayur besan seharga Rp 8.000 per mangkuk.

Semur andil

Sayur besan sebenarnya memang bukan sejenis sayur yang dijajakan di warung. Orang Betawi biasanya membuat sayur ini dalam acara khusus, seperti prosesi perkawinan adat Betawi. ”Sayur ini disajikan untuk menghormati besan, makanya disebut sayur besan,” ujar Supiati.

Sekarang, Supiati melanjutkan, tidak semua orang Betawi menjamu besannya dengan sayur besan. Pasalnya, orang Betawi sudah kawin campur dengan suku lain. ”Kalau Betawi sama Betawi kawin, baru dah ada sayur besan,” ujar Supiati.

Bahan untuk membuat sayur besan juga tidak mudah ditemukan. ”Terubuk, misalnya, sudah langka banget. Saya harus cari sampai Parung, Bogor,” kata Mpok Iyoh.

Selain sayur besan, semur kerbau andil (atau semur andil) juga terkait dengan tradisi orang Betawi, terutama yang tinggal di pinggiran Jakarta, seperti Cakung, Srengseng, Bekasi, Ciputat, dan Depok. Dulu, orang Betawi punya tradisi patungan atau andilan uang untuk membeli kerbau beberapa bulan sebelum bulan Ramadan. Biasanya satu kerbau ditanggung sekitar 20 keluarga.

Kerbau itu dipelihara bersama dan biasanya disembelih satu-dua hari menjelang Lebaran. Daging kerbau itu dibagikan ke warga senilai jumlah uang yang mereka sumbangkan. Itu sebabnya masakannya disebut semur andil.

Rasa masakan ini sama dengan semur daging sapi, yakni manis, gurih, dan hangat karena mengandung banyak rempah seperti lada serta biji pala. Namun, daging kerbau memiliki aroma sedikit tajam dibandingkan dengan daging sapi. Seratnya pun lebih kasar dan liat sehingga tidak mudah hancur meski dihangatkan berkali-kali.

”Kita bisa makan semur andil satu bulan penuh sejak Lebaran. Semur diangetin terus sampai kering,” kata Supiati.

Hingga tahun 1990-an, kata Supiati, hampir setiap kampung Betawi di Ujungmenteng, patungan kerbau menjelang Lebaran. Namun, karena uang patungan untuk membeli kerbau semakin tinggi, akhirnya banyak yang memilih membeli daging sapi sendiri-sendiri. ”Tahun lalu masih ada satu kampung yang patungan kerbau, tetapi enggak tahu tahun depan,” ucap Supiati.

Seiring dengan hilangnya tradisi patungan kerbau, masakan semur andil pun lambat laun lenyap. Sama seperti sayur besan dan babanci.

Sumber : http://travel.kompas.com/read/2012/04/14/07535836/Masakan.Betawi.dalam.Kenangan

Jumat, 13 April 2012

Penataan Lingkungan Jakarta Berantakan

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Penataan lingkungan hidup di Jakarta dinilai masih berantakan oleh komunitas lingkungan hidup Walhi. Banyak lahan kosong yang tidak diprioritaskan untuk membangun Ruang Terbuka Hijau (RTH).

Menurut Direktur Eksekutif Walhi DKI, Ubaidillah, masih banyak wilayah Jakarta yang belum tersentuh penataan lingkungannya, terutama di wilayah Jakarta Utara dan Jakarta Selatan.

"Di sana masih banyak rumah tinggal yang hampir roboh dan sampah yang tertimbun di pemukiman padat penduduk. Pemprov DKI juga tak bisa lihat lahan kosong, langsung dijadikan mal atau ruko," ujar Ubaidillah, Kamis (12/4/2012).

Ubaidillah menuturkan sebenarnya gedung pusat perbelanjaan atau ruko yang dibangun di lahan kosong itu tidak diperlukan warga Jakarta. Akibatnya, pusat perbelanjaan dan ruko tersebut dibiarkan kosong begitu saja.

