Selasa, 31 Juli 2012

Busway, jalur tengkorak bagi pemotor di Jakarta

Istilah jalur tengkorak biasanya akrab pada jalan-jalan lintas provinsi. Tapi kini, jalur yang dianggap selalu menimbulkan kecelakaan dan memakan korban itu juga ada di Jakarta.

Jalur tengkorak versi Jakarta agak berbeda dengan yang biasanya kita jumpai di daerah. Sebab di Jakarta, jalur tengkorak justru bisa kita temui di sisi kanan beberapa ruas jalan ibu kota.

Seperti apa jalur tengkorak model kota metropolitan? Dan di mana saja letaknya.

Sebenarnya jalur tengkorak yang dimaksud adalah jalur khusus bus Transjakarta yang ada di 11 ruas jalan Jakarta. Kenapa dikatakan jalur tengkorak, sebab kecelakaan yang berujung pada hilangnya nyawa seseorang belakangan menjadi insiden yang biasa terjadi.

Sulit juga menyimpulkan siapa yang salah. Sebab, pemotor juga nekat menyerobot jalur Transjakarta karena tak sanggup menghabiskan waktu berjam-jam akibat terjebak kemacetan panjang.

Seperti sebutannya jalur khusus, maka seharusnya hanya bus Transjakarta dan kendaraan yang sifatnya emergency-lah yang bisa melintas di jalanan itu. Tapi apa daya, kini bus Transjakarta mau tidak mau, suka tidak suka harus berbagai jalan dengan puluhan pemotor yang menyerbot juga mobil pribadi.

Akibat dari banyaknya sepeda motor di jalur itu, kerab kali pramudi tak dapat mengontrol laju bus nya. Alhasil, pemotor itu tertabrak dan tewas.

Bukan hanya pemotor yang berada di jalur khusus itu, yang di jalur bebas pun bisa saja meregang nyawa di jalur busway. Biasanya itu terjadi karena posisi sepeda motor yang terlalu mepet ke separator busway, kemudian tersenggol mobil yang melintas. Akhirnya terjatuh ke jalur Transjakarta, dan tertabrak bus.

Selain itu, angka kecelakaan di jalur busway bertambah banyak karena ulah para pejalan kaki yang memilih menyeberang bebas. Jembatan Penyebarangan Orang (JPO) yang dibuat dinas terkait nyatanya tak menjadi alternatif buat warga karena dinilai terlalu merepotkan.

Tapi kesalahan tak selamanya karena ulah warga. Acap kali pramudi yang kurang lihai, asyik bertelepon atau memacu dengan kecepatan tinggi lah yang menyebabkan tabrakan. Merasa jalur itu khusus, pramudi seakan tak sadar bahwa kecepatan bus sesuai aturan harus diantara 50-60 km/jam.

Kepala BLU Transjakarta M Akbar beberapa waktu lalu mengaku telah menyikapi tegas pada awaknya yang dianggap ugal-ugalan saat mengemudi. Bahkan kala itu Akbar siap memecat pramudi yang dianggap melanggar peraturan yang diterapkan BLU sebagai manajemen pengelola.

"Terkait pramudi, kami sedang siapkan mekanisme penilaian, di mana setiap harinya kita akan melakukan pengawasan harian, lalu tiap bulan ada rapor, dan kalau hasilnya merah tentu akan dipinggirkan," kata Kepala BLU TransJakarta, M Akbar, beberapa waktu lalu.

Kala itu Akbar juga berpendapat, memang tidak seharusnya sopir mengemudi dengan ugal-ugalan meskipun bus ini memiliki jalur khusus.

"Ya saya setuju bahwa pramudi busway harus mengikuti ketentuan dalam mengemudi bus. Tapi perlu dilihat juga ada beberapa faktor yang sebabkan kecelakaan itu," ungkapnya.

Wacana untuk menekan angka kecelakaan di jalur busway pun lantas bermunculan. Mulai dari memasang portal yang dijaga petugas, meninggikan separator sampai memagar jalur. Namun dari semua impian itu hanya pemasangan portal yang berhasil diterapkan. Itu pun tetap tak berjalan maksimal karena kendaraan yang menyerobot jauh lebih banyak.

Kalau sudah begini siapa yang harus disalahkan?

Berikut hasil rangkuman merdeka.com terkait kecelakaan di jalur Transjakarta yang terjadi selama bulan Juni-Juli 2012 ini :

1. Bus TransJakarta di koridor VIII Lebak Bulus-Harmoni menabrak seorang pemotor di kawasan Jalan Slipi, Jakarta Barat pada Sabtu 9 Juni 2012. Untungnya pengemudi motor hanya mengalami luka ringan.

2. Bus Transjakarta menabrak sepeda motor di kawasan Salemba, Jakarta Pusat pada 7 Juli 2012. Pemotor tewas.

3. Bus Transjakarta menabrak bocah bernama Adam (10) pada Jumat 13 Juli 2012, di kawasan Jalan Mampang, Jakarta Selatan. Saat itu Adam tengah menyebrang tanpa didampingi siapa pun. Adam pun tewas seketika. Melihat kejadian itu, warga mengaku memecahkan kaca bus dan mencoreti dengan cat pilox.

4. Bus Transjakarta koridor VIII (Harmoni-Lebak Bulus) kembali menabrak pejalan kaki di kawasan Duri Kepa, Jakarta Barat pada Sabtu 14 Juli 2012. Korban langsung dibawa ke rumah sakit RS Puri Mandiri untuk mendapat penanganan.

5. Bus Transjakarta bernomor polisi B 74850 SZ menabrak seorang penyeberang jalan, Supriyadi (22) di Jalan Hasyim Ashari, Roxy, Gambir, pada Rabu 18 Juli 2012. Korban yang kritis dibawa ke RS Sumber Waras. Warga yang emosi melihat kejadian itu sempat merusak bus Trans Jakarta itu hingga mengakibatkan kaca samping pecah dan kaca depan retak.

6. Bus Transjakarta menabrak seorang pemotor di Jalan Gajah Mada, Jakarta Pusat pada Minggu 29 Juli 2012.

7. Bus TransJakarta di koridor V jurusan Kampung Melayu-Harmoni menabrak seorang pengendara motor matic Vario, tepatnya di depan Kantor Dinas Olahraga Jalan Jatinegara Timur, Jakarta Timur pada Senin 30 Juli 2012. Korban yang tak sadarkan diri langsung dilarikan ke RS Premier Jatinegara.

