Senin, 24 September 2012

JK Tuntaskan Monorail

JAKARTA, FAJAR -- Joko Widodo dipastikan melanjutkan pembangunan megaproyek monorail setelah dilantik sebagai Gubernur DKI Jakarta pada 7 Oktober mendatang. HM Jusuf Kalla siap memberi dukungan penuh.

KEPASTIAN ini terungkap setelah Wakil Gubernur DKI Jakarta terpilih versi quick count, Basuki Tjahaja Purnama atau yang kerap disapa Ahok, mengunjungi kediaman HM Jusuf Kalla (JK) di Jalan Brawijaya 6, Jakarta Selatan, Minggu, 23 September. Ahok dengan kemeja kotak-kotaknya, tiba di kediaman JK sekitar pukul 15.30.

JK menyambut Ahok dengan hangat. JK yang mengenakan kemeja batik cokelat, berbincang santai dengan Ahok di ruang tamu. JK didampingi kerabatnya yang CEO PT Bosowa, Erwin Aksa.

Pada pertemuan tersebut, Ahok meminta masukan dan wejangan dari JK, termasuk solusi untuk mengatasi persoalan Jakarta, seperti kemacetan, banjir, kekumuhan, serta masalah ketertiban. Ahok juga meminta JK untuk tidak bosan-bosan menerima dirinya dan Jokowi untuk berkonsultasi mengenai Jakarta.

"Tadi saya sampaikan juga ke Pak JK, kalau saya tidak sanggup untuk tahan makan sampai sore seperti Pak Jokowi. Tapi Pak JK memberikan tips, supaya kalau pagi-pagi makan bersama dulu," ujar Ahok yang disambut senyum oleh JK.

Sementara itu, JK pada kesempatan tersebut mengatakan, Jokowi-Ahok berdasarkan survei sudah menang, tinggal menunggu hasil formal dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) DKI Jakarta. Menurutnya, sebagai seorang warga Jakarta, JK merasa turut bertanggung jawab memberikan masukan untuk melihat langkah apa yang terbaik bagi Jakarta ke depan.

"Karena Jakarta adalah milik kita, tadi kita memikirkan hal-hal apa yang harus dilakukan. Kesulitan Jakarta kan, macet, banjir, rumah kumuh di pinggir jalan, dan bagaimana menjaga ketertiban," ujar JK.

Menurut JK, mengatasi kemacetan Jakarta, perlu angkutan massal. Untuk itu, dirinya siap membantu Jokowi-Ahok dalam membangun infrastruktur angkutan massal, termasuk monorail. Dia juga mengatakan, program Foke yang baik, masih perlu dilanjutkan, karena kata dia, gubernur bukan pribadi, tapi institusi.

"Sebagai investor dalam negeri, kami siap membantu pemerintah DKI Jakarta dalam membenahi kemacetan di Jakarta," jelas JK.

JK menampik kalau dirinya berada di belakang Ahok untuk kepentingan 2014. Menurut dia, dirinya riil mendorong Jokowi-Ahok, karena melihat visi misi keduanya sangat bagus dan dibutuhkan warga DKI Jakarta. "Dulu saya juga mendorong Foke, dan saya tidak punya kepentingan apa-apa," jelasnya.

Selain belajar kemacetan, Ahok juga belajar bagaimana mengatasi banjir. JK sendiri memberi masukan yang cukup sederhana kepada Ahok, tentang bagaimana JK membagikan cangkul untuk warga Jakarta Utara. Menurut Ahok, itu adalah langkah sederhana, tapi sangat bernilai untuk membangkitkan kembali semangat gotong royong warga Jakarta.

Jika dilantik nanti, Ahok mengaku akan lebih senang tinggal di rumah pribadi. Ahok juga menerima saran dari JK, untuk tidak terlalu jauh melampaui wewenang Jokowi, saat dirinya dilantik nanti menjadi wakil gubernur. "Yang terpenting, saya akan berada di belakang Pak Jokowi, untuk mendukung program-program beliau," jelas Ahok.

Pada Pemilihan Umum Kepala Daerah DKI Jakarta, 20 September lalu. Beberapa lembaga penghitungan cepat atau Quick Count di Indonesia, merilis hasil yang nyaris sama, kemenangan Jokowi-Ahok atas rivalnya yang juga calon gubernur petahana, Fauzi Bowo-Nachrowi. Salah satunya, Jaringan Suara Indonesia merilis, Jokowi-Ahok unggul dengan perolehan suara 53,24 persen suara, sedangkan Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli, 46,76 persen. (asw/yun)

Sumber : http://www.fajar.co.id/read-20120923232616-jk-tuntaskan-monorail
Related Posts : bagaimana , count , indonesia , jakarta , jusuf , kemacetan , kepentingan , mendorong , pemilihan , quick , wakil

Tidak ada komentar :

Posting Komentar