Jumat, 30 Maret 2012

Problematika Jakarta jangan dianggap main-main

Jakarta (ANTARA News) - Sebentar lagi Jakarta akan memilih gubernurnya, sehingga pengamat tata kota dan transportasi, Yayat Supriyatna, mengingatkan para kandidat "DKI 1" jangan menganggap main-main problematika Ibukota Indonesia itu.

"Persoalan Jakarta sangat kompleks oleh sebab itu calon gubenur DKI Jakarta jangan menggampangkan masalah serta membuat program coba-coba atau hanya janji saja," kata Supriyatna, di Jakarta, Kamis.

Lebih tegas lagi, katanya, "Tidak mudah. Tidak bisa instan. Harus dibuktikan." Ada satu pasangan kandidat gubernur DKI yang berslogan tiga tahun bisa menyelesaikan beberapa persoalan pokok di Jakarta.

Dia mengatakan, calon gubenur yang saat ini menjadi kepala daerah memang mempunyai kepercayaan diri yang tinggi karena mereka mempunyai pengalaman memimpin di daerah.

"Persoalan Jakarta berbeda walaupun hal itu bukan berarti mereka tidak akan berhasil nantinya," katanya. Masyarakat Jakarta sudah kritis sehingga mereka bisa menilai janji-janji yang dinyatakan oleh para calon gubernur.

Calon gubenur yang mendaftar dalam Pilkada DKI Jakarta adalah Joko Widodo-Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, yang diusung PDIP dan Gerindra; dan Fauzi Bowo-Nahcrowi Ramli (Partai Demokrat dan tujuh partai lain).

Juga Alex Noerdin-Nono Sampono (Partai Golkar, PPP, dan PDS); Hidayat Nurwahid-Didik J Rachbini (PKS dan PAN); serta dua kandidat independen Faisal Basri-Biem Benjamin dan Hendardji Supandji-Ahmad Riza Patria.

Mereka akan berjuang memperebutkan dukungan warga Jakarta pada Pilgub DKI yang dijadwalkan berlangsung pada 11 Juli 2012.

Sumber : http://www.antaranews.com/berita/303791/problematika-jakarta-jangan-dianggap-main-main

Kamis, 29 Maret 2012

5 Juta Penduduk Jakarta Tak Punya Rumah

JAKARTA, KOMPAS.com - Masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) di DKI Jakarta menduduki peringkat kedua yang tidak memiliki rumah sendiri. Peringkat pertama diduduki oleh Jawa Barat, dan Jawa Timur sebagai peringkat ketiga.

"DKI Jakarta ini masyarakat berpenghasilan rendahnya peringkat kedua yang tidak memiliki rumah. Jumlahnya sendiri sekitar 5 juta jiwa," kata Eddy Ganefo, Ketua DPP Asosiasi Pengembang Perumahan dan Permukiman Seluruh Indonesia (Apersi), di acara developer gathering di Jakarta, Rabu (28/3/2012).

Berdasarkan data Apersi, kata Eddy, peringkat pertama adalah Jawa Barat dan ketiga diisi oleh Jawa Timur. Kebanyakan masyarakat berpenghasilan rendah ini tinggal dengan menyewa rumah atau mengontrak.

"Di Jakarta banyak juga yang tinggal di area tidak layak, seperti kolong jembatan dan kawasan kumuh," terangnya.

Masyarakat berpenghasilan rendah ini, lanjut dia, tidak mampu membeli rumah meski telah ada terobosan program dari pemerintah untuk MBR.

"Mereka tidak sanggup ke rumah susun. Daya belinya enggak sampai. Belum lagi kalah dengan pembeli yang tujuannya investasi," kata Eddy.

Ditambah lagi, saat ini program rumah subsidi untuk MBR tengah terganjal UU No 1 tahun 2011 pasal 22 ayat 3 tentang batasan luas rumah tipe 36 harga Rp 70 juta. Menurutnya, 80 % kemampuan MBR di pulau Jawa membeli rumah bertipe di bawah tipe 36 karena mahalnya harga tanah.

Sumber : http://properti.kompas.com/index.php/read/2012/03/28/13471099/5.Juta.Penduduk.Jakarta.Tak.Punya.Rumah

Rabu, 28 Maret 2012

Soal Transportasi, Jakarta Harus Contoh Singapura

TRANSPORTASI massal masih menjadi impian warga Jakarta yang tak kunjung terealisasi. Salah satunya, transportasi berbasis rel yang disebut Mass Rapid Transit (MRT), seperti yang dimiliki Singapura. Negara tetangga itu telah membuktikan, betapa MRT mampu menjadikan kota tersebut maju dan lalu lintasnya tertib dan nyaman bagi masyarakat.

Kepala Biro Komunikasi PT MRT Jakarta Manpalagupta Sitorus mengatakan, Jakarta memang harus mencontoh Singapura dalam menyediakan transportasi massal untuk warganya. Untuk itu, ia meminta dukungan masyarakat dalam pembangunan MRT di ibu kota.

Dengan demikian, nantinya warga Jakarta memiliki alternatif sarana transportasi massal yang mudah menjangkau lokasi-lokasi strategis. Tidak seperti sekarang, transportasinya jauh dari memadai dan nyaman, apalagi modern.

"MRT di Jakarta ini tidak akan berbeda dengan di Singapura. Nantinya, akan lewat juga di lokasi-lokasi strategis di Jakarta. Seperti Fatmawati, Blok M dan Sudirman," kata Manpalagupta saat kunjungan di Singapura, pekan lalu.

Manpalagupta mengatakan, MRT memang telah berhasil menjadi tulang punggung sarana transportasi massal dan mengakses berbagai kawasan baik perkantoran, pusat perbelanjaan maupun pemukiman sejak tahun 1987 di Singapura. Saat ini, tersedia empat jalur MRT yang terdiri dari 89 stasiun dengan 11 stasiun transit yang mempermudah pengguna berpindah jalur.

Beberapa lokasi strategis yang mudah dijangkau dengan MRT adalah Orchard, Somerset, City Hall, Raffles Place, Bugis, China Town, Esplanade, Bayfront dan Marina Bay. Bahkan biaya menggunakan MRT ini hanya berkisar sekitar 1-2 dollar Singapura. Tarif ini tentu jauh lebih murah dibandingkan menggunakan kendaraan pribadi atau naik taksi.

"Naik taksi dari Bugis sampai Clementi bisa sampai 14 dollar Singapura. Sedangkan naik MRT hanya 2 dollar Singapura," ujar Manpalagupta.

Tidak hanya itu, jika mengendarai kendaraan pribadi saat hari kerja maka masyarakat harus bersiap membayar sebesar 4 dollar Singapura tiap kali melewati wilayah Electronic Road Pricing (ERP). Ditambah lagi, tarif parkir di gedung untuk kendaraan pribadi jauh lebih mahal daripada tarif parkir kendaraan pribadi di fasilitas park and ride yang terintegrasi dengan MRT.

Manajer Komunikasi pihak otoritas transportasi di Singapura, Land Transport Authority (LTA), Khrisna menjelaskan, sebelum adanya MRT kawasan Holland Village, di Singapura, merupakan daerah yang belum berkembang. Namun, setelah MRT melintas kawasan tersebut lebih berkembang, baik bisnis maupun perekonomiannya.

"Dulu Holland Village kondisinya macet, susah parkir, bisnis turun tapi setelah ada MRT semakin berkembang," imbuhnya.

Bahkan meski telah memiliki empat jalur MRT yang terdiri dari 89 stasiun dengan 11 stasiun transit, pemerintah Singapura terus mengembangkan transportasi ini, seperti pembangungan terowongan, rel, dan stasiun. Sebab pemerintah Singapura telah menyadari sarana transportasi merupakan faktor pendukung percepatan ekonomi negara.

"Karena itu kami lakukan segala upaya untuk memperkuat sektro transportasi. Dan kami pastikan, MRT merupakan tulang punggung sektor transportasi Jakarta," tandasnya. (wok/jpnn)

Sumber : http://www.jpnn.com/read/2012/03/28/122201/Soal-Transportasi,-Jakarta-Harus-Contoh-Singapura-

Selasa, 27 Maret 2012

Soto Betawi Bang Udin Langganan Zainuddin MZ

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - SOTO Betawi adalah salah satu kuliner khas Betawi yang cukup gampang ditemui di seantero Jakarta dan sekitarnya. Makanan berkuah santan ini adalah menu yang digemari banyak orang, tak hanya masyarakat Betawi tentunya.

Berbicara mengenai soto betawi, salah satu yang mungkin patut dicoba adalah Soto Betawi Bang Udin, yang berlokasi Jl Raya Lapangan Tembak Cibubur No. 4 Jakarta Timur.

Bang Udin sang pemilik menuturkan, para pengunjung yang datang ke warung itu bukan hanya dari kalangan biasa. Sejumlah artis dan orang terkenal juga telah menjadi pelanggan tetap di warung tersebut.

"Dulu semasa hidupnya almarhum KH. Zainuddin MZ sering datang ke sini. Beberapa artis seperti Kubil juga pernah datang menyantap soto di sini," ucapnya kepada Tribun Jakarta.