Sumber : http://www.merdeka.com/jakarta/busway-jalur-tengkorak-bagi-pemotor-di-jakarta.html

Senin, 30 Juli 2012

Macet Total di Jakarta Bakal Terjadi Tahun 2014

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Lalulintas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Dwi Sigit Nurmantyas mengatakan tahun 2014 nanti, Jakarta akan stagnan dan macet total.

Sigit menjelaskan, tahun 2014 nanti pihaknya memprediknya Jakarta akan stag pasalnya jumlah kendaraan akan semakin bertambah sementara panjang jalan baik itu jalan negara, jalan provinsi, dan jalan kabupaten tidak bertambah.

"Saat ini, kendaraan yang tercatat di Samsat Polda Metro ada 14.097.800, ya hampir 15.000.000 juta. Sementara panjang jalan keseluruhan tidak bertambah yakni 7.714.280 km," tutur Sigit, Minggu (29/7/2012).

Hal yang sama juga diutarakan oleh Kabag Pembinaan Operasional Ditlantas Polda Metro Jaya, AKBP Budiyanto.

"Jakarta ini sudah over kapasitas. Jumlah kendaraan sudah mencapai 15 juta. Nanti 2014 diprediksi macet total," ucap Budiyanto.

Budiyanto mengatakan, dalam sehari STNK yang Samsat Polda Metro mencapai enam ribu STNK. Seribu STNK untuk kendaraan roda empat dan lima ribu STNK untuk kendaraan roda dua.

"Sudah pasti kemacetan akan bertambah karena volume kepemilikan kendaraan pribadi meningkat," kata Budiyanto.

Sumber : http://jakarta.tribunnews.com/2012/07/29/macet-total-di-jakarta-bakal-terjadi-tahun-2014

Jumat, 27 Juli 2012

Pendapatan Anak Jalanan Rp1,2 Juta Sebulan

Jangan memberikan uang kepada anak jalanan karena menimbulkan masalah baru bagi mereka.

Kampanye bertemakan "Stop Beri Uang dan Jadilah Sahabat Anak Jalanan", yang bertujuan agar masyarakat berhenti memberikan uang pada anak jalanan masih terus berlangsung di Jakarta.

"Jalanan bukan tempat yang layak untuk anak-anak. Ketika kita memberikan uang, maka mereka akan merasa betah di jalan karena bisa mendapatkan uang dengan cara yang instan," kata pengurus Yayasan Komunitas Sahabat Anak, Alles Saragi di Jakarta, Kamis.

Yayasan Sahabat Anak itu, yang merupakan sebuah komunitas peduli anak telah lama melangsungkan kampanye tersebut dan akan terus dilakukan secara berkelanjutan.

Menurut Alles, sebagian besar anak jalanan memiliki pola pikir jangka pendek. Mereka cenderung memikirkan kehidupan mereka sehari-hari, bagaimana caranya mereka bisa mendapat uang untuk makan. Penghasilan mereka pun cukup tinggi, dalam sehari mereka bisa mengumpulkan uang hingga Rp200.000.

"Ini yang membuat mereka senang berada di jalanan, sebulan mereka bisa memiliki penghasilan hingga Rp1,2 juta. Mereka jadi malas beranjak karena mereka sudah mengerti arti uang," katanya.

Menurut Alles, tempat mereka sebenarnya bukanlah di jalanan untuk bekerja. Mereka tidak tahu sebenarnya mereka memiliki hak untuk mendapatkan pendidikan dan cita-cita. Jika masyarakat ingin membantu menyejahterakan anak-anak jalanan bukan dengan memberi mereka uang. Tetapi membantu mereka mencapai masa depan lebih baik.

"Jangan memberikan uang kepada anak jalanan, sebagian orang berpikir itu dapat membantu mereka, padahal itu bisa menimbulkan masalah baru bagi mereka." ucapnya.

Sumber : http://www.beritasatu.com/megapolitan/62324-pendapatan-anak-jalanan-rp1-2-juta-sebulan.html

Kamis, 26 Juli 2012

Setiap hari, 6 ribu kendaraan baru perparah macet Jakarta

Makin hari kemacetan di Jakarta semakin parah. Hal ini tidak sebanding dengan pertumbuhan ruas jalan.

Salah satu penyebab kemacetan karena dewasa ini warga semakin mudah memperoleh kendaraan roda dua maupun roda empat. Berbagai perusahaan leasing pun turut membuka jalan dengan menawarkan down payment (DP) dengan angsuran yang rendah. Alhasil, masyarakat kalangan menengah ke atas semakin sulit merubah kebiasaan untuk beralih ke angkutan umum.

Kabag Pembinaan Operasional Ditlantas Polda Metro Jaya AKBP Budiyanto pun membenarkan lalu lintas Jakarta kini semakin kacau. Tak hanya di ruas-ruas jalan protokol, jalan lingkungan pun kemacetan sudah tak bisa dihindari.

"Iya memang benar, sekarang masyarakat lebih memilih menggunakan kendaraan pribadi daripada angkutan umum," kata Budiyanto saat dihubungi saat dihubungi wartawan, Kamis (26/7).

Budiyanto menambahkan, setiap harinya Ditlantas Polda Metro menerbitkan Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK) hingga enam ribu lebih. Dengan jumlah STNK yang paling banyak terbit adalah untuk kendaraan roda dua.

"Seribu roda empat dan lima ribu roda dua," tambahnya.

Ditlantas Polda Metro Jaya pun akan berusaha membujuk warga untuk bisa beralih ke kendaraan umum seperti Transjakarta.

"Fungsi busway itu kan salah satunya agar masyarakat beralih untuk menggunakan angkutan umum daripada kendaraan pribadi, jadi bisa mengurangi kemacetan," kata Wakil Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya, AKBP Wahyono, beberapa waktu lalu.

Salah satu langkah untuk mengurangi kemacetan di Jakarta yang tengah dikaji Ditlantas adalah terus berupaya melakukan sterilisasi jalur bus Transjakarta dan meninggikan separator 50 sentimeter agar tidak ada lagi yang menerobos jalur khusus itu.

"Jadi kan kalau separator tinggi tidak ada yang menerobos masuk jalur busway, nah kan ruas jalan di sampingnya terjadi penumpukan kendaraan pribadi. Mudah-mudahan melihat jalur pribadi yang macet sedangkan jalur busway tidak, jadi masyarakat akan beralih untuk menggunakan angkutan umum lagi," terang Wahyono.