"Penataan ruang lingkungan hidup di Jakarta masih berantakan. Ruko dan mal di Penjaringan serta Sunter kosong begitu saja. Harusnya lahan kosong yang jadi mal dan ruko itu, dijadikan RTH untuk serapan air," tandasnya.

Sumber : http://jakarta.tribunnews.com/2012/04/12/penataan-lingkungan-jakarta-berantakan

Kamis, 12 April 2012

13 Sungai di Jakarta Segera Dinormalisasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Banjir di Jakarta sebagian besar terjadi akibat luapan banjir kiriman dan diperparah dengan banyaknya penyempitan dan pendangkalan 13 sungai yang melewati kawasan Jakarta.

Hal itu dikatakan Gubernur DKI Jakarta, Fauzi Bowo dalam peninjauannya ke beberapa kawasan yang mengalami banjir kiriman sepekan lalu di Kelurahan Kebagusan, Pasar Minggu, Jaksel, Kamis (12/4).

''Untuk menangani banjir, salah satunya yang efektif adalah melakukan normalisasi 13 aliran sungai yang bermuara ke Jakarta. Saya sangat berharap dan akan berupaya agar proyek normalisasi 13 sungai bisa segera terealisasi,'' ujar Fauzi Bowo.

Menurutnya, banjir yang terjadi di Jakarta pada pekan lalu itu, sebagian besar kawasan yang terkena banjir terletak di daerah pinggiran atau perbatasan dan daerah sekitar sungai yang mengalami penyempitan dan pendangkalan. Di dalam kota Jakarta sendiri, jumlah lokasi maupun areal yang terkena banjir jauh berkurang.

Diungkapkan Fauzi Bowo, sejak 2008, Pemprov DKI Jakarta mendorong percepatan penyelesaian Banjir Kanal Timur, Pemprov DKI secara bertahap menangani 78 titik kawasan genangan air dan 123 titik ruas jalan yang menjadi langganan banjir. Sampai saat ini sudah 16 kawasan yang berhasil dibenahi dan sisanya 62 titik kawasan lain segera diselesaikan.

Namun untuk jangka pendek, 62 titik kawasan yang belum selesai tersebut, penanganan banjirnya dilakukan dengan menempatkan pompa stasioner dan pompa mobile. Untuk 123 titik ruas jalan arteri dan kolektor yang masuk kategori rawan banjir, saat ini sudah semua diselesaikan.

Fauzi Bowo melanjutka Pemprov DKI Jakarta memiliki sarana dan prasarana pengendali banjir yang terdiri dari 344 pompa pengendali banjir, 55 lokasi waduk pengendali banjir, 93 unit pintu air pengendali banjir, 51 lokasi posko piket banjir dan tujuh titik pantau sistem peringatan dini. Pemprov DKI juga memiliki 17 lokasi penakar curah hujan, 26 situ dan waduk retensi, 47 polder, 442 kilometer saluran makro dan sub makro serta 1.537 kilometer saluran penghubung dan mikro.

''Inilah yang antara lain dikerjakan oleh Pemprov DKI selama ini, dan hasinya sudah mulai terlihat ketika terjadi curah hujan yang tinggi di DKI dan sekitarnya. Luas areal yang terkena banjir turun secara signifikan dan air juga bisa lebih cepat surut,'' tutur Fauzi Bowo.

Namun demikian, diungkapkan Fauzi Bowo, sebagai orang yang paling bertangungjawab dalam pembangunan Jakarta, dirinya meminta maaf kepada warga Jakarta karena belum bisa sepenuhnya membuat Jakarta bebas banjir. ''Saya minta maaf karena masih ada warga yang menjadi korban banjir,'' tegasnya.

Sumber : http://www.republika.co.id//berita/nasional/jabodetabek-nasional/12/04/12/m2ct34-13-sungai-di-jakarta-segera-dinormalisasi

Rabu, 11 April 2012

Geng Motor Mulai Kuasai Jakarta

Liputan6.com, Jakarta: Pasukan geng motor yang terkenal sering beraksi kekerasan sudah memasuki kawasan Jakarta. Hal tersebut terbukti dengan adanya beberapa kasus kekerasan yang dilakukan pasukan geng motor yang ada di Jakarta.

Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Polisi Rikwanto, menjelaskan bahwa sejak 31 Maret hingga saat ini sudah ada tiga kali kejadian kekerasan hingga menimbulkan korban jiwa yang dilakukan oleh para geng motor yang ada di Jakarta.

"Untuk geng motor ada tiga kejadian, yakni pada tanggal 31 maret yang berlokasi di Jalan Benyamin Sueb, Kemayoran, Jakarta Pusat telah mewaskan satu orang atas nama Arifin. Kemudian tanggal 7 April di Danau Sunter Tanjung Priok, satu meninggal dunia dua luka berat, besoknya tanggal 8 April telah melakukan kekerasan terhadap empat orang hingga mengakibatkan luka berat di Jalan Benyamin Sueb," kata Rikwanto saat ditemui di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Selasa (10/4).

Lebih lanjut Rikwanto menjelaskan bahwa dalam tiga kali kejadian tersebut setelah dianalisis oleh pihaknya membuktikan bahwa ada kaitan erat diantara kasus-kasus tersebut yang berawal pada tanggal 31 maret lalu dengan kejadian sesudahnya dengan motif balas dendam.

"Jadi tanggal 31 Maret itu ada kaitannya dengan tanggal 7 April kemarin, kemudian kita analisa pada tanggal 7 April yang meninggal dunia tersebut atas nama Soleh yang diserang dengan senjata tajam, kelompok menggunakan tanda putih di pipi, jadi tanggal 7 dan 8 itu merupakan pembalasan. Itu kejadiannya sekitar jam 02.00 wib dini hari," jelasnya.

Rikwanto menjelaskan, saat ini sedang mendalami kasus tersebut untuk membuktikan siapa pelaku dari geng motor tersebut yang melakukan kekerasan hingga mengakibatkan korban jiwa. Sehingga pihaknya dapat mengikis keberadaan geng motor yang meresahkan masyarakat di Jakarta.(MEL)

Sumber : http://berita.liputan6.com/read/386286/geng-motor-mulai-kuasai-jakarta

Selasa, 10 April 2012

Ibu Kota Jakarta Giat Bangun Flyover

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA--Masalah kemacetan di Ibukota yang begitu kompleks, Pemprov DKI Jakarta terus melakukan pembenahan. Salah satunya dengan membangun flyover dan jembatan.

Menurut Kepala Dinas PU DKI Jakarta, Ery Basworo, beberapa ruas jalan di Ibukota tidak dapat berfungsi maksimal lantaran adanya penyempitan ruas jalan di bagian tertentu ( bottle neck ) atau juga karena terendam air pada saat musim hujan.

"Pembangunan flyover dan jembatan sangat bermanfaat untuk mengatasi persoalan fisik jalan," ujar Ery dalam pernyataannya kepada tribun, Selasa (10/4/2012).

Ery menjelaskan, Flyover di jalan Latuharharry, di Bandengan dan Tubagus Angke dibangun untuk mengatasi bottle neck dan menunjang pengoperasian Busway.

Sementara, untuk menambah kapasitas ruas jalan yang ada dilakukan perluasan di Jembatan Akses Marunda ( Cakung Drain sisi Selatan), Jembatan Tanjung Duren, Jembatan Akses Marunda (K. Blendong), dan Jembatan Akses Marunda Cakung Drain sisi Utara.

Selain itu, kata Ery lagi, untuk mengatasi genangan yang timbul pada musim hujan, peninggian jembatan dilakukan dengan membangun jembatan di Kali Angke ( Jembnatan Genit ), Jembatan Teluk Gong, Jembatan Kalibata, Jembatan Muara Angke dan Jembatan Jalan Pluit Utara depan PLTU.

Keberadaan flyover dan jembatan ini rupanya direspon positif oleh pengguna jalan yang biasa memanfaatkan ruas - ruas jalan tersebut.

"Keberadaan Jembatan Kalibata sangat membantu. Selain bisa mengatasi kemacetan juga mengatasi bajir di musim hujan," kata Fahmi, warga Jakarta yang tinggal di Condet, Jakarta Timur.