Selain soto, warung Bang Udin juga menyediakan menu sate sapi dan kambing. Tak hanya menu soto dan daging-dagingan, Bang Udin juga menyediakan menu nasi timbel dan seafood.

Berita lengkap ada di Tribun Jakarta Digital Newspaper, edisi Senin (26/3/2012) petang rubrik Tribun Kuliner.

Sumber : http://www.tribunnews.com/2012/03/26/soto-betawi-bang-udin-langganan-zainuddin-mz

Senin, 26 Maret 2012

Jakarta Butuh MRT

SINGAPURA, KOMPAS.com - Bukan hal yang baru melihat kebersihan dan keteraturan lalu lintas di Singapura. Sama sekali tidak terlihat adanya antrean kendaraan di jalan yang memusingkan seperti di Jakarta. Hal ini disebabkan masyarakat Singapura lebih memilih menggunakan transportasi massal yang andal, yaitu Mass Rapid Transit (MRT).

Kepala Biro Komunikasi PT MRT Jakarta, Manpalagupta Sitorus, mengatakan, nantinya Jakarta juga akan memiliki transportasi massal yang aman dan nyaman ini. Sehingga warga Jakarta akan memiliki alternatif sarana transportasi massal yang mudah menjangkau lokasi-lokasi strategis.

"MRT di Jakarta ini tidak akan berbeda dengan di Singapura. Nantinya, akan lewat juga di lokasi-lokasi strategis di Jakarta. Seperti Fatmawati, Blok M dan Sudirman," kata Manpalagupta saat kunjungan di Singapura, Sabtu (24/3/2012).

Di Singapura, MRT memang telah berhasil menjadi tulang punggung sarana transportasi massal dan mengakses berbagai kawasan baik perkantoran, pusat perbelanjaan maupun pemukiman sejak tahun 1987. Saat ini, tersedia empat jalur MRT yang terdiri dari 89 stasiun dengan 11 stasiun transit yang mempermudah pengguna berpindah jalur.

Beberapa lokasi strategis yang mudah dijangkau dengan MRT adalah Orchard, Somerset, City Hall, Raffles Place, Bugis, China Town, Esplanade, Bayfront dan Marina Bay. Bahkan biaya menggunakan MRT ini hanya berkisar sekitar 1-2 dollar singapura. Tarif ini tentu jauh lebih murah dibandingkan menggunakan kendaraan pribadi atau naik taksi.

"Naik taksi dari Bugis sampai Clementi bisa sampai 14 dollar singapura. Sedangkan naik MRT hanya 2 dollar singapura," ujar Manpalagupta.

Tidak hanya itu, jika mengendarai kendaraan pribadi saat hari kerja maka masyarakat harus bersiap membayar sebesar 4 dollar singapura tiap kali melewati wilayah Electronic Road Pricing (ERP). Ditambah lagi, tarif parkir di gedung untuk kendaraan pribadi jauh lebih mahal daripada tarif parkir kendaraan pribadi di fasilitas park and ride yang terintegrasi dengan MRT.

Dapat dibayangkan jika MRT akhirnya benar beroperasi di Jakarta. Beban kendaraan di ruas jalan-jalan protokol akan berkurang dan warga yang berdesak-desakan di angkutan umum juga berkurang karena semakin banyak alternatif transportasi massal yang murah dan mudah. Dengan demikian, MRT ini bisa disebut sebagai salah satu solusi untuk mengurai kemacetan Jakarta yang kian parah.

Di Jakarta sendiri, kegiatan persiapan konstruksi akan dimulai pada bulan Mei ini. Kegiatan persiapan konstruksi tersebut antara lain adalah pemindahan Stadion Lebak Bulus, pelebaran jalan, pemindahan utilitas dan masih banyak lagi.

Nantinya MRT di Jakarta akan dibagi menjadi dua koridor yaitu koridor Selatan-Utara yang terdiri dari dua tahap yakni Lebak Bulus-Bundaran HI untuk tahap pertama dan Bundaran HI-Kampung Bandan untuk tahap kedua. Sementara untuk koridor Timur-Barat akan membentang dari Cikarang-Balaraja. Untuk koridor Timur-Barat, hingga saat ini masih dalam studi kelayakan di Kementerian Perhubungan.

Sumber : http://megapolitan.kompas.com/read/2012/03/26/09122584/Jakarta.Butuh.MRT

Kamis, 22 Maret 2012

Kemacetan Jakarta Akibatkan Kerugian Rp45 Triliun

Metrotvnews.com, Jakarta: Siapa yang tak gerah dengan kemacetan di Jakarta? Antrean panjang kendaraan membuang banyak waktu dengan percuma. Pengendara pun jadi emosi. Tapi tahukah Anda, kemacetan pun membuat negara rugi hingga Rp45 triliun.

Kerugian terbesar yakni kehilangan nilai waktu yang mencapai Rp14 triliun. Pemerintah harusnya mengantisipasi kemacetan lalu lintas agar tak membuat nilai kerugian kian melebar.

Kerugian itu mencakup komponen biaya untuk bahan bakar kendaraan, hilangnya potensi ekonomi, dan pencemaran udara. Sehingga Jakarta dinilai tak seimbang dalam bidang kependudukan, transportasi, dan infrastruktur.

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah mencatat pertumbuhan panjang jalan di Jakarta hanya 0,01 persen per tahun. Bandingkan angka itu dengan pertumbuhan jumlah kendaraan bermotor yang mencapai 9,5 persen per tahun.

Sementara Dinas Perhubungan DKI Jakarta mencatat jumlah kendaraan di ibukota pada 2007 sebanyak 5,8 juta unit. Pada 2008, angka itu meningkat menjadi 6,3 juta kendaraan. Jumlah kendaraan terus naik menjadi 6,7 unit pada 2009. Peningkatan volume kendaraan menembus angka 7,29 juta unit pada 2010.

Pemerintah seharusnya segera mengambil langkah untuk mencari solusi kemacetan. Sebab, kemacetan menghambat laju pertumbuhan dalam negeri.(RRN)

Sumber : http://www.metrotvnews.com/read/newsvideo/2012/03/21/147584/Kemacetan-Jakarta-Akibatkan-Kerugian-Rp45-Triliun/2

Rabu, 21 Maret 2012

Macet Makin Parah, Warga Jakarta yang Stres Meningkat

Metrotvnews.com, Jakarta: Macet tidak bisa dipungkiri menjadi salah satu penyebab stres warga Jakarta. Data Kementerian Kesehatan menyebutkan 159 warga Jakarta setiap harinya terdaftar sebagai pasien rumah sakit jiwa. Data lain menyebutkan sepanjang 2011, sekitar 19 juta warga Jakarta mengalami stres tingkat rendah hingga berat. Lonjakan tajam terjadi tahun 2011 hingga 2012.

Direktur Utama Rumah Sakit Jiwa Soeharto Heerdjam, Bella Patraija, mengatakan, terdapat beberapa penyebab stres atau gangguan kejiwaan seseorang. Selain faktor ekonomi, kemacetan, keamanan, dan sulitnya mencari pekerjaan juga disebut sebagai faktor mempermudah terjadinya stres.

Kemacetan sepertinya sudah menjadi harga mati untuk warga Jakarta. Buruknya transportasi umum harus ditelan pahit-pahit oleh warga Jakarta.

Dalam sehari sekitar 1.300 kendaraan bermotor tumpah ruah di jalan raya Ibu Kota. Tidak heran jika tahun 2014, Jakarta diperkirakan mengalami macet total. Rata-rata warga Jakarta kehilangan tiga jam dalam sehari hanya untuk menghabiskan waktu di jalan.(Wtr1)

Sumber : http://www.metrotvnews.com/read/newsvideo/2012/03/20/147542/Macet-Makin-Parah-Warga-Jakarta-yang-Stres-Meningkat/3

Selasa, 20 Maret 2012

Nikmati Suasana Hutan di Pinggiran Jakarta

LELAH melihat hutan beton yang menjulang atau kesemrawutan lalu lintas, arahkan kendaraan ke Kampus Universitas Indonesia, Depok, atau tengoklah Hutan Penelitian Dramaga di Kota Bogor. Embusan angin menyejukkan dan suara gemeresik daun dari pohon-pohon tinggi terdengar. Sesekali kicau burung menyahuti.

Hemmm, segarnya…. Menikmati suasana itu serasa berada di lokasi nun jauh di pedalaman Indonesia. Padahal, tempat ini tidak jauh dari kota Jakarta. Lokasinya berada di hutan Kampus Universitas Indonesia (UI) yang membentang antara Depok dan Jakarta Selatan.

Sajian alam inilah yang mengundang banyak orang mendatangi hutan UI. Salah satu titik pertemuan para penikmat suasana hutan kota di utara Fakultas Teknik UI. Dari area ini, mereka masuk hutan dengan beragam kepentingan. Sebagian bersepeda, berjalan-jalan saja, joging, atau memancing di danau tepian hutan.

Walau berbeda kegiatan menikmati suasana hutan kota, satu kesan yang mereka rasakan, yaitu kedamaian menyatu dengan alam.