Sumber : http://www.merdeka.com/jakarta/setiap-hari-6-ribu-kendaraan-baru-perparah-macet-jakarta.html

Rabu, 25 Juli 2012

Nasib "Romusa" Cililitan

KOMPAS.com — "Sering kali kau merendahkanku, melihat dengan sebelah bola matamu, aku bukan siapa-siapa." Lirik lagu salah satu kelompok musik terkenal Ibu Kota tersebut mengalir sumbang, dipadu genjrengan gitar kecil milik Diwa Pinasdi (15).

Menjelang adzan maghrib, remaja putus sekolah itu masih saja mengamen di salah satu ruas jalan di persimpangan Cililitan, Jakarta Timur.

"Ngamen sejak kelas 2 SD. Ya pengin aja. Penginnya keluar rumah aja," ujarnya saat ditemui pada Senin (23/7/2012) malam.

Senada dengan anak jalanan kebanyakan, Diwa berasal dari keluarga romusa. "Rombongan orang susah," ujarnya santai disertai sesungging senyum. "Kakak saya satu, satpam, adik dua masih kecil-kecil," katanya.

Sehari-hari, ayahnya bekerja sebagai sopir angkutan umum 06 jurusan Pasar Rebo-Cililitan, sementara sang ibu hanya ibu rumah tangga biasa.

Selain mengamen, Diwa mengaku kerap jadi "atlet lari" dadakan ketika berhadapan dengan Satpol PP. "Lumayan, biar bapak enggak berat-berat amat. Gua kan bisa makan sendiri," ujarnya.

Segelas teh manis dicampur es ditenggaknya. Menyegarkan kerongkongan yang dipakainya untuk jual suara, sejak pukul 09.00 pagi. Sejenak, gitar kecil yang dibelinya sendiri itu disandarkan di taman kecil di persimpangan Cililitan, tempat ia biasa mangkal bersama belasan remaja dan anak seprofesi.

Ketika ditanya sampai kapan akan mengamen, dia sedikit tersentak dan diam. "Maunya sampai dapat kerja. Kerja dagang aja di pasar induk," lanjut remaja yang semula bercita-cita sebagai pilot tersebut.

Rentan berhadapan dengan hukum

Ketua Umum Komnas Perlindungan Anak (Komnas PA) Arist Merdeka Sirait mengungkapkan, anak dengan latar belakang ekonomi menengah ke bawah, seperti Diwa, rentan terhadap kasus anak yang berhadapan dengan hukum.

Dengan latar belakang demikian, terlebih pengawasan orangtua lemah, sang anak menghadapi tantangan hidup sendirian.

Berdasarkan data yang dimilikinya, setidaknya tercatat 788 kasus anak berhadapan dengan hukum. Sebanyak 759 anak laki-laki, sementara 29 perempuan dengan klasifikasi usia paling banyak antara 13 tahun dan 17 tahun dan sebanyak 9 orang berusia 6-12 tahun.

"Kasus yang paling banyak 312 kasus, disusul kekerasan 128 kasus, senjata tajam 119 kasus, narkoba 79 kasus, perjudian 37 kasus, pelecehan seksual 24 kasus, pembunuhan 6 kasus, dan penculikan 2 kasus," paparnya.

Untuk pengamen jalanan, ia setuju dengan langkah pemerintah dengan melakukan langkah represif, memasukkan anak-anak jalanan ke panti dinas sosial.

Menurut Arist, langkah tersebut tidaklah masalah, asalkan, pembinaan di dalam panti tersebut benar-benar dilakukan secara serius.

"Ya harus dibina sesuai spesifikasi mereka. Jangan malah dipidana. Kalau dipidana, mereka akan belajar kriminal lebih canggih lagi," lanjutnya.

Sumber : http://megapolitan.kompas.com/read/2012/07/24/17322062/Nasib.Romusa.Cililitan

Selasa, 24 Juli 2012

Bocah Bertarung Hidup di Gemerlapnya Jakarta

Jakarta Tak semua anak bisa merayakan peringatan Hari Anak Nasional. Febry (15) salah satunya. Remaja ini harus bertarung hidup ditengah gemerlapnya Jakarta dengan mengamen.

Selama bertahun-tahun Febry harus merasakan teriknya matahari dan tebalnya asap knalpot demi melanjutkan hidupnya. Dia biasa mengamen di sekitar Cililitan, Jakarta Timur. Meski begitu ia masih menyimpan harapan untuk dapat bersekolah.

"Saya juga inginnya bisa sekolah, ingin meneruskan cita-cita saya sebagai TNI supaya bisa melindungi rakyat dan banggain orangtua saya," ujar Febry saat ditemui detikcom di seputaran Pusat Grosir Cililitan (PGC), Cililitan, Jakarta Timur, Rabu (23/7/2012).

Febry mengaku setiap harinya ia berangkat dari kontrakannya di daerah Condet sejak pukul 06.00 WIB kemudian memutari kawasan PGC. Terkadang ia harus mengamen di beberapa angkutan umum jurusan Pasar Minggu dan kembali ke PGC menjelang petang.

Tak berhenti di situ, Febry masih terus mengamen hingga pukul 22.00 WIB di kawasan pusat perbelanjaan tersebut. Penghasilannya sehari rata-rata berkisar antara Rp 15.000 hingga Rp 20.000.

"Tapi kalau sekarang lagi sepi, enggak macet," kata Febry yang mengaku hari ini hanya mendapatkan Rp 8.000," ujarnya..

Tak berapa lama adzan Maghrib berkumandang, Febry pun lekas meminta izin untuk membeli semangkuk Soto Ayam untuk berbuka puasa dengan hasil ngamennya tadi. Rupanya satu mangkuk Soto itu tak hanya dinikmati oleh Febry sendiri. Ia bersama kawan-kawan pengamen lainnya ikut mengeroyok semangkuk Soto Ayam yang terlihat masih panas itu.

"Dulu saya sempat tidak ngamen karena dimarahi orangtua," cerita Febry usai berbuka puasa. Ia pun sempat ikut orang lain berjualan buah Duren.

"Kadang kalau lagi sepi saya melamun suka kangen kumpul bareng anak-anak jalanan lain, karena disitu saya merasakan senang maupun susah," sambungnya.

Selama menjadi pengamen, Febry mengaku belum pernah terjaring razia penertiban oleh Satpol PP. Namun adiknya yang juga seorang pengamen sudah pernah terjaring razia sebanyak 4 kali. Untuk membebaskan adiknya, Febry harus merogeh kocek yanng cukup dalam.