Sejak 2007 hingga kini, Pemprov DKI Jakarta telah membangun 21 flyover dan jembatan. Dari Jumlah ini, 16 diantaranya sudah selesai dan telah dipergunakan.

Sisanya, 5 proyek lainnya diharapkan akan selesai pada 2012 ini. Kel;ima proyek ini adalah Jalan Layang Non Tol Kampung Me;layu, Jalan Layang Non Tol Antasari Blok M, dan Jalan Layang Non Tol Kampung Melayu-Tanah Abang, dan flyover akses terminal Pulo Gebang.

Sumber : http://jakarta.tribunnews.com/2012/04/10/ibu-kota-jakarta-giat-bangun-flyover

Senin, 09 April 2012

LSI : publik inginkan Gubernur DKI mampu atasi 3 hal

Jakarta (ANTARA News) - Hasi survei dari Lingkaran Survei Indonesia (LSI) terbaru menunjukkan sebagian besar publik (responden) Jakarta menginginkan Gubernur DKI ke depan mampu mengatasi tiga hal penting, yaitu masalah banjir, sampah dan kemacetan lalu lintas.

Direktur Citra Komunikasi-LSI Toto Izul Fatah kepada pers di Jakarta, Minggu, mengatakan, dari 440 responden yang disurvei menunjukkan 65,3 persennya menginginkan Gubernur DKI ke depan mampu mengatasi banjir, sampah dan macet; hanya 8,9 persen responden yang menginginkan mengatasi pendidikan, kesehatan dan keamanan; sedang 15,8 persen responden tidak menjawab.

Survei Cikom-LSI tentang opini publik DKI menghadapi Pilkada DKI itu dilakukan pada 26 Maret--1 April 2012 dengan jumlah responden 440 orang, menggunakan metode "multistage random sampling" berupa wawancara, tatap muka responden memakai kuesioner dan tingkat kesalahan (margin of error) sekitar 4,8 persen.

Toto mengatakan, dalam survei itu ditemukan bahwa mayoritas pemilih Jakarta (52,6 persen responden) tidak percaya masalah banjir, sampah dan macet dapat diatasi selama lima tahun ke depan; hanya 34,7 persen responden yang percaya bahwa tigal hal tersebut dalam dapat diatasi dalam lima tahun ke depan; sedang 12,7 persen responden tidak menjawab.

Survei tersebut juga menguji dukungan publik atas enam pasangan calon gubernur yang mendaftar di KPUD DKI, yaitu pasangan Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli mendapat dukungan 49,1 persen responden; disusul Joko Widodo-Basuki Tjahja Purnama (14,4 persen); Hidayat Nur Wahid-Didik J Rahbini (8,3 persen); Faisal Basri-Biem Benjamin sebanyak 5,8 persen.

Kemudian pasangan Alex Noerdin-Nono Sampono sebanyak 3,9 persen responden ; Hendardji Soepandji-Ahmad Riza Patria sebanyak 1,2 persen responden; sedang 17,4 persen responden menyatakan masih belum memutuskan.

Toto menjelaskan, dari analisis survei tersebut diprediksikan pasangan Fauzi-Nara potensial akan menang satu putarna pada Pilkdada DKI Juli 2012. "Hanya butuh tambahan 1 persen saja, pasangan ini memenuhi syarat menang satu putaran (50 persen + 1)," katanya.

Menurut Toto, ada empat alasan penyebab dukungan responden yang besar terhadap pasangan Fauzi-Nachrowi, pertama, Fauzi Bowo sudah dikenal oleh pemilih Jakarta atau sebanyak 98,4 persen reponden menyatakan pernah mengenal nama Fauzi, hanya 1,4 persen responden yang tidak mengenal dan 0,2 responden tidak menjawab.

Kedua, figur Fauzi Bowo paling disukai oleh publik Jakarta terbukti sebanyak 79,1 persen responden menyatakan suka; 10,6 persen tidak suka dan 10,3 persen tidak menjawab; ketiga masyarakat merasa puas terhadap kinerja Fauzi Bowo sebagai Gubernur DKI atau sebesar 55,2 persen responden menyatakan puas atas kinerjanya, hanya 41,6 persen yang menyatakan kurang puas dan 3,2 persen tidak menjawab.