Nur Halim, pegawai PT Pertamina, sangat menggemari suasana tersebut. Setiap ada keinginan, terutama selepas kerja, dia bisa mengunjungi hutan UI, seperti yang dilakukan pada Kamis (15/3/2012) sore. Dengan seragam kantor masih melekat di tubuhnya, dia melintasi jalan tanah menantang di Trek Mangkuk.

Bersama puluhan penggemar sepeda lain, Nur menikmati suasana hutan kota UI. ”Susah mencari tempat seperti ini,” katanya.

Tahun 2006, dia dan sesama penggemar sepeda di komunitas Rombongan Anak Mangkuk (Roam) UI membuat jalur bersepeda mini down hill sepanjang 300 meter. Lantaran salah satu ruasnya berbentuk seperti mangkuk, jalur ini dikenal dengan Trek Mangkuk.

Meski pendek, Trek Mangkuk sering kali memakan korban. Sudah biasa pengguna sepeda jatuh terpelanting, menabrak pohon, atau keluar lintasan. Namun, hal itulah yang membuat mereka ketagihan dan ingin menjajal lagi.

Hampir setiap hari trek ini dipakai orang, terutama sore hari selepas melakukan aktivitas sekolah, kuliah, atau bekerja. ”Lokasi hutan UI dekat dari Jakarta, tidak ada biaya masuk, dan dapat suasana segar,” ujar Koordinator Roam UI Adrian Bachrumsyah.

Lokasi Trek Mangkuk berada di utara Fakultas Teknik UI. Tidak hanya itu, di dalam hutan kota UI terbentang Trek Nyamuk sepanjang 3,2 kilometer. Rute Trek Nyamuk berputar-putar di dalam hutan, melipir di tepi danau, dan kembali lagi ke dalam hutan. Lantaran berputar-putar, lintasan itu disebut Trek Nyamuk. ”Tidak semua orang dapat menguasai trek ini. Jika tidak paham, akan terus berputar di dalam hutan,” tutur Adrian.

Murah

Menikmati hutan UI tidak selalu dengan alat dan biaya tinggi. Salah satunya dilakukan Yopi (60) yang menyambangi hutan UI bersama cucunya, Ridwan (10), Patrisia (7), dan Angel (3). Dia menggelar tikar di antara pepohonan dekat Stadion UI. Tempatnya sejuk, tanahnya berbentuk lereng, dan rumputnya terpangkas rata.

Berbekal makanan yang dibawa dari rumah, Yopi menikmati Minggu (11/3/2012) pagi hingga siang itu bersama cucu-cucunya.

Kakek yang tinggal di Pasar Minggu, Jakarta Selatan, ini merasakan kenikmatan suasana alami di antara pohon yang menjulang tinggi. Dia tidak khawatir dengan keamanan cucu-cucunya. Semuanya terlihat di depan mata.

Dia memilih pergi ke hutan UI sebagai pilihan agar cucu-cucunya tidak bosan.

Koordinator Binaan Hutan Kota UI Tarsoen Waryono mengatakan, saat ini belum ada upaya untuk mengomersialkan hutan. Pemanfaatan untuk kepentingan rekreasi dan olahraga tidak dipungut biaya. Rencana untuk mengembangkan konsep agrowisata sudah dirancang sebelumnya.

Sementara ini, UI baru menyediakan lokasi berkemah di sekitar kantor resimen mahasiswa. Namun, pengunjung yang ingin menginap dapat singgah di Wisma Makara yang memiliki 67 kamar, ruang pertemuan, tempat makan, dan ruang serbaguna.

Wisma ini berada di sisi utara wilayah kampus, secara administratif masuk wilayah Jakarta Selatan, berdampingan dengan asrama mahasiswa. Jika beruntung, Anda dapat menempati kamar dengan pemandangan langsung ke arah hutan dan danau UI.

Hutan kota di Kampus UI terletak di lahan seluas 90 hektar. Di dalamnya terdapat 130 jenis pohon dari rencana pengembangan 800 jenis. Di kawasan dalam hutan terdapat penangkaran rusa, jalur sepeda, jalur lintas alam, dan danau.

Tidak semua hutan di UI dapat diakses karena benar-benar berupa hutan dengan semak-semak tinggi dan pohon yang rapat. Kawasan ini dapat dijangkau melalui Jalan Raya Pasar Minggu dari arah Jakarta, sedangkan dari arah Bogor dapat melewati Jalan Raya Margonda.

Bogor

Lebih ke selatan, Anda bisa memilih Hutan Penelitian Dramaga di Kota Bogor. Susuri tepian danau di pengujung hutan, lalu masuk lebih dalam ke hutan yang teduh ini. Sesap keheningan dan ketenangannya sebelum melihat rusa-rusa timor.

Hujan baru saja mereda suatu pagi pada awal Maret. Udara di sekitar Hutan Penelitian Dramaga di Kecamatan Bogor Barat ini semakin sejuk. Sinar matahari yang malu-malu muncul usai hujan, memantul dari tepian permukaan Situ Gede yang beriak. Rumput di perbatasan hutan dan danau basah.

Lima remaja perempuan duduk di sebatang sisa pohon tumbang, sesekali tertawa di sela percakapan mereka. Tak jauh dari sana, laki-laki dan perempuan duduk di bangku di antara dua pohon, menghadap ke arah Situ Gede, asyik bercengkerama. Beberapa warung di sekitar mereka masih tutup, membuat suasana benar-benar tenang.

”Saya baru sekali ini datang, dan memang suasananya nyaman. Benar-benar kembali ke alam,” tutur Diana (15), seorang dari lima remaja putri yang saat itu sedang mengerjakan tugas sekolah membuat videoklip untuk mata pelajaran Seni dan Budaya SMA.

Hutan Penelitian Dramaga berada di perbatasan antara Kota Bogor dan Kabupaten Bogor. Hutan ini berada di ujung Kecamatan Bogor Barat yang berbatasan dengan Kecamatan Dramaga (Kabupaten Bogor). Jaraknya hanya sekitar 60 kilometer dari Jakarta. Dari Bogor hanya diperlukan waktu 15-30 menit saja berkendara, bisa melalui jantung kota atau memutar lewat Jalan Soleh Iskandar mengarah ke Taman Yasmin dan Terminal Bubulak.

Luas hutan yang dikelola oleh Pusat Litbang Konservasi dan Rehabilitasi Kementerian Kehutanan ini sekitar 60 hektar. Awalnya, kawasan hutan ini adalah perkebunan karet sebelum dijadikan hutan penelitian pada tahun 1956.

Namun, belasan tahun terakhir, 11 hektar di antaranya dimanfaatkan oleh Center for International Forestry Research. Kementerian Kehutanan juga membuat penangkaran rusa timor (Cervus timorensis) di kawasan ini dengan jumlah populasi saat ini sekitar 40 ekor.

Untuk jalur yang paling ringan, Anda bisa memarkir kendaraan di samping Kelurahan Situ Gede, lalu berjalan kaki menyusuri tepian Situ Gede, masuk ke kawasan hutan. Anda bisa langsung mengunjungi penangkaran rusa atau berjalan di sekitar kawasan hutan.

”Kalau masuk ke dalam hutan, sebaiknya hati-hati dengan ular. Untuk mengelilingi kawasan hutan ini setidaknya dibutuhkan 30 menit sampai satu jam jalan kaki. Ada jalan setapak yang menjadi pemisah antarpetak,” tutur Zaenal, penanggung jawab Hutan Penelitian Dramaga.

Pengunjung perorangan bebas masuk tanpa dipungut biaya. Namun, Zaenal meminta pengunjung tetap menjaga kelestarian lingkungan dengan tidak merusak tanaman atau membuang sampah sembarangan.

Untuk rombongan cukup besar, ia menyarankan agar sepekan sebelumnya melayangkan surat ke Puslitbang Konservasi dan Rehabilitasi Kementerian Kehutanan di Gunung Batu, Kota Bogor. Jika membutuhkan petugas untuk mengantar berkeliling atau menjelaskan soal hutan itu, bisa juga mengajukan permintaan ke Puslitbang.

Tak perlu pemandu jika Anda sekadar ingin mencari ketenangan. Carilah tempat duduk, lalu tutup mata Anda, hirup kesegaran udaranya, serta rasakan angin yang bertiup dan suara daun di pohon yang digoyang angin. Curi ketenangan hutan ini untuk mengisi jiwa Anda sebelum kembali menghadapi hutan beton.

Sumber : http://travel.kompas.com/read/2012/03/20/0855332/Nikmati.Suasana.Hutan.di.Pinggiran.Jakarta

Senin, 19 Maret 2012

Dialek Jakarta Asli dan Umum

DALAM Yavanologi 1985, Muhadjir menyatakan 40% dari kosakata dialek Jakarta berasal dari bahasa Jawa. Wayan Bawa (1981) mengemukakan, sekitar 25% dialek Jakarta berasal dari kosakata bahasa Bali, terutama pada kata-kata yang berakhiran in. Jauh sebelumnya, van der Tuuk berpendapat, dialek Jakarta merupakan sejenis "bahasa Bali rendah".