"Terakhir saya tebus bayar Rp 200.000. Adik saya juga cerita kalau ada pengamen yang meninggal di panti di daerah Cipayung karena sakit. Tapi orangtuanya tidak tahu akhirnya dikubur massal gitu saja," kata Febry yang menyesalkan kejadian tersebut.

Febry sendiri berharap ada perubahan perilaku Satpol PP dalam menertibkan para pengamen. "Jangan dipukul, kan bisa bilang baik-baik jangan ngamen, kita juga mengerti," pinta Febry.

Di Hari Anak Nasional ini, Febry berharap bisa mencicipi kebahagian seperti yang dirasakan anak-anak lain. "Berkumpul bersama keluarga, mendapat pelukan dan kasih sayang orangtua. Tapi itu tidak mungkin karena saya bekerja untuk membantu orang tua saya," tutupnya dengan pandangan mata nerawang jauh ke depan.

Sumber : http://news.detik.com/read/2012/07/24/065020/1972933/10/bocah-bertarung-hidup-di-gemerlapnya-jakarta?9911012

Senin, 23 Juli 2012

METRO 3 Pola Kemacetan Jakarta Selama Ramadan

VIVAnews - Polda Metro Jaya sudah memprediksi majunya waktu kemacetan saat bulan Ramadan. Hal itu menyesuaikan dengan waktu masuk dan pulang para pekerja. Karena itu polisi menurunkan personel di lapangan lebih cepat dari jadwal biasanya.

Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Dwi Sigit Nurmantyas, menjelaskan selama ini memang sudah ada pembagian tugas di lapangan. Namun, dengan adanya majunya jam macet maka pembagian tugas juga kembali diubah.

Sigit menambahkan, ada tiga shift untuk petugas berjaga dalam mengatur lalu lintas Jakarta. Seluruh personel disebar di beberapa lokasi yang dinilai rawan kemacetan.

"Tidak ada perubahan, namun beberapa lokasi yang dinilai rawan menimbulkan simpul baru kemacetan akan ditempatkan personel. Dalam melakukan penjagaan ini, kami mengharapkan masyarakat juga mengerti akan pentingnya disiplin berlalulintas," ujar Sigit kepada VIVAnews, Senin 23 Juli 2012.

Menurutnya, ada tiga pola kemacetan saat bulan Ramadan, minggu pertama masyarakat akan berbondong-bondong pulang ke rumah pada jam yang sama sehingga kepadatan akan melanda Jakarta.

Pekan kedua, biasanya warga akan melakukan acara buka bersama sehingga parkir restoran akan penuh. Akibatnya kendaraan tumpah ke jalan yang berimbas dengan menyempitnya jalan.

Minggu ketiga, tepatnya menjelang Idul Fitri, masyarakat akan menyerbu pusat-pusat perbelanjaan. "Sehingga kemacetan akan terjadi pada jalan menuju atau yang berdekatan dengan pusat perbelanjaan," Sigit menjelaskan.

Sumber : http://us.metro.news.viva.co.id/news/read/337786-3-pola-kemacetan-jakarta-selama-ramadan

Jumat, 20 Juli 2012

Kemacetan di Tanah Abang Kian Menjadi-jadi

JAKARTA, KOMPAS.com - Keramaian di sekitar kawasan Tanah Abang Jakarta meningkat. Pada Kamis (19/7/2012) ini, arus lalu lintas yang akan menuju Tanah Abang dari arah Casablanca, macet panjang.

Kemacetan yang terjadi hingga jembatan layang di depan TPU Karet Bivak itu, disebabkan antrean kendaraan yang akan memasuki kawasan Pasar Tanah Abang.

Menjelang awal puasa ini, Pasar Tanah Abang dipenuhi pengunjung yang berbelanja berbagai kebutuhan untuk Ramadhan.

Sumber : http://megapolitan.kompas.com/read/2012/07/19/16395914/Kemacetan.di.Tanah.Abang.Kian.Menjadi-jadi

Kamis, 19 Juli 2012

Macet bikin kantong negara bocor Rp 128 triliun

JAKARTA. Ketua Dewan Transportasi Kota Jakarta (DTKJ), Tigor Nainggolan menyatakan, negara telah merugi Rp 128 triliun akibat kemacetan yang terjadi di Ibukota Jakarta. Salah satu sumber kerugian negara itu berasal dari subsidi bahan bakar minyak (BBM) yang dipakai sia-sia akibat kendaraan terjebak macet.

Tigor bilang, apabila Rp 128 triliun itu dipergunakan untuk pembangunan dan pengembangan sarana dan transportasi umum, maka masalah kemacetan di Jakarta bisa lebih terurai. Sebab, banyak pengguna kendaraan pribadi akan beralih kepada angkutan umum.

"Penyumbang kemacetan ini berasal dari tidak seimbang-nya jumlah kendaraan dengan pembangunan jalan. Hal ini harus disiasati dengan mengupayakan peralihan ke moda angkutan umum," kata Tigor di Jakarta, Rabu (18/7).

Salah satu solusi dari DTKJ untuk angkutan umum itu adalah; memaksimalkan angkutan Transjakarta dengan cara membangun jalan layang khusus. Tigor bilang, angkutan Transjakarta dengan sarana jalan dan bus yang memadai, akan meningkatkan jumlah penumpangnya.

Selain itu, DTKJ juga mengusulkan untuk menekan penggunaan kendaraan pribadi dengan cara memberlakukan tarif parkir yang mahal. Cara ini dinilai Tigor ampuh untuk menekan kemacetan, dan bisa mengurangi kerugian negara setidaknya 50%.

Sumber : http://industri.kontan.co.id/news/macet-bikin-kantong-negara-bocor-rp-128-triliun

Rabu, 18 Juli 2012

Penyebab Kemacetan Kota Jakarta

JAKARTA - Kemacetan yang terjadi di ibu kota disebabkan oleh kegemaran masyarakat menggunakan kendaraan pribadi dibandingkan angkutan umum. Kondisi fisik angkutan umum serta pelayanan yang didapat ketika menggunakan angkutan umum menjadi salah satu alasan utama masyarakat memilih kendaraan pribadi.