Keempat, survei itu menunjukkan dalam menangani masalah banjir dan sampah, penilaian publik masih berimbang, namun dalam penyelesaian kemacetan lalu lintas, publik (responden) masih kurang puas atas Gubernur Fauzi Bowo.

Kendati demikian, Fauzi Bowo masih dipercaya lebih mampu mengatasi banjir, sampah dan kemacetan lalu lintas oleh sebanyak 38,2 persen responden; disusul Joko Widodo (13,3 persen); Hidayat Nur Wahid (10,9 persen); Faisal Basri (7,4 persen); Alex Noerdin (5,6 persen); Hendardji Soepandji (4,1 persen) dan 20,5 persen tidak menjawab.

Toto memprediksikan, pasangan Fauzi-Nachrowi akan menempati urutan pertama dalam Pilkada 11 Juli 2012, dengan syarat tidak ada "blunder" dari pihak Fauzi-Nachrowi dan tidak ada langkah-langlah yang "dahsyat" dari kompetitornya.

Cikom-LSI akan mengadakan survei setelah KPUD DKI meresmikan nama calon peserta Pilkada DKI pada pertengahan Mei 2012.(*)

Sumber : http://www.antaranews.com/berita/305239/lsi--publik-inginkan-gubernur-dki-mampu-atasi-3-hal

Kamis, 05 April 2012

"Jakarta, Kota Gagal Drainase"

JAKARTA - Banjir memang bukan perkara baru di DKI Jakarta. Termasuk yang belakangan ini melanda beberapa kawasan di ibu kota hanya karena dilanda hujan deras dalam waktu yang singkat.

Menurut pengamat perkotaan Yayat Supratna, banjir di Jakarta yang kerap kali terjadi menujukkan buruknya kondisi lingkungan kota ini. "Kota ini gagal dalam mengatasi sistem secara menyeluruh. Banjir yang terjadi di luar prediksi, menunjukkan sungai-sungai di Jakarta yang sudah lama tidak dikeruk dan permukiman yang tidak memiliki drainase yang memadai," kata Yayat kepada okezone, Rabu (4/4/2012).

Menurut Yayat, mudahnya pengembang memperoleh perizinan untuk membangun proyek di sekitar daerah serapan menjadi salah satu hal yang mengakibatkan buruknya kondisi drainase di Jakarta.

"Misalkan seperti yang terjadi di Cipulir. Pengembang malah diberikan izin untuk membangun pusat perbelanjaan di sekitar sungai di sana. Ini ironis, pembangunan dilakukan tanpa melihat kondisi lingkungan. Daerah yang harusnya menjadi resapan air malah dibuat bangun proyek," paparnya.

Tidak hanya itu, kondisi ini makin diperparah lagi dengan buruknya pemeliharaan lingkungan. Program-program untuk revitalisasi ataupun peremajaan tidak berjalan dengan baik. "Harusnya seluruh aspek penataan mulai dari mikro hingga makro dapat bersinergi. Intinya kota ini gagal drainase yang handal," ujar Yayat. (rhs)

Sumber : http://property.okezone.com/read/2012/04/04/471/605763/

Rabu, 04 April 2012

Banjir Mengepung Jakarta

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Curah hujan dengan intensitas tinggi yang terjadi sejak Senin (2/4) hingga kemarin menyebabkan banjir di sebagian wilayah Jakarta. Menurut Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho, tidak ada korban jiwa dalam banjir di Jakarta, kali ini.

"Tidak ada korban jiwa dari banjir tersebut. Ratusan rumah terendam banjir, sebagian masyarakat mengungsi dan kemacetan parah terjadi di beberapa tempat," katanya dalam pesan singkatnya, Rabu (4/4) pagi.