Sebaliknya A. Teeuw (1961) dan Hans Kähler (1966) menyatakan, dilihat dari kosakatanya dialek Jakarta adalah sejenis dialek Melayu dengan unsur-unsur dari Bali, Jawa, Sunda, Arab, Cina, Belanda, Portugis, dan Inggris (Abdul Chaer, "Dialek Jakarta: Siapa Punya", 1986). Contohnya beken, permak, onderdil, dan persekot (Belanda); apdol, waris, dan tapsir (Arab); serta hoki, jigo, dan loteng (Cina).

Menurut Chaer, istilah dialek Jakarta sangat kompleks. Di dalamnya terkandung pengertian berbagai macam ragam bahasa yang diperbedakan secara sosial, regional, dan etnis. Dialek Melayu Jakarta mempunyai dua subdialek. Pertama, Dialek Jakarta Asli (DJA), yang diturunkan secara langsung dari Dialek Melayu Jakarta. Kedua, Dialek Jakarta Umum (DJU), yang diturunkan melalui bahasa Indonesia.

Namun batas antara DJA dan DJU sangat kabur. Penutur DJA akan menolak kalau kata-kata seperti jigo dan apdol disebut sebagai kata-kata dialek Jakarta. Sebaliknya para penutur DJU akan menerima kata-kata tersebut sebagai kosakata dialek Jakarta. Karena itu kosakata yang dimiliki DJA jauh lebih sedikit dibandingkan DJU. Jumlah kosakata DJA tidak akan bertambah selama para penuturnya menutup diri terhadap pengaruh dari luar. Sedangkan kosakata DJU akan semakin bertambah sesuai dengan perkembangan budaya dalam masyarakat Jakarta.

Sulitnya, kata Chaer, kita tidak tahu pasti asal-usul kosakata dalam dialek Jakarta. Umpamanya kata babi dalam dialek Jakarta, terdapat juga dalam bentuk dan makna yang sama dalam bahasa Jawa, Madura, dan Batak. Lantas dari manakah asal kata babi itu, kita sulit menjawabnya. Ada kemungkinan hanya kebetulan belaka, menyerap dari bahasa lain, dan sama-sama berasal dari bahasa sumber yang lebih tua. Seyogyanya ada penelitian kebahasaan, untuk mendapatkan gambaran yang lengkap dan jelas mengenai dialek Jakarta ini.

Sumber : http://www1.kompas.com/readkotatua/xml/2012/03/16/10064390/Dialek.Jakarta.Asli.dan.Umum

Jumat, 16 Maret 2012

Ampun, Warga Miskin Jakarta Meningkat

INILAH.COM, Jakarta - Masalah kemiskinan di Ibukota merupakan permasalahan serius. Tak heran jika program pengentasan kemiskinan juga selalu digembar-gemborkan dalam janji politik calon gubernur dan wakil gubernur dalam Pemilukada DKI Jakarta.

Beberapa poin pengentasan kemiskinan diserukan pasangan Fauzi Bowo dan Prijanto saat kampanye pemilihan gubernur DKI Jakarta tahun 2007 silam, yakni mendorong perbaikan kampung bagi permukiman warga miskin, lapangan kerja bagi warga miskin, merevisi Perda No 11/1988 tentang Ketertiban Umum dan perda lainnya yang tidak berpihak kepada warga miskin, hingga alokasi dana APBD DKI untuk pembangunan yang manfaatnya bisa di nikmati warga.

Tak hanya itu, janji memerangi kemiskinan dan kebodohan dengan menggratiskan biaya pengobatan bagi pasien warga miskin atau janji pendidikan gratis hingga SMA , dianggap cukup jitu dan cerdas dalam menarik simpati masyarakat. Namun, apakah janji-janji tersebut telah terealisasi? Belum.

Angka penduduk miskin di Jakarta ini berdasar survei yang dilakukan Badan Pusat Statistik (BPS) DKI Jakarta, per Maret 2011, malah makin bertambah sebesar 51.240 jiwa. Peningkatan tersebut dibuktikan dengan jumlah orang miskin selama pertahun. Pada data per Maret 2011, tercatat jumlah orang miskin menjacapi 363.420 jiwa. Jumlah tersebut meningkat dibanding tahun 2010 dengab periode yang sama, sebanyak 312.180 jiwa.

Bahkan BPS memprediksi garis kemiskinan pada tahun 2012 akan lebih tinggi daripada angka kemiskinan sebelumnya. Ini karena angka kemiskinan mendekati angka inflasi yang terjadi sepanjang tahun. Ditengarai, peningkatan ini terjadi karena adanya peningkatan jumlah kapita per bulan garis kemiskinan di tahun 2011, serta pola hidup masyarakat yang cenderung berubah-ubah.

Terkait kemiskinan, BPS DKI telah melakukan survei di enam wilayah DKI Jakarta, hasilnya garis kemiskinan tahun 2011 sebesar Rp355.480 per kapita per bulan. Jumlah ini lebih tinggi dari garis kemiskinan pada tahun 2010 yang hanya mencapai Rp331.169 per kapita per bulan.

Kenaikan garis kemiskinan ini disebabkan kenaikan laju inflasi dari tahun sebelumnya. Laju inflasi pada Maret 2010 hanya mencapai 3,49 persen, menjadi 5,95 persen pada Maret 2011. “Laju inflasi tinggi di tahun 2011, dikarenakan adanya kenaikan harga-harga makanan dan minuman. Itu yang memacu kenaikan garis kemiskinan,” kata Kepala BPS DKI Jakarta, Agus Suherman.

Akibatnya, lanjut Agus, jumlah pengeluaran penduduk DKI Jakarta pun semakin meningkat sehingga mencapai Rp 355.480 per kapita per bulan atau paling tidak warga harus mengeluarkan uang sekitar Rp 11.000 per harinya. Dengan komposisi garis kemiskinan yaitu garis kemiskinan makanan sebesar Rp 229.147 atau 64,46 persen dan garis kemiskinan non makanan sebesar Rp 117.682 atau 35,54 persen.

Tingginya angka kemiskinan yang terjadi inilah, Agus berharap Pemprov DKI Jakarta untuk bekerja lebih keras lagi dalam menurunkan tingkat kemiskinan di Ibukota. "Seluruh dinas terkait kemiskinan harus menciptakan terobosan program pengentasan kemiskinan yang baru, untuk mendampingi program pengentasan kemiskinan yang sudah ada," jelasnya. [mah]

Sumber : http://metropolitan.inilah.com/read/detail/1840825/anggaran-tak-sedikit-kemiskinan-tetap-tinggi

Kamis, 15 Maret 2012

Layanan Puskesmas di Jakarta Belum Memadai

PELAYANAN kesehatan bagi warga Jakarta, masih jauh dari kata memadai. Jangankan pengobatan gratis bagi seluruh masyarakat, sarana prasarana berupa pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) saja belum semua kelurahan memiliki. Dari 265 kelurahan yang ada di ibu kota, belum semuanya memiliki puskesmas sendiri. Salah satunya, Kelurahan Karet Kuningan, Setiabudi, Jakarta Selatan, yang hingga saat ini belum memiliki puskesmas kelurahan. Hal tersebut cukup memprihatinkan, mengingat wilayah itu terdapat di tengah-tengah kawasan bisnis dan perkantoran.

"Saya mendapat laporan dari masyarakat, kalau di Kelurahan Karet Kuningan belum memiliki puskesmas sendiri. Warga yang hendak berobat harus datang ke kelurahan lain yang letaknya sangat jauh,” kata Achmad Husein Alaydrus, anggota DPRD DKI Jakarta.

Menurut politisi Partai Demokrat ini, belum terpenuhinya layanan kesehatan bagi masyarakat, menjadi indikasi gagalnya Pemprov DKI Jakarta. Sebab, layanan kesehatan adalah hal paling mendasar yang harus diberikan pemerintah daerah kepada warganya. "Kalau untuk pelayanan mendasar saja tak mampu dipenuhi, bagaimana bisa memenuhi pelayanan lainnya, seperti pendidikan, transportasi, dan lapangan kerja,” ketus Alaydrus.

Alaydrus juga menyoroti, kondisi gedung puskesmas di sejumlah wilayah yang tak layak digunakan. Berdasarkan data Dinas Kesehatan DKI, jumlah puskesmas yang tak layak atau rusak ini mencapai 53 puskesmas, terdiri dari puskesmas kelurahan dan kecamatan. "Lambanya renovasi terhadap gedung puskesmas tersebut, membuat kondisinya semakin hari semakin buruk dan membuat terganggunya layanan kepada masyarakat,” tuturnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Dien Emawati mengatakan, pihaknya berupaya keras memberikan layanan kesehatan kepada masyarakat melalui puskesmas. Memang masih ada sejumlah kelurahan yang belum memiliki puskesmas sendiri, namun warganya bisa berobat di puskesmas kecamatan. Sebab, saat ini seluruh kecamatan di DKI sudah memiliki puskesmas sendiri. "Kami telah memiliki 44 puskesmas kecamatan di seluruh Jakarta,” terangnya.