Staf pengajar Fakultas Teknik Program Studi Teknik Sipil Universitas Atmajaya, Yogyakarta Imam Basuki mengungkapkan, untuk mendukung sistem angkutan umum, khususnya angkutan perkotaan yang memenuhi keinginan masyarakat perlu kiranya dilakukan penyeragaman kualitas dalam pemberian pelayanan. Dalam disertasinya berjudul "Pengembangan Indikator dan Tolok Ukur Untuk Evaluasi Kinerja Angkutan Umum Perkotaan" untuk meraih gelar doktor di Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta Imam mengungkapkan, kualitas pelayanan angkutan umum perkotaan mestinya bisa memperlihatkan adanya ukuran yang harus dipenuhi dalam memberikan pelayanan.

"Hal inilah yang membuat masyarakat kota cenderung menggunakan kendaraan pribadi dibanding angkutan umum. Karenanya dalam Masterplan Perhubungan Darat tahun 2005, transportasi perkotaan dikembangkan dengan tujuan menciptakan keseimbangan antara sistem angkutan umum dan pergerakan kendaraan pribadi," tutur Imam, seperti dinukil dari laman UGM, Selasa (17/7/2012).

Imam mengungkapkan, pengembangan sistem angkutan umum dan pergerakan kendaraan pribadi perlu dikembangkan secara terencana, terpadu antar berbagai jenis moda transportasi sesuai dengan besaran kota, fungsi kota, dan hirarki fungsional kota dengan mempertimbangkan karakteristik dan keunggulan karakteristik moda, perkembangan teknologi, pemakaian energi, lingkungan, dan tata ruang. Untuk itu guna memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat dan mampu berkompetisi dengan kendaraan pribadi, perlu dibuat indikator dan tolok ukur yang diperlukan bagi pelayanan angkutan umum perkotaan. "Mestinya kebijakan pembangunan transportasi darat dapat mendorong penggunaan angkutan massal untuk menggantikan kendaraan pribadi diperkotaan sebagai upaya pelaksanaan pembatasan kendaraan pribadi," ujarnya menambahkan.

Dari hasil penelitian yang dilakukan dengan membuat model aplikasi penilaian guna mempermudah proses evaluasi kinerja pelayanan angkutan umum perkotaan, aplikasi penilaian untuk bus reguler dan BRT modified di kota Yogyakarta dan untuk dikembangkan di kota-kota lain yang sejenis (kota besar dan kota kecil), Iman berkesimpulan, kualitas pelayanan angkutan umum perkotaan rendah dikarenakan permasalahan ketidakseimbangan antara sarana dan prasarana yang ada serta tidak dilakukan dengan baik manajemen perencanaan, penerapan, dan evaluasi. Sementara indikator pelayanan angkutan reguler dan BRT modified sama.

Indikator kinerja pelayanan angkutan umum perkotaan sebanyak 24 buah, dirangkum menjadi tujuh faktor besar yaitu aksesibilitas, kehandalan/ketepatan, keselamatan, kenyamanan, pentarifan, prasarana dan sarana. "Tolok ukur angkutan reguler dan BRT modified relatif sama, hanya saja untuk tolok ukur formasi tempat duduk (kenyamanan), tarif perjalanan (pentarifan), kriteria bangunan halte dan ukuran halte (prasarana) berbeda. Juga perbedaan pada tingkat kepentingan masing-masing indikator," pungkas pria kelahiran Purworejo, 6 April 1966 itu.(mrg)

Sumber : http://kampus.okezone.com/read/2012/07/17/373/664469/penyebab-kemacetan-kota-jakarta

Selasa, 17 Juli 2012

Perubahan Jam Macet Jakarta Saat Ramadan

VIVAnews - Polisi memprediksi kemacetan di Jakarta akan berubah pada saat bulan Ramadan. Sebab kantor-kantor memberikan kelonggaran waktu masuk dan pulang kerja untuk karyawannya.

Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Dwi Sigit Nurmantyas, mengungkapkan biasanya kemacetan sewaktu berangkat kerja tidak terlalu signifikan. Yang berubah justru jam pulang kerja.

"Kemacetan bergeser menyesuaikan adanya perubahan jam pulang kerja selama bulan puasa," ujar Sigit kepada VIVAnews. Menurutnya, jalanan Jakarta akan sedikit berkurang kepadatannya pada saat jam makan siang.

Kepala Bagian dan Pembinaan Operasional Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya, Ajun Komisaris Besar Budiyanto, menambahkan kemacetan pulang kerja yang biasanya dimulai pada pukul pukul 17.00 WIB akan bergeser ke pukul 16.00 WIB. Kemacetan di Jakarta dan sekitarnya terjadi lebih awal karena warga pulang lebih cepat untuk buka puasa.

Dan kalau biasanya pukul 18.00 WIB jalan dipenuhi kendaraan. Pada bulan Ramadan ini tidak terlalu padat. "Diperkirakan macet mencair pada pukul 19.30 WIB yang sebelumnya jam 22.00 WIB baru mencair," jelas Budi.

Polda juga mengimbau pengelola pusat belanja tidak membiarkan parkir liar beroperasi. Itu supaya tidak memperparah kemacetan. (umi)

Sumber : http://us.metro.news.viva.co.id/news/read/335935-perubahan-jam-macet-jakarta-saat-ramadan

Senin, 16 Juli 2012

Hari Pertama Sekolah, Jakarta Macet Parah

VIVAnews - Arus lalu lintas di Jakarta dan sekitarnya terpantau padat pagi ini, Senin 16 Juli 2012. Tingginya volume kendaraan menjadi penyebab beberapa ruas jalan utama mengalami kemacetan parah. Petugas TMC Polda Metro Jaya, Briptu Arief, mengatakan tingginya volume kendaraan pagi ini juga disebabkan para murid kembali masuk sekolah di tahun ajaran baru.

Dia menyebut, kendaraan dari arah Cengkareng menunju Grogol padat mulai dari Jembatan Gantung. Kemudian lalu lintas di Kalimalang Raya tersendat di kedua arus. "Lanjut dari Kalibata arah Pancoran padat merayap," kata Arif kepada VIVAnews.

Buncit Raya arah Mampang padat begitu juga arah Ragunan. "Sudirman ke arah Bundaran HI macet," ucap dia. Flyover Kampung Melayu arah Casablanca padat hingga Mal Ambassador. Kemacetan diperparah oleh adanya penyempitan jalan akibat pembangunan jalan layang.

Selanjutnya perempatan Gunung Sahari arah Kemayoran macet akibat imbas rambu lalu lintas. Kepadatan juga terpantau di Terminal Kampung Ramputa dari arah Pasar Rebo.

Sementara itu beberapa ruas tol menuju Ibukota juga mengalami kemacetan. Seperti disampaikan petugas Jasa Marga, Ika, untuk saat ini Tol Dalam Kota padat dari Gerbang Cillitan dan Halim.