Banjir tersebut terjadi akibat luapan Kali Pesanggrahan, Kali Angke, dan Kali Krukut dan menggenangi wilayah di Jakarta Barat, Jakarta Selatan, dan Tangerang. Ketinggian banjir mencapai 1,5 meter. "Sedangkan sebagian masyarakat terendam akibat luapan Kali Ciliwung," katanya.

Di Jakarta Timur banjir terjadi di Kecamatan Pasar Rebo (Kelurahan Kali Sari dan Cijantung) dan Kecamatan Jatinegara (Kelurahan Kampung Melayu). Di Jakarta Selatan terjadi di Kecamatan Pesanggrahan (Kelurahan Cipedak dan Ulujami), serta Kecamatan Kebayoran Baru (Kelurahan Petogogan).

Kemacetan parah terjadi di beberapa tempat Di Kecamatan Pesanggrahan dan Kebayoran baru akibat 6 RW yang terendam dengan pengungsi 850 jiwa, karena tergenang banjir setinggi 30-150 cm. Sementara di wilayah Kampung Melayu, wilayah terkena banjir RW 01, RW 02, RW 03, RW 04, RW 05, RW 07, warga terdampak 1.068 KK dengan ketinggian genangan 20-100 cm.

Posko Banjir dan tempat pengungsian untuk mengantisipasi banjir sejak kemarin pagi sudah disediakan di aula berkapasitas 500 jiwa dan beberapa tenda. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi DKI Jakarta bersama Sudinkes dan Dinas Suku Dinas PU Jaktim sudah siap di lokasi.

Sumber : http://www.republika.co.id//berita/nasional/umum/12/04/04/m1xgiq-banjir-mengepung-jakarta

Selasa, 03 April 2012

MRT Mampu Angkut 25.500 Penumpang

JAKARTA, KOMPAS.com - Kemacetan yang terjadi di Jakarta tidak lepas dari kurangnya transportasi massal yang mampu mengangkut banyak penumpang. Mass Rapid Transit (MRT) tahap pertama jurusan Lebak Bulus-Bundaran Hotel Indonesia yang akan segera dibangun ini menargetkan dapat mengangkut sekitar 25.500 penumpang.

Kepala Divisi Sipil dan Struktur PT MRT Jakarta, Heru Nugroho, mengatakan, pihaknya menyiapkan 17 rangkaian kereta untuk operasional MRT tahap pertama ini. Satu rangkaian MRT yang terdiri dari enam unit kereta ini mampu mengangkut hingga 1.500 penumpang. "Jadi jika terdapat 17 rangkaian dan satu rangkaian mampu angkut 1.500 penumpang. Maka ditargetkan 25.500 penumpang dapat terangkut," kata Heru, di Jakarta, Senin (2/4/2012).

Pengadaan rangkaian kereta ini, lanjutnya, akan dilakukan setelah pembangunan stasiun dan jalur MRT berjalan. Hingga saat ini, pihaknya masih melakukan tahap lelang untuk segera melaksanakan pembangunan stasiun dan jalur MRT. "Sampai saat masih tahap lelang untuk pembangunan stasiun dan jalur MRT," jelas Heru.

Nantinya jalur MRT tahap pertama yang terbentang dari Lebak Bulus ke Jalan Sisingamangaraja akan memiliki tujuh stasiun dengan konstruksi jalan layang. Kemudian dari Jalan Sisingamangaraja ke Bundaran HI akan ada enam stasiun dengan konstruksi bawah tanah.

Sumber : http://megapolitan.kompas.com/read/2012/04/02/13120278/MRT.Mampu.Angkut.25.500.Penumpang

Senin, 02 April 2012

Konser musik London untuk tukang sampah Jakarta

London (ANTARA News) - Seorang warga Inggris yang merasakan menjadi tukang sampah di Jakarta, menjadi sorotan ketika kegiatannya dilaporkan stasiun televisi BBC London dalam acara "Toughest Place to be a Binman".

Wilbur Ramirez, demikian nama sosok Inggris ini, kemudian mengelar malam dana di `The 100 Club`, salah satu klub musik ternama di London, guna membantu para tukang sampah di Jakarta, akhir pekan lalu, demikian laporan ANTARA London, Senin.