Untuk puskesamas yang kondisi gedungnya sudah rusak, di tahun 2012 ini akan diperbaiki. Setidaknya, akan ada perbaikan terhadap 53 puskesmas, terdiri dari puskesmas kelurahan dan kecamatan yang akan direhab. "Anggaran yang dialokasikan mencapai Rp195,2 miliar. Anggaran tersebut sudah ada dalam pos anggaran suku dinas kesehatan di enam wilayah DKI Jakarta,” tandasnya. (wok)

Sumber : http://www.jpnn.com/read/2012/03/14/120629/Layanan-Puskesmas-di-Jakarta-Belum-Memadai-

Rabu, 14 Maret 2012

Jakarta (Masih) Darurat Macet

INILAH.COM, Jakarta - Kemacetan menjadi persoalan panjang yang terjadi di Ibukota Jakarta. Tingginya tingkat pertumbuhan kendaraan bermotor atau kapasitas jalan yang tak sebanding dengan jumlah kendaraan yang beroperasi, selalu saja menjadi kambing hitam dalam menghadapi persoalan kemacetan di Ibukota.

Dua masalah tersebut, yakni pertumbuhan kendaraan atau keterbatasan kapasitas jalan, selalu disebut-sebut saat pemilihan kepala daerah tiba. Dengan janji-janji manis untuk mengentaskan permasalahan yang terjadi. Seperti lima tahun silam, dimana Gubernur DKI Jakarta, Fauzi Bowo dan Wakil Gubernur Prijanto dalam masa kampanye Pilgub, 2007.

Dengan jargon 'Serahkan pada Ahlinya' pasangan Fauzi - Prijanto saat itu, yakin mampu mengatasi masalah kemacetan yang terjadi. Sebagai gubernur pertama yang dipilih langsung, wajar jika warga Ibukota menaruh harapan besar pada pria yang akrab disapa Foke itu.

Dalam Janji kampanye pasangan Foke - Prijanto, lima tahun lalu, ada beberapa konsep yang dilakukan Foke dalam mengurai kemacetan, yakni mewujudkan konsep transportasi makro yang lebih baik dengan TransJakarta, membangun subway (jalur kereta bawah tanah) yang akan dilakukan tahun 2009.

Tak hanya itu guna menanggulangi keterbatasan minimnya jalan di Jakarta, nantinya jalan-jalan di Jakarta akan dibuat berlapis ke atas. Dengan harapan jalan di Jakarta, bisa bertambah untuk menampung jumlah kendaraan yang juga terus bertambah.

Namun hingga saat ini beberapa konsep pembangunan yang diyakini dapat mengurai kemacetan di kota Jakarta itu, masih jauh dari harapan. Kemacetan masih saja terjadi. Bahkan menjadi momok bagi warga Ibukota. Dioprasikannya TransJakarta di 11 koridor saat ini belum mampu berbuat apa-apa.

"Dilihat dari beberapa program atau janji kampanye dalam Pemilukada DKI Jakarta, 2007 lalu, pemerintahan Foke belum berhasil dengan adanya indikator yang dicanangkan menjadi target incumbent hingga saat ini belum terwujud," kata pengamat politik dari Charta Politika, Yunarto Wijaya.

Misalnya, program mewujudkan moda transportasi makro yang lebih baik dengan TransJakarta. Menurutnya, dari 15 koridor target yang akan dibangun, saat ini baru sebelas koridor yang terealisasi. "Dari 11 koridor, cuma dua koridor yang dapat diwujudkan oleh Fauzi Bowo, sementara sisanya dilaksanakan oleh Sutiyoso," ungkap Yunarto saat dihubungi INILAH.COM.

Tak hanya itu, dijelaskan Yunarto, konsep transportasi subway atau Mass Rapid Transit (MRT) yang ditargetkan akan dibangun 2009 lalu, hingga saat ini masih belum terealisasi. Bahkan saat ini, proyek pembangunan MRT Jakarta masih sebatas tahap kajian mendalam mengenai dampak lingkungan.

Perlunya Transportasi Massal Tahap II
Sementara itu Ketua Dewan Transportasi Kota Jakarta (DTKJ), Azas Tigor Nainggolan, menegaskan keberadaan transportasi massal guna mengurai kemacetan di Jakarta sudah cukup mendesak dan harus dilakukan Pemprov DKI Jakarta. "Jika tidak segera dibenahi jaringan transportasi massalnya, maka kemacetan total benar-benar akan terjadi di Ibukota," katanya.

Menurutnya, Jakarta tidak bisa lagi bergantung pada pengoprasian busway semata-mata, yang masih memiliki keterbatasan dalam daya angkutnya. Pembangunan proyek MRT memang mendesak dilakukan, karena dengan kehadiran MRT menjadi daya angkut kedua transportasi massal, dimana 800 hingga 1 juta orang dapat terangkut.

"Bangkok saja, sudah membangun MRT. Padahal pertumbuhah penduduk Jakarta masih lebih baik dibanding dengan Ibukota Thailand tersebut. Pembangunan MRT bisa dilaksanakan karena adanya kesadaran warga Thailand terhadap keberadaan MRT yang akan melepaskan negaranya dari kemacetan lalu lintas," ungkap Azas Tigor.

“Seharusnya, warga Jakarta meniru warga Thailand. Harus bersama-sama memperjuangkan pembangunan MRT di tengah-tengah kota Jakarta. Selain itu, rencana pembangunan MRT sudah puluhan tahun lalu direncanakan,” ujarnya.[dit]

Sumber : http://metropolitan.inilah.com/read/detail/1840431/jakarta-masih-darurat-macet

Selasa, 13 Maret 2012

Waspadai Potensi Banjir, Warga Jakarta Pantau Awan Hitam

REPUBLIKA.CO.ID, PONDOK LABU -- Hujan deras yang pagi tadi mengguyur Jakarta membuat warga waspada terhadap banjir besar. Kewaspadaan warga dilakukan dengan terus memantau ketinggian air.

Namun Senin ini, warga Kampung Pulo, Pondok Labu, Jakarta Selatan belum melihat adanya tanda-tanda banjir. "Ketinggian air hari ini sebatas mata kaki," ujar Sugiyono, Ketua RT 11/03 Kampung Pulo, Pondok Labu, Jakarta Selatan kepada Republika, selasa (13/3).

Sugiyono mengatakan, beberapa hari kemarin ketinggian air memang sampai sepaha orang dewasa. Namun, hari ini masih sebatas mata kaki saja.

Meskipun demikian, warga terus memantau ketinggian air. Pergerakan awan hitam juga terus diawasi karena hujan deras datang tiba-tiba.

Sebanyak enam RT biasanya langganan terendam banjir. Itu pun hanya di RW 03 saja. "Belum lagi di daerah lain, di Cilandak," ucapnya.

Sumber : http://www.republika.co.id/berita/regional/jabodetabek/12/03/13/m0t90e-waspadai-potensi-banjir-warga-jakarta-pantau-awan-hitam

Senin, 12 Maret 2012

"Tidak Layak Jakarta Jatuh ke Tangan Pemimpin yang Punya Potensi Masalah"

JAKARTA, Jaringnews.com - Partai Golkar secara resmi menetapkan Alex Noerdin sebagai calon gubernur yang akan diusung dalam Pilkada DKI Jakarta. Untuk memenuhi syarat pencalonan, Golkar pun memutuskan akan berkoalisi dengan Partai Persatuan Pembangunan dan Partai Damai Sejahtera. Pengumuman ini dirilis partai berlambang pohon beringin ini pada Kamis (8/3) lalu.

Namun, di hari yang sama keluarnya pengumuman tersebut, Alex juga menjalani pemeriksaan di gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terkait kasus wisma atlet. Alex diminta KPK memberikan klarifikasi terkait dugaan keterlibatan dirinya dalam kasus ini.

Seperti diketahui, Alex sempat dikaitkan dengan kasus suap proyek wisma atlet. Alex disebut dijanjikan mendapat uang komisi atau commitment fee sebesar 2,5 persen oleh PT Duta Graha Indah yang memenangkan proyek pembangunan Wisma atlet. Namun fee yang dimaksud belum sampai ke tangan Alex.

Banyak pihak menyoroti pemanggilan Alex oleh KPK tersebut. Meski dirinya mengaku lega telah diperiksa KPK sehingga tak memiliki ganjalan lagi untuk maju dalam Pilkada DKI, namun tetap saja, hal ini akan cukup 'mengganggu' masyarakat Jakarta nantinya. Tak seharusnya, calon yang akan maju memperebutkan kursi DKI-1 terindikasi memiliki masalah.

Tak kurang Direktur Eksekutif Seven Strategic Studies Mulyana Wirakusumah pun menyoroti hal ini. Menurut dia, masyarakat Jakarta harus menelaah secara mendalam jejak panjang calon yang diajukan partai politik, termasuk jika calon tersebut memiliki masalah meski belum menjalani proses hukum.