Kendaraan yang menuju Grogol tersendat sampai keluar Kuningan. Arah sebaliknya macet dari Grogol sampai Slipi. Di ruas Tol Jagorawi padat mulai dari Taman Mini sampai Cililitan. " Macet dari Km 05-Km 00," kata Ika.

Sedangkan di Tol Wiyoto Wiyono, macet arah Tanjung Priok sampai Kebon Kanas. Lanjut selepas Kebon Nanas hingga pintu keluar tol Rawamangun macet karena ada bus Mayasari yang mogok. Kemudian untuk yang keluar Gedong padat mulai dari Ancol.

Tol Cikampek macet dari Jati Bening sampai Halim. Untuk Tol Tangerang arah Jakarta macet dari sekitaran Kembangan sampai Tomang. Ruas JORR, macet mulai Bambu Apus sampai keluar Gedong. Lalu kisaran veteran padat sampai Km 16 sebelum Pondok Ranji padat karena ada kecelakaan tunggal mobil Kijang. (ren)

Sumber : http://metro.news.viva.co.id/news/read/335703-hari-pertama-sekolah--jakarta-macet-parah

Minggu, 15 Juli 2012

Tiap Tahun Penduduk Jakarta Habiskan Rp 14 Triliun di Jalan Karena Macet

Jakarta - Persoalan infrastruktur jalan di Indonesia masih banyak ditemui di beberapa daerah. Salah satunya di Jakarta, persoalan infrastruktur jalan yang semrawut menyebabkan kemacetan dimana-mana.

Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Infrastruktur, Konstruksi dan Properti, HM Zulkarnain menuturkan, gara-gara macet, para pengendara kendaraan baik motor atau mobil, menghabiskan uangnya sebesar Rp 14 triliun setiap tahun.

"Orang di Jakarta di jalanan mereka habiskan Rp 14 triliun per tahun, harusnya dia cuma habiskan 1 liter bensin untuk perjalanannya, ini bisa jadi 3 liter gara-gara macet, high cost kan jadinya," ungkap Zulkarnain saat dihubungi detikFinance, Rabu (11/7/12).

Saat ini, Zulkarnain mengungkapkan kecepatan yang ditempuh pengendara mobil sekitar 30 km/jam karena kemacetan, parahnya, apabila belum ada solusi untuk persoalan infrastruktur ini, pada tahun 2015, hanya 5 km/jam kecepatan rata-rata yang bisa ditempuh oleh sebuah mobil.

"Jakarta kita rata-ratakan sekarang 30 km/jam karena diakibatkan kemacetan, kemungkinan 5 km/jam di 2015 sampai 2020, seiring meningkatnya volume kendaraan," tambahnya.

Pembangunan jalan tol yang mandek hingga sekarang, adalah salah satu faktor terjadinya kemacetan. Zulkarnain mengatakan, negara kita hanya memiliki ruas jalan tol sepanjang 700 km yang terbagi 85% di Pulau Jawa, dan 15% di luar Pulau Jawa.

"Kita punya jalan tol 700 km, di jawa 85 % 15%. Bayangkan dengan di China, Malaysia ribuan kilometer, infrastruktur kita kacau," ungkapnya.

Lebih lanjut dia menambahkan, proyek monorail pun saat ini tak kunjung selesai.

"Monorail nggak ada di depan kita. Kenapa kita nggak lanjutkan monorail, karena itu kalau nanti gubernur terpilih, monorail lanjutkan, kereta api antar provinsi selesaikan. Harus ada keberanian dari seorang pemimpin," pungkasnya.

Sumber : http://finance.detik.com/read/2012/07/12/082625/1963283/4/tiap-tahun-penduduk-jakarta-habiskan-rp-14-triliun-di-jalan-karena-macet

Kamis, 12 Juli 2012

Golput di Pilgub DKI Capai 30%

JAKARTA--MICOM: Pusat Kajian Kebijakan dan Pembangunan Strategis (Puskaptis) menemukan tingkat warga masyarakat yang tidak memilih (golput) pada Pemilihan Gubernur (Pilgub) DKI Jakarta 2012 mencapai sekitar 30%.

Hal itu, menurut Direktur Eksekutif Puskaptis Husin Yazid di Jakarta, Rabu (11/7), berdasarkan penghitungan cepat (quick count) Puskaptis.

Jumlah golput itu, lanjut Husin, tersebar di berbagai usia, baik yang pemula maupun yang sudah berumur. Wilayah Jakarta Selatan merupakan daerah yang cukup banyak pemilih golput karena tingkat ekonomi tinggi. Sedangkan tingkat partisipasi tinggi dari pemilih di wilayah Jakarya Timur, Jakarta Utara, dan Jakarta Pusat.

Ia menyebutkan rendahnya pemilih golput ini juga dikarenakan masyarakat menginginkan perubahan, baik dari figur dan program kerja, seperti penanganan banjir serta macet yang menjadi problematika Jakarta. "Calonnya ada enam dan sebarannya merata," ujarnya. (*/OL-04)

Sumber : http://www.mediaindonesia.com/read/2012/07/11/332547/289/101/Golput-di-Pilgub-DKI-Capai-30

Rabu, 11 Juli 2012

Janji Manis Serba Gratis Para Cagub

Kemacetan menjadi salah satu isu utama kampanye Pilkada Jakarta 2012. Menjelang pemilihan gubernur DKI hari Rabu ini, Jakarta dibanjiri kata-kata “bebas” dan “gratis”. Para calon gubernur menjanjikan pendidikan gratis, perawatan kesehatan gratis, dan kota yang bebas macet, serta tentunya bebas banjir. Di ibu kota yang berpenduduk lebih dari 10 juta jiwa ini, masih banyak warga yang skeptis. Tapi hal itu tak menggentarkan para kandidat yang berupaya memenangkan pemilihan gubernur tanggal 11 Juli nanti. Hasil pemilu diperkirakan bisa didapat tanggal 19 Juli. Saat ini, pendidikan dasar sembilan tahun sudah digratiskan oleh pemerintah. Rakyat juga bisa mendapat layanan kesehatan cuma-cuma jika menunjukkan surat keterangan tidak mampu. Tapi para cagub menjanjikan hal lebih. Para kandidat berjanji memberikan pendidikan gratis sampai tingkat sekolah menengah atas. Salah satu calon, Hidayat Nur Wahid dari Partai Keadilan Sejahtera, bahkan sempat berkomentar bahwa sekolah swasta pun seharusnya gratis. Adapun Alex Noerdin, calon yang diusung Partai Golkar, berkata warga Jakarta tak perlu membawa surat miskin untuk bisa mendapat layanan kesehatan gratis. KTP saja sudah cukup, ujarnya. “Kehidupan rakyat miskin sudah dipersulit oleh persyaratan surat miskin itu, yang pengurusannya justru membutuhkan uang,” kata Alex belum lama ini seperti dikutip Antara. Alex juga menjanjikan SIM gratis, surat nikah gratis, serta asuransi jiwa gratis. Ia juga mengklaim bisa memecahkan masalah kemacetan dan banjir Jakarta dalam tiga tahun masa jabatan. Fauzi Bowo, gubernur yang masih menjabat, malah menyatakan hanya perlu dua setengah tahun lagi untuk mengurai masalah-masalah itu. Fauzi yang akrab disapa Foke ini adalah kandidat dari Partai Demokrat. Sebuah survei yang dilakukan belum lama ini memang menunjukkan banjir dan macet adalah dua isu yang menjadi perhatian utama para pemilih.