Dalam acara "Toughest Place to be a Binman" itu, `host` membandingkan tukang sampah di London dan Jakarta.

Melanjutkan sukses penayangan itu, Wilbur Ramirez, `tukang sampah` (dadakan) yang juga seniman ini tampil di `The 100 Club`, klub jazz ternama di Oxford Street, London.

Wilbur Ramirez yang punya kelompok musik band, dalam acara malam dana itu, tampil dengan lagu berirama `blues` dan jazz, disaksikan sekitar 150 orang penonton.

Hadirin ikut bergoyang selama satu setengah jam termasuk Endang dan suaminya, Argo Onny Widjono, yang bekerja di Kedutaan Brunei, London.

"Saya sangat terharu dengan niat baik Wilbur Ramirez yang mengelar acara malam dana untuk tukang sampah di Jakarta," ujar Argo Onny Widjono.

Kepada ANTARA London, Minggu, ia menyebutkan, hanya mereka berdua orang Indonesia yang hadir.

Dikatakannya, konser musik Ramirez yang di antaranya melantunkan lagu "Mr and Mrs Jones" itu begitu memukau dan dilantunkannya dengan penuh penghayatan.

"Saya kira kelompok musik Wilbur Ramirez itu kelompok musik asal-asalan. Rupanya di luar dugaan mereka sangat professional," ujar Argo yang sudah menetap lama di London.

Ia mengakui sangat terharu, karena masih ada orang asing yang perhatian dengan nasib tukang sampah di Jakarta.

"Sayangnya dari 150 penonton, hanya kami berdua orang Indonesia," ujar ayah dua putra yang berangkat dewasa ini.

Ia berharap, Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) London bisa merangkul Wilbur Ramirez dan mengundangnya untuk mengisi acara di KBRI, sehingga masyarakat Indonesia di London terbuka matanya, lalu ikut berpartisipasi serta mengumpilkan dana.


Untuk Pendidikan

Pengalaman di Jakarta menjadi tukang sampah membuat Wilbur membentuk badan dana untuk mengumpulkan bantuan bagi para tukang sampah yang ia temui, khususnya Imam Syafi dan keluarga (tukang sampah di kawasan Guntur, Jakarta, Red).

`Ramirez Charity Group` berhasil menggalang dana sebesar 1.500 poundsterling atau sekitar 21 juta dari penjualan tiket dan belum `raffle tickets` malam itu.

"Saya lihat Wilbur Ramirez tampil habis-habisan dan sampai keringatan, dan ia senang sekali karena yang mau ikut membantu para tukang sampah di Jakarta banyak," tutur Endang.

Wilbur Ramirez sendiri berterima berterima kasih kepada pengunjung dan juga anggota band, bahkan sang istrinya sendiri yang juga mau beli tiket seharga 11 pound agar bisa masuk ke klub.

Seusai konser, menurutnya, tujuannya tidak hanya sekedar ingin membelikan gerobak baru untuk para tukang sampah, tetapi juga pendidikan anak-anak para tukang sampah di Jakarta.

"Saya ingin membantu Imam dan teman-temannya mendapat gerobak baru, dan mudah-mudahan bisa kami kirim ke Jakarta dalam dua atau tiga bulan ini," kata Wilbur Ramirez selepas bernyanyi di `The 100 Club`, Oxford Street, London.

Wilbur merasakan menjadi tukang sampah di Jakarta selama 10 hari dengan menemani Imam Syafi di kawasan Guntur, Jakarta Selatan berkeliling mengumpulkan sampah di kawasan perumahan.

Pengalamannya ini diudarakan dalam acara televisi BBC `Toughest Place to be...a Binman` (Tempat tersulit untuk menjadi...tukang sampah) Februari lalu.

Wilbur mengatakan, bantuan gerobak merupakan tahap pertama dan ia ingin menggalang dana lebih lanjut untuk membantu pendidikan anak-anak Imam serta tukang sampah lain yang ia temui di kawasan Guntur. (ZG/M036)

Sumber : http://www.antaranews.com/berita/304267/konser-musik-london-untuk-tukang-sampah-jakarta