"Calon yang terindikasi bermasalah meski belum menjalani proses hukum harus dipertimbangkan lagi. Tidak layak jika Jakarta dipertaruhkan ke tangan pemimpin yang berpotensi menimbulkan masalah di hari depan," sentil dia, Minggu (11/3).

Dalam kesempatan ini, dia menyebut empat aspek penting yang harus dimiliki seorang calon gubernur Jakarta, yakni Kualitas, popularitas, rekam jejak dan pengetahuan calon gubernur terhadap Jakarta.

Kualitas, lanjut dia, mencakup kualifikasi, kompetensi yang memadai, serta kapasitas birokratik dan manajerial pemerintahan. "Seorang calon gubernur harus memiliki kompetensi teknokratik, konseptual serta figur operasional yang mampu membangun Jakarta," lanjut dia.

"Untuk aspek popularitas, akan sangat sia-sia jika partai politik mengusung calon yang tingkat dukungan publiknya rendah. Sama halnya akan sia-sia jika yang rekam jejak calon yang diusung tidak kinclong," ungkap dia.

Tak lupa, dia menegaskan dan mengajak semua pihak untuk menyoroti masing-masing calon yang akan berlaga di pesta demokrasi Jakarta yang akan digelar 11 Juli 2012 ini.

"Semua pihak harus memperhatikan empat hal penting tersebut," pungkas dia.

Sumber : http://jaringnews.com/politik-peristiwa/umum/11465/-tidak-layak-jakarta-jatuh-ke-tangan-pemimpin-yang-punya-potensi-masalah-

Jumat, 09 Maret 2012

Alhamdulillah... 2014, Seluruh Puskesmas Jakarta Punya Rawat Inap

REPUBLIKA.CO.ID, TANJUNG PRIOK -- Gubernur DKI Jakarta, Fauzi Bowo memastikan, pada 2014 mendatang seluruh Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) di Jakarta akan dilengkapi fasilitas rawat inap. Puskesmas rawat inap tersebut akan dicanangkan di setiap kecamatan di Provinsi Jakarta.

"Akhir 2014, seluruh puskesmas kecamatan akan dilengkapi rawat inap," ungkap Fauzi, Rabu (7/3) kemarin.

Foke, demikian ia biasa disapa, menyatakan, keberadaan Puskesmas sangat penting untuk melayani kesehatan masyarakat. Dengan harga yang sangat murah, kata Foke, masyarakat kecil dapat terjamin layanan kesehatannya. "Gak ada yang semurah disini. Periksa cuma Rp 2.000, sudah dapat obat," tukas gubernur 63 tahun itu.

Tak hanya setifikasi ISO yang dicanangkan setiap puskesmas, kata Foke, namun juga rawat inap. Hal ini untuk dapat lebih baik melayani warga yang membutuhan perawatan kesehatan lebih dengan harga yang murah. Setiap tahun, rasio peningkatan layanan kesehatan di Jakarta, kata Foke semakin meningkat. "Rasio keberhasilan kesmas relatif tinggi," klaim gubernur berkumis itu.

Dari pantauan Republika, di Jakarta Utara, puskesmas kecamatan masih dalam persiapan layanan rawat inap. Sekarang ini puskesmas enam kecamatan di Jakut baru sebatas melayani rawat inap untuk bersalin. Sementara di Puskesmas Pademangan, baru terdapat ruang inap untuk bersalin dan pelayanan 24 jam.

Adapun Puskesmas Koja, persiapan melayani rawat inap tinggal menunggu SDM. Ruangan tengah dipersiapkan, namun tenaga medis yang masih belum disiapkan untuk layanan rawat inap. Hal serupa juga terjadi di Puskesmas Cilincing yang tengah mempersiapkan layanan rawat inap. Saat ini, di Puskesmas Cilincing baru dapat melayani rawat inap untuk bersalin dan gizi buruk.

Sumber : http://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/12/03/09/m0lod3-alhamdulillah-2014-seluruh-puskesmas-jakarta-punya-rawat-inap

Kamis, 08 Maret 2012

Underpass Blok M-Sudirman Operasi Pekan Depan

VIVAnews - Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo meninjau kesiapan operasional terowongan atau underpass di Jalan Trunojoyo, Jakarta Selatan.

Rencananya, underpass dari arah Blok M menuju Sudirman itu akan dibuka pada Senin, 12 Maret 2012 mendatang, pada pukul 06.00 pagi.

"Laporan yang saya terima semua sudah sesuai rencana, sudah diujicoba. Yang terakhir perlu waktu untuk memasang tanda-tanda lalu lintas dan sosialisasi khususnya untuk penyeberang jalan," kata Fauzi Bowo di Jalan Trunojoyo, Jakarta Selatan, Rabu, 7 Maret 2012.

Foke, sapaan akrab Fauzi Bowo, menuturkan nantinya Pemprov DKI akan membangun Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) untuk mempermudah dan menjamin keselamatan pejalan kaki. JPO ini akan dibangun pada Mei 2012 dan ditargetkan selesaikan November 2012.

"JPO nanti menyusul karena baru diusulkan dalam tahun anggaran ini. Itu akan menghubungkan antara sisi barat-timur. Sekaligus akses yang menghubungkan dua bangunan utama Mabes Polri," jelasnya.

Underpass ini satu paket dengan Jalan Layang Non Tol (JLNT) Antasari-Blok M.

"Direncanakan flyover untuk dua arah. Ini untuk traffic yang keluar. Apabila dibutuhkan kita bisa konversikan satu jurusan untuk dua arah," ujarnya.

Pembangunan paket JLNT dan underpass ini, menurut Foke akan menjadi bagian dari upaya Pemprov DKI guna mengurangi kemacetan dengan memisah simpang sebidang, menjadi simpang tidak sebidang.

Sementara itu, Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Udar Pristono mengatakan dengan adanya underpass di depan lapangan Mabes Polri ini, maka JPO sangat dibutuhkan untuk memudahkan penyeberang jalan. Sebelum JPO selesai dibangun, maka pejalan kaki yang hendak menyeberang jalan sementara waktu diarahkan ke persimpangan jalan.

"Akan ada zebra cross di empat ruas jalan. Dengan adanya underpass, masalah yang paling riskan adalah pada penyeberang jalan. Maka ini akan diselesaikan dengan membangun JPO pertengahan tahun ini," kata dia.

Pristono menjelaskan, dengan dibukanya underpass ini, maka lalu lintas akan lebih efisien. Lampu lalu lintas di perempatan Mabes Polri akan lebih sedikit waktunya, sehingga dapat dialihkan untuk yang lainnya.

"Simpang ini terkenal dengan antrean lalu lintas yang panjang. Yang kita harus hati-hati adalah adanya pertemuan dua arus menuju arah Blok M," tuturnya. (umi)

Sumber : http://metro.vivanews.com/news/read/294173-underpass-blok-m-sudriman-dibuka-pekan-depan

Rabu, 07 Maret 2012

Bursa Calon Gubernur DKI Jakarta Memanas

VIVAnews – Pertarungan memperebutkan kursi DKI Jakarta 1 semakin dekat. Hawa politik di Ibukota RI itu pun semakin panas, sepanas kota yang pengap terperangkap asap kendaraan. Partai-partai besar mulai memunculkan jago-jagonya.

Tinggal menghitung waktu sebelum mereka mengumumkan calon resmi yang hendak mereka usung menjadi calon gubernur DKI Jakarta periode lima tahun ke depan. Siapa sajakah figur-figur di DKI yang saat ini mengemuka dari kalangan partai politik?

Foke dan Nachrowi

Mari kita mulai dari figur yang digadang-gadang oleh Partai Demokrat. Partai yang dilahirkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ini memiliki dua calon potensial guna dimajukan ke pemilihan Gubernur DKI Jakarta 2012. Kedua calon itu adalah gubernur incumbent Fauzi Bowo dan Ketua Dewan Pimpinan Daerah Partai Demokrat DKI Jakarta Nachrowi Ramli.

SBY secara pribadi merestui Fauzi Bowo alias Foke maju kembali menjadi cagub DKI Jakarta. “SBY mendukung Fauzi Bowo sejak lama,” kata anggota Dewan Pembina Partai Demokrat Achmad Mubarok. Menurutnya, ada dua alasan kuat mengapa SBY menjatuhkan pilihannya kepada gubernur berkumis tebal yang telah lima tahun memimpin DKI Jakarta itu.

Alasan pertama, Foke adalah kader Demokrat. “Dia juga anggota Dewan Pembina Partai Demokrat,” kata Mubarok. Dewan Pembina Partai Demokrat sendiri diketuai oleh SBY. Sementara alasan kedua, hasil survei eksternal maupun internal Demokrat menunjukkan perolehan suara Foke masih relatif lebih tinggi dibanding figur-figur lainnya.

Foke sendiri mengakui sudah mendapat restu dari SBY. “Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat menyampaikan bahwa amanah Partai Demokrat untuk maju dalam Pilkada mendatang di Jakarta diberikan kepada saya,” kata Foke di acara Rapat Koordinasi Nasional PKS di Hotel Bidakara, Pancoran, Jakarta Selatan, Senin 5 Maret 2012.