Joko Widodo atau Jokowi, calon lain yang sebelumnya terkenal berkat kiprahnya sebagai wali kota Solo, berkata akan mengerahkan 1.000 bus tambahan untuk sistem TransJakarta yang memakai jalur busway. Jokowi mendapat keluhan bahwa bus-busnya selama ini terlalu penuh dan membuat penggunanya mengantre lama.

Calon independen Hendardji Soepandji berjanji akan membagikan beras gratis untuk rakyat miskin jika terpilih.

“Janji-janji itu mungkin terkesan populis, tapi saya pikir banyak di antaranya masih realistis, jika kita melihat anggaran tahunan DKI saat ini,” kata Yunarto Wijaya, pengamat politik dari Charta Politika. “Ini hanya soal menentukan prioritas.”

Tentu saja, menukar urutan prioritas berarti dana untuk prioritas saat ini berkurang. Anggaran tahunan Jakarta saat ini hampir mencapai Rp 40 triliun.

Sebuah survei yang dilakukan LP3ES belum lama ini terhadap kelas menengah Jakarta menunjukkan Foke dan Jokowi adalah kandidat paling diminati. Lebih dari 24% responden menyatakan akan memberikan kesempatan lima tahun lagi bagi Foke, sedangkan 23% memilih Jokowi. Masing-masing kandidat lain mendapat kurang dari lima persen.

Sejauh ini diskusi dan kampanye jarang menyentuh isu politik besar seperti hak kaum minoritas, kebijakan ekonomi, dan penerapan nilai-nilai Islami. Dengan demikian, suara yang diberikan pemilih mungkin saja ditentukan oleh barang-barang gratisan yang dibagikan para cagub. Namun, hadiah dan janji-janji yang beredar pun sering terlihat serupa. Pemilih mungkin harus lebih memperhatikan rekam jejak setiap calon yang semuanya “murah hati” ini.

Sumber : http://realtime.wsj.com/indonesia/2012/07/10/janji-manis-serba-gratis-para-cagub/

Selasa, 10 Juli 2012

Sampah, Persoalan Warga Jakarta

Liputan6.com, Jakarta: Sampah masih saja menjadi persoalan bagi warga Jakarta. Selain tidak higienis, sampah yang menumpuk menyebabkan saluran air mampet dan banjir. Pekerjaan rumah bagi Gubernur DKI Jakarta mendatang?

Bisa jadi. Cobalah perhatikan tempat pembuangan akhir (TPA) Bantar Gebang di Bekasi, Jawa Barat. Sejauh mata memandang hanya sampah yang terlihat. Setiap hari, sekitar 6500 ton sampah dari Jakarta dikumpulkan di tempat itu.

Konstribusi terbanyak berasal dari areal permukiman (52,97%), sedangkan sisanya adalah perkantoran (27,35%), industri (8,97%), sekolah (5,32%), pasar (4%), dan lain-lain (1.4%).

Dinas Kebersihan Pemda DKI Jakarta mengeklaim, pengolahan sampah di TPA Bantar Gebang sudah terbilang berhasil. “Akan tetapi, pengelolaan sampah akan jauh lebih baik bila dimulai dari warga,” kata Kepala Dinas Kebersihan Pemprov DKI Jakarta Eko Bharuna.

“Sebagian besar sampah dari Jakarta memang dibawa ke TPA Bantar Gebang,” kata Direktur Walhi Ubaidilah. “Namun, masih ada 20 persen sampah asal Jakarta yang dibiarkan di lokasi.”

Kawasan pinggiran Jakarta masih belum terbebas dari sampah. Masih banyak sampah yang menumpuk di sungai dan selokan, padahal, penanganan sampah merupakan tanggung jawab bersama, termasuk warga.

Di Kampung Ciracas, misalnya, Pemprov DKI Jakarta sudah mendirikan tempat pembuangan sampah sementara (TPS). “Warga mendapatkan insentif dari pengelolaan dan pemanfaatan sampah,” kata Ketua TPS Ciracas Karnan.(SHA)

Sumber : http://berita.liputan6.com/read/418993/sampah-persoalan-warga-jakartahttp://berita.liputan6.com/read/418993/sampah-persoalan-warga-jakarta

Kamis, 05 Juli 2012

Janji Manis Cagub DKI Mulai Tak Realistis

VIVAnews - Janji manis yang diumbar cagub-cawagub untuk mencari dukungan mulai dikritisi. Banyak kalangan yang menganggap tawaran kepada masyarakat sudah tidak realistis. Salah satunya janji pasangan calon yang akan mengratiskan biaya pendidikan sampai perguruan tinggi.

"Bagaimana mungkin bisa merealisasikan janjinya akan membebaskan biaya pendidikan sampai kuliah dengan APBD. Tidak realistis dan tidak mungkin bisa direalisasi," kata Anggota DPD RI asal Jakarta, Pardi SH.

Bukan saja membutuhkan dana yang sangat besar dan jauh dari jangkauan APBD DKI Jakarta, secara regulasi program tersebut juga tidak bisa direalisasikan. Tanggung jawab Pemprov DKI melalui APBD hanya sampai SMA, sementara untuk perguruan tinggi diurus pemerintah pusat atau Dirjen Perguruan Tinggi.

Selasa, 3 Juli 2012 kemarin, Basuki Tjahaya Purnama alias Ahok, pasangan Joko Widodo, menyampaikan bahwa pendidikan gratis di DKI Jakarta seharusnya hingga tingkat perguruan tinggi. Apalagi didukung anggaran pendidikan hingga 28% dari APBD.

"Anggaran pendidikan DKI yang mencapai Rp10 triliun, dan dua kali dari APBD Surabaya, dianggap sangat kecil bila hanya menggratiskan sampai SMA. Harus sampai perguruan tinggi, dengan program beasiswa," kata Ahok.

Menurut Pardi, cukup banyak daerah yang akhirnya mengalami kesulitan karena saat Pikada sudah terlanjur berjanji menggratiskan layanan pendidikan, kesehatan dan sebagainya.

Namun, saat janji itu dituangkan dalam kebijakan, anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) yang ada sangat tidak mencukupi.

Pardi mengkritisi pernyataan Ahok, yang berani menjanjikan pendidikan gratis hingga bangku kuliah kepada masyarakat Jakarta.

"Apakah karena Ahok tidak paham aturan main, tidak mencermati data-data APBD DKI dengan baik, atau karena ingin dilihat sebagai pejuang atau calon pemimpin yang hebat oleh warga Jakarta. Yang pasti janji itu tidak realistis," kata Pardi.

Sebagai wakil masyarakat Jakarta, Pardi menyayangkan dan kaget dengan cara-cara berkampanye asal ucap atau asal janji seperti yang dilakukan sejumlah cagub-cawagub.

"Jangan mengarahkan pemahaman yang keliru kepada masyarakat. Itu cara yang tidak benar, akhirnya yang rugi masyarakat sendiri," katanya.

Selain janji mengenai pendidikan, banyak cagub-cawagub yang mengaku bisa menata Jakarta dengan cepat. Dengan pelayanan kesehatan gratis atau mengatasi macet dan banjir dalam waktu singkat.

"Janji itu mencerminkan, mereka tidak paham masalah Jakarta. Dengan kompleksitas masalah yang ada, tidak akan ada yang bisa menata Jakarta, mengatasi banjir atau macet secara cepat, pasti butuh proses, dan ini yang sedang terjadi," katanya.

Karena itu, Pardi meminta setiap pasangan calon berkampanye dengan sehat dan tidak mengarahkan warga Jakarta kepada pamahaman yang salah demi kepentingan diri sendiri. (adi)

Sumber : http://metro.news.viva.co.id/news/read/332695-janji-manis-cagub-dki-mulai-tak-realistis

Selasa, 03 Juli 2012

Indonesia Surga Limbah Beracun?

Metrotvnews.com, Jakarta: Indonesia seolah menjadi surga limbah beracun. Betapa tidak, lebih dari 300 kontainer memuat limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) tiba di Indonesia selama empat bulan terakhir.

Kasus terbaru yaitu kedatangan 113 kontainer berisi baja batangan yang mengandung limbah di Pelabuhan Tanjung Priuk, Jakarta. Pihak bea cukai lalu mengembalikan kontainer-kontainer itu ke negara asal yakni Belanda dan Australia.

Kepala Bidang Bimbingan Kepatuhan dan Layanan Informasi Bea Cukai Agus Rofiudin mengatakan kerugian lebih mengarah ke inmaterial. Tapi, limbah-limbang itu tak menutup kemungkinan akan merusak lingkungan.

Selain itu, negara-negara Eropa seolah menganggap Indonesia sebagai surga bagi investasi limbah elektronik. Dalam setahun belakangan, Eropa mengirim 10 juta ton limbah elektronik ke Indonesia. Keuntungan limbah itu diperkirakan mencapai 500 ribu dolar AS.

Sementara itu, pemerintah tak tegas menerapkan sanksi hukum pada pelaku impor limbah beracun. Padahal, Indonesia memiliki Undang Undang Lingkungan Hidup dan Undang Undang Pengelolaan Sampah untuk menjerat para pelaku.(RRN)

Sumber : http://www.metrotvnews.com/read/newsvideo/2012/07/02/154281/Indonesia-Surga-Limbah-Beracun?/6

Senin, 02 Juli 2012

DKI Bangun Jalan Layang Tiga Koridor Busway

VIVAnews - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta berencana membuat jalur bus layang (elevated) untuk busway koridor 13-15. Pembagunan ini dilakukan untuk mengurai dampak kemacetan di Jakarta.

Tiga koridor yang akan menggunakan jalur elevated itu adalah jurusan Cileduk-Blok M, Kalimalang-Blok-M, dan Manggarai-Depok. Sistem transportasi vertikal ini dilakukan untuk mengatasi permasalahan pelebaran jalan karena keterbatasan lahan.

Menurut Kepala Dinas Perbuhungan DKI Jakarta, Udar Pristono, bila sebelumnya bus Transjakarta koridor 1-12 menggunakan jalur darat, maka untuk koridor 13-15 menggunakan jalur vertikal (elevated).

Konsep elevated (bus layang) ini dibangun untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat. Sehingga diharapkan pengendara kendaraan pribadi bisa beralih ke angkutan umum dan bisa mengurangi kemacetan.

Tidak semua jalur menggunakan bus layang, hanya beberapa bagian tertentu saja yang akan dibangun secara elevated. Artinya, jalur elevated akan dibangun khusus di kawasan padat yang tidak memungkinkan dapat berbagai dengan kendaraan lainnya.

Pada koridor jalur Cileduk-Blok M, jalan layang akan dibangun mulai dari Budi Luhur-Alfa Cipulir. Pada jalur Kalimalang-Blok M, jalan layang dibangun dari Sumber Arta-By Pass lalu disambung lagi dari Tendean-Blok M. Sementara untuk jalur Manggarai-Depok dimulai dari Honda Tebet-Terminal Pasar Minggu.

"Untuk bus layang ini masih dalam tahap pengkajian jalur. Diharapkan dalam waktu dekat dapat segera dibangun. Butuh waktu sekitar dua tahun," kata Pristono.

Pristono menambahkan, saat ini, Dinas Perhubungan DKI Jakarta tengah membangun koridor 12 Tanjungpriok-Pluit yang masih dalam proses tender. Dengan beroperasinya koridor ke-12 ini, total panjang lintasan busway menjadi 207,3 kilometer dengan 218 halte yang dilayani 669 bus sehingga diprediksi mampu mengangkut 129,9 juta penumpang. (adi)

Sumber : http://metro.news.viva.co.id/news/read/331560-dki-bangun-jalan-layang-untuk-koridor-busway