Namun restu SBY yang turun kepada Foke tidak lantas berarti dia tidak mempunyai rival di tingkat internal partai. Sebab, selang dua hari sebelumnya Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum menyatakan dukungannya secara terbuka terhadap Nachrowi Ramli.

“Saya sama Pak Nachrowi punya hubungan lahir batin. Dia jadi calon presiden saja saya dukung,” tegas Anas dalam pelantikan Dewan Pengurus Cabang Partai Demokrat DKI Jakarta di Monas, Jakarta Pusat, Sabtu 3 Maret 2012. Lantas siapa yang kemungkinan bakal lolos menjadi calon gubernur DKI Jakarta dari Partai Demokrat, Foke atau Nachrowi?

Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah yang juga anggota Dewan Pembina Partai Demokrat, Syarief Hasan, memberikan jawaban lugas. Menurutnya, Foke berpeluang lebih besar untuk diusung Demokrat. “Foke kan incumbent dari Demokrat dan anggota Dewan Pembina Demokrat,” kata Syarief di Istana Negara, Jakarta Pusat, Selasa 6 Maret 2012.

Foke sendiri tampak hadir di Rakornas Partai Keadilan Sejahtera, Senin kemarin. Meski Foke dan PKS menampik kehadiran Foke di sana merupakan bagian dari pendekatan politik, namun banyak pihak mau-tak mau mengait-ngaitkannya.

Pasalnya, PKS saat ini sedang mencari pasangan bagi calonnya sendiri yang akan diusung di pilkada DKI, yakni Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Triwisaksana. PKS sebelumnya sempat mengatakan Triwisaksana alias Bang Sani tidak diplot khusus menjadi calon gubernur atau wakil gubernur DKI Jakarta. Artinya, posisinya fleksibel sehingga terbuka kemungkinan untuk dipasangkan dengan calon dari partai lain.

Kembali ke Foke, pada akhirnya keputusan mengenai siapa yang akan dimajukan Demokrat menjadi cagub DKI Jakarta berada di tangan Majelis Tinggi Partai Demokrat. “Itu otoritas Majelis Tinggi yang di dalamnya antara lain ada Pak SBY, Marzuki Alie, Andi Mallarangeng, Amir Syamsuddin, Anas Urbaningrum, Ibas Yudhoyono,” kata Wakil Sekjen Demokrat Saan Mustopa.

Alex Noerdin dan Tantowi Yahya

Kita beralih ke calon-calon dari Partai Golkar. Partai berlambang beringin ini juga mempunyai dua jagoan yang berpotensi diusung menjadi calon gubernur DKI Jakarta 2012. Mereka adalah Gubernur Sumatera Selatan Alex Noerdin dan anggota Komisi I DPR Tantowi Yahya.

Alex Noerdin selangkah lebih maju dari Tantowi dengan bermanuver mendekati Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Meski belum resmi menjadi calon Golkar, Alex hadir di Musyawarah Khusus Dewan Pimpinan Wilayah PPP DKI Jakarta, Minggu kemarin. Ia mengaku hadir dalam kapasitasnya selaku individu, bukan wakil Partai Golkar.

Dalam Musyawarah PPP itu, Alex memaparkan visi, misi, serta program-programnya guna mengatasi berbagai permasalahan di Jakarta. Ia berpidato persis layaknya sedang berkampanye. Salah seorang kader PPP lalu bertanya kepada Alex, “Kami menyediakan calon ‘istri’ yang sangat berkualitas. Apa yang mau diberikan Pak Alex kepada PPP?”
Alex pun sigap bertanya balik, “Apa maunya PPP?”

Manuver Alex Noerdin itu tidak membuat berang Golkar. Sebaliknya, Golkar mempersilakan Alex meneruskan upayanya. “Komunikasi semacam itu dibenarkan. Silakan saja seluruh kandidat terbaik Golkar melakukan lobi supaya kemudian ada persenyawaan yang memungkinkan tumbuhnya benih-benih koalisi untuk mengusung calon gubernur,” kata Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai Golkar Priyo Budi Santoso.

Golkar juga punya alasan tertentu sehingga mereka tak berkeberatan atas manuver Alex tersebut. “Posisi Golkar di DKI Jakarta memang tidak bisa mengusung calon gubernur sendirian. Harus berkoalisi,” kata Priyo.
Golkar selanjutnya mengakui kemungkinan mereka memang akan berkoalisi dengan PPP.

Namun keputusan final Golkar mengenai calon yang hendak mereka usung baru akan diumumkan Kamis pekan ini, 8 Maret 2012. Satu hal sudah pasti, Golkar tak akan lagi mengusung calon dari partai lain, termasuk Fauzi Bowo, calon yang mereka dukung pada pemilihan lima tahun silam.

Golkar menepis bila dikatakan kini berpaling dari Foke. “Justru Foke yang meninggalkan kami. Tadinya kan Foke di Golkar, setelah itu pindah ke partai lain,” kata Ade Komaruddin, Ketua Bidang Pemenangan Pemilu Wilayah Jawa I Partai Golkar.

Fauzi Bowo memang sempat mengikuti Konvensi Partai Golkar pada tahun 2007. Ia merupakan satu-satunya peserta Konvensi Golkar yang kemudian diusung untuk jabatan gubernur. Namun belakangan setelah menjabat menjadi Gubernur DKI Jakarta, Foke menyeberang ke Partai Demokrat.

“Kami akan mencalonkan kader sendiri yang bisa menyelesaikan persoalan kemacetan dan banjir di Jakarta,” ucap Ade. Senada dengan Ade, Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie sehari sebelumnya juga megatakan, dengan nada diplomatis, “Kalau gubernur sekarang baik, cari yang lain yang juga baik."

Jokowi dan Prijanto

PDIP secara resmi menggelar uji kepatutan dan kelayakan calon gubernur DKI Jakarta mulai 6 Maret 2012. Para calon yang mengikuti tes cagub DKI itu antara lain Walikota Solo Joko Widodo, mantan Komandan Pasukan Pengamanan Presiden Nono Sampono, anggota DPRD DKI Jakarta dari PDIP yang juga putra mantan Gubernur DKI Ali Sadikin, Boy Bernardi Sadikin, dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Prijanto.

Sejauh ini, Jokowi dan Prijanto yang mendapat sorotan utama. Walikota Solo Joko Widodo menyatakan siap jika dia dipilih PDIP menjadi calon Gubernur DKI Jakarta dari partai banteng itu. “Saya siap tarung,” tegas Jokowi di kantor Dewan Pimpinan Pusat PDIP, Lenteng Agung, Jakarta Selatan.

Sementara Prijanto tampak malu-malu ketika ditanya soal kesiapannya menjadi cagub DKI Jakarta. Prijanto yang pada hari yang sama menghadapi sidang paripurna DPRD DKI mengenai pengunduran dirinya sebagai Wakil Gubernur DKI Jakarta, mengaku tidak tahu apabila PDIP mengincar dirinya untuk diusung menjadi cagub DKI periode mendatang. “Saya tidak tahu. Baru dengar kabarnya,” kata dia, berkelit.

PDIP termasuk salah satu partai yang juga mengusung Fauzi Bowo dalam Pilgub DKI lalu. Kini, mereka mengaku belum memutuskan apakah hendak menggandeng Foke kembali atau tidak. “Kami lihat hasil tes cagub hari ini dulu. PDIP tidak mau asal punya calon,” tegas Tjahjo Kumolo.

Triwisaksana

Pria yang akrab disapa Bang Sani ini adalah calon yang pertama kali dideklarasikan oleh partai politik. PKS mengumumkan mengusung Bang Sani sebagai calon gubernur DKI Jakarta di hadapan ribuan kader dan simpatisan PKS pada Minggu kemarin di Sportmall Kelapa Gading, Jakarta Utara.

Meski sudah resmi maju menjadi calon dari PKS, namun PKS belum memutuskan apakah Bang Sani akan diusung sebagai calon gubernur atau calon wakil gubernur. Keputusan soal itu akan disampaikan PKS menjelang penutupan pendaftaran pilkada DKI pada 19 Maret 2012.

Bang Sani sendiri mengaku siap menjadi gubernur ataupun wakil gubernur. “Saya sangat siap dicalonkan pada pilkada tahun ini,” kata dia. Menjadi calon gubernur atau wakil gubernur, ujarnya, sama saja. Dia pun siap berdampingan dengan siapa saja asal visi dan programnya cocok.

Menurutnya, pasangannya tidak harus berasal dari partai berbasis Islam. PKS saat ini sudah berkomunikasi dan bertemu dengan semua tokoh dari berbagai partai politik, termasuk dengan Gubernur DKI Fauzi Bowo yang digadang-gadang Demokrat untuk dimajukan lagi dalam pemilihan gubernur DKI.

Wanda Hamidah

Walaupun belum resmi diusung Partai Amanat Nasional yang menaunginya sebagai Cagub DKI Jakarta, namun Wanda telah mendeklarasikan dirinya. Ia juga memimta dukungan dari segenap jajaran pengurus Dewan Pimpinan Pusat PAN untuk maju ke pertarungan DKI 1.

“Saya tidak bisa maju tanpa dukungan,” kata Wanda dalam acara Silaturahmi Bakal Calon Gubernur DKI Jakarta dari PAN, di Jakarta Selatan, Selasa 28 Februari 2012 lalu. Wanda yang saat ini menjabat sebagai anggota DPRD DKI Jakarta mengaku cukup menguasai permasalahan kota Jakarta.

“Saya adalah anak Betawi. Ada banyak kandidat lain yang lahir dan besar bukan di Jakarta. Saya lahir dan besar di Jakarta. Jadi ini saatnya saya membalas budi dengan memperbaiki ibukota tercinta,” tutur istri Ketua Dewan Pimpinan Pusat PAN Cyril Raoul Hakim itu.

Wanda yang merupakan mantan model dan pembaca berita di salah satu stasiun televisi swasta itu juga yakin pengalamannya di organisasi dan DPRD DKI Jakarta tidak kalah dari kandidat lainnya. “Insya Allah saya tidak punya track record yang tidak baik,” katanya, hakulyakin. (kd)

Sumber : http://metro.vivanews.com/news/read/293941-bursa-calon-gubernur-dki-jakarta-kian-memanas

Selasa, 06 Maret 2012

Diprotes Warga, Desain MRT Tidak akan Diubah

VIVAnews - Meskipun warga di sepanjang Jalan Raya Fatmawati, Jakarta Selatan, memprotes desain jalur Mass Rapid Transit (MRT) yang menggunakan jalan layang, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta bersikukuh tidak akan mengubah desain konstruksi pembangunan.
Sebab, menurut Kepala Bidang Informasi Publik Dinas Komunikasi Informatika dan Kehumasan DKI Jakarta Cucu Ahmad Kurnia, desain konstruksi MRT sudah melalui rangkaian studi dan kajian komperehensif para pakar dari dalam dan luar negeri.
Selain itu, desain tersebut telah disetujui oleh Japan International Coorperation Agency (JICA) sebagai pemberi pinjaman. "Proyek MRT juga sudah ada amdalnya," kata Cucu di Jakarta, Senin 20 Februari 2012.

Dalam tuntutannya, warga meminta agar konstruksi MRT diganti menjadi desain bawah tanah. Perwakilan warga Fatmawati, Gita, mengatakan MRT layang memberi banyak kerugian. Tidak hanya bagi penduduk sekitar tapi juga karyawan pertokoan sepanjang Jalan RS Fatmawati. Pemilik toko bakal menutup usahanya selama proses pembangunan.

Namun permintaan tersebut tidak bisa dipenuhi, karena itu merupakan pilihan terbaik dari berbagai aspek yang dikaji.

Cucu menjelaskan pemilihan tipe layang di jalur Lebak Bulus-Sisingamangaraja didasarkan perhitungan dampak lalu lintas selama periode konstruksi.
Dampak lalu lintas akan lebih besar jika jalur dibangun di bawah tanah. Karena secara metode konstruksi akan membutuhkan lahan yang lebih luas sehingga sebagian besar jalan harus ditutup. Sedangkan jika dengan struktur layang, secara metode konstruksi, selama pembangunan akan tetap dipertahankan empat jalur.

"Pembangunan jalur bawah tanah juga akan memakan biaya yang jauh lebih besar. Kami memohon pengertian masyarakat karena proyek MRT ini juga diperuntukkan bagi warga Jakarta," ujarnya.

Dia menambahkan sebelumnya juga dilakukan rangkaian sosialiasi kepada publik tentang jalur MRT Jakarta. Antara lain sosialisasi pembebasan lahan koridor MRT Lebak Bulus-Pom Bensin Jalan Fatmawati, Kelurahan Cilandakbarat dan Kelurahan Lebak Bulus pada 30 Agustus 2009, serta sosialisasi amdal pembangunan MRT Jakarta koridor Dukuhatas-Bundaran HI pada 28 Juli 2010. (umi)

Sumber : http://metro.vivanews.com/news/read/289610-diprotes-warga--desain-mrt-tidak-akan-diubah

Senin, 05 Maret 2012

Mencari Solusi Jakarta Harus Mengikutsertakan Daerah Penyangga

JAKARTA--MICOM: Permasalahan DKI Jakarta tidak hanya seluas teritorialnya. Memberikan solusi dan pemecahan masalah bagi Jakarta, harus mengikutsertakan kota-kota sekitarnya.

"Masalah Jakarta bukan hanya berasal dari dalam Jakarta, tapi juga dari luar kota Jakarta. Kota ini harus menampung 25 juta warga setiap harinya. Menjadi Gubernur Jakarta itu harus menjadi Gubernur Jabodetabek," kata Pengamat Perkotaan dari Universitas Trisakti, Yayat Supriatna, dalam diskusi bertajuk Untuk Jakarta Lebih Baik, di Jakarta, Sabtu (3/3).

Sejarawan betawi, JJ Rizal mengatakan, sebuah mesin besar pengurai masalah harus bekerja untuk memecahkan berbagai permasalahan di Jakarta seperti banjir, macet dan kemiskinan. "Birokrat di Jakarta itu makannya banyak, tapi kerjanya kurang," kata Rizal.

Di tempat yang sama, bakal Calon Gubernur dari partai Golkar, Tantowi Yahya mengatakan, selama ini terjadi kesenjangan status antara Jakarta sebagai daerah khusus dengan kota/kabupaten di sekitarnya. Kesenjangan tersebut yang membuat berbagai permasalahan macet maupun banjir di Jakarta tak kunjung tuntas.

"Antara Jakarta dengan Bogor dan Bekasi ada konsep saling membutuhkan. Butuh komunikasi dan perubahan paradigma," ujarnya.

Ia mengatakan, untuk mengatasi banjir kiriman dari Bogor, perlu ada kerja sama yang konkret. Misalnya saja dengan penghutanan kembali daerah-daerah yang gundul ataupun dengan membangun waduk di daerah Bogor. "Anggarannya nanti dibantu Pemprov DKI Jakarta," kata Anggota Komisi I DPR RI dari F-PG itu.

Ia mengatakan, beberapa pos penganggaran DKI saat ini kurang besar. Sehingga kerja sama dengan kota/kabupaten yang bersebelahan dengan Jakarta sulit dilakukan.

Calon Gubernur dari Partai Amanat Nasional, Wanda Hamidah mengatakan, masalah macet di Jakarta tidak terlepas dari buruknya penegakan hukum dan tata tertib di Jakarta.

"DKI Jakarta memang tidak bisa melakukan pembatasan kendaraan. Tapi Pemprov punya kewenangan untuk mengatur daerahnya," kata Wanda.

Ia mengatakan, penertiban parkir liar akan membantu mengurai kemacetan di Jakarta. Selain itu, pendapatan asli daerah (PAD) DKI bisa meningkat tiga kali lipat jika Pemprov bisa menutup kebocoran-kebocoran pajak yang ada di Jakarta. (OX/OL-9)

Sumber : http://www.mediaindonesia.com/read/2012/03/03/302862/37/5/Mencari-Solusi-Jakarta-Harus-Mengikutsertakan-Daerah-Penyangga

Minggu, 04 Maret 2012

Di Jakarta, Kuburan pun Dikuasai Preman

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat perkotaan Yayat Supriatna menilai, jaring-jaring kekuasaan preman telah menggerogoti hampir seluruh sektor layanan publik, tak terkecuali kawasan pemakaman.

"Bukan hanya kawasan perkantoran dan tempat-tempat umum, pemakaman sekalipun sudah dikuasai para preman. Hasil penelitian saya menunjukkan kuburan-kuburan di Jakarta sudah ada penguasa-penguasanya," terang Yayat Supriatna, saat ditemui di Gallery Cafe, Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (3/3/2012).

Ia menjelaskan, orang yang akan dikebumikan harus meminta izin atau membeli lahan kepada mereka. Ia mengakui, pemakaman-pemakaman umum di Jakarta memiliki pengelola atau pemilik lahan. Namun, karena fungsi-fungsi kelembagaan tidak berjalan normal, ada hal-hal yang tak tersentuh orang awam yang akhirnya diserahkan atau dikuasai oleh tangan-tangan di luar pemangku kewenangan formal.

"Memang ada pengelolanya (pemakaman). Tapi, mereka tidak bisa mengatur semuanya. Karena itu, diserahkan ke tangan preman-preman," beber pengajar Universitas Trisakti ini.

Dari sisi ini, Yayat menyatakan telah terjadi malpraktik dalam sistem layanan publik. Pasal, ruang-ruang yang sebenarnya harus dikelola untuk melayani masyarakat telah berkembang menjadi ruang abu-abu yang dikelola secara formal maupun nonformal.

Ia berharap, Gubernur DKI mendatang adalah orang yang mampu membenahi berbagai ketimpangan yang terjadi pada sektor layanan publik. Orang tersebut haruslah pribadi yang memiliki kekuatan mental untuk memberangus kekuatan-kekuatan nonformal yang mengganggu kepentingan masyarakat umum.

Sumber: http://megapolitan.kompas.com/read/2012/03/03/19311722/Di.Jakarta.Kuburan.pun.Dikuasai.Preman